Anda di halaman 1dari 4

Mioma Uteri

Etiologi

Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini, tetapi
penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik,
growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini (Parker, 2007). Faktor yang
diduga berperan untuk inisiasi pada perubahan genetik pada mioma uteri adalah abnormalitas
intrinsik pada miometrium, peningkatan reseptor estrogen secara kongenital pada
miometrium, perubahan hormonal, atau respon kepada kecederaan iskemik ketika haid.
Setelah terjadinya mioma uteri, perubahan-perubahan genetik ini akan dipengaruhi oleh
promoter (hormon) dan efektor (growth factors) (Parker, 2007)

Tidak dapat dibuktikan bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma,
namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari
reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya
namun konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. Hormon progesteron
meningkatkan aktifitas mitotik dari mioma pada wanita muda namun mekanisme dan faktor
pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara pasti. Progesteron memungkinkan
pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis dari tumor. Estrogen berperan
dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler (Hadibroto,
2005)

Faktor risiko

1. Usia penderita
Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an;
tetapi, masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah
disebabkan peningkatan formasi atau peningkatan pembesaran secara sekunder
terhadap perubahan hormon pada waktu usia begini. Faktor lain yang bisa
mengganggu insidensi sebenar kasus mioma uteri adalah kerana dokter
merekomendasi dan pasien menerima rekomendasi tersebut untuk menjalani
histerektomi hanya setelah mereka sudah melepasi usia melahirkan anak (Parker,
2007).
2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)
Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil
histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen
endogen pada wanita-wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit
(Parker, 2007).
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri
mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma
uteri dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
(Parker, 2007).
4. Berat badan
Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita
mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan
dengan peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan
Universitas Sumatera Utara untuk wanita dengan 30% kelebihan lemak tubuh. Ini
terjadi kerana obesitas menyebabkan pemingkatan konversi androgen adrenal
kepada estrone dan menurunkan hormon sex-binding globulin. Hasilnya
menyebabkan peningkatan estrogen secara biologikal yang bisa menerangkan
mengapa terjadi peningkatan prevalensi mioma uteri dan pertumbuhannya
(Parker, 2007).
5. Merokok
Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. Banyak faktor yang bisa
menurunkan bioavalibiltas hormon estrogen pada jaringan seperti: penurunan
konversi androgen kepada estrone dengan penghambatan enzim aromatase oleh
nikotin (Parker, 2007).

Patofisiologi

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat
laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam
pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat
satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh
intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila
terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan sehingga
menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan
miksi (berkemih). Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah
pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri
dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus
yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik,
kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu
dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan
volume cairan. (Sastrawinata S: 151)

Sumber :

1. Sastrawinata, S R. Ginekologi. Bagian Obstetri & Ginekologi (Edisi Kedua). Bandun:


FK-UNPAD, 2010
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S. Ilmu Kandungan (Edisi Ketiga).Jakar
ta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono, 2011.
3. Parker, W.H., 2007. Etiology, Symptomatology and Diagnosis of Uterine Myomas.
Departement of Obstetrics and Gynecology UCLA School of Medicine, American
Society for Reproductive Medicine,California. Volume 87.No.4.Hal 725-733.
4. Hadibroto, Budi R. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, Vol. 38, No. 3,Sept
ember 2005.
Herediter, pola hidup, hormonal, usia, obesitas

Reseptor esterogen ↑

Hiperplasia sl imatur (otot


polos dan jarngan ikat)

MIOMA UTERI

Penekanan Syaraf Pembesaran Uterus Pecahnya


pembuluh
darah
Nekrosis Penekanan organ
sekitar
Pendarahan
Mk : Nyeri akut pervagina lama
dan banyak
Vesika Rektum
Urinaria

Mk : Resiko
Pola Pola
kekurangan
eliminasi eliminasi
cairan/
urin alvi
kekurangan
cairan

Retensi Urin Mk :
Konstipasi

Mk : Gg.
Eliminasi
urin

Anda mungkin juga menyukai