PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Apa itu Keluarga Berencana.
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan umum dan tujuan khusus dari Kb.
1.3.3 Agar mengetahui macam-macam jenis kontrasepsi.
1.3.4 Untuk mengetahui terkait di bidang biologi kedokteran dalam keluarga berencana.
1.3.5 Untuk mengetahui terkait di bidang Keperawatan dalam Keluarga Berencana.
1.3.6 Untuk mengetahui terkait di bidang kebidanan dalam keluarga berencana.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Tujuan Umum
4
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks,
tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke
dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :
b. Diafragma
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang di
insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma
1) Flat spring (flat metal band)
2) Coil spring (coiled wire)
3) Arching spring
5
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi
bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida. Manfaat kontrasepsi
diafragma :
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan
atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida :
a. Aerosol
b. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
c. Krim
6
1. Efektif seketika (busa dan krim)
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
6. Mudah digunakan
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
8. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
d. KB Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal
1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol sipionat yang
diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg roretindron enantat dan 5mg
Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali. Keuntungan menggunakan KB
Suntik :
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan
cocok untuk ibu menyusui
7
Indikasi:
Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
Ibu hamil atau diduga hamil
Pendarahan vaginal tanpa sebab
Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
Penderita kanker payudara
2. KB Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan
kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini
termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja
kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
8
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
e. KB Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat
dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum
bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda adalah estrogen dan progesteron,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda adalah mengandung berbagai
dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil
9
aktif bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada
pasien serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran
ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat
menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu
memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
10
Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya
diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan
yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
g. Kontrasepsi Implant
11
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas,
alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung
jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi
terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5
tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa
dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.
Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.
Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah,
pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam
perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan
patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
12
i. Kontrasepsi vasektomi
13
2.5 Terkait Di Bidang Biologi Kedokteran Dengan Keluarga Berencana
Metode
Masyarakat berfikir bahwa program bayi tabung hanya terdiri dari satu macam saja,
namun siapa sangka jika program bayi tabung memiliki berbagai macam program yang bisa
dipilih. Berikut ini adalah berbagai macam program bayi tabung yang harus diketahui oleh
masyarakat :
1. Stimulasi Minimal
Program bayi tabung ini tidak menggunakan obat-obatan dalam perangsangan sel telur,
namun sel telur akan dipantau dan dibiarkan agar bisa berkembang secara alamiah. Porsesnya
adalah :
Saat proses ini, pihak medis akan memberikan obat atau suntikan yang bermanfaat
dalam melakukan stimulasi kepada ovarium. Dosis yang diberikan pun tidak terlalu agresif.
Jika sel telur sudah cukup matang, sel telur akan dilakukan pembuahan oleh sperma suami.
Pembuahan itu dilakukan di laboratorium, pihak medis juga akan melakukan pemantauan
apakah sel tersebut bisa berubah menjadi embrio. Jika bisa berubah menjadi embrio, embrio
tersebut akan dipindahkan ke dalam rahim sang istri setelah 3 hari kemudian.Saat memilih
metode ini, telur yang dihasilkan hanyalah dua telur saja,dan peluang hamil pun lebih rendah
yaitu sekitar 15 persen saja. Pasien yang bisa melakukan metode ini adalah pasien dengan usia
25 sampai dengan 30 tahun. Untuk melakukannya dibutuhkan waktu maksimal 5 minggu.
Biaya yang dikeluarkan maksimal 25 juta.
2. IVM
IVM adalah teknologi terbaru dan terpopuler dalam program bayi tabung. Beberapa
tahun terakhir ini, banyak orang atau pasangan yang memilih menggunakan metode ini. Saat
proses ini sedikit sekali obat hormon atau perangsang hormon yang digunakan. Proses yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut ini :
- Sel telur diambil dan dimatangkan di laboratorium
- Proses pematangan tersebut selama dua hari
- Setelah dimatangkan, sel telur itu akan dibuahi dan dikembangkan menjadi sebuah
embrio.
- Embrio tersebut disuntikkan atau ditransfer ke rahim sang istri
14
Keuntungan dari teknik ini adalah biaya yang murah, pasien juga terhindar dari
sindrom hiperstimulasi ovarium. Sindrom itu adalah sindrom yang terjadi akibat suntikan
hormon yang belerbihan.
Metode ini dikhususkan untuk pasien yang ada sindrom ovarium polikistik.
Waktu yang dibutuhkan dalam proses ini adalah 4 minggu, proses itu diambil dari proses awal
sampai dengan terdeteksinya tanda kehamilan.
3. Pembekuan Embrio
Saat dilakukan stimulasi indung telur saat program bayi tabung bisa menciptakan
embrio sekitar 9 sampai dengan 10 embrio. Untuk kehamilan, embrio yang dibutuhkan
maksimal 4 saja. Kelebihan embrio itu bisa disimpan dalam bank dengan suhu sekitar minus
96 derajat. Jika program bayi tabung sebelumnya gagal, embrio yang disimpan dalam bank
embrio bisa digunakan kembali tanpa harus mengulang program bayi tabung dari awal. Tidak
hanya embrio saja, sperma pun bisa disimpan dalam keadaan beku.
Tujuannya adalah ketika akan digunakan kembali, pasien tinggal mengambil sperma
di bank sperma tempat penyimpanan sperma tersebut. Sayangnya tidak semua rumah sakit
bisa melakukan metode ini. Masa penyimpanan yang efektif tidak lebih dari 3 tahun. Biaya
yang dikeluarkan adalah maksimal 9 juta hanya untuk penyimpanan embrio selama dua tahun
dan juga biaya penggunaan biaya embrio dan sperma itu kembali.
4. ICSI
Teknologi terbaru dalam program bayi tabung saat ini adalah ICSI. Teknik ini
bermanfaat untuk mengatasi ketidaksuburan bagi pria. Pria yang tidak subur memiliki jumlah
sperma yang sedikit dan kualitasnya jelek. Untuk gambarannya adalah saat dilakukan
inseminasi intra-uterin, rahim membutuhkan 2 juta sel sperma.
Untuk bayi tabung dibutuhkan sel sperma sebanyak 10.000 sperma. Padahal untuk
orang biasa dengan sperma yang sehat hanya dibutuhkan satu sel sperma saja untuk bisa
melakukan pembuahan. Sperma tersebut akan ditransferkan ke dalam sel telur istri atau
wanita menggunakan bantuan mikromanipulator. Untuk melakukan proses tersebut
dibutuhkan waktu 4 minggu. Biaya yang dikeluarkan sebanyak 60 juta.
Faktor Keberhasilan
15
Beberapa hal yang harus diingat adalah tidak semua bayi tabung bisa berhasil.
Tingkat keberhasilan itu dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang menjadi faktor keberhasilan
terpenting adalah usia dari perempuan itu sendiri. Wanita yang memiliki usia lebih dari 40
tahun hanya memiliki peluang kurang dari 15 persen saja. Usia yang paling tepat untuk
melakukan bayi tabung adalah wanita dengan usia 35 tahun.
Proses Umum
Proses bayi tabung akan dibedakan dari macam-macam program yang dipilih. Namun proses
bayi tabung secara umum adalah sebagai berikut ini :
1. Pemetikan Ovum
Proses awal proses kehamilan dalam bayi tabung adalah pemetikan ovum. Ada dua fase yang
bisa dilakukan yaitu down regulation dan juga stimulasi. Pengertian fase tersebut adalah :
Proses ini dilakukan untuk mendapatkan indung telur yang paling matang dan siap untuk
dibuahi dan dijadikan menjadi embrio.
3. Transfer
Cara terakhir adalah transfer. Tranfer tersebut berupa transfer embrio ke dalam rahim
METODE-METODE KB
Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan kontrasepsi dalam
penerapan program Keluarga Berencana ini, kini tiba saatnya memilih metode yang paling
cocok. Kontrasepsi dalam KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya, yaitu :
16
1. Metode perintang, yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari pertemuan
dengan sel telur (merintangi pembuahan). Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh
perempuan maupun pasangannya. Efek sampingnya sangat sedikit serta aman untuk ibu
yang sedang menyusui. Sebagian besar juga melindungi dari penularan berbagai penyakit
melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada
metode ini adalah kondom (untuk lelaki), kondom perempuan, diafragma, serta
spermisida.
2. Metode hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya
kehamilan yang tak dikehendaki.
Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon yaitu estrogen
dan progestin. Keduanya serupa dengan hormon-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh
Anda, yakni estrogen dan progesteron.
Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB :
1. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari.
2. Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali.
3. Susuk yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan Anda, dan tahan sampai beberapa
tahun.
17
3. Metode yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya
untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan
sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra
Uterine Devices, disingkat IUD. Tergantung jenis spiral apa yang dipakai, spiral bisa
bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya.
Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.
4. Metode alamiah, yang membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat
menghindari hubungan seks pada masa itu.
Yang dimaksudkan dengan istilah “alamiah” di sini adalah metode-metode yang tidak
membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang), juga
tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal).
Ada 3 metode KB alami:
1. Memberi ASI selama 6 bulan pertama
2. Metode pengecekan lender
3. Metode pengamatan irama
5. Metode permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki anak
untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu operasi
pada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi mempunyai
anak. Kemungkinan terjadi kehamilan setelah sterilisasi hampir nol. Karena itu perlu
pemikiran yang matang sebelum memilih metode ini dan harus yakin betul apabila sudah
tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang.
Contoh lain dari metode permanen meliputi tindakan :
a. Vasektomi atau vas Ligation
b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)
c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
6. Metode Tradisional
Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan kehamilan khasnya sendiri yang
diturunkan dari nenek moyang. Meski jarang seefektif metode KB modern, banyak juga
yang berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode tradisional yang tidak
membawa hasil sama sekali dan ada yang malah membahayakan.
Ada dua metode yang umumnya manjur untuk mencegah kehamilan :
18
1. Menarik keluar penis sebelum ejakulasi
Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus atau “senggama terputus”.
Caranya, lelaki segera menarik keluar penisnya menjauhi vagina ketika ia merasa
sudah akan mengeluarkan air mani. Namun metode ini tidak selalu berhasil dengan
baik.
2. Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi
Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah bayi lahir, suami istri dilarang
berhubungan seks sampai beberapa bulan, bahkan beberapa tahun lamanya. Metode
bisa berhasil baik. Lagipula sang ibu punya waktu untuk memulihkan kondisi
kesehatannya sendiri serta merawat bayi tanpa gangguan.
7. Metode Darurat
Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur
berhubungan seks tanpa pelindung. Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur
yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang
menjadi janin.
Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk dipilih dalam keadaan apapun.
Metode-metode ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan
kebiasaan. Lagi pula, metode-metode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika atau
secepat mungkin setelah selesai berhubungan seks.
Dalam keluarga berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih
metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial
budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan tersebiut, oleh karena itu proses
keperawatan lebih diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu
sendiri. Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga memberikan
pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosila dan budaya terhadap
kehamilan tersebut.. maka disinilah letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang
tepat, sehingga hal diatas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan
suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat
19
memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa
nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum(
Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita
lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang
tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi Pengkajian ini
dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak.
Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien.
Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an
penggunaan metoda tersebut.pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi
masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi Dalam melaksanakan
perannya sebagai educator perawat harus dapaat menetukan tingkat pengetahuan klien
tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien
tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali
dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat
pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai
dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi
yang sedanga dipakai Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan
klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga
pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan
seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap
hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan
klien dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika klien berencana untuk
mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk
digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti
riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda
kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk
mencegah kehamilan. Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang
berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
20
1. Pil keluarga berencana terpadu Riwayat TBC, kejang, kanker payudara,
benjolan payu dara, telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit
jantung, tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th, pengidap
DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan menggunakan pil
keluarga berencana.
2. Mini Pil Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani pengobatan
kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
1. Hormone Implant Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung dan keinginan
untuk hamil kurang dari lima tahun.
2. Hormone Injeksi Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam
masa menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1. Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai pada wanita
dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock syndrome.
2. IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko itnggi terkena penyajit yang
menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi, infeksi sesudah
persalinan/ aborsi, kehamilan ektopik, metroragia dismenorhea, anemia dan
belum pernah hamil, mola.
Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah Resiko Perubahan
Pemeliharaan Kesehatan b.d Kurang Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan
Metoda Kontrasepsi. Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu :
1. Resiko konflik pengambilan keputusan b.d alternatif kontrasepsi
21
2. Rasa takut b.d efek samping kontrasepsi
3. Resiko tinggi infeksi b.d kondisi aktif secara seksual dan penggunaan metoda
kontrasepsi
4. Resiko tinggi perubahan pola seksualitas b.d takut hamil
5. Nyeri b.d pemulihan pascaoperasi sterilisasi
6. Resiko tinggi infeksi b.d kerusakan membran mukosa akibat operasi, pemasangan
spiral, hormone implant
7. Distress spiritual b.d ketidakcocokan keyakinan agama atau budaya dengan metoda
kontrasepsi yang dipilih Rencana Intervensi.
22
1. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada PUS
2. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan
3. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama klien
4. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat
5. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama
7. Membuat pencatan dan pelaporan
Bidan yang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang kebidanan khususnya akan
dapat berperan sebagai konselor, salah satunya konselor KB. Dalam tugasnya sebagai
konselor KB, bidan memberikan peyuluhan pertama tentang pemanfaatan kontrasepsi
kemudian menjelsakan macam – macam alkon serta keutungan dan kerugian dari masing-
masing KB.
Peran bidan sebagai konselor keluarga berencana ini tidak hanya diperuntukan untuk wanita
saja tapi pria juga. Dikarenakan alat kontrasepsi tidak hanya digunakan oleh wanita saja
namun pria juga mempunyai alat kontrasepsi tersendiri. Konseling keluarga berencana
pascapersalinan yang diberikan oleh bidan tidak hanya diberikan pada ibu sendiri tapi pada
saat berlangsungnya konseling diikuti oleh suami istri.
Sistem Pelayanan KB
Dalam memberikan pelayanan KB bidan harus dapat memenuhi hal – hal tertentu agar
pelayanan yang diberikan dapat optimal.
23
2. Mampu untuk empati
3. Mampu untuk menjadi pendengar yang baik dan aktif
4. Mempunyai daya pengamat yang tajam
5. Terbuka terhadap pendapat orang lain
6. Mampu mengenali hambatan psikologis, social dan budaya
Setiap pelayanan profesi yang diberikan bidan harus selalu memberikan kesempatan pasien
untuk memilih ( informedchoice ) dan memberi persetujuan ( informed concent ). Dalam
pelayanan KB hal ini tetap berlaku karena bidan harus menjelaskan keuntungan dan kerugian
setiap jenis alkon dengan jujur dan netral, tidak memaksakan suatu metode kontrasepsi
tertentu.
Langkah-langkah konseling KB
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon klien KB yang baru bidan hendaknya
dapat menerapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU.
Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan
bahwa penggunaan alat kontrasepsi dalam islam sendiri memiliki dua pandangan
yaitu pandangan yang membolehkan penggunaan alat kontrasepsi dan juga yang tidak
membolehkannya.
Penggunaan alat kontrasepsi dalam KB ini, diperbolehkan dengan alasan –
alasan tertentu misalnya untuk menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak diantara dua
kelahiran, untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.
Namun, penggunaan kontrasepsi dalam KB bisa menjadi tidak diperbolehkan apabila
dilandasi dengan niat dan alasan yang salah, seperti takut miskin, takut tidak bisa
mendidik anak, dan takut mengganggu pekerjaan orang tua. Dengan kata lain,
penilaian tentang penggunaan kontrasepsi itu sendiri tergantung kepada niatan dari
orang yang melakukannya.
3.2 Saran
Apabila seseorang hendak menggunakan alat kontrasepsi dalam program
keluarga berencana, maka sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu segala aspek
yang menyangkut kelancaran penggunaannya. Beberapa aspek yang bharus
diperhatikan di antaranya sebagai berikut:
a. Alat kontrasepsi, apakah aman untuk digunakan atau tidak
b. Keuangan keluarga, bila memiliki keuangan yang cukup mengapa anda harus KB
c. Kesehatan ibu
d. Pandangan agama islam mengenai pelaksanaan program tersebut
25