Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II

“WETTED WALL COLUMN”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpindahan massa merupakan perpindahan satu unsur dari konsentrasi


yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Absorpsi gas merupakan
suatu proses penyerapan gas pada seluruh permukaan zat cair ( absorben ).
Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan massa dari fase gas ke fase
liquid. Wetted wall coloumn merupakan alat yang sedang dipakai untuk
menentukan koefisien perpindahan massa dan panas, dimana operasi alat ini
berhubungan dengan kontak antara udara dan air serta peristiwa humidifikasi
dan dehumidifikasi. Proses absorpsi yang terjadi di dalam wetted wall
absorption coloumn dapat menggambarkan adanya perpindahan massa di
dalam tersebut.
Prosedur praktikum wetted wall coloumn yang pertama yaitu buka kran air
untuk mengalirkan air ke bak penampung, lalu biarkan beberapa saat hingga
terjadi overflow pada constant head tank. Selanjutnya atur aliran air pada
suatu harga tertentu dan ukur laju alirnya, aliran air tersebut harus dapat
membentuk film air yang tipis dan merata pada setiap dinding pipa gelas (
perhatikan tangki penampung air yang paling atas harus seringkali diisi
dengan air ). Jalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas,
bila keadaan sudah mantap ( steady state ), atur laju alir pada suatu harga dan
catat harga ini. Bila keadaan sudah mantap, amati data di bawah ini ( laju alir
air, laju alir udara, suhu air masuk dan keluar, suhu ruangan, tekanan
barometer ). Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir
udara dan air.
Praktikum wetted wall coloumn memiliki tujuan mengetahui cara
menghitung koefisien perpindahan massa dalam liquid, menentukan koefisien
perpindahan panas dari fase gas ke fase liquid dalam proses humidifikasi.
Serta mempelajari pengaruh laju alir udara dan laju alir air terhadap koefisien

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 1


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

perpindahan massa dan panas dalam wetted wall coloumn, dimana terjadi
kontak antara air dengan udara.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Mengetahui cara kerja alat wetted wall coloumn secara lebih jelas.
2. Menentukan koefisien perpindahan panas dari fase gas ke fase liquid
dalam proses humidifikasi.
3. Mempelajari pengaruh laju alir udara dan laju alir air terhadap koefisien
perpindahan massa dan panas dalam wetted wall coloumn, dimana terjadi
kontak antara air dengan udara.

1.3 Manfaat Percobaan


1. Agar praktikan dapat menentukan berat uap air yang pindah ke udara (
gram/detik ).
2. Agar praktikan dapat mengetahui proses yang terjadi di dalam kolom
wetted wall coloumn.
3. Agar praktikan dapat mengetahui humidifikasi dan dehumidifikasi yang
menyangkut perpindahan material antara fase gas dan liquid.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 2


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Proses penyerapan gas oleh penyerap atau absorbent dapat terjadi pada
kolom absorber. Pada industri-industri kimia, pemakaian kolom absorber
disesuaikan dengan kondisi yang diinginkan. Absorpsi gas itu sendiri adalah
suatu proses dimana campuran gas dikontakkan dengan liquid dengan tujuan
untuk memisahkan satu atau lebih komponen dari gas dan untuk
menghasilkan gas dalam liquid. Pada operasi absorpsi gas terjadi perpindahan
massa dari fase gas ke liquid. Kecepatan larut gas dalam absorben liquid
tergantung pada kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan karakteristik
kesetimbangan sistem gas-liquid. Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan 4
cara yang berbeda yaitu :
a. Menggunakan koefisien individual
b. Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair.
c. Menggunakan koefisien volumetrik.
d. Menggunakan koefisien persatuan luas.
( Sucitro, 2014 )

II.1.2 Humidifikasi
Humidifikasi adalah salah satu proses perpindahan massa dan panas dari
cairan ke gas. Di industri proses ini digunakan dalam pembentukan steam
untuk proses pengeringan suatu bahan yang masih lembab. Untuk
memperbesar laju perpindahan panas dan massa diperlukan peningkatan laju
sirkulasi optimal dari cairan atau dengan memodifikasi alat yang memberikan
luas permukaan yang besar untuk meningkatkan laju perpindahan. Salat satu
alat yang menyediakan luas permukaan yang besar untuk perpindahan massa
dan panas adalah wetted wall column.
Wetted wall column adalah kolom vertikal dimana terjadi perpindahan
massa dan panas antara dua fluida yang mengalir di dalam kolom. Cairan

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 3


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

mengalir dari atas kolom kemudian membasahi dinding kolom vertikal


sedangkan gas dialirkan dari bawah ke atas di pusat kolom. Pada lapisan tipis
(film) antar muka di kolom vertikal, perpindahan massa dan panas akan
meningkat karena luas antar muka (interface) yang terbentuk lebih besar.
Proses perpindahan massa dari cairan ke gas terjadi melalui proses penguapan
dan besar penurunan suhu merupakan panas laten penguapan. Hubungan
antara komposisi gas dan suhu gas dan cairan dapat diketahui melalui sifat
termodinamis dan neraca massa dan energi. Beberapa parameter tersebut
adalah :

a. Temperatur dry bulb (Td) akan menentukan suhu udara kering masuk dan
keluar kolom (suhu ambien/body gas). Temperatur dry bulb tidak dapat
menentukan besarnya kandungan uap air dalam gas.
b. Temperatur wet bulb dilakukan dengan menyelubungi termometer
menggunakan kapas basah untuk menentukan besarnya perpindahan massa
cairan dari kapas ke aliran gas hingga suhu konstan. Suhu konstan ini
disebut temperatur wet bulb (Tw). Pengukuran temperatur dry bulb (Td)
dan temperatur wet bulb (Tw) dilakukan pada aliran input dan output dari
gas. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
humidity (kelembaban) dari gas.
c. Dew point adalah temperatur udara dalam kondisi jenuh dimana udara
basah (saturated vapor) mulai mengembun saat temperatur diturunkan dan
mulai membentuk sistem campuran.
d. Volume spesifik adalah volume udara lembab per 1 kg udara kering.
e. Entalpi merupakan jumlah kalor (energi) yang dimiliki udara setiap satuan
massa.
f. Relative humidity adalah persentase dari perbandingan fraksi uap dengan
fraksi udara basah (uap jenuh) pada suhu dan tekanan yang sama.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 4


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

g. Kelembaban (humidity) merupakan persentase dari perbandingan antara


berat kandungan air dan berat udara kering. Besarnya kelembaban dapat
ditentukan menggunakan diagram psikometrik.

( Nugrah, 2015 )

Jadi, kelembaban adalah massa uap yang dibawa oleh satu satuan massa
gas bebas uap, dinyatakan sebagai :

M A PA
H (1)
M B (1  PA )
Dimana MA dan MB masing-masing adalah bobot molekul komponen A dan
komponen B.
Kelembaban dihubungkan dengan fraksi mol di dalam fase gas oleh
persamaan :
H (2)
MA
yA 
1 H
MB MA

Oleh karena H/MA biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan 1/MB, y
biasanya dianggap berbanding lurus dengan H.
Gas jenuh ( saturated gas ) ialah gas dimana uap berada dalam
keseimbangan. Jika HS adalah kelembaban jenuh, dan P’A tekan uap zat cair
maka :

M A . p' A
HS 
M B 1  p' A 
(3)

Kelembaban relatif biasanya dinyatakan atas dasar persen, sehingga


kelembaban 100 persen berarti gas jenuh, sedangkan 0 persen berarti gas
bebas uap. Sesuai definisi :
100 p A
HR 
p' A
(4)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 5


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

II.1.3 Suhu Jenuh Adiabatik


Gas yang mengalir melalui kamar itu menjadi lebih dingin dan lembab.
Suhu zat cair itu akan mencapai suatu suhu dalam keadaan steady state Ts
yang disebut suhu jenuh adiabatik. Kecuali jika gas yang masuk itu jenuh
adiabatik selalu lebih rendah dari suhu gas masuk. Jika kontak antara zat cair
dan gas itu cukup baik sehingga zat cair dan gas keluar berada dalam
keseimbangan, gas yang keluar akan jenuh pada suhu Ts. Oleh karena itu zat
cair pengganti yang menguap ke dalam gas itu hilang dari kamar, maka
diperlukan zat cair ke dalam pengganti. Untuk menyederhanakan analisis kita,
penambahan zat cair ke dalam reservoir itu diandaikan pada suhu Ts.
Dari persamaan entalpi total gas masuk ialah :
Cs.(T – Ts) + Hs = Hs. s (5)
Maka, neraca entalpi menjadi :
Cs.(T – Ts) + Hs = Hs. s (6)
Atau
H  Hs  Cs 𝐶𝑃𝐵 + 𝐶𝑃𝐴 𝐻
 =− (7)
T  Ts s 𝜆𝑠

( Mc Cabe, 1994 )

II.1.4 Wet Bulb Temperature


Salah satu metode yang paling umum dilakukan adalah pengukuran
kelembaban aliran gas. Hal ini dilakukan dengan melewati gas cepat melewati
termometer bulb dengan cairan yang membentuk uap di aliran gas. Selama
proses ini jika gas tidak jenuh, beberapa cairan diuapkan dari wick ke dalam
gas stream, dengan membawa gas laten. Penghapusan panas laten
menghasilkan penurunan dari suhu termometer bola dan wick, oleh karena itu
panas akan ditransfer ke permukaan oleh gaya konveksi dari aliran gas dan
radiasi dari lingkungan sekitar. Dengan demikian tingkat atau laju
perpindahan panas ke sumbu adalah :
q = ( hc + hr )A ( T1 – TW ) (8)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 6


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

Dan laju perpindahan massa dari sumbu :


Na = kY A ( Y1 – YW ) (9)
Koefisien hc dan hr adalah untuk perpindahan panas secara konveksi dan
radiasi. Dengan menggunakan hr maka :
qr = hr A ( T1 – TW ) (10)
Pada keadaan konstan, semua panas ditransfer ke sumbu :

q = - Na 𝜆w (11)

Dari campuran persamaan (8), (9) dan (11) didapatkan perpindahan massa
dan panas yaitu :
𝐾𝑌 𝜆𝑤
T1 – TW = ( YW – Y1 ) (12)
( ℎ𝑐 + ℎ𝑟 )
( Foust, 1993 )

II.1.5 Koefisien Perpindahan Massa pada Wetted Wall Coloumn


Pada suatu perpindahan massa WWC, laju pindah massa pada lokasi
tertentu dapat dihitung dengan mengintegrasikan persamaan hukum Fick
kedua dengan menganggap NA = 0.

Gambar 01. Perpindahan massa pada dinding kolom.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 7


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

Maka didapat :
NA = ky , av ( YAi – YA )M = ka , av ( pAi – pA0 )M (13)
( 𝑌𝐴𝑖 − 𝑌𝐴0 )−( 𝑌𝐴𝑖 − 𝑌𝐴𝐿 )
( YAi – YA )M = (𝑌 − 𝑌 )
(14)
ln[ ( 𝑌𝐴𝑖 𝑌 𝐴0 ) ]
𝐴𝑖− 𝐴𝐿

Dimana :
ky , av ; ka , av = Koefisien pindah massa rata-rata
( YAi – YA )M = Beda konsentrasi rata-rata logaritmis
d ( Lx ) = d ( Gy )
x = Konsentrasi air di fasa air konstan.
Jadi : dL = G dy + y dG
dL = y dG + G dy (15)
Pada keadaan steady dimana dL = dG , maka :
dL ( 1- y ) = G dy (16)
𝐺 𝑑𝑦
dL = = NA dA (17)
1−𝑦
𝐺 𝑑𝑦
= kG dA ( pAi – pA0 ) (18)
1−𝑦
𝐺 𝑑𝑦
= kG P( yi – y ) dA (19)
1−𝑦
𝐺 𝑑𝑦
∫ 𝑘𝐺 𝑃 (1−𝑦 )(𝑦 −y) = ∫ 𝑑𝐴 (20)
𝑖

𝐺
Jika konstan, maka yi = konstan sehingga :
𝑘 𝐺𝑃
𝑘 𝐺𝑃𝐴 1 𝑦𝑖 − 𝑦𝐴0 1−𝑦𝐴𝐿
= ln[( )( )] (21)
𝐺 1−𝑦𝑖 𝑦𝑖 − 𝑦𝐴𝐿 1− 𝑦𝐴0

Volume lembab (hamid volume) VH ialah volume total satu satuan massa gas
bebas upa beserta segala uap yang dikandungnya, pada tekanan 1 atm dan suhu
gas. persamaan :
359 𝑇 1 𝐻
VH= (𝑀 + ) (22)
492 𝐵 𝑀𝐴

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 8


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

kG PA 1  y ' y  1  y2 
 ln  i 1   (badger pers 8-8 P. 373)
1  yi '  yi ' y2  1  y1 
(23)
V

29 𝜆𝑊 𝑘𝐺 (𝐻𝑤 −𝐻𝐷 )
ℎ𝐺 = (𝑡𝑤 −𝑡𝐷 )
(24)

Dimana:

hG : Koefisien perpindahan panas

kG : Koefisien perpindahan massa

tW : Temperature wet bulb

tD : Temperature dry bulb

HW : Humidity Udara Basah

HD : Humidity Udara Kering

( Anonim, 2012 )

II.2 Sifat Bahan


1. Air
- Sifat Fisika
a. Rumus Molekul : H2O
b. Massa Molar : 18,0153 g/mol
c. Densitas : 0,998 g/cm3
d. Titik Lebur : 00C ( 273,15 K )
e. Titik Didih : 1000C ( 373,15 K )
f. Kalor Jenis : 4184 J/kg. K
- Sifat Kimia
a. Air sering disebut pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia.
b. Dalam bentuk ion air di deskripsikan sebagai ion (H+) yang
berasosiasi dengan (OH-).
( Anonim, 2016)

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 9


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

II.3 Hipotesa
Semakin besar laju alir udara dan laju alir air maka harga koefisien
perpindahan panas dan massa semakin besar, begitu juga dengan semakin
besar bukaan kran maka harga koefisien perpindahan panas dan massa juga
semakin besar.

II.4 Diagram Alir Percobaan

Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan membuka kran yang
ada di bawah tangki, lalu membiarkan beberapa saat hingga terjadi
overflow pada condensat head tank.

Mengatur aliran air pada harga tertentu dan mengukur laju alirnya.

Menjalankan blower untuk mengalirkan udara ke pipa gelas, hingga


steady state dan atur laju alir.

Amati data sebagai berikut : laju alir air, laju alir udara, suhu air masuk
dan keluar, suhu ruangan, tekanan barometer, diameter pipa gelas dan
panjang pipa gelas dimana terjadi kontak antara udara dan air.

Bila keadaan memungkinkan, ulangi percobaan dengan variabel yang


berbeda.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 10


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan-bahan yang Digunakan


1. Udara
2. Aquadest
III.2 Alat-alat yang Digunakan
1. Gelas ukur
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Beaker glass
III.3 Gambar dan Susunan Alat

Gelas ukur Thermometer Stopwatch

Beaker glass

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 11


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

III.4 Rangkaian Alat

B
TW2
Td2

V V3
V2 1
A
G
V5

F
V4

TW1
Td1
V6
E C

Keterangan gambar :
= Aliran Air
= Aliran Udara
A = kolom WWC
B = Tangki overflow
C = Tangki feed
D = Pompa
E = Tangki ekspansi udara
F = Manometer
G = Manometer
H = Kompresor
V = Valve

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 12


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

III.4 Prosedur Percobaan


1. Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan bukalah kran yang ada
dibawah tangki (dibuka sedikit), lalu biarkan sesaat hingga terjadi
overflow pada konstan head tank.
2. Selanjutnya atur aliran air pada suatu tekanan tertentu dan ukur laju
alirnya. Aliran tersebut harus dapat membentuk film air yang tipis dan
merata pada setiap dinding pipa gelas (tangki penampung air yang paling
atas harus seringkali diisi dengan air agar ketinggiannya selalu konstan).
3. Menjalankan blower untuk mengalirkan udara ke dalam pipa gelas, jika
sudah steady state atur laju air pada suatu harga dan catat.
4. Bila terjadi kondisi mantap, amati data dan tabelkan : laju alir alir, laju
alir udara, suhu air masuk atau keluar, suhu ruangan, tekanan barometer,
diameter dan panjang pipa dimana terjadi kontak udara dan air.
5. Bila keadaan memungkinkan, ulangi untuk variabel laju alir udara dan
air.

Prosedur Kalibrasi Udara


1. Sambungkan air pada blower udara dengan selang pada gallon yang
berisi air.
2. Nyalakan blower udara dan tunggu hingga tekanannya 40 Psia,
setelah itu matikan.
3. Kemudian buka kran pada blower hingga terdengar bunyi keluarnya
udara.
4. Atur aliran udara pada suatu beda tekanan tertentu dengan membuka
kran aliran udara dan ukur volume air yang keluar dari gallon.
5. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 13


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

Prosedur Kalibrasi Air


1. Mengisi tangki penampung atas sampai penuh dan membuka kran
yang ada di bawah tangki ( dibuka sedikit ), lalu biarkan beberapa
saat hingga terjadi overflow.
2. Selanjutnya atur aliran air pada suatu beda tekanan tertentu dengan
membuka kran aliran air yang menuju pipa gelas.
3. Ukur volume air yang keluar dari pipa gelas.
4. Ulangi dengan variabel beda tekanan yang berbeda.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 14


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


Tabel IV.1.1 Kalibrasi Pada Air

t = 5 detik

ΔH air V1 (ml) V2 (ml) V3 (ml) V rata-rata (ml) Q ( cm³/s)


1,2 12 11 10 11 0,0022
2 12 14 14 13,33 0,0027
3 16 14 16 15,33 0,0031
3,5 17 17 16 16,67 0,0033
4 20 22 20 20,67 0,0041

Q air VS ∆H y = 0.0006x + 0.0014


R² = 0.9247
0.005
Qair (liter/detik)

0.004

0.003

0.002 Q
Linear (Q)
0.001

0
0 1 2 3 4 5
∆H (cm)

Gambar IV.1 Hubungan antara Q air dengan ∆H

Dari grafik IV.1 menunjukkan bahwa semakin besar ∆h maka semakin


besar pula debitnya. Dan hubungan antara ∆h dan Q (debit dalam liter per detik )
mengikuti persamaan linier y = 0,0006x + 0,0014 dan R² = 0,9247

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 15


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

Tabel IV.1.2 Kalibrasi Pada Udara


t = 5 detik
ΔH
V1 (ml) V2 (ml) V3 (ml) V rata-rata (ml) Q ( cm³/s)
udara
0,8 75 70 60 68,3 0,0137
1,1 85 90 75 83,3 0,0167
1,3 90 90 90 90 0,018
1,5 85 105 100 96,7 0,0193
1,7 100 110 125 111,7 0,0223

Q udara VS ∆H y = 0.0091x + 0.0064


R² = 0.9797
0.0250
Q air (liter/detik)

0.0200

0.0150

0.0100 Q
Linear (Q)
0.0050

0.0000
0 0.5 1 1.5 2
∆H (cm)

Gambar IV.2 Hubungan antara Q udara dengan ΔH

Dari grafik IV.2 menunjukkan bahwa semakin besar ∆h maka semakin


besar pula debit alirannya. Dan hubungan antara ∆h dan Q (debit dalam liter per
detik) mengikuti persamaan linier y = 0,0091x + 0,0064 dan R = 0,9797.

Praktikum Operasi Teknik Kimia II 16


UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

Tabel IV.1.3 Hasil Pengamatan Suhu

∆H Tw1 (°C) Tw2 (°C)


∆H udara
air
(cm)
(cm) 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata rata
1,3 1,2 33 32 32 32,33 33 33 32 32,67
1,3 2 32 32 32 32 32 32 33 32,33
1,3 3 31 32 32 31,67 32 32 32 32
1,3 3,5 31 31 32 31,33 32 32 32 32
1,3 4 31 31 31 31 32 32 33 32,33

∆H Td1 (°C) Td2 (°C)


∆H udara
air
(cm)
(cm) 1 2 3 Rata rata 1 2 3 Rata rata
1,3 1,2 32 32 32 32 32,5 31 31 31,50
1,3 2 32 32 32 32 31 31 31 31
1,3 3 32 32 32 32 31 32 32 31,67
1,3 3,5 32 32 31 31,67 31 31 31 31
1,3 4 32 31 31 31,33 31 31 31 31

Tabel IV.1.4 Hubungan Antara Laju Alir Hasil Kalibrasi dengan Suhu

∆H udara ∆H air Tw1 Tw2 Td1 Td2


(cm) (cm) (°F) (°F) (°F) (°F)
1,3 1,2 90,2 90,8 89,6 88,7
1,3 2 89,6 90,2 89,6 87,8
1,3 3 89,0 90 89,6 89
1,3 3,5 88,4 90 89 87,8
1,3 4 87,8 90,2 88,4 87,8

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

IV.2 Tabel Perhitungan


Pengaruh kecepatan fluida terhadap koefisien perpindahan massa (kG) dan koefisien
perpindahan panas (hG).
Q air Q udara
(liter/detik) (liter/detik) kG hG

0,364823178 27,50766764
0,0022 0,01367

0,663249408 43,75787972
0,00267 0,0167

0,604484853 95,7141317
0,00307 0,018

0,82906176 59,66983598
0,0033 0,0193

1,028036583 67,82471356
0,00413 0,0223

IV.3 Grafik dan Pembahasan

kG vs Q air
1.2
y = 325.44x - 0.3044
1 R² = 0.9084

0.8
kG

0.6
kG
0.4 Linear (kG)

0.2

0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Q air (liter/detik)

Gambar IV.3 hubungan antara koefesien perpindahan massa (kG) dan debit
aliran air Q (L/detik)

Dari grafik IV.3 dapat disimpulkan bahwa semakin besar debit aliran air
pada kecepatan udara tetap, maka semakin besar nilai koefisien perpindahan
massanya. Dikarenakan, tidak ada perubahan waktu pengontakan air dan udara. Titik
jenuh adalah keadaan dimana massa air dan massa udara tidak bisa berpindah lagi.
Jika dilihat dari grafik, titik jenuh pada pengontakan air dan udara berada pada titik

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

ke 3. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara koefisien perpindahan massa (kG)


dengan laju aliran air (Q) adalah berbanding lurus.

hG VS Q air
120
y = 20286x - 3.5869
100 R² = 0.3291
80
hG

60
hG
40
Linear (hG)
20
0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
Q air (liter/detik)

Gambar IV.4 Hubungan antara koefisien perpindahan panas (hG) dan debit air
Q (L/detik)
Dari grafik IV.4 menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan laju alir air
pada kecepatan udara tetap, perpindahan panasnya semakin bertambah. Karena,
semakin lama waktu pengontakan air dan udara maka perbedaan suhunya akan
semakin besar. Jika dilihat dari grafik, Perpindahan panas paling besar berada di titik
4. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara koefisien perpindahan panas (hG)
dengan laju aliran air (Q) adalah berbanding lurus.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan
1. Semakin besar ∆h maka debit alir air dan udara semakin besar.
2. Hubungan antara koefisien perpindahan massa (kG) dengan laju alir air
adalah berbanding lurus. Semakin banyak air yang berkontak dengan udara
maka koefisien perpindahan massa semakin besar.
3. Hubungan antara koefisien perpindahan panas (hG) dengan laju alir air adalah
berbanding lurus. Semakin banyak air yang berkontak dengan udara maka
koefisien perpindahan panas semakin besar.
4. Dari percobaan ini didapatkan hasil, pada kisaran Qair = 0,0022 sampai
0,00413 liter/detik, dan Qudara = 0,01367 sampai 0,23333 liter/detik. Didapat
harga kG sebesar 0,364823178 sampai dengan 1,028036583 lbmol/jam ft2
atm. Sedangkan harga hG sebesar 27,50766764 sampai dengan 67,82471356
Btu/jam ft2 °F.

V.2 Saran

1. Praktikan sebaiknya hati hati dalam membuka saluran udara karena air raksa
pada barometer dapat keluar, karena tekanan udara terlalu besar.
2. Sebaiknya praktikan menyiapkan alat dan melakukan kalibrasi terlebih
dahulu.
3. Air didalam galon sebaiknya jangan sampai habis, karena jika habis akan
memecahkan galon karena tekanan udara didalam galon.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 20
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. “Laporan Wetted Wall Column”.


(http://documents.tips/documents/laporan-wwc.html) di akses pada tanggal 12
September 2016 pukul 13.30 WIB.

Anonim. 2016. “ Air “. (http://id.wikipedia.org/wiki/Air) Di akses pada tanggal 12


September 2016 pukul 12.54 WIB.

Foust, Alan S. 1960. “ Principles Of Unit Operations Second Edition”. Canada : John
Wiley and Sons Inc.

McCabe. 1994. ”Operasi Teknik Kimia Jilid 2 ”. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nugrah. 2015. ”Humidifikasi dan Dehumidifikasi” .( http://partsomfmymemory.wor


dpress.com/2015/05/15/wetted-wall-column). diakses pada tanggal 12
September 2016 pukul 13.15 WIB.

Sucitro. 2014. “Absorpsi Wetted Wall”.


(http://rumahdukasi.blogspot.co.id/2014/02/absorpsi-weted-wall.html) di akses
pada tanggal 12 September 2016 pukul 14.00 WIB.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 21
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

APPENDIX

a. Mencari Laju Alir Air dan Udara (Q) liter/sec


- Untuk air
𝑉 11 2,2
Q= = = 2,2 𝑚𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 1000 = 0,0022 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 5

- Untuk udara
𝑉 68,3 13,67
Q= = = 13,67 𝑚𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = = 0,01367 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 5 1000

b. Mencari harga kG

kG PA 1  y ' y  1  y2 
 ln  i 1   (badger pers 8-8 P. 373)
V 1  yi '  yi ' y2  1  y1 

Dimana:
Untuk Δh udara = 1,3 cm = 13 mm dan Δh air = 1,2 cm = 12 mm
𝑔𝑟 𝐾𝑔
ρ Air raksa = 13,6 𝑚𝑙 𝑥 1000 = 13600 𝑚3

P air = ρ . g . Δh
𝐾𝑔 𝑔𝑟 𝑚 1𝑚
= 13600 𝑚3 x 1000 𝑘𝑔 𝑥 9,8 𝑥 12 𝑚𝑚 𝑥 1000 𝑚𝑚
𝑠2

𝑔𝑟 1 𝑝𝑠𝑖𝑎
= 1599360 𝑚.𝑠2 𝑥 𝑔𝑟
68947,6
𝑚.𝑠2

= 23,19674651 psia x 51.75 mmHg

= 1200,4316 mmHg

P udara = 1200,4316 mmHg + 760 mmHg = 1960,4316 mmHg

PB = P udara / 760 = 1960,4316 /760 = 2,5795 atm

PA = P air / 760 = 1200,4316 / 760 = 1,5795 atm

Mair = 0,0022 ltr/det x 1000 gr/m3 = 2,2 kg/det = 2200 g/det

𝑀𝐴 = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟 = 18 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙

𝑀𝐵 = 𝐵𝑀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 29 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
Panjang kolom = 100 cm = 1 m = 3.28 ft

Diameter kolom = 5.3 cm = 0.053 m = 0.17 ft

Jari – jari kolom = 0.17 ft/2 = 0.085 ft

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 22
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

A = 2 Π r h = 2 x 3,14 x 0,085 x 3,28 = 1.750864 ft 2

c. Menghitung Humidity (grafik Humidity Himmelblau page 493)


Kolom atas Kolom bawah

Suhu Udara 32 oC 89,6 oF 32 oC 89,6 oF

Air Humidity, lb
0,0273 0,0325
H2O/lb dry air

Suhu Air 32 oC 89,6 oF 33 oC 91,4oF

d. Mengitung Fraksi mol udara dan air


𝑀𝐴 = 𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟 = 18 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝑀𝐵 = 𝐵𝑀 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 29 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙
𝐻 0,0273
𝑀𝐴 18
𝑦1 = 1 𝐻 = 1 0,0273 = 0,04213
+ +
𝑀𝐵 𝑀𝐴 29 18
𝐻 0,0325
𝑀𝐵 29
𝑦2 = 1 𝐻 = 1 0,0325 = 0,0198
+𝑀 +
𝑀𝐴 𝐵 18 29

e. Menghitung Fraksi mol di interface


Dari tabel F.3 ( J.M Smith Edisi 5 hal 706 )

Suhu keluar udara (Td2 = 32 OC = 89,6 OF)

Td2 = 32 OC P = 4,753 kPa = 4753 Pa = 0,6892 psi = 0,6892 psia

0,6892 𝑝𝑠𝑖𝑎 𝑥 29,92 𝑖𝑛𝐻𝑔


𝑃𝑢 = = 1,4032 𝑖𝑛𝐻𝑔
14,696 𝑝𝑠𝑖𝑎

Suhu keluar air (Tw2 = 33 OC = 91,4OF)

Tw2 = 33OC P = 5,029 kPa = 5029 Pa = 0,73 psi = 0,73 psia

0,73 𝑝𝑠𝑖𝑎 𝑥 29,92 𝑖𝑛𝐻𝑔


𝑃𝑎 = = 1,4862 𝑖𝑛𝐻𝑔
14,696 𝑝𝑠𝑖𝑎
1,4032 + 1,4862
𝑃𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1,4447 𝑖𝑛𝐻𝑔
2
𝑚𝑚𝐻𝑔
(1,4447 𝑖𝑛𝐻𝑔) (25.4 )
1𝑖𝑛𝐻𝑔
𝑦𝑖 ′ = = 0,04605
796.778 mmHg

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 23
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM OTK II
“WETTED WALL COLUMN”

f. Menghitung kG

k G PA 1  y ' y  1  y 2 
 ln  i 1  
V 1  y i '  y i ' y 2  1  y1 

𝑘𝐺 𝑃𝐴 1 0,04605 − 0,04213 1 − 0,0198


=− ln [( )( )]
𝑉 1 − 0,04605 0,04605 − 0,0198 1 − 0,04213

kG PA
= 1,960103374
V

liter gr det
0,0022 x 1000 x 3600 jam
det liter
V= gr lbm
= 0,969163 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙/𝑗𝑎𝑚
454 lbm x 18 lbmol

𝑘𝐺 𝑃𝑥𝐴
( ) 𝑥𝑉
𝑉
𝑘𝐺 =
𝑃𝐵 𝑥 𝐴

1,960103374 𝑥 0,969163 𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙


𝑘𝐺 = = 0,364823178 . 𝑓𝑡 2 . 𝑎𝑡𝑚
2,974 𝑥 1,750864 𝑗𝑎𝑚
Dari Kern fig . 12 hal 815

Td2 = 89,6OF

𝑇𝑐 − 𝑇𝑑2 = 707 − 89,6 = 617,4°F

didapat ( λw = 1050 Btu/lb ) :

29 𝜆𝑊 𝑘𝐺 (𝐻𝑤 − 𝐻𝐷 )
ℎ𝐺 =
(𝑡𝑤 −𝑡𝐷 )

29 𝑙𝑏⁄𝑙𝑏𝑚𝑜𝑙 𝑥 1050 𝐵𝑡𝑢⁄𝑙𝑏 𝑥0,364823178 (0,0273 − 0,0325)


ℎ𝐺 =
(88,7 − 90,8)

ℎ𝐺 = 27,50766764 Btu
jam ft 2 o
F atm

Untuk mencari harga KG dan HG dapat menggunakan cara yang sama.

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Page 24

Anda mungkin juga menyukai