TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit,
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan peningkatan kesehatan masyarakat, sedangkan kemampuan masyarakat
yang diharapkan pada masa depan adalah mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa
adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi.
Sasaran umum program ini adalah keberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat dalam bidang
kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai social budaya setempat, khususnya pada
masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja perempuan usia produktif, dan kelompok-kelompok lain
dengan kebutuhan kesehatan yang khusus.
2. Program Upaya Kesehatan
Tujuan program ini adalah meningkatka pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasil guna dan
berdaya guna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Sasaran umum program ini adalah tersedianya
pelayanan kesehatan dasar (pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksnakan di puskesmas) dan rujukan
(pelayana kesehatan lanjutan yang dilaksanakan di rumah sakit) baik pemerintah maupun swasta yang
didukung oleh peran serta masyarakat dan sistem pembiayaan praupaya (dana jaminan kesehatan). Perhatian
utama diberikan pada pengembangan upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap
peningkatan derajat kesehatan sesuai masalah setempat.
Kegiatan pokok yang tercakup dalam program upaya kesehatan adalah :
a) Meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi.
b) Meningkatkan upaya pemberantasan penyakit tidak menular
c) Meningkatkan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan yang terdiri atas pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan rujukan.
d) Meningkatkan pelayanan kesehatan penunjang.
e) Membina dan mengembangkan pengobatan tradisional.
f) Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi.
g) Meningkatkan pelayanan kesehatan matra.
h) Mengembangkan system surveilans epidemiologi.
i) Melaksanakan penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan
3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Tujuan umum program ini adalah meningkatkan intelektualitas dan produktifitas sumber daya manusia,
sedangkan tujuan khusus adalah :
a. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
b. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik untuk menurunkan prevalensi gizi
kurang dan gizi lebih, dan
c. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk memantapkan ketahan pangan tingkat
rumah tangga.
4. Program Sumber Daya Kesehatan
Program ini bertujuan untuk:
a. Meningkatkan jumlah, mutu, dan penyebaran tenaga kesehatan.
b. Meningkatkan jumlah, efektivitas, dan efisiensi penggunaan biaya kesehatan.
c. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana, dan dukungan logistik pada sarana pelayanan kesehatan yang
semaikn merata, terjangkau, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
5. Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya
Program ini bertujuan untuk :
a. Melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat
adiktif (NAPZA), dan bahan berbahaya lainnya.
b. Melindungi masyarakat dari penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan (farmakes) yang
tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan
c. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan Pemerataan obat yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat ;
dan
d. Meningkatkan potensi daya saing industri farmasi terutama yang berbasis sumber daya alam dalam negeri.
6. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan
Untuk penyelenggaraan upaya kesehatan sesuai dengan tujuan, kebijakan, dan strategi yang telah ditetapkan
dibutuhkan kebijakan dan manajemen sumber daya yang efektif dan efisien didukung dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan sehigga dapat tercapai pelayanan kesehatan yang merata dan berkualitas. Sumber daya tersebut
terdiri atas sumber daya tenaga, pembiayaan, fasilitas, ilmu pengetahuan, teknologi serta informasi. Sumber daya
yang mendukung tercapainya tujuan, kebijakan, dan strategi tersebut berasal dari pemerintah dan masyarakat
termasuk swasta.
7. Program Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial
Potensi kesejahteraan sosial mencakup perorangan, keluarga, kelompok masyarakat, dan lembaga
/organisasi pelayanan sosial yang memiliki dan memanfaatkan kemampuannya dalam mengembangkan taraf
kesejahteraan sosial bagi diri, keluarga, dan lingkungannya, serta bagi mereka yang masih mengalami
permasalahan dalam memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. Selain itu, potensi
kesejahteraan sosial juga mencakup nilai-nilai yang konstruktif, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Tujuan program ini adalah untuk mengembangkan kesadaran, kemampuan, tanggung jawab, dan peran aktif
masyarakat dalam menangani permasalahan sosial di lingkungannya, serta memperbaiki kualitas hidup, dan
kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
8. Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Profesionalisme Pelayanan Sosial
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisme pelayanan sosial melalui
pengembangan alternatif-alternatif intervensi di bidang kesejahteraan sosial, peningkatan kemampuan dan
kompetensi pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat, serta penetapan standardisasi dan
legislasi pelayanan sosial.
Fase pertama dari daur hidup nyamuk adalah fase telur. Nyamuk biasanya bertelur di air bersih yang terbuka.
Telur nyamuk akan mengambang pada permukaan air. Telur biasanya menempel berkelompok atau berdiri
sendiri. Sebagian besar telur akan menetas menjadi larva setelah 48 jam.
2) Larva
Larva memiliki habitat di air, namun jika pada waktunya ia akan naik ke permukaan air untuk mengambil
nafas. Beberapa jenis larva nyamuk menempel pada tumbuhan untuk mengambil oksigen. Larva nyamuk akan
menanggalkan kulitnya sebanyak 4 kali. Setiap hal itu terjadi, larva akan tumbuh semakin membesar. Makanan
larva nyamuk adalah mikroorganisme kecil yang ada di dalam air.
3) Pupa
Fase ini adalah fase istirahat pada siklus hidup nyamuk. Pada fase ini pupa nyamuk sama sekali tidak
membutuhkan makanan. Pupa dalam bahasa Indonesia biasa disebut juga dengan kepompong. , fase
kepompong berlangsung selama 2 hari ketika memasuki musim panas. Ketika proses pertumbuhan dalam
kepompong sudah sempurna, kulit pupa akan terlepas dan nyamuk dewasa akan keluar dari kepompong.
4) Nyamuk dewasa
Nyampuk dewasa sementara akan berada di permukaan air untuk mengeringkan badan dan menguatkan
bagian-bagian tubuh yang baru terbentuk. Sayap nyamuk akan melebar dan mengering sebelum ia mulai bisa
terbang. Setiap fase pada siklus hidup nyamuk memiliki lama waktu yang berbeda tergantung temperatur dan
jenis spesies nyamuk.
Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), ada empat tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva
tersebut, yaitu:
1. Instar I: berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2. Instar II: 2,5-3,8 mm
3. Instar III: lebih besar sedikit dari larva instar II
4. Instar IV: berukuran paling besar, yaitu 5 mm (Depkes RI, 2005).
d. Cara pengendalian
A. Inovasi
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Ae. aegypti L.dan Aedes albopictus tetapi yang menjadi vektor utamanya
adalah Ae. aegypti L. Sampai saat ini penyakit ini belum ada vaksin dan obat yang dapat mencegah terjadinya
penularan. Menurut Depkes (2004), cara memberantas vektor penyakit demam berdarah yang paling tepat adalah
dengan pengelolaan lingkungan. Pengelolaan sanitasi lingkungan yang dapat diterapkan di masyarakat adalah dengan
cara Pemberantasan Sarang Nyamuk, perbaikan penyediaan air bersih, perbaikan pengelolaan sampah padat,
perubahan tempat perkembangbiakan buatan manusia dan perbaikan desain rumah. Hal ini dapat menurunkan daya
dukung lingkungan (carrying capasity) terhadap perkembangan nyamuk Ae. aegypti sebagai vektor utama penyakit
demam berdarah dengue. Pemberantasan vektor DBD dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1. Pengelolaan lingkungan
Pengelolaan lingkungan mencakup semua perubahan yang dapat mencegah atau meminimalkan
perkembangan vektor sehingga kontak manusia dengan vektor berkurang. Upaya pengelolaan lingkungan yang
dapat diterapkan dalam rangka mengendalikan populasi Ae. Aegypti.
2. Modifikasi lingkungan
Menurut Kusnoputranto (2000), modifikasi lingkungan adalah suatu transformasi fisik permanen (jangka
panjang) terhadap tanah, air dan tumbuh¬tumbuhan untuk mencegah/menurunkan habitat jentik tanpa
Jika hasil ABJ >95% dikatakan angka bebas jentik sebagai laporan data komunitas.
2. Memberikan penyuluhan atau bimbingan tentang Demam Berdarah Dengue kepada masyarakat.
3. Bila warga menolak dilakukan pemeriksaan jentik maka bicarakan dengan ketua RT.
4. Setiap satu kader memeriksa minimal 60 rumah tiap bulan.
Contoh :
Desa Endemis 5 orang x 60 rumah = 300 rumah/bulan/desa
Desa non andemis 3 orang x 60 rumah = 180 rumah/bulan/desa
Jumantik harus mendapatkan pelatihan khusus jumantik dan tinggal di dekat wilayah pantau jentik nyamuk dbd.
Pemantauan dilakukan satu kali dalam seminggu (biasanya jumat) pada pukul pagi hari. Jika ditemukan jentik nyamuk
maka petugas berhak memberi peringatan kepada penghuni / pemilik untuk membersihkan atau menguras agar bersih
dari jentik. Jumantik lalu membuat catatan dan laporan yang diperlukan untuk dilaporkan ke kelurahan dan kemudian
dari kelurahan dilaporkan ke instansi terkait atau vertikal.
Selain petugas jumantik (juru pemantau jentik), orang yang tinggal di sekitar suatu wilayah wajib juga
melakukan pengawasan/pemantauan jentik di wilayahnya (self jumantik) dengan tehnik dasar minimal 3M Plus, yaitu :
1. Menutup
Menutup adalah memberi tutup yang rapat pada tempat air ditampung seperti bak mandi, kendi, toren air, botol
air minum dan lain sebagainya.
2. Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti kolam renang,
bak mandi, ember air, tempat air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.
3. Mengubur
Mengubur adalah memendam di dalam tanah untuk sampah atau benda yang tidak berguna yang memiliki
potensi untuk jadi tempat nyamuk dbd bertelur di dalam tanah.
Plus Kegiatan Pencegahan:
1. Ganti vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seminggu sekali
2. Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
3. Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti pelepah pisangatau tanaman lainnya
yang dapat menampung air hujan
4. Tutup lubang pada potongan bambu, pohon dan lainnya
5. Pelihara ikan yang berpotensi menjadi pemakan jentik
6. Gunakan obat nyamuk untuk menegah gigitan nyamuk
7. Lakukan Larvasidasi yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik (Abate 1 G,Altosid 1,3 G dan Sumilarv 0,5
G) ditempat yang sulit dikuras.
8. Pasang kawat kasa di rumah
9. Pencahayaan dan ventilasi memadai
10. Jangan biasakan menggantung pakaian dalam rumah
11. Tidur menggunakan kelambu
2.5 KLB Demam Berdarah
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan
peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
a. Kriteria KLB
Kriteria tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/91, tentang Pedoman
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa. Menurut aturan itu, suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika
ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,
hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan
angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi yang berjalan baik dan jumlah kasus DBD dapat dideteksi
sesuai dengan wilayah administratif seperti desa atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada setiap wilayah dapat
dijadikan peringatan dini sebelum terjadi KLB. Untuk memastikan bahwa peningkatan kasus adalah KLB atau bukan
KLB, dapat dilakukan analisis pola minimum-maksimum kasus DBD bulanan maupun mingguan dengan
pembanding kasus DBD pada tahun-tahun sebelumnya. Selain dengan menetapkan pola maksimum-minimum, pada
daerah desa atau kelurahan sebaiknya ditetapkan telah berjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu kriteria sebagai
berikut:
Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah kabupaten/kota bersangkutan tidak
ditemukan penderita DBD tetapi HI jentik Aedes Aegypti desa atau kelurahan tersebut lebih dari 5%.
Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan sebelumnya.
Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya pada periode yang sama.
b. Upaya penanggulangan
Adapun upaya yang dilakukan dalam penanganan dan penanggulangan KLB DBD di wilayah Puskesmas
adalah :
1) Melakukan fogging wilayah dua siklus dimana satu minggu setelah siklus pertama dilakukan fogging siklus
kedua.
2) Melakukan abatisasi di sekitar wilayah kejadian KLB DBD.
3) Penyuluhan dilakukan dengan koordinasi lintas sektor dan lintas program.
4) Pembinaan terhadap petugas surveilans puskesmas dalam hal SKD KLB.
5) Melakukan surveilans ketat hingga KLB dinyatakan berhenti
2.6 Demonstrasi upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aides aegypti.
Pemberantasan sarang nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara
lingkungan, biologis maupun secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,
dan perbaikan desain rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk
tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan dengan:
Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali,. Ini dilakukan
atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain dengan tujuan agar nyamuk
tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut.
Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu sekali.
Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama yang berpotensi menjadi
tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan tanah.
Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya kembali jika salurannya
tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.
2. Biologis
Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan
atau tumbuhan. seperti memelihara ikan cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14
3. Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian nyamuk serta jentiknya dengan
menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian ini antara lain dengan:
• Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan Aides aegypti sampai batas tertentu.
• Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam
dan lain-lain.
Cara unik membasmi nyamuk dengan botol plastik bekas:
Cara membasmi nyamuk unik, mudah, dan ampuh. Bagamana cara membasmi nyamuk di rumah dengan
memanfaatkan barang bekas. Barang bekas yang akan kita gunakan yaitu barang sederhana yang mungkin sering kita
buang begitu saja yaitu botol minuman mineral bekas.
Langkah membuat perangkap nyamuk dari botol bekas
Alat dan Bahan:
1. Botol plastik bekas minuman mineral ukuran 1.5 liter atau lebih.
2. Isolasi/ lakban.
3. Plastik hitam atau kertas.
4. Pisau pemotong (bisa berupa pisau Cutter).
5. Siapkan air panas sebanyak 200 ml.
6. Kurang lebih 50 gr gula merah.
7. Ragi bubuk 1 gr.
Cara membuat:
1. Membuat cairan fermentasi CO2
Cara membasmi nyamuk ini akan memanfaatkan CO2 buatan sendiri. Karena nyamuk suka dengan CO2 maka kita
jadikan ini sebagai umpan agar nyamuk datang keperangkap kita. Mulai dengan cara melarutkan 50 gr gula merah
pada air yang sudah dipanaskan sebanyak sekitar 200 ml. Biarkan suhu cairan gula ini dingin. Selanjutnya tambahkan
ragi bubuk aktif sebanyak 1 gr di bagian atas cairan tersebut tanpa di aduk, biarkan begitu saja.