Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau
yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh budaya India.
Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa
pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India ini sekaligus menandai berakhirnya masa
pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke jaman sejarah, karena sejak
saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan. Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat
dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-
pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang
berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal
terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak
sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-
lain. Sebagai generasi penerus bangsa pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa
ini. Sehingga penyusun merasa perlu untuk menyusun artikel ini agar dapat
membantu dan memudahkan pembaca untuk mengetahui sejarah dan pengaruh
kebudayaan India di Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana proses masuknya kebudayaan dan agama Hindu Budha di
Indonesia?
b. Bagaimana perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia ?
c. Peninggalan apa saja yang dihasilkan dari kerajaan Hindu Budha ?
d. Bagaimana pengaruh kebudayaan dan agama Hindu Budha di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui proses masuknya kebudayaan dan agama Hindu Budha di
Indonesia.
b. Mengetahui perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia.
c. Mengetahui peninggalan kerajaan Hindu Budha.
d. Mengetahui pengaruh kebudayaan dan agama Hindu Budha di Indones

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Masuknya Kebudayaan Dan Agama Hindu Budha Di Indonesia.


Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang
tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi yaitu India dan Cina. Kedua negara ini
menjalin hubungan ekonomi dan perdangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan
dan pelayaran berlangsung melalui darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut
yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi
silang dua benua dan dua samudera, serta berada didekat Selat Malaka memiliki
keuntungan, yaitu:
a. Sering dikunjungu bangsa-bangsa asing seperti India, Cina, Arab dan Persia.
b. Kesempatan melakukan hunungan perdagangan internasional terbuka lebar.
c. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas.
d. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha

Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran


internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara
pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya
Hindu. Ada beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya
budaya Hindu-Budha ke Indonesia
a. Hipotesis Brahmana
Hipotesis ini mengungkapkan bahwa kaum brahmana amat berperan dalam
upaya penyebaran budaya Hindu di Indonesia. Para brahmana mendapat
undangan dari penguasa Indonesia untuk menobatkan raja dan memimpin
upacara-upacara keagamaan. Pendukung hipotesis ini adalah Van Leur.
b. Hipotesis Ksatria
Pada hipotesis ksatria, peranan penyebaran agama dan budaya Hindu dilakukan
oleh kaum ksatria. Menurut hipotesis ini, di masa lampau di India sering terjadi
peperangan antargolongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah atau
jenuh menghadapi perang, lantas meninggalkan India. Rupanya, diantara
mereka ada pula yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang
kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan budaya Hindu. F.D.K.
Bosch adalah salah seorang pendukung hipotesis ksatria.
c. Hipotesis Waisya
Menurut para pendukung hipotesis waisya, kaum waisya yang berasal dari
kelompok pedagang telah berperan dalam menyebarkan budaya Hindu ke

2
Nusantara. Para pedagang banyak berhubungan dengan para penguasa beserta
rakyatnya. Jalinan hubungan itu telah membuka peluang bagi terjadinya proses
penyebaran budaya Hindu. N.J. Krom adalah salah satu pendukung dari
hipotesis waisya.
d. Hipotesis Sudra
Von van Faber mengungkapkan bahwa peperangan yang tejadi di India telah
menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Mereka kemudian
meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya. Dengan jumlah yang
besar, diduga golongan sudralah yang memberi andil dalam penyebaran budaya
Hindu ke Nusantara.

Selain pendapat di atas, para ahli menduga banyak pemuda di wilayah


Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Di perantauan mereka
mendirikan organisasi yang disebut Sanggha. Setelah memperoleh ilmu yang banyak,
mereka kembali untuk menyebarkannya. Pendapat semacam ini disebut Teori Arus
Balik.
Pada umumnya para ahli cenderung kepada pendapat yang menyatakan bahwa
masuknya budaya Hindu ke Indonesia itu dibawa dan disebarluaskan oleh orang-
orang Indonesia sendiri. Bukti tertua pengaruh budaya India di Indonesia adalah
penemuan arca perunggu Buddha di daerah Sempaga (Sulawesi Selatan). Dilihat dari
bentuknya, arca ini mempunyai langgam yang sama dengan arca yang dibuat di
Amarawati (India). Para ahli memperkirakan, arca Buddha tersebut merupakan
barang dagangan atau barang persembahan untuk bangunan suci agama Buddha.
Selain itu, banyak pula ditemukan prasasti tertua dalam bahasa Sanskerta dan Malayu
kuno. Berita yang disampaikan prasasti-prasasti itu memberi petunjuk bahwa budaya
Hindu menyebar di Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi.

2.2 Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Hindu Budha Di Indonesia


a. Kerajaan Kutai
Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan
Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya
tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400
M (abad ke-5). Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang
menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan
Kutai..
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang
dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan

3
bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari
Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah
memberikan 100 ekor sapi kepada para Brahmana.
Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali
didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman
dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman).
Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang
belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman
diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata 'warman' pada namnya
yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.
Menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada
masa kepemerintahan Raja Mulawarman. Pada masa pemerintahan
Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah
Kalimantan Timur. Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma
Setia tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang
merupakan Raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan
Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda.
Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama.
Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut
menimbulkan friksi diantara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi peperangan
diantara kedua Kerajaan tersebut.
Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin
Kerjaan Kutai, diantaranya adalah sebagai berikut:
 Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
 Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
 Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
 Maharaja Marawijaya Warman
 Maharaja Gajayana Warman
 Maharaja Tungga Warman
 Maharaja Jayanaga Warman
 Maharaja Nalasinga Warman
 Maharaja Nala Parana Tungga
 Maharaja Gadingga Warman Dewa
 Maharaja Indra Warman Dewa
 Maharaja Sangga Warman Dewa
 Maharaja Candrawarman
 Maharaja Sri Langka Dewa
4
 Maharaja Guna Parana Dewa
 Maharaja Wijaya Warman
 Maharaja Sri Aji Dewa
 Maharaja Mulia Putera
 Maharaja Nala Pandita
 Maharaja Indra Paruta Dewa
 Maharaja Dharma Setia
Dalam hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa
menyebutkan suatu tempat suci dengan nama "Wapakeswara" (tempat
pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat
Kutai memeluk agama Siwa.
b. Kerajaan Tarumanegara
Menurut Naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 Masehi, pulau dan
beberapa wilayah Nusantara lainnya didatangi oleh sejumlah pengungsi dari
India yang mencari perlindungan akibat terjadinya peperangan besar di sana.
Para pengungsi itu umumnya berasal dari daerah Kerajaan Palawa dan
Calankayana di India, pihak yang kalah dalam peperangan melawan Kerajaan
Samudragupta (India).
Salah satu dari rombongan pengungsi Calankayana dipimpin oleh
seorang Maharesi yang bernama Jayasingawarman. Setelah mendapatkan
persetujuan dari raja yang berkuasa di barat Jawa (Dewawarman VIII, raja
Salakanagara), maka Jayasingawarman membuka tempat pemukiman baru di
dekat sungai Citarum. Pemukimannya oleh Jayasingawarman diberi nama
Tarumadesya (desa Taruma).
Sepuluh tahun kemudian desa ini banyak didatangi oleh penduduk dari
desa lain, sehingga Tarumadesya menjadi besar. Akhirnya dari wilayah
setingkat desa berkembang menjadi setingkat kota (Nagara). Semakin hari,
kota ini semakin menunjukan perkembangan yang pesat, karena itulah
Jayasingawarman kemudian membentuk sebuah Kerajaan yang bernama
Tarumanagara.
Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin
oleh Purnawarman. Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan
Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada
disekitarnya. Tercatat Luas Kerajaan Tarumanagara hampir sama dengan luas
daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu Raja Purnawarman juga menyusun
pustaka yang berupa undang-undang kerjaana, peraturan angkatan perang,
siasat perang serta silsilah dinasti Warman. Raja Purnawarman juga dikenal
sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya

5
Raja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki dua orang putri.
Putri pertamanya bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah dengan
Tarusbawa dan Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri
Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya. Tangku kepemimpian Kerajaan
Tarumanegara pun jatuh pada suami Manasih yaitu Tarusbawa. Pada masa
kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanagara ke kerajaanya
sendiri yaitu Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan Tarumanagara) dan kemudian
mengganti Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.
Kerajaan Tarumanagara banyak meninggalkan bukti sejarah, diantaranya
ditemukannya 7 buah prasati yaitu:
 Prasasti Ciareteun yang ditemukan di Ciampea, Bogor.
 Prasasti Pasri Koleangkak yang ditemukan di perkebunan Jambu.
 Prasasti Kebonkopi yang ditemukan di kampung Muara Hilir,
Cibungbulang
 Prasasti Tugu yang ditemukan di dareah Tugu, Jakarta.
 Prasasti Pasir Awi yang ditemukan di daerah Pasir Awi, Bogor.
 Prasasti Muara Cianten yang juga ditemukan di Bogor.
 Prasasti Cidanghiang atau Lebak yang ditemukan di kampung Lebak,
pinggir Sungai Cidanghiang,

Selain dari prasasti, terdapat juga suber-sumber lain yang berasal dari
Cina, diantaranya:
 Berita dari Fa-Hien, seorang musafir Cina (pendeta Budha) yang
terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada
tahun 414. Dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali
memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana dan
Animisme.
 Berita dari Dinasti Soui yang menyatakan bahwa pada tahun 528 dan 535
datang utusan dari negeri Tolomo (Taruma) yang terletak disebelah
selatan.
 Berita dari Dinasti Tang Muda yang menyebutkan tahun 666 dan tahun
669 M datang utusan dari Tolomo.

Selama berdirinya Kerajaan Tarumanagara dari abad ke-4 sampai abad


ke-7 Masehi, kerajaan tersebut pernah dipimpin oleh 12 orang raja,
diantaranya:
 Jayasingawarman (358-382 M.)
 Dharmayawarman (382-395 M.)

6
 Purnawarman (395-434 M.)
 Wisnuwarman (434-455 M.)
 Indrawarman (455-515 M.)
 Candrawarman (515-535 M.)
 Suryawarman (535-561 M.)
 Kertawarman (561-628 M.)
 Sudhawarman (628-639 M.)
 Hariwangsawarman (639-640 M.)
 Nagajayawarman (640-666 M.)
 Linggawarman (666-669 M.)

c. Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang
bergelar Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja
Singosari. Kerajaan Majapahit ini mencapai puncak kejayaannya di masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389). Kebesaran kerajaan ditunjang
oleh pertanian sudah teratur, perdagangan lancar dan maju, memiliki armada
angkutan laut yang kuat serta dipimpin oleh Hayam Wuruk dengan patih Gajah
Mada.
Di bawah patih Gajah Mada Majapahit banyak menaklukkan daerah lain.
Dengan semangat persatuan yang dimilikinya, dan membuatkan Sumpah
Palapa yang berbunyi “Ia tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil
menyatukan seluruh wilayah Nusantara”.
Mpu Prapanca dalam bukunya Negara Kertagama menceritakan tentang
zaman gemilang kerajaan di masa Hayam Wuruk dan juga silsilah raja
sebelumnya tahun 1364 Gajah Mada meninggal disusun oleh Hayam Wuruk di
tahun 1389 dan kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran.
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
meletusnya Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara
memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri.
Kerajaan Majapahit dipimpin oleh
 Raden Wijaya 1273 – 1309
 Jayanegara 1309-1328
 Tribhuwanatunggaldewi 1328-1350
 Hayam Wuruk 1350-1389
 Wikramawardana 1389-1429
 Kertabhumi 1429-1478

7
d. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singhasari atau s ering pula ditulis Singasari atau Singosari,
adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada
tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah
Singosari, Malang. Kerajaan ini bercorak Hindu.
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah
Singhasari (1272 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan
wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi
Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam
menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra
adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca
Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi
menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke
Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun
permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagam amenyebutkan
daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara
lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke
luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada
tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelanggelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri.
Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh. Setelah runtuhnya
Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di
Kerajaan Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati dibunuh
Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan
Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan
Kertanagara (putranya) secara damai.
 Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
 Anusapati (1247 - 1249)
 Tohjaya (1249 - 1250)
 Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
 Kertanagara (1272 – 1292)

8
e. Kerajaan Sriwijaya
Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat
seorang pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di
India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta
selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh
Dapunta Hyang.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan
Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M)
di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan
ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil
menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu
Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah
Dapunta Hyang.
Lokasi Kerajaan Sriwijaya di wilayah Sumatera bagian selatan, Pusat
pemerintahannya kemungkinan besar di sekitar `Palembang, Sumatera,
meskipun ada pendapat lain yang menyebutkan Ligor di Semenanjung malaya
sebagai pusatnya.
Faktor Pendorong Perkembangan Kerajaan Sriwijaya adalah :
 Letaknya yang strategis
 Kemajuan kegiatan perdagangannya.
 Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan memberikan kesempatan
bagi perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim (sarwajala) yang
selama abad ke- 6 dipegang oleh kerajaan Funan.
 Memiliki armada laut yang kuat
 Melayani distribusi ke berbagai wilayah nusantara
Sumber sejarah
 Berita Asing yaitu Berita Cina, Berita Arab, Dan Berita India
 Dari dalam negeri berwujud prasasti yaitu prasasti kedukan bukit,
prasasti talang tuo ,prasasti kota kapur ,prasasti telaga batu,
prasastikarang berahi dan prasasti ligor

Faktor Politik Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena
munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan
dalamdunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Pada akhir
abad ke-13 M, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan
oleh faktor politik dan ekonomi.

9
Kerajaan Siam memperluas kekuasaannya ke arah selatan dengan
menguasai daerah-daerah diSemenanjung Malaka termasuk Tanah Genting
Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam
mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin
berkurang.
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai surut sejak abad ke-11.
Kemunduran itu bermula dari serangan besar – besaran yang dilancarkan
Kerajaan Cola (India) di bawah pimpinan Raja Rajendra Coladewa pada tahun
1017 dantahun 1025. Perisitiwa serangan Kerajaan Cola dapat diketahui dari
prasasti Tanjore ( 1030 )
 Pada saat tahun 990 M Kerajaan Sriwijaya diserang oleh raja
Dharmawangsa dari P. Jawa
 Banyak daerah atau kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.
 Pernah diserang oleh raja Rajendra Coladewa dari Colamandala India
dua kali, yaitu tahun 1025 M dan 1030 M
 Adanya ekspedisi Pamalayu dari kerajaan Singasari pada tahun 1275 M
 Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
 Serangan kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah
Mahapatih Gajah Mada, 1477. Sehingga Sriwijaya menjadi taklukkan
Majapahit Terjadinya serangan dari kerajaan Majapahit pada tahun
1477M Pada sekitar pertengahan abad ke-14, nama Sriwijaya sudah tidak
pernah lagi disebut – sebut dalam sumber sejarah. Kerajaan Sriwijaya
benar – benar runtuh akibat serangan Kerajaan Majapahit dari Jawa

Menurut sejarah kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan yang megah dan


jaya dimasa lampau. Raja raja yang pernah memerintah adalah :
 Dapunta Hyang Srijayanegara
 Dharmasetu
 Balaputradewa
 Cudamani Warmadewa
 Sanggrama Wijaya Tunggawarman

f. Kerajaan Mataram Kuno


Menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan
Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal
(732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya
menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya.
Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang

10
merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan
Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).
Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora
dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh
perlindungan dari Tarusbawa, Raja Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil
Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya. Setelah
naik tahta, Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali.
Setelah berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya
memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal,
bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak
abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno pada Masa Raja Dharmawangsa
yang disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama
semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh:
 Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia
luar
 Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi
 Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya
Oleh karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan
ke Jawa Timur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok.
Pemindahan ibukota ke Jawa Timur ini dianggap sebagai cara yang paling
baik. Selain Jawa Timur masih wilayah kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini
dianggap lebih strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai Brantas yang
terkenal subur dan mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut Jawa.
Kerajaan itu kemudian dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur
atau Kerajaan Medang Kawulan.
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno adalah :
 Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa
Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf
pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang
pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja
Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja
sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha
(saudara perempuan Sanna).
 Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun
778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta.

11
Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara
untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra
dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha
(umat Budha).
 Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah
berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti
tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai
Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai
Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
 Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis
dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan
pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri
Sanggramadananjaya.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan,
Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon,
Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo,
Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi
Borobudur. Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-
raja dinataranya sebagai berikut:
 Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno
 Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra
 Rakai Panunggalan alias Dharanindra
 Rakai Warak alias Samaragrawira
 Rakai Garung alias Samaratungga
 Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa
Sanjaya
 Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
 Rakai Watuhumalang
 Rakai Watukura Dyah Balitung
 Mpu Daksa
 Rakai Layang Dyah Tulodong
 Rakai Sumba Dyah Wawa
 Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur
 Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
 Makuthawangsawardhana
 Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

12
2.3 Peninggalan Yang Dihasilkan Dari Kerajaan Hindu Budha
Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber
sejarah, baik berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan.
Berikut beberapa peninggalan sejarah yang bercorak Hindu- Budha.
a. Seni bangun
Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek
percandian, pemandian, keraton, makam. Candi adalah peninggalan berupa
komplek bangunan yang bersifat Hindu, sedangkan yang bersifat Budhis
disebut Stupa, Stupika. Contoh kompleks percandian atau candi adalah sebagai
berikut :
 Pada masa kerajaan Sriwijaya ditemukan candi Muara takus di daerah
Jambi.
 Di Jawa Tengah ada Stupa Borobudur, candi Mendut dan candi Pawon.
Bangunan bangunan ini berfungsi sebagai tempat ibadah. Sampai
sekarang peninggalan-peninggalan tersebut masih dipergunakan oleh
umat Budha untuk pelaksanaan upacara memperingati hari Waisak.
 Candi Prambanan merupakan peninggalan yang bersifat Hindu yang
didirikan abad ke VIII M. Candi ini terletak di desa Prambanan Sleman,
Jogjakarta. Candi ini adalah candi Hindu. Fungsinya adalah
sebagai tempat pemujaan (kuil).
 Candi lain yang bercorak Hindu adalah candi Gedong Sango, percandian
Dieng, Ratu Baka, Candi Kalasan dan sebagainya. Di Jawa Timur
terdapat candi Singasari, candi Kidal, Candi Panataran, dan kompleks
percandian di Trowulan Mojokero.
b. Seni Rupa dan Seni Ukir
Pengaruh India membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan
seni ukir atau pahat. Hal ini disebabkan adanya akulturasi. Misalnya relief yang
dipahatkan pada dinding candi Borobudur yang merupakan relief tentang
riwayat Sang Budha. Relief ini dikenal dengan Karma Wibangga yang
dipahatkan dalam salah satu dinding Studa Borobudur.
c. Seni Sastra dan Aksara
Hasil sastra berbentuk prosa atau puisi : isinya antara lain tentang tutur
(pitutur : kitab keagamaan), wiracarita (kepahlawanan), kitab Hukum (Undang-
Undang).
Wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu Kitab Ramayana dan
Mahabarata. Timbul wiracarita gubahan pujangga Indonesia. Misalnya, Kitab
Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Perkembangan aksara, perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia,

13
mengakibatkan berkembangnya karya-karya sastra. Misal, karya-karya sastra
Jawa kuno. Huruf Nagari (dari India) disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia).
d. Prasasti
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras
dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai
akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang
masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, dimana
masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti
disebut Epigrafi. Contoh peninggalan Hindu Budha yang berbentuk prasasti :
 Prasasti Mulawarman, Kutai,
 Prasasti Kebon Kopi, Ciampea, Bogor,
 Prasasti Tugu, Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, abad ke-5
 Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, Desa Lebak, Kecamatan
Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten, abad ke-5
 Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
 Prasasti Sojomerto, Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Batang, Jawa
Tengah, awal abad ke-7 paling tua.
 Prasasti Kedukan Bukit, Palembang, Sumatera Selatan, 16 Juni 682
 Prasasti Talang Tuwo, Palembang, Sumatera Selatan, 23 Maret 684
 Prasasti Kota Kapur, Kota Kapur, Bangka, 686
 Prasasti Plumpungan, Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul,
Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah, 24 Juli 750
 Prasasti Sukabumi, Sukabumi, Pare, Kediri, Jawa Timur, 25 Maret 804
 Prasasti Siwagrha (Prasasti kakawin tertua Jawa), 856
e. Sistem Kemasyarakatan.
Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat
atau derajad orang yang bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya.
Sistem kasta ini muncul dalam masyarakat Indonesia setelah ada hubungan
dengan India. Terdapat empat kasta yaitu kasta Brahmana, Ksatria, Weisya dan
Sudra. Sistem kasta ini bukan asli Indonesia.
f. Filsafat dan Sistem Kepercayaan
Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme,
percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan
roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya
pengaruh India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang
hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi di India sebagai
tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi juga

14
berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang
telah wafat.
Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan
diatasnya didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut
merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek
moyang di Indonesia.
g. Sistem Pemerintahan
Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya
sistem pemerintahan secara sederhana. Setelah pengaruh India masuk,
kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut
kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya
namanya ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai, Taruma dan
sebagainya.
Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa
dan dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah
menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.

2.3 Pengaruh Kebudayaan Dan Agama Hindu Budha Di Indonesia


 Kepercayaan atau agama
Bidang kepercayaan atau agama Sebelum budaya India masuk, di Indonesia
telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek
moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme dan Dinamisme. Animisme
merupakan satu kepercayaan terhadap roh atau jiwa sedangkan Dinamisme
merupakan satu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara secara berangsur-
angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para raja
dan keluarganya. Agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia
sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme,
atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Sinkritisme adalah bagian dari
proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua kepercayaan yang berbeda
menjadi satu. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di
Indonesia, berbeda dengan agama Hindu -Budha yang dianut oleh masyarakat
India. Perbedaaan-perbedaan tersebut dapat dilihat dalam upacara ritual yang
diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya,
upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak
dilaksanakan oleh umat Hindu di India

15
 Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan
bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana bahasa
Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah
penting yang menggunakan bahasa Sanskerta.
 Organisasi sosial kemasyarakatan
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat dilihat
dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di
Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Pemerintahan Raja di Indonesia
ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang
menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama
apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi di
kerajaan Majapahit, pada waktu pengangkatan Wikramawardana.
 Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan sosial
masyarakat.Perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem kasta
dalam masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria,
kasta waisya kasta sudra.
 Sistem pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan
waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.
Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan
tahun saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun
saka 654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
 Teknologi
Salah satu wujud akulturasi dari teknologi terlihat dalam seni bangunan Candi.
Seni bangunan Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi
keberadaan candi-candi diIndonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di
India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi
pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab
Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan yang memuat berbagai petunjuk untuk
melaksanakan pembuatan arca dan bangunan. Contoh candi Borobudur salah
satu dari 7 keajaiban dunia dan merupakan salah satu peninggalan kerajaan
Mataram. Itu membuktikan masyarakat telah memiliki pengetahuan dan
teknologi yang tinggi.
 Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra, seni
bangunan dan seni pertunjukan.

16
 Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan
ditemukannya relief-relief cerita sang Budha pada candi Borobudur, cerita
Ramayana pada candi Prambanan. Dan sekarang relief-relief tersebut dijadikan
hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada pustaka wilayah yang
terdapat di provinsi Riau.
 Seni sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa pengaruh besar
terhadap perkembangan sastra di Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan
huruf pallawa dan sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada
zaman tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.
 Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia adalah
bangunan candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil pembangunan bangsa
Indonesia pada zaman megalitikum yang berupa punden berundak-undak
kemudian mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi wujud
sebuah candi.
 Seni Pertunjukkan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli
Indonesia dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh
masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat
dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang
berasal dari budaya India

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-
Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana
dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-
Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki
kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan
Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan
Singhasari, Kerajaan Majapahit. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah
membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia. Namun
kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses
akulturasi kebudayaan.

3.2 Saran
Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal
dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita
membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan
kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki
masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi
atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu.
Demikian pula dalam hal kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan
kesastraan.Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan
agama Hindu-Budha.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://medanbung.wordpress.com/2008/12/17/proses-masuk-dan-berkembangnya-
pengaruh-hindu-buddha-di-indonesia/
http://linggau21.blogspot.com/2012/12/perkembangan-kerajaan-hindu-di-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara
http://indonesiaindonesia.com/f/86078-sejarah-kerajaan-majapahit/
http://duniapusaka.com/index.php?route=product/product&product_id=790&ext=1415081
368&hash=AckJl72fTIm5StR0Hrklng6mEn8GD5PKsoSWE3IIeFKU7Q
http://balaiedukasi.blogspot.com/2013/10/kerajaan-budha-di-indonesia-dan.html
http://wisataziarahcikundul.blogspot.com/2012/12/peninggalan-peninggalan-sejarah-
yang.html
http://www.academia.edu/8267790/Pengaruh_Kebudayaan_India_Hindu-
Budha_di_Indonesia
http://aditya-hidayatullah.blogspot.com/2013/11/rangkuman-kerajaan-sriwijaya.html
http://aditya-hidayatullah.blogspot.com/2013/11/rangkuman-kerajaan-tarumanegara.html
http://www.g-excess.com/peninggalan-peninggalan-sejarah-yang-bercorak-hindu-
budha.html

19

Anda mungkin juga menyukai