Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERTUMBUHAN EKONOMI
(Untuk memenuhi tugas kelompok)

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

OLEH :
KELOMPOK 3

ARIF SUSILO (02220150154)


ZULKARNAIN (02220150063)
(02220150

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERTUMBUHAN EKONOMI” ini dengan baik meskipun ada beberapa
kekurangan didalamnya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Perekonomian Indonesia”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tentang pertumbuhan ekonomi khususnya pada
perekonomian Indonesia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. dan
juga berguna bagi kami sendiri.

Makassar, Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BABIPENDAHULUAN
A.Latar Belakang ..................................................................................................
B.Rumusan Masalah .............................................................................................

BABIIPEMBAHASAN
A.Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................
B.Teori-teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi .....................................................
C.Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi ................................................................
D.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petumbuhan Ekonomi ..............................
E.Pertumbuhan Ekonomi Indonesia .....................................................................

BABIIIPENUTUP
A.Kesimpulan .......................................................................................................
B.Saran .................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan
laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan
pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap
tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat
kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan
kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya
cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai
mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah
yang berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan
ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi
dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada
sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan
ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor
perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang
sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pertumbuhan ekonomi ?
2. Apa sajakah teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi ?
3. Apa sajakah tahap-tahap pertumbuhan ekonomi ?
4. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Secara singkat, pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) dapat diartikan
sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangkapanjang. Dalam
pengertian itu terdapat tiga aspek yang perlu digarisbawahi, yaitu proses, output
per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan sebagai proses berarti bahwa
perumbuhan ekonomi bukan gambaran perekonomian pada suatu saat.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan output per kapita berarti harus
memperhatikan 2 hal yaitu output total (GDP) dan jumlah penduduk, karena
output per kapita adalah output total dibagi dengan jumlah penduduk. Sementara
aspek jangka panjang mengandung arti bahwa kenaikan output per kapita harus
dilihat dalam kurun waktu yang cukup lama (10, 20 atau 50 tahun bahkan bisa
lebih lama lagi).
Prof. Simon Kuznets mendefinisikan pertumbuhan ekonomi itu adalah
kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak barang barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan
ideologi yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga komponen :
1. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara
terus-menerus persediaan barang.
2. Teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat kemampuan dalam menyediakan aneka macam
barang kepada penduduk.
3. Penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan penyesuaian
dibidang kelembagaan dan ideology sehingga inovasi yang dihasilkan
oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat.
B. Teori – teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi
TEORI
NO PERTUMBUHAN TOKOH PEMIKIRAN
EKONOMI
1. Teori Klasik Adam Smith  Terdapat 2 aspek utama pertumbuhan
(1723-1790) ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan
pertumbuhan penduduk.
 Terdapat 5 tahap perkembangan masyarakat,
dimulai dari masa perburuan, masa beternak,
masa bercocok tanam, masa perdagangan,
dan masa perindustrian.
 Biarkanlah masyarakat mengatur urusan
perekonomiannya sendiri secara alamiah dan
pemerintah tidak perlu campur tangan di
dalamnya.
 Perekonomian dalam masyarakat akan
berkembang dengan sendirinya karena
dibimbing oleh tangan-tangan yang tidak
terlihat (invisible hands).

David Ricardo  Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi


(1772-1823) oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Sumber daya
alam (dalam arti tanah). 2. Jumlah
penduduk menyesuaikan diri dengan tingkat
upah, di atas atau di bawah tingkat upah
alamiah. 3. Kemajuan teknologi selalu
terjadi. 4. Sektor pertanian dominan.
 Jumlah faktor produksi tanah (sumber daya
alam) tidak bisa bertambah sehingga akhirnya
menjadi faktor pembatas dalam proses
pertumbuhan suatu masyarakat.

2. Teori Modern Teori Keynesian  Inti dari kebijakan makro Keynes adalah
John M Keynes bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi
(1883-1946) permintaan agregat (dengan demikian,
mempengaruhi situasi makro), agar
mendekati posisi Full Employment-nya.
 Permintaan Agregat adalah seluruh jumlah
uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan
masyarakat untuk membeli barang dan jasa
dalam satu tahun. Barang dan jasa diartikan
sebagai barang dan jasa yang diproduksikan
dalam tahun tersebut (barang bekas atau
barang yang diproduksikan tahun-tahun
sebelumnya atau barang yang tidak
diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja dan
faktor produksi lain, tidak termasuk dalam
pengertian barang dan jasa tsb).
 Semboyan: “Pemerintah harus turun tangan”
Untuk mengatasi depresi dan pengangguran
diperlukan modal dari para pengusaha, dan
untuk akumulasinya diperlukan campur
tangan Pemerintah.

Dikembangkan  Merupakan perluasan dari teori Keynes


oleh 2 ekonom mengenai kegiatan ekonomi secara nasional
sesudah Keynes dan masalah tenaga kerja. Analisis Keyness
yaitu Evsey dianggap kurang lengkap karena tidak
Domar (1914- membicarakan masalah-masalah ekonomi
1997) dan R.F. jangka panjang.
Harrod (1900-  Beberapa asumsi Teori Harrod-Domar:
1987) atau  Perekonomian dalam keadaan pengerjaan
sering disebut penuh (full employment) dan barang-
Harrod-Domar barang modal yang terdiri dalam
masyarakat digunakan secara penuh.
 Terdiri dari 2 sektor yaitu sektor rumah
tangga dan sektor perusahaan,
 Besarnya tabungan masyarakat adalah
proporsional dengan besarnya pendapatan
nasional, berarti fungsi tabungan dimulai
dari titik nol.
 Untuk memacu pertumbuhan ekonomi di
butuhkan pengerahan atau mobilisasi dana
tabungan (mata uang domestic atau valuta
asing) guna menciptakan investasi.

3. Teori Neo-Klasik Robert Sollow  Pertumbuhan ekonomi tergantung pada


(1924), dan ketersediaan faktor-faktor produksi
Trevor Swan (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi
(1918-1989) modal) dan tingkat kemajuan teknologi.
Berdasarkan penelitiannya, Solow (1956)
menyatakan bahwa peran dari kemajuan
teknologi dalam pertumbuhan ekonomi
sangat dominan.
 Temuan Solow menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi AS yang mencapai
2,75 % per tahun pada periode 1909 sampai
1949, lebih dari setengahnya (1,5 %)
merupakan sumbangan dari kemajuan
teknologi, sedangkan sisanya disebabkan oleh
pertambahan jumlah penggunaan faktor
produksi.

Arthur Lewis  Teori ini membahas proses pembangunan


(1915-1991) yang terjadi antara daerah kota dan desa,
yang mengikutsertakan proses urbanisasi
yang terjadi di antara kedua tempat tersebut.
 Membahas juga pola investasi yang terjadi di
sektor modern dan juga sistem penetapan
tanah yang berlaku di sektor modern, yang
pada akhirnya akan berpengaruh besar
terhadap arus urbanisasi yang ada.

4. Teori Dependensia Beberapa tokoh  Menjelaskan penyebab keterbelakangan


(Teori kunci Teori ekonomi yang dialami oleh negara-negara
Ketergantungan) Ketergantungan yang sedang berkembang.
adalah: Raul  Asumsi dasar teori ini adalah pembagian
Prebisch, Paul perekonomian dunia menjadi; perekonomian
Baran, Andre negara2 maju dan negara-negara
Gunder Frank berkembang.
dan Theotonio  Menurut A.G Frank dan Santos, proses
Dos Santos ketergantungan tidak hanya merupakan faktor
eksternal semata tetapi juga faktor internal
dari negara-negara miskin itu sendiri.
Ketergantungan menurut Santos mencakup;
Ketergantungan kolonial, Ketergantungan
industri keuangan, dan Ketergantungan
teknologi industri.

5. Teori Marx Karl Marx  Merupakan reaksi terhadap proses


(1818-1883) pertumbuhan ekonomi klasik berdasarkan
kapitalisme yang dikemukakan sebelumnya
oleh Adam Smith dan David Ricardo.
Penerapan teori klasik pada tahap-tahap awal
pertumbuhannya di EropaBarat, terutama di
Inggris ternyata telah menimbulkan
kesenjangan ekonomi yang semakin hari
semakin melebar, khususnya diantara kaum
kapitalis yang semakin kaya dan kaum buruh
yang semakin miskin.
 Marx menawarkan teori alternatif, yang
pokok isinya adalah membela kepentingan
para pekerja dan meramalkan runtuhnya
sistem kapitalis. Dalam perspektif teori
pertumbuhan ekonomi, Marx
mendeskripsikan tentang perkembangan
masyarakat dari polanya yang sederhana
hingga menjadi masyarakat yang kompleks
dan dengan pembagian kerja yang ketat
dalam masyarakat kapitalis.
 MenurutMarx, kemampuan kapitalis untuk
mengakumulasi modal terletak pada
kemampuan mereka dalam memanfaatkan
nilai lebih dari produktivitas buruh yang
dipekerjakannya. Selisih antara produktivitas
buruh dengan nilai tenaga buruh yang
dinyatakan dalam bentuk upah inilah yang
kemudian disebut dengan nilailebih.
 Karl Marx membagi lima tahap dalam
perkembangan masyarakat bila ditinjau dari
segi sejarah.Yaitu; Primitive Communal;
Perbudakan (slavery); Masyarakat Feodal;
Masyarakat Kapitalis; Masyarkat Sosialis.

C. Tahap – tahap Pertumbuhan Ekonomi


1. Masyarakat Tradisonal (The Traditional Society)
Tahap tradisional adalah suatu masyarakat yang strukturnya berkembang
didalam fungsi produksi yang terbatas, dalam artian masyarakat masih
menggunakan cara-cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup
masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dicetuskan oleh pemikir
yang tidak rasional, tetapi oleh kebiasaan yang dilakukan scara terus menerus.
Tahap masyarakat tradisional (the traditional society), dengan
karakteristiknya:
 Pertanian padat tenaga kerja;
 Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era Newton);
 Ekonomi mata pencaharian;
 Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan; dan
 Adanya sistem barter.
Menurut rostow dalam masyarakat tradisional ini produksi perkapita masih
sangat terbatas dan sumber daya produksi utama adalah sektor pertanian, sehingga
sangat kecil kemungkinan untuk mengadakan mobilitas vertikal dikarenakan
kedudukan masayarakat tidak akan jauh berbeda dengan kedudukan ayahnya dan
sistem mobilitasnya umumnya berdasarkan sistem warisan (pemeberian).
2. Prasyarat untuk Lepas Landas (The Procondition for Take Off)
Tahap prasyarat lepas landas ini adalah masa transisi dimana ketika suatu
masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk
mencpai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untu terus berkembang.
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas (the preconditions for takeoff),
yang ditandai dengan:
1. Berkurangnya Sikap Mental Tradisional
Pada tahap ini sikap mental tradisional secara perlahan-lahan mulai
berkurang. Proses ini biasanya diawlai dengan munculnya kelompok elit
baru yang mempunyai gagasan bahwa modernisasi ekonomi adalah sesuatu
yang mungkin dan bahkan sangat didambakan. Kemajuan ekonomi
merupakan syarat penting untuk mencapai tujuan lain yang dianggap
terbaik, misalnya kebanggaan nasional, keuntungan pribadi, kesejahteraan
umum, atau kehidupan yang lebih baik bagi anak cucu. Kelompok elit baru
ini mau bekerja keras, meningkatkan tabungan dan mengambil resiko dalam
mengejar keuntungan modernisasi.
2. Peningkatan Saving dan Investasi
Pada periode ini bank-bank dan lembaga-lembaga keuangan bermunculan
seiring dengan meningkatnya saving dan investasi secara teratur dan
mendasar hingga melampaui laju pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan
sektor perbankan/ lembaga keuangan, saving, investasi dan pendapatan
masyarakat saling menunjang. Perkembangan sektor perbankan/ lembaga
keuangan, memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk menabung dan
memperoleh dana yang diperlukan untuk invetasi sehingga memacu
peningkatan saving, investasi dan pendapatan masyarakat.
3. Pengenalan Teknologi Maju
Berkurangnya sikap mental tradisional, kemudian dalam bidang pendidikan
serta peningkatan saving dan investasi merangsang berkembangnya usaha-
usaha untuk memperbaiki serta memperkembangkan lebih lanjut alat-alat
dan metode produksi. Penyebaran teknologi maju ini diiringi oleh berbagai
rupa kegiatan pelatihan atau training untuk menggunakannya. Akibatnya,
bermunculanlah berbagai rupa lembaga-lembaga pendidikan nonformal/
kursus-kursus keterampilan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta. Adapun tujuannya adalah untuk mengenalkan teknologi
baru kepada para pekerja melalui paket kegiatan pelatihan dan penataran.
4. Berkembangnya Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan yang biasanya muncul sebagai reaksi terhadap
intervensi dan dominasi asing, berfungsi sebagai kekuatan potensial dalam
melahirkan masa transisi tersebut. Di Indonesia yang sejak awal abad 17
mulai dijajah oleh Belanda, pada abad ke 19 mulai muncul berbagai gerakan
kebangsaan untuk menentang kekuasaan Belanda.
3. Lepas Landas (The Take Off)
Tahap ini merupakan tahap interval dimana tahap masyarakat tradisional
dan tahap prasyarat untuk lepas landas telah dilewati. Pada periode ini beberapa
penghalang petumbuhan dihilangkan dan kekuatan-kekuatan yang menimbulkan
kemajuan ekonomi diperluas dan dikembangkan serta mendominasi masyarakat
sehingga menyebabkan efektivitas investasi dan meningkatnya tabungan
masyarakat.
Menurut Rostow waktu yang diperlukan dalam periode ini berkisar antara
20 sampai dengan 30 tahun. Untuk take off suatu negara harus memenuhi tiga
syarat (karakteristik) berikut.
a. Investasi netto meningkat sekitar dua kali lipa hingga menjadi di atas 10
persen dari pendapatan nasional
Untuk take off suatu perekonomian memerlukan tingkat investasi yang
relatif tinggi yaitu minimal 10,5 persen dari pendapatan bersih nasional (Net
National Income = NNI).
b. Berkembangnya satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan
laju pertumbuhan yang tinggi
Pertama, sektor pertumbuhan utama (leading growth sector) yaitu kegiatan
perekonomian yang menciptakan pertumbuhan yang pesat dan dapat berekspansi
ke berbagai sektor lain dalam perekonomian itu. Kedua, sektor
pertumbuhan suplementer (supplementary growth sector), yaitu sektor yang
berkembang pesat sebagai akibat langsung dari pertumbuhan sektor primer.
Ketiga, sektor pertumbuhan turunan atau terkait (derivativegrowth sector), yaitu
sektor yang berkembang seirama dengan kenaikan pendapatan, penduduk dan
produksi sektor industri atau beberapa variabel lain yang secara keseluruhan
meningkat agak cepat.
c. Hadirnya secara cepat suatu kerangka politik, sosial dan organisasi yang
menampung hasrat ekspansi di sektor modern dan menumbuhkan daya
dorong kepada pertumbuhan
Persyaratan take off yang terakhir adalah hadir atau munculnya kerangka budaya
yang mendorong perluasan sektor modern. Syarat penting untuk itu adalah
kemampuan perekonomian untuk meningkatkan tabungan dari pendapatan yang
semakin meningkat
4. Gerakan Kearah Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Pada masa ini masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi
modern pada sebagian faktor produksi dan kekayaan alamnya.Periode ini
memerlukan waktu sekitar 40 atau 50 tahun. Karakteristik periode ini adalah
sebagai berikut:
a. Kematangan Teknologi
Penggunaaan ataupun pemaikan teknologi sudah menyebar di berbagai
penjuru, dan terknologi sangat berpengaruh dalam berbagai kegiatan.
b. Perubahan Struktur dan Keahlian Tenaga Kerja
Kemajuan teknologi menimbulkan perubahan yang berarti terhadap struktur
ekonomi dan keahlian tenaga kerja. Peranan sektor industri meningkat,
sementara peranan sektor pertanian berkurang.
c. Manajemen Usaha
Kepemimpinan dalam dunia usaha (perusahaan) mengalami perubahan,
dimana peranan manajer semakin penting dan terpisah-pisah dari pemilik
(the owner).Perubahan ini mendorong lahirnya para manajer profesional
yang mempunyai kedudukan yang semakin penting.
d. Kejenuhan Masyarakat
Adanya gejala kebosanan masyarakat terhadap kemajuan yang diciptakan
oleh industrialisasi, dan mulai ada kritik-kritik terhadap industrialisasi
tersebut. Ada kecenderungan bahwa masyarakat selalu menginginkan
sesuatu yang lebih baru, mendorong terjadinya perubahan lebih lanjut.
5. Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Massconsumption)
Pada tahap ini perhatian masyarakat telah lebih menekankan pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan
lagi kepada masalah produksi. Karakteristiknya sebagai berikut :
 Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
 Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
 Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
Dalam tahap ini terdapat tiga tujuan utama masyarakat yang diperebutkan
dalam memperoleh sumberdaya yang tersedia dan dukungan politik, yaitu:
 Memperbesar kekuasaan dan pengaruh negara keluar negeri dan
kecenderungan ini berwujud penakhlukan negara lain.
 Menciptakan welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata bagi
penduduk dengan cara melakukan pemerataan pendapatan.
 Mempertinggi tingkat konsumsi masayarakat diatas konsumsi keperluan
utama yang sederhana seperti, makanan, pakaian, perumahan menjadi
barang tahan lama dan mewah.
D. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor
terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses
pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya
selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian,
sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan
ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya
dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada
akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau
pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat
pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya
sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang
modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan
produktivitas.
Faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi diantaranya
adalah :
1. Korupsi
Korupsi akan mempersulit pembangunan karena akan membuat
kekacauan dan ketidakefisienan dalam pembelanjaan.
2. Laju inflasi
Inflasi akan berdampak pada menurunnya indeks kepercayaan konsumen
karena masyarakat cenderung mengurangi belanja karena berhati-hati
terhadap resiko kenaikkan harga tinggi.
3. Tingkat suku bunga
Tingkat suku bungan akan mempengaruhi investasi.
4. Kenaikkan harga bahan bakar minyak
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi nasional karena dampak kebijakan tersebut
menimbulkan "multiplayer effect" menyeluruh terhadap perekonomian.
5. Situasi keamanan yang tidak kondusif
Ada beberapa pandangan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang
kokoh dibutuhkan stabilitas politik dan keamanan. Investor yang pada
saat ini dianggap sebagai salah satu yang berperan dalam pertumbuhan
ekonomi suatu negara tidak akan mau menanamkan modalnya (investasi
jangka pendek maupun jangka panjang) jika keamanan tidak stabil.
E. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi sejak
kemerdekaan sampai sekarang, peralihan dari masa orde lama ke orde baru ini
memberikan iklim politik yang dinamis, apalagi ketika Indonesia mengalami
krisis ekonomi yang berkepanjangan. Berikut merupakan penjelasannya :
1. Masa Orde Lama (1945 – 1966)
Pada masa ini perekonomian berkembang kurang menggembirakan, sebagai
dampak ketidakstabilan kehidupan politik dan seringnya pergantian kabinet.
Pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar 5%, dari
6,9% hingga 1,9%, sementara itu defisit anggaran belanja pemerintah terus
meningkat dari tahun ke tahun dalam membiayai pencetakan uang baru, sehingga
tingkat harga terus membumbung dan mencapai puncaknya pada tahun 1966.
Perilaku kenaikan harga secara agresif sudah terlihat dari tahun 1955, ketika
itu laju inflasi naik 33% dan terus meningkat bahkan pada akhir kekuasaan orde
lama laju inflasi mencapai 650%
2. Masa Orde Baru (1966 - 1997)
Pada masa peralihan orde lama ke orde baru, ditandai dengan kondisi
perekonomian yang tidak menentu, antara lain:
 Ketidakmampuan pemerintah untuk memenuhi kewajiban utang luar
negeri kurang lebih sebesar US $ 2 miliar
 Penerimaan devisa ekspor hanya setengah dari pegeluaran untuk impor
barang dan jasa
 Ketidakmampuan pemerintah mengendalikan anggaran belanja dan
memungut pajak
 Percepatan laju inflasi mencapai 30 – 40 % perbulan
 Buruknya kondisi prasarana perekonomian serta penurunan kapasitas
produksi sektor industri dan ekspor.
Menghadapi keadaan perekonomian yang demikian pemerintah menetapkan
beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi yaitu:
 memerangi inflasi,
 mencukupkan stok cadangan bahan pangan,
 merehabilitasi prasarana perekonomian,
 meningkatkan ekspor,
 menciptakan dan menyediakan lapangan kerja,
 mengundang kembali investor asing.
Pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan pada pencapaian tiga
sasaran pembangunan yang dikenal dengan sebutan “Trilogi Pembangunan” yang
meliputi stabilitas perekonomian, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-
hasil pembangunan. Awalnya tindakan ini berhasil, hal ini ditandai dengan
pencanangan era pembangunan ekonomi tinggal landas dimana sektor pertanian
yang semula memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB digantikan oleh
sektor idustri pengolahan. Sayangnya industri ini malah lebih banyak bergerak
pada substitusi impor sehingga bahan baku penolong dipasok ke negara lain dan
pengolahan industri ini dianggap menjadi penghambur devisa padahal semula
diandalkan sebagai penghasil devisa.
Hal ini mengakibatkan kemerosotan ekonomi dimana adanya
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap input import sehingga terjadilah
defisit transaksi terhadap neraca berjalan. Selain itu industri substitusi impor ini
telah membawa perekonomian Indonesia menjadi rentan terhadap perubahan kurs
mata uang dan tingkat suku bunga uang luar negeri. Apa yang terjadi pada tahap
ini adalah sama dengan tahap ktiga dari Rostow yaitu tahap lepas landas namun
kita terpeleset dan perekonomian kita terpuruk karena ternyata dasar fundamental
ekonomi makro kita tidak kuat.
3. Masa Reformasi (1998 - Sekarang)
Pada masa reformasi ini perekonomian Indonesia ditandai denga krisis
moneter yang berlanjut menadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum
menunjukan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan
ekonomi, namun laju inflasi masih cukup tinggi, sehingga dikatakan negatif
karena sama sekali tidak mengalami pertumbuhan malah semakin menurun.
Tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan telah
menjadi positif hal ini ditunjukan berdasarkan perhitungan PDB dan juga
perkapita income dan dollar. Jadi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
harus ada koordinasi dan pendekatan konsentrasi antar institusi pemerintah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah masalah jangka panjang
suatu negara. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu faktor yang menentukan
pembangunan ekonomi. Semakin baik pertumbuhan ekonomi suatu negara maka
semakin baik pula pembangunan ekonomi di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Terdapat banyak faktor yang mendorong dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Diperlukan usaha untuk dapat mengoptimalkan pengelolaan sumber-sumber daya
di Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

B. Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pemerintah dibantu
rakyat Indonesia harus dapat mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya
yang ada di Indonesia. Kebijakan pemerintah sangat berperan penting dalam
usaha tersebut. Pemerintah harus mampu memberantas korupsi yang merupakan
faktor utama penghambat pertumbuhan ekonomi, selain itu pemerintah haruslah
mengembangkan infrastruktur, meningkatkan taraf pendidikan masyarakat agar
kualitas sumber daya manusia Indonesia meningkat sehingga mampu mengelola
sumber daya alam Indonesia secara optimal bukan dikeloka oleh negara lain, serta
merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Sarifah Siti. 2013. Makalah Perekonomian Indonesia.


http://rifalittleduck.blogspot.com/2013/10/makalah-perekonomian-indonesia.html

Wibertchou. 2016. Makalah Pertumbuhan Ekonomi.


https://wilbertchou.wordpress.com/2016/04/25/makalah-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia/

Farchan Yusa. 2016. Modul Perekonomian Indonesia.


https://www.academia.edu/25628925/MODUL_PEREKONOMIAN_INDONESI
A_POKOK_BAHASAN_3_DAN_4_PERTUMBUHAN_EKONOMI_and_PEND
APATAN_NASIONAL

http://beilmin.blogspot.com/2017/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai