Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan akademik dengan lahirnya teori-teori memberikan


banyak penjelasan yang begitu rumit dan sulit dipahami, untuk itulah para ilmuwan
memberikan pemahaman yang lebih mudah dalam menjelaskan suatu teori. Teori juga
merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia membangun teori
untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena tertentu. Setiap teori selalu sudah
dipengaruhi oleh pengandaian-pengandaian dan metode dari ilmuwan yang merumuskannya.
Kemampuan suatu teori untuk memprediksi apa yang akan terjadi merupakan kriteria bagi
validitas teori tersebut. Semakin prediksi dari teori tersebut dapat dibuktikan, semakin besar
pula teori tersebut akan diterima di dalam komunitas ilmiah. Ketika suatu bentuk teori telah
dianggap mapan di dalam komunitas ilmiah, maka hampir semua ilmuwan dalam komunitas
ilmiah tersebut menggunakan teori yang mapan itu didalam penelitian mereka. Teori yang
mapan dan dominan itu disebut oleh Kuhn sebagai paradigma. Paradigma adalah cara
pandang atau kerangka berfikir yang berdasarkannya fakta atau gejala diinterpretasi dan
dipahami. Para ilmuwan bekerja dalam kerangka seperangkat aturan yang sudah dirumuskan
secara jelas berdasarkan paradigma dalam bidang tertentu, sehingga pada dasarnya solusinya
sudah dapat diantisipasi terlebih dahulu. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah
dalam memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam
suatu komunikasi.

Teori komunikasi, adalah suatu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat
dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan dalam proses komunikasi
teori akan dibuat.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari teori?


2. Apa pengertian Paradigma?
3. Apa pengertian model?
4. Apa macam-macam teori komunikasi?
5. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Memenuhi tugas mata kuliah teori komunikasi.


2. Agar memahami pengertian paradigma
3. Memahami berbagai model-model komunikasi
4. Agar memahami teori komunikasi

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:


1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori
komunikasi dan juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya .
2. Menambah wawasan saya khususnya sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori


Menurut pakar komunikasi, Wilbur Schramm, dalam buku “Introduction to
Mass Communication Research” (Nafziger & White, 1972:10), mendefinisikan teori
sebagai : “Suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan
kadar tinggi, dan daripada biasanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secara
ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku” .
Kata teori memiliki arti yang berbeda beda pada bidang-bidang pengetahuan
yang berbeda pula pada metodologi dan konteks diskusi. Secara umum, teori
merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada
sekumpulan fakta fakta. Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait
mengait (hipotesis yang diuji beberapa kali) mengenai aspek aspek suatu realitas.
Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode ilmiah.
Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya. Manusia
membangun teori untuk menjelaskan, meramalkan, dan menguasai fenomena
tertentu. Suatu teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau
lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan
sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya diuji secara empiris.
Dari semua definisi diatas, jelas bahwa teori adalah hasil telaah dengan
metode ilmiah. Mengenai metode ilmiah ini, Alexis S. Than dalam bukunya “Mass
Communication Theories and Research” (1981) mengungkapkan bahwa yang
dimaksud dengan metode ilmiah adalah metode penyelidikan atau metode pemapanan
kebenaran yang menunjukan ciri-ciri sebagai berikut :
A. Objektivitas (Objectivity). Metode ilmiah mencari fakta dengan
menganalisis informasi dari dunia nyata, dan dapat diuji berulang ulang
oleh peneliti lain. Dapat dicapai minimal dengan 2 cara yaitu:
1. Empirisme (empirism). Mensyaratkan suatu kepercayaan atau
proposisi harus diuji dalam dunia nyata, yaitu dunia yang dapat di
indera / dapat dialami.

3
2. Logika Formal (Formal Logic). Mengkaji kondisi kondisi dimana
kepercayaan atau proposisi perlu mengikutinya dan karenanya dapat
ditarik kesimpulan dari proposisi lainnya.

B. Berorientasikan masalah (Problem Oriented). Masalah seringkali


dirumuskan dalam bentuk pertanyaan mengapa?” ini dapat timbul dari rasa
penasaran yang sederhana saja, atau dari hasrat peneliti untuk menemukan
keteraturan diantara fakta dan pengamatan. Menemukan pemecahan
mengenai suatu masalah merupakan suatu metode ilmiah yang penting.

C. Dipandu Hipotesis (hypothesis guided). Sebuah hipotesis adalah


keterangan atau keputusan yang diajukan kepada masalah untuk memulai
penelitian. Apabila suatu pengamatan / observasi terbukti benar, maka
pengamatan selanjutnya juga mesti benar. Ciri hipotesis yang baik adalah :
1. Relational (terpaut). Hipotesis menunjukan keterpautan antara kondisi
dengan observasi, keterpautan ini menyajikan jawaban atau keterangan
bagi masalah yang sedang diselidiki.
2. Berdasarkan pengetahuan terdahulu (based on previous knowledge).
Suatu hipotesis berdasarkan pengetahuan terdahulu mengenai masalah
yang dikaji, pada suatu penyaringan dan pemilihan fakta fakta yang
menyangkut masalah.
3. Verifikasi objektif (Objective verification). Peneliti harus mampu
menguji hipotesis secara objektif. Pengujian secara objektif dapat
dilaksanakan melalui pengukuran dan observasi langsung dalam dunia
nyata. Definisi-definisi konsepsional dan operasional menjelaskan
pada peneliti lain bagaimana variabel- variabelnya didefinisikan dan
diukur. Sehingga akan mengurangi kebingungan khususnya jika
banyak definisi digunakan untuk konsep yang sama.

D. Berorientasikan teori (Theory oriented)


Tujuan jangka pendek dari metode ilmiah adalah untuk menemukan fakta
fakta secara objektif yang dapat memecahkan suatu masalah, sedangkan
tujuan jangka panjangnya adalah untuk merumuskan teori. Teori adalah
seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengait (hipotesis yang

4
diuji beberapa kali) mengenai aspek aspek suatu realitas. Fungsi dari suatu
teori adalah menerangkan, meramalkan/memprediksi dan menemukan
keterpautan fakta fakta secara sistematis. Teori akan menyajikan pada kita
pandangan yang sederhana tapi tertib tentang realita.

E. Korektif mandiri (self-corrective)


Sifat korektif mandiri dari ilmu menyebabkan perlunya bagi ilmuan untuk
memberikan keleluasaan kepada ilmuan lain yang mempunyai bidang yang
sama untuk menelitinya secara mendalam. Hal ini bukan saja untuk
menyebarkan pengetahuan baru yang menjadi landasan bagi penyelidikan
lain, tetapi juga memungkinkan penggunaan prosedur yang sama dalam
situasi yang berbeda. Dalam hal ini nilai tertentu terletak pada publikasi
atau diseminasi metode, tujuan, dan hasil penelitian Ilmiah.

2.2 Teoritisi Komunikasi.

Untuk memahami ilmu komunikasi yang sudah memasuki era


komunikasi interaktif, kita perlu mengetahui hal-hal, pemikiran-pemikiran
atau disiplin ilmu lain yang mempengaruhinya. Walaupun tampaknya
komunikasi berkembang pesat di Amerika Serikat, ternyata akarnya bukan
hanya di benua itu, melainkan terdapat pula di benua Eropa.
Everett M. Rogers dalam bukunya “Communication Technology. The New
Media in Society” (1986) menyebutkan bahwa sejak 1800 sudah tampak
pengaruh pemikiran para pakar ilmu sosial di Universitas-universitas di Eropa
terhadap ilmu komunikasi. Antara lain Max Weber, seorang cendikiawan
birokrasi kenamaan Jerman, August Comte,bapak sosiologi, dan Emile
Durkheim pelopor penggunaan metode penelitian secara empirik. Yang kedua
duanya berasal dari Prancis. Dan 2 orang yang langsung mempengaruhi gaya
Amerika, yakni Gabriel Tarde dari Prancis dan George simmel dari Jerman.
Tarde yang menjadi hakim di Perancis dan mendasarkan observasi
sosiologinya pada perilaku manusia, menampilkan teori imitasi, yakni
bagaimana seseorang dipengaruhi oleh perilaku orang lain yang berinteraksi
sehari hari. Empat puluh tahun kemudian di Amerika Serikat pemahaman

5
mengenai imitasi itu dijadikan dasar bagi penelitian difusi inovasi (Rogers,
1983) dan teori proses belajar (Bandura, 1977).
Simmel adalah bapak psikologi sosial, suatu studi pengaruh kelompok
terhadap perilaku individual. Bukunya berjudul “The web of group
affiliations” yang ditulis pada tahun 1922 memperkenalkan teori jaringan
komunikasi, yang meliputi orang-orang berinterkoneksi yang dihubungi
pemahaman peubahan perilaku manusia adalah kepada siapa seseorang
terhubungkan dengan tali komunikasi.
Tarde dan Simmel adalah teoritisi komunikasi yang ide idenya diubah menjadi
proposisi yang diuji secara empirik, dimana metode penelitian komunikasi
menjadi penekanan, dimana penekanan empirik terhadap penelitian
komunikasi berkembang.
Di Amerika Serikat sebagai akar dari pengaruh terhadap teori komunikasi
adalah pemikiran John Dewey, Charles Horton Cooley, Robert E. Park dan
George Herbert Mead, yang masing masing menyumbangkan gagasan gagasan
seminal kepada ilmu ilmusosial komunikasi manusia. Mereka menempatkan
komunikasi sebagai pusat konsepsi perilaku manusia, meski demikian tidak
seorang dari keempat ini dianggap sebagai cendekiawan komunikasi. Mereka
menekankan pendekatan fenomenologis pada komunikasi manusia, menitik
beratkan bahwa subjektivitas individual ketika mempersepsi suatu pesan
secara hakiki adalah kualitas manusiawi. Berikut keterangan mengenai ke
empat cendekiawan yang pemikirannya berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu dan teori komunikasi.

A. John Dewey
Selama ia mengajar filsafat pada tahun tahun pertama di Universitas
Michigan (dari tahun 1884-1894) ia mempengaruhi baik Cooley maupun
Park, dengan pandangan bahwa Komunikasi massa adalah sarana
perubahan sosial. Pemikiran Dewey didasarkan pada evolusi Darwin, dan
pada keyakinannya bahwa tekhnologi komunikasi terbaru akan mampu
menampilkan nilai nilai komunitas dalam masyarakat massal. Dewasa ini,
Dewey terkenal karena filsafat Pragmatiknya, suatu keyakinan yang
mennyatakan bahwa suatu ide akan benar apabila di praktekan.
Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan kennyataan, subjek dan

6
objek. Pengaruh Dewey secara langsung pada Mead, Park, & Cooley,
yang juga merupakan akar dari ilmu komunikasi Amerika.
B. Charles Horton Cooley.
Cooley, dilahirkan di Ann Arbor, Michigan, belajar di Universitas
Michigan (1864-1929) dan mengajar di almamaternya selama hidupnnya.
Dalam skema konseptualnya, Cooley menempatkan komunikasi pada nilai
yang tinggi, suatu mekanisme dalam formasi yang di sebut the looking
glass self yang amat penting. Ini berarti bahwa interaksi dengan orang lain
adalah bagaikan sejenis cermin yang membantu pembentukan konsep diri
seseorang. Bagi Cooley, komunikasi berperan sebagai sarana sosialisasi,
dan dengan demikian, menjadi tali yang mengikat masyarakat. Dasar
empiriknya yang utama bagi teori Cooley datang dari introspeksinya
sendiri dan dari pengamatannya bagaimana tumbuhnnya kedua anaknya
yang masih kecil.

C. Robert E. Park
Oleh pakar komunikasi Park dianggap sebagai teoritikus komunikasi
massa yang pertama. Everett M. Rogers menyatakan bahwa Park mungkin
juga peneliti komunikasi massa yang pertama. Park mendefinisikan
komunikasi sebagai proses sosial psikologis dengan mana seseorang
mampu menerima sikap,dan pandangan orang lain. Pernyataan yang
subjektivistis ini menyanggah model komunikasi linear suatu pemikiran
satu arah yang kemudian menjadi dasar teori informasi Claude Shannon
dan Warren Weaver dalam tahun 1950-an. Konsepsi komunikasi Park
menunjukan bahwa 2 orang atau lebih dapat bertukar informasi selama
berlangsungnya proses komunikasi, dimana masing masing memberikan
makna yang berbeda pada informasi yang diterima.

D. George Herbert Mead.


Teori Mead menyatakan bahwa individu individu menyadari dirinya
melalui interaksi dengan orang lain, yang berkomunikasi dengannya. Mead
menciptakan konsep yang dinamakannya generalized other denngan siapa
seseorang belajar berempati. Jelasnya, Generalized other adalah persepsi
seseorang mengenai cara orang lain melihat dia. Konsep diri nya timbul

7
untuk disatukan dan diorganisasikan melalui internalisasi orang lain secara
umum itu.

2.3 Pengertian Paradigma

Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri
dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap
(afektif) dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat
asumsi, konsep, nilai dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam
komunitas yang sama, khususnya dalam disipllin intelektual.
Robert Fredrics (1970) berhasil merumuskan paradigma itu secara jelas
sebagai suatu pandangan mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi
pokok persoalan (subject matter) yang semestinya di pelajari.
Paradigma juga merupakan landasan (dasar) yang menjadi pijakan untuk
membangun teori. Paradigma memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan arah pengembangan suatu ilmu pengetahuan, termasuk ilmu komunikasi.
Paradigma , atau bagaimana seseorang memandang dunia, mempengaruhi nilai, tujuan
dan gaya penelitian ilmuan. Paradigma merupakan salah satu dari banyak hal yang
mempengaruhi dan membentuk ilmu dan teori.
Thomas Khun dikenal sebagai orang yang pertama yang mempopulerkan
istilah paradigma ini. Paradigma atau dalam bidang keilmuan disebut juga perspektif,
terkadang disebut mazhab pemikiran atau teori (Mulyana:2002:8). Paradigma secara
sederhana dapat diartikan sebagai kaca mata atau cara pandang untuk memahami
dunia nyata.
Paradigma sangat penting perannya dalam mempengaruhi teori, analisis
maupun tindak perilaku seseorang. Secara tegas boleh dikatakan bahwa pada dasarnya
tidak ada suatu pandangan atau teori yang bersifat netral dan objektif, melainkan
salah satu diantaranya sangat bergantung pada paradigma yang digunakan. Karena
menurut Khun (1970) paradigma menentukan apa yang tidak kita pilih, tidak ingin
kita lihat, dan tidak ingin kita ketahui. Paradigma pulalah yang mempengaruhi
pandangan seseorang apa yang baik dan buruk, adil dan tidak adil. Oleh karena itu,
perbedaan ini semuanya dikarenakan perbedaan paradigma yang dimiliki, yang secara
langsung mempengaruhi persepsi dan tindak komunikasi seseorang.

8
Paradigma dan perspektif

Perspektif adalah cara pandang untuk melihat suatu objek , Perspektif juga boleh
diartikan sebagai pendekatan, strategi intelektual kerangka konseptual dan paradigma.
Berdasarkan metode dan logika, terdapat empat perspektif yang mendasari ilmu komunikasi,
yaitu Covering lows,rules, system dan symbolic interactionism.

1. Covering lows, berangkat dari prinsip kasualitas (hubungan sebab akibat),


(Berger,1977) yang umumnya menjadi basis pengembangan teori komunikasi yang
membutuhkan pembuktian secara empiris.
2. Rules ,berdasarkan prinsip praktis bahwa manusia aktif memilih, mengubah, dan
menentukan aturan aturan yang menyangkut kehidupannya (Chusman, 1977), banyak
diterapkan pada teori komunikasi pribadi.
3. System, mempunyai 3 model, yaitu general system theory, cybernetics, dan structural
functionalism . umumnya dijadikan landasan pada teori informasi dan komunikasi
organisasi.
4. Symbolic interactionism, lebih mengutamakan pengamatannya pada interaksi simbolis
(Charon, 1979) yang diterapkan pada penelitian penelitian tentang perilaku
komunikasi antar-individu dalam kehidupan sosial.

Sedangkan Paradigma adalah model atau pola pikir menghadapi suatu hal atau masalah.Juga
merupakan suatu spirit dari prinsip prinsip yang dianut dalam suatu sistem. Dalam konteks
kekinian, paradigma sangat memungkinkan untuk diperspektifkan, tergantung cara pandang
dan kedalaman informasi yang dimiliki.

Paradigma ilmu komunikasi,berdasarkan metodologi penelitiannya ,menurut Dedy N.


Hidayat (1999) yang mengacu pada pemikiran Guba (1990:1994) terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Paradigma Klasik.
Bersifat interventionist, yaitu melakukan pengujian hipotesis dalam struktur
hypothetico-deductive method,melalui laboratorium dengan analisis kuantitatif.
Dengan demikian objektivitas,validilitas dan realibilitas diutamakan dalam paradigma
ini.

9
2. Paradigma Kritis.
Paradigma kritis lebih berorientasi participative, dalam arti mengutamakan analisis
komprehensif,konstektual, dan multilevel analisis, peneliti berperan sebagai aktivis
atau partisipan.
3. Paradigma Konstruktivis.
Bersifat reflektif dan dialektikal. Menurut paradigma ini, antara peneliti dan subjek
yang diteliti, perlu tercipta empati dan interaksi dialektis agar mampu merekonstruksi
realitas yang diteliti melalui metode kualitatifseperti observasi partisivasi.

Sedangkan berdasarkan fokus wilayah kajiannya menurut Griffin (2003)


dalam Senjdaja paradigma teori dalam ilmu komunikasi dapat dikelompokan dalam 7
tradisi diantaranya :
1. Tradisi Psikologi sosial, memfokuskan perhatiannya pada komunikasi sebagai
pengaruh antarpribadi.
2. Tradisi Sibernetika, lebih melihat komunikasi sebagai pemrosesan informasi.
3. Tradisi retorika, menitik beratkan perhatiannya pada komunikasi sebagai seni
berbicara didepan publik.
4. Tradisi semiotika, memandang komunikasi sebagai proses sebagai makna melalui
tanda-tanda.
5. Tradisi sosio kultural, melihat komunikasi sebagai penciptaan dan penentuan
realitas sosial.
6. Tradisi kritis, lebih menekankan pada konsepsi komunikasi sebagai tantangan
reflektif terhadap diskursus ketidakadilan.
7. Tradisi fenomenologi lebih memandang komunikasi sebagai pengalaman diri dan
orang lain melalui dialog.

10
2.4 PENGERTIAN MODEL KOMUNIKASI

Model dapat diartikan sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak. Model adalah cara
untuk menunjukan sebuah objek yang mengandung kompleksitas proses didalamnya dan
hubungan antara unsur-unsur pendukungnya. Model komunikasi adalah gambaran yang
sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen—
komunikasi dengan komponen lainnya. Model adalah representasi simbolik dari suatu benda,
proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau
matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah teori merupakan penjelasan,
sementara model hanya merupakan representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah
gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya.

Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal megenai apa
yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model mempresentasikan secara abstrakciri-ciri penting
dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu.

B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan


memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.

Werner J. Severindan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa Model membantu


merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model
dengan teori begitu erat, model sering dicampur dengan teori.

Lawrence kincaid, mendefinisikan model sebagairepresentasi atau wakil secara fisika


atau simbolik dari suatu fenomena konkret dalam istilah-istilah abstrak yang dapat diterapkan
pada satu atau lebih kasus dalam waktu lebih dari satu kali (Kincaid:1993:246).

Stephen W. Little John dalam bukunya, “Human Communucation” mengatakan


bahwa istilah model dapat diterapkan pada setiap gambaran simbolis dari suatu benda,
proses, atau gagasan (1989). Dalam pengertian luas model menunjuk pada setiap representasi
simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan ide. Biasanya model di pandang sebagai
analogi terhadap fenomena alam nyata, jadi model diartikan secara metaforis, sehingga
pembentuk model berupaya menyelaraskan secara simbolis antara struktur dengan hubungan

11
dalam model dan hubungan dalam kejadian atau proses yang dijadikan model. Dengan
demikian model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematika. Dengan
demikian model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi.

Mengenai kaitan teori dan model, seorang ahli filsafat Abraham Kaplan, memberikan
pandangan bahwa teori terdiri dari 2 jenis yang luas. Ada teori yang secara khusus berkaitan
dengan suatu subjek tertentu, dan ada yang bersifat umum yang dapat diterapkan pada
berbagai bidang. Jenis teori yang terakhir merupakan perangkat lambing dan hubungan logis
dianntara lambing-lambang yang dapat diterapkan melalui analogi terhadap beberapa
kejadian atau proses. Jadi, bagi Kaplan semua model adalah teori, tetapi tidak semua teori
merupakan model. (Kaplan:1993:246)

.Perbedaan teori dan model menurut Littlejohn dan Hawes(1983) adalah teori merupakan
penjelasan (explanation) sedangkan model hanya merupakan representasi.

Jadi, model dibutuhkan untuk menganalisis bagian-bagian dari setiap proses, karena kita
harus membuat rumusan dari suatu tindakan / peristiwa menjadi lebih nyata. Model
komunikasi menunjukan tentang elemen-elemen utama dari setiap proses dan hubungan antar
elemen komunikasi. Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian
tentang komunikasi dan juga untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi yang ada
dalam hubungan manusia. Melalui model-model komunikasi dapat terlihat faktor-faktor yang
terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi, model tidak berisikan penjelasan mengenai
hubungan dan interaksi antara faktor –factor atau unsur - unsur yang menjadi bagian dari
model, dimana penjelasannya didapatkan pada teori. Model membantu merumuskan teori dan
menyarankan hubungan. Suatu model mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang
diteorikan.

Stewart L. Tubbs dan sylvia Moss dalam buku Human Communication, menjelaskan
3 model komunikasi, diantaranya :

1. Model komunikasi Linier, yaitu model komunikasi satu arah. Komunikator akan
memberikan stimulus,kemudian komunikan akan memberikan respon yang
diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi.
2. Model komunikasi dua arah, adalah model komunikasi interaksional. Pada model
ini terjadi umpan balik atau feedback.

12
3. Model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam
konteks hubungan diantara 2 orang atau lebih.

. MANFAAT MODEL KOMUNIKASI

Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat
untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep. Sebagai
alat dapat dipakai kata-kata, angka,simbol, dan gambar untuk melukiskan model suatu
objek, teori, atau proses. Suatu Model memberteoretikus suatu struktur untuk menguji
temuan-temuan dalam dunia nyata. Sehubungan dengan Model Komunikasi para ahli
mengemukakan bahwa Model Komunikasi mempunyai fungsi-fungsi yaitu menurut :

Gordon Wiseman dan Larry Barker


1. Melukiskan Proses Komunikasi
2. Menunjukkan hubungan visual
3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Deutch

1. Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati.


2. Heuristik (menunjukan fakta-fakta dan metode baru yang tidakdiketahui)
3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang
kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak.
4. Pengukuran, mengukur fenomena yang di prediksi.

2.5 Teori –teori komunikasi


Teori komunikasi, adalah suatu pandangan dan strategi yang akan membentuk
alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan dalam proses
komunikasi teori akan dibuat. Teori komunikasi juga merupakan ilmu dasar
komunikasi yang menngacu pada proses pertukaran pesan dan sinyal diantara aktor-
aktor sosial, sebagai suatu elemen penting dalam konstruksi arti dan persepsi yang
merupakan keperdulian sentral dalam model tersebut. Dan merupakan pandangan atau

13
konsep tersusun secara sistematis telah teruji melalui suatu karya ilmiah yang
membantu untuk menyusun pengertian, pola-pola mengenai komunikasi.
Teori komunikasi menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut Borman, 1989


Teori komunikasi adalah suatu perkataan atau istilah yang merupakan paying
untuk seluruh perbincangan dan analisis yang dibuat secara hati-hati, sistematik
dan sadar tentang komunikasi.

b. Menurut Littlejhon,1996
Teori komunikasi ialah satu teori atau sekumpulan atau pemikiran korelatif yang
didapati pada keseluruhan teori, terutamanya yang berkaitan dengan proses
komunikasi.

c. Menurut Cragan & Shields, 1998


Teori komunikasi ialah hubungan antara konsep teoretikal yang membantu untuk
memberi secara keseluruhan ataupun sebagian, keterangan, penjelasan,
penerangan, penilaian ataupun ramalan tindakan manusia yang berdasarkan
komunikator yang berkomunikasi untuk jangka waktu atau masa tertentu melalui
media.

Tujuan dari teori komunikasi adalah menjelaskan pengaruh pengaruh komunikasi,


masyarakat dapat mengetahui manfaat dari komunikasi. Dengan mengetahui manfaat,
diharapkan masyarakat bisa menggunakan komunikasi sesuai denngan kebutuhannya. Hal ini
akan sangat membantu dalam penyampaian pesan yang cepat dan akurat. Tujuan lain adalah
untuk menjelaskan kepada publik tentang komunikasi khususnya komunikasi massa.
Program program edukasi bisa membantu masyarakat dalam menambah ilmunya. Serta
membantu membentuk pandangan dan nilai nilai dalam masyarakat.

Fungsi teori komunikasi


1. Teori komunikasi dijadikan pedoman dan penuntun dalam melakukan
penelitian dibidang komunikasi dan informasi.
2. Teori komunikasi menjadi lebih adaktif dalam memperoleh suatu pemahaman
yang lebih luas.

14
3. Teori komunikasi menginteprestasikan suatu peristiwa menjadi fleksibel.
4. Dengan teori komunikasi dapat menemukan hal hal baru yang lebih
bermanfaat.
5. Teori komunikasi dapat memahami suatu fenomena atau kejadian secara
teoritis maupun praktis.
6. Dengan teori komunikasi dapat membuat hidup lebih bijaksana dan rasional
dalam berfikir maupun bertindak.

Littlejhon (2011:251), mengatakan secara umum,teori teori komunikasi dibagi dalam dua
kelompok, diantaranya teori teori umum dan teori kontekstual.

A. Teori- teori umum

1. Teori Fungsional dan struktural.


Ciri dan jenis teori ini dibangun berdasarkan asumsi dasar teori, yaitu : (1).
Masyarakat adalah organisme kehidupan; (2). Masyarakat memiliki sub-sistem
kehidupan; (3). Masing masing sub-sistem memiliki fungsi yang berbeda; (4).
Fungsi-fungsi sub-sistem saling memberi kontribusi kepada sub-sistem lainnya
dan (5) setiap fungsi akan terstruktur dalam masyarakat berdasarkan fungsi
masing masing.
Kedua pendekatan ini sama sama mempunyai penekanan yang sama yakni tentang
sistem sebagai struktur yang berfungsi
2. Teori-teori Behavioral dan Cognitive.
Teori ini berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu pengetahuan behavioralis
lainnya, cenderung memusatkan pengamatannya pada diri manusia secara
individual salah satu konsep pemikirannya yang terkenal adalah tentang model “S-
R”.
3. Teori- teori konvensional dan interaksional.
Kelompok teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksionisme simbolis
sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Teori ini melihat struktur sosial sebagai
produk dari interaksi. Makna, menurut pandangan kelompok teori ini, tidak
merupakan suatu kesatuan objektifyang di transfer melalui komunikasi, tetapi
muncul dari dan diciptakan melalui interaksi.

15
4. Teori- teori Kritis dan Interpretatif.
Terdapat 2 karakteristik umum, pertama penekanan terhadap peran subjektivitas
yang didasarkan pada pengalaman individual. Kedua, makna atau meaning
merupakan konsep kunci dalam teori-teori ini

B. Teori-teori Kontekstual

1. Intra personal communication


Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian
adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang
melalui sistem syaraf dan inderanya.
2. Interpersonal communication.
Komunikasi antar pribadi yang terjadi secara langsung atau melalui media. Teori-
teori antar pribadi umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan
sifat hubungan,percakapan,interaksi, dan karakteristik komunikasi.
3. Group communication.
Memfokuskan pembahasannya pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok
kelompok kecil, membahas tentang dinamika kelompok,efisiensi, efektivitas
penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk informasi, serta pembuatan
keputusan.
4. Organizational communication.
Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal,
serta bentuk bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasannya antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan
antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian, serta kebudayaan
organisasi.
5. Komunikasi massa.
Teori komunikasi massa pada umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal
yang menyangkut struktur media, hubungan media dengan masyarakat, hubungan
antara media dengan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa, serta
dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

16
2.6 Studi kasus tentang penerapan teori komunikasi Laswell.

Pihak kepolisian, sebagai pengayom masyarakat, memberitahukan pada masyarakat


khususnya para pengendara motor maupun mobil, bahwa akan dilaksanakannya operasi
zebra. Polisi memperingatkan pada para pengguna jalan agar tertib berlalu lintas, dan
membawa sim, stnk, dan sebagainya serta memakai helm bagi pengendara motor.

Polisi juga menegaskan, bahwa akan memberikan sanksi tegas berupa tilang.
Pemberitahuan mengenai operasi zebra tersebut disampaikan melalui siaran berita di televisi
dan juga secara langsung melalui sosialisasi.

Akibatnya, selama operasi zebra berlangsung, para pengendara baik mobil maupun
motor menjadi tertib dengan membawa sim,stnk dan sebagainya, serta menggunakan helm
bagi pengendara motor.

Who : Polisi

Say what : Pemberitahuan terkait operasi zebra

In wich channel : Melalui media televisi dan tatap muka.

To Whom : Masyarakat, khusunya para pengendara motor maupun mobil.

With what effect: Masyarakat mematuhi aturan aturan lalu lintas dan tidak melakukan
pelannggaran.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengait (hipotesis yang diuji
beberapa kali) mengenai aspek aspek suatu realitas. Teori didapat melalui sebuah penelitian
ilmiah. Terdapat 4 cendekiawan yang pemikirannya berpengaruh terhadap perkembangan
ilmu dan teori komunikasi, diantaranya Jhon Dewey, Charles Horton Cooley, Robert E. Park
dan George Herbert Mead.

Sedangkan paradigma merupakan landasan dasar yang menjadi pijakan membangun teori,
Paradigma ilmu komunikasi, berdasarkan metodologi penelitiannya, menurut Dedy N.
Hidayat (1999) yang mengacu pada pemikiran Guba (1990:1994) terbagi menjadi 3 yaitu :
Paradigma Klasik, kritis dan konstruktivisme.

Model dapat diartikan sebagai gambaran yang sistematis dan abstrak, representasi
dunia nyata dalam bentuk teoritis dan disederhanakan. Gordon Wiseman dan Larry Barker
(dalam Jalaludin Rakhmat, 1989) mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga
fungsi : Melukiskan proses komunikasi, Menunjukkan hubungan visual, Membantu dalam
menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Sedangkan menurut Deutch:
Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati, Heuristik
(menunjukan fakta fakta dan metode baru yang tidak diketahui),Prediktif, memungkinkan
peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan
kapan dan seberapa banyak, Pengukuran, mengukur fenomena yang di prediksi.

Teori komunikasi, adalah suatu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat
dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan dalam proses komunikasi
teori akan dibuat. Tujuan dari teori komunikasi adalah menjelaskan pengaruh pengaruh
komunikasi, masyarakat dapat mengetahui manfaat dari komunikasi. Tujuan lain adalah
untuk menjelaskan kepada publik tentang komunikasi khususnya komunikasi massa. Teori
komunikasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya : Teori komunikasi dijadikan pedoman
dan penuntun dalam melakukan penelitian dibidang komunikasi dan informasi, Teori
komunikasi menjadi lebih adaktif dalam memperoleh suatu pemahaman yang lebih luas,

18
Teori komunikasi menginteprestasikan suatu peristiwa menjadi fleksibel, Dengan teori
komunikasi dapat menemukan hal hal baru yang lebih bermanfaat, Teori komunikasi dapat
memahami suatu fenomena atau kejadian secara teoritis maupun praktis. Littlejhon
(2011:251), mengatakan secara umum,teori teori komunikasi dibagi dalam dua kelompok,
diantaranya teori teori umum dan teori kontekstual.

3.2 SARAN

Harus kita akui bahwa dalam kehidupan ini kita juga menerapkan teori-teori
komunikasi, mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Melalui teori komunikasi yang
sudah ada,berbagai penelitian dalam kehidupan dapat dilakukan, dan penelitian akan
mengahasilkan teori teori baru.

19
DAFTAR PUSTAKA

Uchana Onong . 2003.Ilmu,teori dan filsafat komunikasi. Bandung :

PT.Citra Aditya Bakti

Arifin Anwar .1998. Ilmu komunikasi sebuah pengantar ringkas. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada.

Bungin Burhan . 2011. Sosiologi komunikasi; teori,paradigma, dan diskursus tekhnologi


komunikasi di masyarakat. Jakarta : Kencana Prenada media group.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/teori

20

Anda mungkin juga menyukai