Anda di halaman 1dari 28

PUSKESMAS

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

OLEH
KELAS B11-A
LUH AYU ARINI (183222917)
NI LUH PT EVA BUDIANTINI (183222918)
LUH PUTU RATIH ARTASARI (183222919)
MADE SURYA MAHARDIKA (183222920)
NI NENGAH JUNIARTI (183222921)
NI KDK RAI WIDIASTUTI (183222922)

STIKES WIRA MEDIKA BALI


TAHUN 2018/2019
KATA PENGHANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Puskesmas” pada mata kuliah Keperawatan Komunitas I di Stikes Wira Medika Bali ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak sehingga
dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik
lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 28 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
1.4. Manfaat penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 4
2.1. Pengertian Puskesmas ...................................................................................................... 4
2.2. Visi Puskesmas................................................................................................................. 5
2.3. Misi puskesmas ................................................................................................................ 6
2.4. Tujuan Puskesmas ............................................................................................................ 6
2.5. Fungsi Puskesmas ............................................................................................................ 6
2.6. Strategi Puskesmas ........................................................................................................... 7
2.7. Peran Puskesmas .............................................................................................................. 7
2.8. Wilayah Kerja Puskesmas ................................................................................................ 8
2.9. Fasilitas Penunjang........................................................................................................... 8
2.10. Kedudukan Puskesmas ................................................................................................. 8
2.11. Struktur Organisasi ....................................................................................................... 9
2.12. Program Dasar Puskesmas.......................................................................................... 10
2.13. Sistem Alur Rujukan Kesehatan Di Puskesmas ......................................................... 16
2.14. Penanganan Keluarga Miskin ..................................................................................... 18
2.15. Sistem Pencatatan Di Puskesmas ............................................................................... 18
2.16. PHN ............................................................................................................................ 20
BAB III ......................................................................................................................................... 22

iii
SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................................... 22
3.1. Simpulan......................................................................................................................... 22
3.2. Saran ............................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 24

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada suatudaerah
dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000). Puskesmas adalah salah
satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai saat ini
pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.
Menurut Depkes RI (2004) upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Jumlah sarana dan prasarana
kesehatan masih rendah tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak
7.237 unit, Puskesmas Pembantu (Pustu) 21.267 unit, Puskesmas Keliling (Pusling)
6.392unit. Penyebaran sarana dan prasarana kesehatan belum merata. Rasio sarana
danprasarana kesehatan terhadap jumlah penduduk diluar pulau jawa lebih baik
dibandingkan dengan pulau jawa hanya saja keadaan transportasi diluar pulau jawa lebih
baik dibandingkan dengan pulau jawa.

Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti Puskesmas


telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga puskesmas
pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat. Indonesia
masih menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
dan Puskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan sekitar


33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan lain yang
dituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya pemanfaatan
pelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh, perilaku
petugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap pelayanan
Puskesmas.
Menurut Abbas dan Kristiani (2006) faktor biaya menjadi alasan masyarakat tidak
memanfaatkan pelayanan bidan didesa. Elfiatri, Kusnanto dan Lazuardi (2008)
menyebutkan bahwa faktor keterpencilan, sulit dan mahalnya transportasi merupakan
hambatan untuk menjangkau sarana kesehatan. Nurcahyani (2000) menyimpulkan ada
hubungan antara biaya berobat, biaya transportasi, jarak dan lama waktu terhadap
pemanfaatan pelayanan.

1
Di dalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis kuntjaningrat menyatakan
bahwa aspek kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang
relatif kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan
atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puskesmas ?
2. Apa visi puskesmas ?
3. Apa misi pukesmas ?
4. Apa tujuan puskesmas ?
5. Apa fungsi puskesmas ?
6. Apa strategi puskesmas?
7. Apa peran puskesmas ?
8. Bagaimana pembagian wilayah kerja puskesmas ?
9. Apa saja fasilitas penunjang puskesmas?
10. Bagaimana kedudukan puskesmas?
11. Apa saja komponen struktur organisasi puskesmas?
12. Apa saja program dasar puskesmas?
13. Apa saja kasus terbanyak terjadi di puskesmas ?
14. Bagaimana alur rujukan di puskesmas ?
15. Bagaimana penanganan keluarga miskin di puskesmas?
16. Bagaimana sistem pencatatan di puskesmas ?
17. Bagaimana fungsi dan peran PHN di puskesmas ?
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian puskesmas
2. Untuk mengetahaui visi puskesmas
3. Untuk mengetahui misi puskesmas
4. Untuk mengetahui tujuan puskesmas
5. Untuk mengetahui fungsi puskesmas
6. Untuk mengetahui strategi puskesmas
7. Untuk mengetahui peran puskesmas
8. Untuk mengetahui pembagian wilayah kerja puskesmas
9. Untuk mengetahui fasilitas pendukung puskesmas
10. Untuk mengetahui kedudukan puskesmas
11. Untuk mengetahui komponen struktur organisasi puskesmas
12. Untuk mengetahui program dasar puskesmas
13. Untuk mengetahui kasus terbanyak yang terjadi di puskesmas
14. Untuk mengetahui alur rujukan di puskesmas
15. Untuk mengetahui penanganan keluarga miskin di puskesmas

2
16. Untuk mengetahui sistem pencatatan di puskesmas
17. Untuk mengetahui fungsi dan peran PHN di puskesmas

1.4.Manfaat penulisan
1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa dan pembaca memperoleh
pengetahuan dan menambah wawasan mengenai puskesmas yang meliputi pengertian
puskesmas, visi dan misi, peran, fungsi, strategi dan lainnya yang masih berkaitan dengan
kinerja puskesmas.

2. Manfaat Praktis

Manfaat dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa dan pembaca mengetahui
dan dapat mengaplikasikan mengenai puskesmas yang meliputi pengertian puskesmas, visi
dan misi, peran, fungsi, strategi dan lainnya yang masih berkaitan dengan kinerja
puskesmas

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Puskesmas
Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH (1980) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-
usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja
tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.
Menurut Departemen Kesehatan RI (1987)

1. Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi


mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan
pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyrakat dalam bentuk kegiatan
pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayah kerjanya.
2. Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang secara porfesional melakukan upaya
pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif
untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyrakat
di wilayah kerjanya.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan


organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.
Puskesmas menurut pedoman kerja puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan
sebagai suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat diwilayah kerja tertentu
dalam usaha-usaha kesehatan pokok.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggitingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas). (Kesehatan, 2016)

4
Pengertian Puskesmas menurut Peraturan Kementerian Kesehatan, Puskesmas
merupakan Fasyankes yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.(Kesehatan, 2014)

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan


upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan dijangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yamg
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2009).

Menurut peraturan Menteri kesehatan no 75 tahun 2014 menyebutkan bahwa


puskesmas merupakan pusat fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan pereorangan tingkat
pertama, dengn labih mengutamakan upaya promotive dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Mentri Kesehatan
Republik Indonesia, 2014)

2.2. Visi Puskesmas


Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat”
menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mubarak, 2014) adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

5
2.3.Misi puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
(Mubarak, 2014) :

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas


akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan dlan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

2.4.Tujuan Puskesmas
Menurut peraturan kementrian kesehatan no 75 tahun 2014, Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang :

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
c. Hidup dalam lingkungan yang sehat
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

2.5.Fungsi Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya


menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan

6
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan penegahan penyakit.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat public
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan program
puskesmas (Mubarak, 2014).
2.6.Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014) antara
lain :

1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care service).


2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
2.7.Peran Puskesmas
Menurut Mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas
mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut

7
berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komperhensif dan terpadu.

2.8.Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan infrastuktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari
kantor wilayah departemen kesehatan provinsi (Mubarak, 2014).

2.9.Fasilitas Penunjang
Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan,
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, antara
lain sebagai berikut (Mubarak, 2014) :

1. Puskesmas pembantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu pelaksanaan
kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.

3. Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan untuk
tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa adalah
suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

2.10. Kedudukan Puskesmas


Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya antara lain :
1. Sistem kesehatan nasional
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem kesehatan kabupaten/kota

8
Kedudukan puskesmas dalam sistem kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.
3. Sistem pemerintahan daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintahan daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural
pemerintah daerah kabupaten/kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta, seperti praktek
dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagal sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula
berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti
posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan, berbasis dan bersumber daya masyarakat
adalah sebagai pembina.
(Mubarak, 2014)

2.11. Struktur Organisasi


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dillakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan
pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:

1. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di tingakta


kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan mengawasi
kegiatan puskesmas.
2. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
3. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan
gizi.
4. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
5. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja,
serta kesehatan usia lanjut.
6. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
7. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
8. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
9
9. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

2.12. Program Dasar Puskesmas


Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas
sejak berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha
pokok kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan
yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau
anggaran yang tersedia.
Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru ada 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas, itu pun sangat tergantung kepada
faktor tenaga, sarana, dan prasarana serta biaya yang tersedia berikut kemampuan
manajemen dari tiap-tiap puskesmas.
Dua puluh kegiatan pokok puskesmas adalah :
1. Upaya kesehatan ibu dan anak
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil , melahirkan dan menyusui serta bayi anak
balita dan anak prasekolah
b. Memberikan nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk
c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.
d. Imunisasi tetanus toksoid dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3 kali, polio 3
kali dan campak 1 kali pada bayi
e. Penyuluhan kesehatan dalam mencapai program KIA
f. Pelayanan keluarga berencana
g. Pengobatan bagi ibu, bayi anak balita dan anak prasekolah untuk macam-macam
penyakit ringan
h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan ,
memberikan penerangan dan pendidikan tentang kesehatan
i. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi
2. Upaya keluarga berencana
a. Mengadakan kursus keluarga berencana unutk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA
b. Mengadakan kursus keluarga berencana kepada dukun yang kemudian akan
bekerja sebagai penggerak calon peserta keluarga berencana
c. Mengadakan pembicaraan –pembicaraan tentang keluarga berencana kapan saja
ada kesempatan
d. Memasang IUD, cara – cara penggunaan pil , kondom, dan cara-cara lain
denngan memberi sarananya.
e. Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan
kehamilan
3. Upaya peningkatan gizi

10
a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi dan mengobati mereka
b. Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan program perbaikan
gizi
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat terutama dalam rangka program
KIA
d. Melaksanakan program-program :
e. Program perbaikan gizi keluarga melalui posyandu
f. Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan kalori kepada
balita dan ibu menyusui
g. Memberikan vitamin A kepada balita umur dibawah 5 tahun
4. Upaya kesehatan lingkungan
Kegiatan – kegiatan utamam kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas
adalah :
a. Penyehatan air bersih
b. Penyehatan pembuangan kotoran
c. Penyehatan lingkungan perumahan
d. Penyehatan limbah
e. Pengawasan sanitasi tempat umum
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
b. Melaporkan kasus penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,
untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber penularan.
d. Tindakan permulaan untuk menahan penularan penyakit
e. Menyembuhkan penderita, hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnose sedini mungkin melalui:
b. Mendapatkan riwayat penyakit
c. Mengadaan pemeriksaan fisik
d. Mengadaan pemeriksaan labolatorium
e. Membuat diagnosa
f. Melaksanakan tindakan pengobatan
g. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat berupa:
h. Rujukan diagnostic
i. Rujukan pengobatan/rehabilitasi
j. Rujukan lain

11
7. Upaya penyuluhan
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
tiap-tiap program puskesmas. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada
setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, rumah dan kelompok-
kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada penyuluhan tersendiri, tetapi ditingkat
kabupaten diadakan tenaga-tenaga coordinator penyuluhan kesehatan.
Coordinator membantu para petugas puskesmas dalam mengembangkan teknik
dan materi penyuluhan di Puaskesmas.
8. Upaya kesehatan sekolah
a. Membina sarana keteladanan di sekolah, berupa sarana keteladanan gizi berupa
kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan.
b. Membina kebersihan perseorangan peserta didik
c. Mengembangkan kemampuasn peserta didik untuk berperan secara aktif dalam
pelayanan kesehatan melalui kegiatan dokter kecil
d. Penjaringan kesehatan peserta didik kelas I
e. Pemeriksaan kesehatan periodic sekali setahun untuk kelas II sampai IV dan
guru berupa pemeriksaan kesehatan sederhanan
f. Immunisasi peserta didik kelas I sampai VI
g. Pengawasan terhadap keadaan air
h. Pengobatan ringan pertolongan pertama
i. Rujukan medik
j. Penanganan kasus anemia gizi
k. Pembinaan teknis dan pengawasan di sekolah
l. Pencatatan dan pelaporan
9. Upaya kesehatan olah raga
a. Pemeriksaan kesehatan berkala
b. Penentuan takaran latihan
c. Pengobatan dengan teknik latihan dan rehabilitasi
d. Pengobatan akibat cidera latihan
e. Pengawasan selama pemusatan latihan
10. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
a. Asuhan perawatan kepada individu di puskesmas maupun di rumah dengan
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin
b. Asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat (keluarga binaan)
c. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus diantaranya : ibu hamil, anak
balita, usia lanjut dan sebagainya
d. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat
11. Upaya peningkatan kesehatan kerja
Identifikasi masalah, meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan dari awal dan berkala untuk para pekerja
b. Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang dating berobat ke puskesmas

12
c. Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja
d. Kegiatan peningkatan kesehatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja,
lingkungan kerja, dan kegiatan peningkatan kesejahteraan
e. Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja, meliputi:
1) Penyuluhan kesehatan
2) Kegiatan ergonomik, yaitu kegiatan untuk mencapai kesesuaian antara alat
kerja agar tidak terjadi stres fisik terhadap pekerja
3) Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja
4) Pemakaian alat pelindung
5) Kegiatan pengobatan kasus penyakit akibat kerja
6) Kegiatan pemulihan kesehatan bagi pekerja yang sakit
7) Kegiatan rujukan medic dan kesehatan terhadap pekerja yang sakit
12. Upaya kesehatan gigi dan mulut
Pembinaan/pengembangan kemampuan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM
Pelayanan asuhan pada kelompok rawan, meliputi:
a. Anak sekolah
b. Kelompok ibu hamil, menyususi dan anak pra sekolah
c. Pelayanan medik dokter gigi dasar, meliputi:
1) Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2) Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi kesasaran yang lebih
mampu
3) Memberikan penyuluhan secara individu atau kelompok
4) Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
5) Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan pelaporan
13. Upaya kesehatan jiwa
a. Kegiatan kesehatan jiwa yang terpadu dengan kegiatan pokok puskesmas
b. Penanganan pasien dengan gangguan jiwa
c. Kegiatan dalam bentuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat
d. Pengembangan upaya kesehatan jiwa di puskesmas melalui pengembangan
peran serta masyarakat dan pelayanan melalui kesehatan masyarakat
e. Pencatatan dan pelaporan
14. Upaya kesehatan mata
Upaya kesehatan mata, pencegaahan kesehatan dasar yang terpadu dengan kegiatan
pokok lainnya
Upaya kesehatan mata:
a. Anamnesa

13
b. Pemeriksaan virus dan mata luar, tes buta warna, tes tekan bola mata, tes saluran
air mata, tes lapangan pandang, funduskopi dan pemeriksaan labolatorium
c. Pengobatan dan pemberiaan kacamata
d. Operasi katarak dan glukoma akut yang dilakukan oleh tim rujukan rumah sakit
e. Perawatan pos operasi katarak dan glukoma akut
f. Merujuk kasus yang tak dapat diatasi
g. Pemberian protesa mata
h. Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan, serta
menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mata
mereka
i. Pengembangan kesehatan mata masyarakat
j. Pencatatan dan pelaporan
15. Labolatorium kesehatan
a. Di ruangan labolatorium
1) Penerimaan pasien
2) Pengambilan spesimen
3) Penanganan spesimen
4) Pelaksanaan spesimen
5) Penanganan sisa spesimen
6) Pencatatan hasil pemeriksaan
7) Pengecekan hasil pemeriksaan
8) Penyampaian hasil pemeriksaan
b. Terhadap spesimen yang akan dirujuk
1) Pengambilan spesimen
2) Penanganan spesimen
3) Pengemasan spesimen
4) Pengiriman spesimen
5) Pengambilan hasil pemeriksaan
6) Pencatatan hasil pemeriksaan
7) Penyampaian hasil pemeriksaan
c. Di ruang klinik dilakukan oleh perawat atau bidan, meliputi:
1) Persiapan pasien
2) Pengambilan specimen
3) Menyerahkan spesimen untuk diperiksa

14
d. Di luar gedung, meliputi:
1) Melakukan tes skrining Hb
2) Pengambilan spesimen untuk kemudian dikirim ke labolatorium puskesmas
3) Memberikan penyuluhan
4) Pencatatan dan pelaporan
16. Upaya pencatatan dan pelaporan
Dilakukan oleh semua puskesmas (pembina, pembantu dan keliling)
Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan baik di dalam maupun di luar
gedung puskesmas
d. Laporan dilakukan secara periodik (bulan, triwulan enam bulan dan tahunan)
17. Upaya pembinaan peran serta masyarakat
Upaya pembinaan peran serta masyarakat dapat dilakukan melalui:
a. Penggalangan dukungan penentu kebijaksanaan, pimpinan wilayah, lintas
sektoral dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilakukan melalui dialog,
seminar dan lokakarya, dalam rangka komunikasi, informasi dan motivasi
dengan memanfaatkan media masa dan system informasi kesehatan
b. Persiapan petugas penyelenggaraan melalui latihan, orientasi dan sarasehan
kepemimpinan dibidang kesehatan
c. Persiapan masyarakat, melalui rangkaian kegiatan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
kesehatan, dengan mengenali dan menggerakkan sumber daya yang
dimilikinya, melalui rangkaian kegiatan:
1) Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2) Survey mawas diri masyarakat untuk mengenali masalah kesehatannya
3) Musyawarah masyarakat desa untuk penentuan bersama rencana
pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Pelaksanaan kegiatan kesehatan oleh dan untuk masyarakat melalui kader
yang terlatih
5) Pengembangan dan pelestarian kegiatan oleh masyarakat
18. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
a. Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat diginakan untuk pengobatan
tradisional
b. Pengembangan dan pelestarian terhadap cara-cara pengobatan tradisional
19. Upaya kesehatan remaja
20. Dana sehat

15
2.13. Sistem Alur Rujukan Kesehatan Di Puskesmas
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih
lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu
unit). (Muchtar, 1977)
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab
secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara
unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang
lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak
dibatasi oleh wilayah administrasi. (Kebidanan Komunitas: hal 207)
A. Tujuan Sistem Rujukan
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan
dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan
umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang
pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.
Tujuan khusus sistem rujukan adalah:

1. Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka


menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan
kematian ibu maternal dan bayi.
2. Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja
puskesmas.
B. Menurut Tata Hubungannya, Sistem Rujukan Terdiri Dari: Rujukan Internal Dan
Rujukan Eksternal.
1. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas
pembantu) ke puskesmas induk.
2. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke
puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
C. Menurut Lingkup Pelayanannya, Sistem Rujukan Terdiri Dari: Rujukan Medik Dan
Rujukan Kesehatan.
1. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi
upayapenyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk
pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:
2. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik,
pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.

16
3. Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap.
4. Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau
ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman
tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi
(transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih
lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis
dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau institusi
pendidikan (transfer of personel).
D. Alur Sistem Rujukan Di Puskesmas
Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1. Antara masyrakat ke Puskesmas
2. Antara Puskesmas pembantu / bidan di desa ke Puskesmas
3. Intern antara petugas Puskesmas / Puskesmas rawat inap
4. Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas
kesehatan lainnya.
E. Langkah-Langkah Rujukan Dalam Pelayanan Di Puskesmas
1. Menentukan kegawatdaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak
dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu
mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga
kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat
menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana
yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
2. Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga. Jika perlu dirujuk,
siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil
penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas
rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu
dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana
rujukan pada saat awal persalinan.
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.

17
b. Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c. Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.

2.14. Penanganan Keluarga Miskin


Langkah-langkah kebijakan penanggulangan kemiskinan difokuskan pada
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin atas pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur dasar. Khususnya mengenai pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin
bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan bagi seluruh penduduk miskin dengan
terselenggaranya pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan jaringannya, serta rawat
inap kelas III di rumah sakit. Kebijakan dilakukan dengan menyalurkan dana pelayanan
kesehatan secara kapitasi ke puskesmas dan pelayanan kesehatan kelas III rumah sakit
dengan sistem klaim. Komponen pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin
adalah rawat jalan tingkat pertama di Puskesmas, rawat inap tingkat pertama di
Puskesmas, pelayanan gawat darurat di Puskesmas, dan rawat jalan dan rawat inap
tingkat lanjutan di ruang rawat kelas III RS Pemerintah dan RS Swasta yang ditunjuk
Pemerintah.

Keluarga miskin yang berhak adalah mereka yang memegang asuransi kesehatan
keluarga miskin (Askeskin). Registrasi dan penerbitan kartu Askeskin dilakukan oleh
PT. Askes dibantu Puskesmas atau jaringannya dan rumah sakit. Dengan adanya
Askeskin, maka telah terjadi peningatan kunjungan keluarga miskin di Puskesmas dan
Rumah Sakit untuk memperoleh pelayanan rawat inap dan rawat jalan, pelayanan
pemeriksaan kehamilan, pelayanan persalinan, pelayanan nifas, dan rujukan kehamilan.

2.15. Sistem Pencatatan Di Puskesmas


Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital
dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan
kesehatan dipuskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna
untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota
maupun kecamatan. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas adalah
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan
kesehatan di Puskesmas. Data SP2PT berupa Umum dan demografi, Ketenagaan,
Sarana, Kegiatan pokok Puskesmas. Menurut Yusran (2008) Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas.
Sistem pelaporan ini ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas
maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen
kesehatan. SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga
dan upaya pelayanankesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua

18
data hasil kegiatan Puskesmas (termasuk Puskesmas dengan tempat tidur, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas keliling, bidandi Desa dan Posyandu) dan data yang berkaitan,
serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai
kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya
kesehatan masyarakat.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat sebagai upaya kesehatan yang
professional, harus dapat dipertanggungjawabkan baik dalam aspek teknis maupun
administrative. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan dokumentasi yang tepat dan
benar antara lain melalui pencatatan dan pelaporan kegiatan. Meskipun materi yang
dicatat dan dilaporkan tergantung informasi yang diperlukan untuk mendukung proses
pengambilan keputusan di tingkat Puskesmas/Kabupaten/Kota, tetapi Puskesmas
diharapkan mempunyai pencatatan kegiatan Perkesmas sebagai berikut :
Pencatatan Meliputi :
1. Formulir Pengkajian Keperawatan
Formulir Pengkajian Keperawatan baik untuk individu, keluarga, kelompok,
masyarakat
2. Register Rawat jalan dan Register Rawat Inap (untuk Puskesmas dengan Ruang
Rawat Inap) Merupakan catatan klien yang mendapat asuhan keperawatan, dapat
terintegrasi dengan register rawat jalan dan rawat inap yang sudah ada
3. Catatan Keperawatan
Dimaksudkan untuk mencatat rencana, tindakan dan penilaian keperawatan klien
(individu, keluarga, kelompok, masyarakat) yang mendapat asuhan keperawatan
atau dibina.
4. Family Folder (berkas catatan kesehatan keluarga) untuk setiap keluarga rawan
kesehatan atau miskin yang dibina. Merupakan kumpulan kartu status kesehatan
setiap anggota keluarga rawan kesehatan atau miskin yang dibina
5. Buku Register Kohort Keluarga Pembinaan Keluarga Rawan Merupakan catatan
untuk mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan
pembinaan keluarga rawan kesehatan atau miskin yang dibina.
6. Buku Register Pembinaan Kelompok/Desa/Masyarakat. Merupakan catatan untuk
mengetahui identitas, masalah kesehatan yang dihadapi serta kemajuan pembinaan
kelompok khusus/masyarakat/desa yang dibina
7. Buku Catatan Kegiatan Perawat Merupakan catatan kegiatan perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dan kegiatan lainnya, yang memudahkan untuk
perhitungan angka kredit jabatan fungsionalnya.
8. Pencatatan lainnya dapat dikembangkan dengan melibatkan organisasi profesi,
institusi pendidikan keperawatan, sesuai kebutuhan daerah, seperti antara lain
pencatatan kegiatan refleksi diskusi kasus yang dilakukan di Puskesmas.

19
2.16. PHN
Keperawatan kesehatan masyarakat, merupakan salah satu kegiatan pokok
Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan. Perawatan
Kesehatan Masyarakat sering disebut dengan PHN (Public Health Nursing) namun pada
akhir-akhir ini lebih tepat disebut CHN (Community Health Nursing). Perubahan istilah
public menjadi community, terjadi di banyak negara karena istilah “public” sering kali
di hubungkan dengan bantuan dana pemerintah (government subsidy atau public
funding), sementara keperawatan kesehatan masyarakat dapat dikembangkan tidak hanya
oleh pemerintah tetapi juga oleh masyarakat atau swasta, khususnya pada sasaran
individu (UKP), contohnya perawatan kesehatan individu di rumah (home health
nursing). Keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) pada dasarnya adalah
pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal dilakukan melalui peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif) di semua tingkat pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat
yang optimal. Pelayanan keperawatan diberikan secara langsung kepada seluruh
masyarakat dalam rentang sehat–sakit dengan mempertimbangkan seberapa jauh
masalah kesehatan masyarakat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok maupun
masyarakat. Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, kelompok beresiko tinggi termasuk kelompok atau
masyarakat penduduk di daerah kumuh, terisolasi, berkonflik, dan daerah yang tidak
terjangkau pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat dapat
diberikan secara langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
1. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang mempunyai
pelayanan rawat jalan dan rawat nginap
2. Di rumah
Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung pada keluarga di
rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care dapat
meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai
resiko tinggi masalah kesehatan.
3. Di sekolah
Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day care) diberbagai institusi
pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan tinggi, guru dan karyawan).
Perawat sekolah melaksanakan program screening kesehatan, mempertahankan
kesehatan, dan pendidikan kesehatan

20
4. Di tempat kerja atau industry
Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus kesakitan atau
kecelakaan minimal di tempat kerja atau kantor, home industry atau industri, pabrik
dll. Melakukan pendidikan kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi
seimbang, penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
5. Di barak-barak penampungan
Perawat memberikan tindakan perawatan langsung terhadap kasus akut, penyakit
kronis, dan kecacatan fisik ganda, dan mental.
6. Dalam kegiatan Puskesmas keliling
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada individu,
kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang
dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan panti
sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan (Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
1.Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
2.Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
3.Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
4.Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-
Aids), dan WTS
9. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian,
kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan
derajad kesehatannya.
Keperawatan kesehatan masyarakat berorientasi pada proses pemecahan masalah
yang dikenal dengan “Proses Keperawatan” (nursing process) yaitu metoda ilmiah dalam
keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik dalam
memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam menghadapi
masalah kesehatan. Langkah-langkah proses keperawatan kesehatan masyarakat adalah
pengakajian, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Dalam penerapan proses
keperawatan, terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran)
secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya.

21
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1.Simpulan
Menurut Departemen Kesehatan RI (1981) pusat kesehatan masyarakat
(puskesmas) adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang langsung memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarkat diwilayah kerja
tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok. Menurut (Mubarak, 2014) visi Puskesmas
adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, sedangkan Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan (Mubarak, 2014)
antara lain : Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health care
service), Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach). Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan,
puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, yaitu
puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan bidan desa.

Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak


berdirinya semakin berkembang , mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok
kesehatan, 13 usaha pokok kesehatan dan sekarang meningkat menjadi 20 usaha pokok
kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada
dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas, dan biaya atau anggaran yang
tersedia.
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau
masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih
lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit). (Muchtar,
1977). Menurut Tata Hubungannya, Sistem Rujukan Terdiri Dari: Rujukan Internal Dan
Rujukan Eksternal. Menurut Lingkup Pelayanannya, Sistem Rujukan Terdiri Dari:
Rujukan Medik Dan Rujukan Kesehatan. Alur Sistem Rujukan Di Puskesma, Alur rujukan
kasus kegawat daruratan: Antara masyrakat ke Puskesmas, Antara Puskesmas pembantu /
bidan di desa ke Puskesmas, Intern antara petugas Puskesmas / Puskesmas rawat inap,
Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas kesehatan lainnya.
Adapun penanganan untuk keluarga miskin yang berhak adalah mereka yang
memegang asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin). Registrasi dan penerbitan kartu
Askeskin dilakukan oleh PT. Askes dibantu Puskesmas atau jaringannya dan rumah sakit.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital dalam
22
sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan
dipuskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk
pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun
kecamatan. Sistem pencatatan meliputi : formulir pengkajian keperawatab, register rawat
jalan dan rawat inap, catatan keperawatan, family folder, buku register kohort keluarga
binaan, buku register pembinaan kelompok/desa, buku catatan kegiatan perawat, dan
pencatatan lainnya. Keperawatan kesehatan masyarakat, merupakan salah satu kegiatan
pokok Puskesmas yang sudah ada sejak konsep Puskesmas di perkenalkan. Tujuan
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal.

3.2.Saran
Diharapkan dari pembahasan mengenai materi pokok puskesmas dapat menambah
wawasan serta dapat menambah sumber bacaan mahasiswa keperawatan khusus pada mata
kuliah keperawatan komunitas. Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran terhadap makalah penulis yang masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Kristiani, 2006. Pemanfaatan Pelayanan Bidan di Desa Kabupaten Muaro Jambi, Tesis
KMPK-UGM
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 2. (Jakarta : PT. Binapura
Aksara,1980).
Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: Seri pengukuran Psikologi. Yogyakarta:
Sigma Alpha.
Departemen Kesehatan R.I., 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan Direktorat Gizi DepKes
R.I. Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Depkes RI. 1987. Peran Serta Masyarakat. Jakrta : Depkes RI, Pusat Pembinaan dan Pelatihan
Masyarakat.
Depkes RI. 1991. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Rumah
Sakit. Khusus dan Swasta, Dit.Jen.Yanmedik.
DepKes RI, 2004. Sistem Kesehatan Nasional 2004, Jakarta.
Elfiatri M, V., Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2008) Analisis Spasial Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Sebagai Faktor Risiko Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2007. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.
Entjang Indan., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Ilmi, Ani Auli, 2011, Keperawatan Komunitas. Makassar: Alauddin University Press
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.
Nurcahyani ; Dewi, Y., 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
pengobatan di puskesmas. (Working Paper series No.04, Oktober 2008, first draft).
Sudiharto, 2007, Asuhan Keperawatan Keluarga: dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2003-2007. Jakarta : BPS.
Syafrudin dkk. 2009. kebidanan komunitas. Jakarta : EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai