Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Penelitian

Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang modern, banyak perusahaan

yang melakukan pemisahtugasan antara pemilik (principal) dan manajemen

(agen). Hal ini menimbulkan konsekuensi berupa pertanggungjawaban

pelaksanaan pengelola tersebut secara periodik yang umumnya melalui media

laporan keuangan oleh manajer. Sebagai media pertanggungjawaban, laporan

keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana untuk

pengambilan keputusan oleh pihak terkait, baik itu pihak internal ataupun pihak

eksternal perusahaan (Singgih dan Bawono, 2010).

Konsekuensi yang timbul akibat pemisahtugasan dengan pembuatan laporan

keuangan sebagai pertanggungjawaban dari manajemen terhadap pemilik adalah

adanya ketidakseimbangan informasi. Ketidakseimbangan informasi ini muncul

karena adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi. Murni (2009) dalam

Putra (2016), menjelaskan bahwa ketidakseimbangan informasi atau biasa disebut

asimetri informasi ini mengarah pada berbagai tindakan oppotunistik manajer,

yang memiliki akses informasi lebih banyak mengenai prospek dan keadaan

perusahaan dibandingkan dengan pemilik perusahaan (pemegang saham).

Pemilik (principal) dan Manajemen (agent) sama-sama memiliki keinginan

untuk memaksimumkan utilitynya dengan informasi yang dimiliki namun dalam

hal ini agent akan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan

1
principal dikarenakan agent langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan,

adanya keinginan untuk memaksimumkan utility di sisi manajemen akan

berdampak pada timbulnya asimetri informasi sehingga pihak principal akan

merasa informasi yang diterima dari pihak agent tidak menyatakan secara

keseluruhan mengenai kondisi perusahaan yang juga dapat menimbulkan praktik

manajemen laba.

Asimetri informasi merupakan hal yang harus dikurangi kemungkinan

terjadinya, karena asimetri informasi dapat mengarah kepada perbuatan yang

merugikan perusahaan secara umum. Manajer cenderung akan menyajikan

informasi yang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan jika informasi yang

diminta berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer yang bisasanya dapat

terlihat dalam angka perolehan laba dari perusahaan (Chairunnisa, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Indriani (2010) memperoleh hasil berkaitan

dengan pengungkapan informasi perusahaan yang diukur menggunakan atribut

kualitas pelaporan keuangan berpengaruh positif terhadap asimetri informasi

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Adhi (2012) memperoleh hasil bahwa

luas pengungkapan berpengaruh negatif terhadap asimetri informasi.

Asimetri Informasi dapat dikurangi juga dengan Audit Tenure. Tenure

adalah masa perikatan antara Kantor Akuntan Publik dan klien terkait jasa audit

yang telah disepakati sebelumnya. Hubungan yang panjang antara KAP dengan

klien dapat menimbulkan hilangnya independensi seorang auditor.

Hilangnya independensi seorang auditor karena kedekatan yang berlebihan

antara auditor dengan klien sebagai akibat masa perikatan audit yang panjang

2
telah membawa dampak pada terjadinya kasus manipulasi keuangan. Oleh sebab

itu, beberapa pihak mendorong usulan diberlakukannya rotasi KAP sebagai

bentuk antisipasi atas kasus tersebut. Regulasi terbaru mengenai pembatasan audit

tenure di Indonesia sendiri ialah Peraturan Menteri Keuangan No 17 Tahun 2008.

Pemberlakuan kebijakan tersebut menyebabkan KAP harus mempersiapkan

auditor mereka untuk penugasan pada klien yang baru, sehingga kondisi tersebut

berdampak pada tingginya biaya start-up audit (Carcello dan Nagy, 2004). Untuk

mengatasi hal ini, beberapa perusahaan cenderung memberikan informasi awal

mengenai kondisi perusahaan dan hal inilah yang menyebabkan asimetri informasi

akan tinggi di awal perikatan audit.

Penelitian yang dilakukan oleh Almutairi et al. (2009) memperoleh hasl

bahwa audit tenure berpengaruh postif terhadap asimetri infromasi karena ketika

masa audit semakin lama maka asimetri informasi akan kembali meningkat tetapi

hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wakum dan Wisadha

(2014) yang memperoleh hasil bahwa audit tenure berpengaruh negatif terhadap

asimetri informasi akibat semakin pendeknya masa perikatan yang dapat dilihat

pada tingginya asimetri informasi di awal perikatan audit baru. Hal ini disebabkan

pada periode tersebut auditor belum mengetahui informasi dan prospek

perusahaan.

Rotasi audit tidak hanya bermanfaat sebagai solusi dalam mengatasi

masalah independensi auditor akibat hubungan tenure yang panjang tetapi juga

bermanfaat untuk meningkatkan pengalaman auditor. Rotasi wajib audit membuka

kesempatan bagi auditor untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuannya

3
dalam menangani banyak klien dalam industri yang sama sehingga dapat

meningkatkan pemahaman auditor mengenai kondisi perusahaan seperti internal

kontrol, risiko bisnis, dan risiko audit perusahaan pada industri tersebut. Strategi

spesialisasi industri yang dilakukan auditor ini dapat meningkatkan pengetahuan

spesifik pada industri tertentu dengan lebih komprehensif sehingga dapat

meminimalisasi terjadinya Asimetri Informasi.

Akuntan publik didorong unuk meningkatkan kompetensi dan

independensinya agar mampu dalam meningkatkan kualitas auditnya. Menurut

Ikatan Akuntan Indonesia (2011), tujuan Audit atas laporan keuangan adalah

untuk menyatakan tentang kewajaran dalam semua hal yang material dalam

laporan keuangan sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di

Indonesia.

Aspek lain terkait dengan skandal-skandal keuangan yang terjadi ialah

penerapan good corporate governance. Asimetri Informasi yang timbul diduga

terjadi karena lemahnya penerapan good corporate governance dalam

perusahaan.Penerapan good corporate governance dalam perusahaan membantu

pihak principal untuk membatasi perilaku opportunistik manajer sehingga mampu

mengurangi biaya keagenan (Connelly et al, 2012). Salah satu aspek good

corporate governance yang masih sering menjadi perdebatan di berbagai kalangan

ialah keberadaan komite audit.

Tugas Komite Audit berkaitan dengan kualitas laporan keuangan, karena

peran utama komite audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam hal

pengawasan laporan keuangan oleh manajemen. Ikatan Komite Audit Indonesia

4
(IKAI) menegaskan keberadaan komite audit diharapkan mampu meningkatkan

kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan

mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya bertujuan untuk

memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham dan

stakeholder lainnya. Dengan demikian, komite audit memegang peranan sangat

penting dalam mekanisme pengendalian internal perusahaan.

Perusahaan yang memiliki komite audit harus mampu menyediakan

informasi yang andal dan akurat serta diarahkan untuk mampu mengurangi

tindakan oportunistik manajer. Rahman (2016) dalam penelitiannya memasukkan

unsur komite audit sebagai variabel moderasi dengan hasil Komite audit sebagai

variabel pemoderasi memperkuat hubungan tenure audit dengan asimetri

informasi dengan kata lain komite audit dalam perusahaan mampu menjamin

mengurangi efek asimetri informasi yang muncul ketika penjangnya tenure audit

yang berakibat terjalinnya hubungan familiaritas antara KAP dan klien.

Fenomena Asimetri Informasi yang terjadi salah satunya adalah kasus

penggelembungan laba Toshiba Corporation. Pada bulan Mei 2015, Toshiba

mengejutkan seluruh dunia saat menyatakan bahwa perusahaannya tengah

melakukan investigasi atas skandal akuntansi internal dan harus merevisi

perhitungan laba dalam 3 tahun terakhir. Pengumuman tersebut sangat tidak

disangka karena Toshiba telah menjadi lambang perusahaan Jepang yang sangat

kuat. Setelah diinvestigasi secara menyeluruh, diketahuilah bahwa Toshiba telah

kesulitan mencapai target keuntungan bisnis sejak tahun 2008 di mana pada saat

tengah terjadi krisis global. Krisis tersebut juga melanda usaha Toshiba hingga

5
akhirnya Toshiba melakukan suatu kebohongan melalui accounting fraud senilai

1.22 milyar dolar Amerika.Tindakan ini dilakukan dengan berbagai upaya

sehingga menghasilkan laba yang tidak sesuai dengan realita.

Pada tanggal 21 Juli 2015, CEO Hisao Tanaka mengumumkan pengunduran

dirinya terkait skandal akunting yang ia sebut sebagai peristiwa yang paling

merusak merek Toshiba sepanjang 140 tahun sejarah berdirinya Toshiba. Delapan

pimpinan lain juga ikut mengundurkan diri, termasuk dua CEO sebelumnya.

Nama Toshiba kemudian dikeluarkan dari indeks saham dan mengalami

penurunan penjualan yang signifikan. Pada akhir tahun 2015, Toshiba telah

merugi sebesar 8 milyar dolar Amerika. Terbongkarnya kasus ini diawali saat

audit pihak ketiga melakukan investigasi internal terhadap keuangan perusahaan.

Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa manajemen perusahaan

menetapkan target laba yang tidak realistis sehingga saat target.tersebut tidak

tercapai, pemimpin divisi terpaksa harus berbohong dengan memanipulasi data

laporan keuangan.

Kasus Toshiba Corporation merupakan salah satu kasus asimetri informasi

yang termasuk kedalam moral hazard karena kegiatan yang dilakukan oleh pihak

manajemen tidak seluruhnya diketahui oleh investor ( pemegang saham dan

kreditor), sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan

pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma

mungkin tidak layak dilakukan.

6
Penelitian ini mengambil sampel data dari sektor perbankan. Alasan dari

pemilihan sample penelitian karena perusahaan perbankan memiliki kewajiban

yang lebih kuat dalam melaporkan laporan keuangan yang sesuai standar dan telah

diaudit karena tertera dalam Peraturan BAPEPAM Nomor Kep-431/BL/2012 dan

Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012. Sektor perbankan adalah salah satu

sektor perusahaan yang memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan

perekonomian di Indonesia sehingga sangat perlu meminimalisir terjadinya asimetri

informasi di dalam perusahaan yang dapat memicu terjadinya praktik manajemen

laba.

Mengingat begitu besar dampak pengaruh yang terjadi apabila perusahaan

mengalami asimetri informasi misalnya hilangnya kepercayaan publik terhadap

manajemen perusahaan dalam megelola perusahaan maka peneliti tertarik untuk

meneliti mengenai Asimetri Informasi. Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan, maka penelitian ini mengangkat judul:

“PENGARUH AUDIT TENURE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DENGAN KOMITE AUDIT

SEBAGAI VARIABEL MODERASI”.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, mengenai

pengaruh auditor spesialis terhadap asimetri informasi dengan komite audit

sebagai variabel moderasi, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah Audit Tenure berpengaruh terhadap Asimetri Informasi?

7
2. Apakah Struktur Kepemilikian berpengaruh secara signifikan terhadap

asimetri informasi?

3. Apakah komite audit mampu memoderasi hubungan Audit Tenure terhadap

Asimetri Informasi?

4. Apakah komite audit mampu memoderasi hubungan struktur kepemilikan

terhadap Asimetri Informasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah yang telah diuraikan oleh peneliti,

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memberi bukti empiris apakah Audit Tenure

berpengaruh terhadap asimetri informasi pada suatu perusahaan.

2. Untuk mengetahui dan memberi bukti empiris apakah Struktur Kepmilikan

berpengaruh terhadap asimetri informasi pada suatu perusahaan

3. Untuk mengetahui dan memberi bukti empiris apakah komite audit mampu

memoderasi hubungan Audit Tenure terhadap asimetri informasi pada suatu

perusahaan.

4. Untuk mengetahui dan memberi bukti empiris apakah komite audit mampu

memoderasi hubungan Struktur Kepmilikan terhadap asimetri informasi

pada suatu perusahaan.

8
1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang, serta

meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam melakukan

penelitian sekaligus mendapatkan pengetahuan dan ilmu tentang teori yang

berkaitan dengan asimetri informasi, auditor spesialis dan komite audit.

b) Bagi Universitas

Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran yang dapat berguna

untuk semua pihak yang berkepentingan dengan masalah yang dibahas

dalam penelitian.

c) Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat

dan berguna sebagai referensi, sumber informasi dan menambah ilmu

pengetahuan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

2 Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermanfaat, memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bahan evaluasi.

2.1 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran

mengenai skripsi secara singkat, sehingga pembaca lebih mudah untuk

9
memahaminya. Penulisan membuat outline dan sistematika penulisan dengan

membaginya dalam susunan angka, adapun susunanya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian tentang latar belakang penelitian,

perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan yang menggambarkan

secara singkat keseluruhan isi dalam penelitian ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti menguraikan secara teoritis mengenai

pengaruh auditor spesialis terhadap asimetri informasi dengan

komite audit sebagai variabel moderasi, dan menjelaskan teori

yang merupakan penjelasan dari buku – buku yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan penelitian atau metodologi penelitian yang

di tempuh dalam pemecahan masalah untuk mencapai tujuan

penelitian, antara lain desain penelitian, jenis dan sumber data,

lokasi penelitian, populasi dan sampel, definisi konseptual

variabel, metodologi pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan pembahasan serta gambaran umum tentang

objek penelitian, karakteristik responden, lokasi penelitian,

analisis data, pengujian atas hipotesis penelitian dan pembahasan

10
hasil pengujian hipotesis yang akan dijelaskan secara rinci dengan

hasil angka-angka atau data yang telah diolah menggunakan

aplikasi SPSS versi 24.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan yang terkait dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian, implikasi penelitian serta saran-

saran bagi pihak yang berkepentingan yang sekiranya akan dapat

digunakan di masa mendatang serta keterbatasan penelitian.

11

Anda mungkin juga menyukai