Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

HAKEKAT PENDIDIKAN

KELOMPOK 3

ANNIDA NUUR AINI 18170006


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala


lingkungan dan sepanjang hidup, situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan individu.
Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek
didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung dalam lingkungan
tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan ditulisnya hal ini supaya Penulis maupun Pembaca mengetahui dan
memahami Hakekat Pendidikan, mulai dari pengertian secara umum, menurut pandangan
Indonesia, pakar asing dan ahli, serta menurut UUD SISDIKNAS.

C. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Hakekat Pendidikan?
b. Apa yang dimaksud Hakekat Pendidikan menurut pakar asing?
c. Apa yang dimaksud Pendidikan menurut para ahli?
d. Apa yang dimaksud Implikasi menurut UUD SISDIKNAS?
e. Apa yang dimaksud Pendidikan menurut UUD SISDIKNAS?
f. Apa yang dimaksud Implikasi menurut para ahli?
BAB II

HAKEKAT PENDIDIKAN

A. Pengertian Hakekat Pendidikan


Hakekat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan untuk menunjukkan
makna yang sebenarnya atau yang paling dasar dari suatu benda, kondisi atau pemikiran.

Pendidikan adalah proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek


didik untuk mencapai tujuan pendidikan, berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan
menggunakan bermacam tindakan yang disebut alat pendidikan.

Hakikat pendidikan adalah humanisasi. Suyitno (2009: 2) mengungkapkan bahwa


pendidikan yaitu upaya memanusiakan manusia. Dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1
(2003:4) diungkapkan bahwa, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Landasan yuridis di atas senantiasa mengindikasikan pendidikan sebagai faktor


esensial dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan
adalah pendidikan yang merata, bermutu, relevan serta signifikan dengan kebutuhan
masyarakat.

1. Hakekat Pendidikan Menurut Pakar Pandangan Indonesia


a. Menurut Ki Hajar Dewantara (1977 : 14), pendidikan umumnya berarti daya-
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intelek dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh dipisah-
pisahkan bagian-bagian itu agar kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan
dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.
b. Menurut Raka Joni (1985 : 2) Hakikat Pendidikan adalah :
 Merupakan interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan antara
kedaulan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
 Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
 Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
 Pendidikan berlangsung seumur hidup.
 Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

c. Menurut Mudyaharjo (2001 : 91), asumsi pokok pendidikan adalah :


 Pendidikan adalah aktual. Artinya, pendidikan bermula dari kondisi-kondisi
aktual dari individu yang belajar dan lingkungan belajarnya.
 Pendidikan adalah normatif. Artinya, pendidikan tertuju pada mencapai hal-
hal yang baik atau norma-norma yang baik.
 Pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan. Artinya, pendidikan berupa
serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan invidu yang
belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.

2. Hakekat Pendidikan Menurut Pandangan Pakar Asing


a. Langeveld (ahli pendidikan bangsa Belanda) : bimbingan atau pertolongan yang
diberikan orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas
hidupnya sendiri, tidak dengan bantuan orang lain.
b. Jhon Dewey (ahli filsafat pendidikan dari Amerika) : proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam
dan sesama manusia.
c. J.J Rosseau (tokoh filsuf dan komposer Prancis) : memberikan pembekalan yang
tidak ada pada masa anak-anak, tapi dibutuhkan pada masa dewasa.
B. Pengertian Pendidikan dan Implikasi
Secara etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Latin ‘Educatum’ yang tersusun
dari dua kata, yaitu ‘E’ yang berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari
sedikit banyak, sedangkan ‘Duco’ berarti perkembangan atau sedang berkembang. Jadi
secara etimologis, pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu.

Pendidikan adalah proses interaksi manusiawi antara pendidikan dengan subjek


didik untuk mencapai tujuan pendidikan, berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan
menggunakan bermacam tindakan yang disebut alat pendidikan.

Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki cakupan yang sangat luas
dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat dalam cakupan bahasa
yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam berbagai keadaan maupun
situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau berargumen. Seperti halnya
dalam bahasa penelitian maupun matematika.

Hingga saat ini, masih belum terdapat pembahasan secara lengkap dan
menyeluruh mengenai arti dan definisi kata implikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) arti kata implikasi adalah keterlibatan atau keadaan terlibat. Sehingga
setiap kata imbuhan dari implikasi seperti kata berimplikasi atau mengimplikasikan yaitu
berarti mempunyai hubungan keterlibatkan atau melibatkan dengan suatu hal.

1. Pengertian Pendidikan dan Implikasi Menurut Para Ahli


a. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli
1) Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2) Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau bimbingan
secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik
menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
3) Menurut Driyarkara, pendidikan adalah satu usaha dalam memanusiakan
manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke skala yang insani.

b. Pengertian Implikasi Menurut Para Ahli

Pengertian implikasi menurut pakar belum ada yang bisa menjelaskannya


secara jelas, perihal ini karena cakupan makna implikasi yang luas.

Menurut para ahli, pengertian implikasi adalah suatu konsekuensi atau


akibat langsung berasal dari hasil penemuan suatu penelitian ilmiah. Pengertian
impkiasi lainnya berasal dari implikasi menurut para pakar adalah suatu analisis
atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.

Arti kata implikasi itu sendiri sebetulnya memiliki sebuah cakupan yang
sangat luas dan beragam, supaya bisa digunakan didalam beragam kalimat
didalam cakupan yang memiliki bahasa yang berbeda-beda. Kata implikasi bisa
dipergunakan didalam beragam suasana maupun suasana yang mengharuskan
seseorang untuk berpendapat atau berargumen. Seperti halnya didalam bahasa
penelitian maupun matematika.

2. Pengertian Pendidikan dan Implikasi Menurut UUD SISDIKNAS


a. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Ada tiga pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu :
1) Usaha sadar dan terencana
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana menunjukkan bahwa
pendidikan adalah sebuah proses yang disengaja dan dipikirkan secara matang
(proses kerja intelektual). Oleh karena itu, disetiap level manapun, kegiatan
pendidikan harus disadari dan direncanakan, baik dalam tataran nasional
(makroskopik), regional/provinsi dan kabupaten kota (messoskopik),
institusional/sekolah (mikroskopik) maupun operasional (proses
pembelajaran oleh guru).

Berkenaan dengan pembelajaran (pendidikan dalam arti


terbatas), pada dasarnya setiap kegiatan pembelajaran pun harus
direncanakan terlebih dahulu sebagaimana diisyaratkan dalam Permendiknas
RI No. 41 Tahun 2007. Menurut Permediknas ini bahwa perencanaan proses
pembelajaran meliputi penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi,
tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

2) Mewujudkan Suasana Belajar dan Proses Pembelajaran Agar Peserta Didik


Aktif Mengembangkan Potensi Dirinya

Adanya ‘pengerucutan’ istilah pendidikan menjadi pembelajaran. Jika


dilihat secara sepintas mungkin seolah-olah pendidikan lebih dimaknai dalam
setting pendidikan formal semata (persekolahan). Terlepas dari benar-
tidaknya pengerucutan makna ini, pada pokok pikiran kedua ini, ada pesan
bahwa pendidikan yang dikehendaki adalah pendidikan yang bercorak
pengembangan (developmental) dan humanis, yaitu berusaha
mengembangkan segenap potensi didik, bukan bercorak pembentukan yang
bergaya behavioristik. Ada dua kegiatan utama dalam pendidikan, yaitu
mewujudkan suasana belajar dan mewujudkan proses pembelajaran.
3) Memiliki Kekuatan Spiritual Keagamaan, Pengendalian Diri, Kepribadian,
Kecerdasan, Akhlak Mulia, Serta Keterampilan yang Diperlukan Dirinya,
Masyarakat, Bangsa dan Negara.

Berdasarkan uraian di atas, kita melihat bahwa dalam definisi pendidikan


yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003, tampaknya tidak hanya sekedar
menggambarkan apa pendidikan itu, tetapi memiliki makna dan implikasi yang
luas tentang siapa sesunguhnya pendidik itu, siapa peserta didik (siswa) itu,
bagaimana seharusnya mendidik, dan apa yang ingin dicapai oleh pendidikan.
BAB III

KESIMPULAN
Hakikat pendidikan adalah humanisasi. Suyitno (2009: 2) mengungkapkan bahwa
pendidikan yaitu upaya memanusiakan manusia. Dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1
(2003:4) diungkapkan bahwa, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Arti kata implikasi itu sendiri sesungguhnya memiliki cakupan yang sangat luas
dan beragam, sehingga dapat digunakan dalam berbagai kalimat dalam cakupan bahasa
yang berbeda-beda. Kata implikasi dapat dipergunakan dalam berbagai keadaan maupun
situasi yang mengharuskan seseorang untuk berpendapat atau berargumen. Seperti halnya
dalam bahasa penelitian maupun matematika.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Anda mungkin juga menyukai