Anda di halaman 1dari 2

Program Pemerintah tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Sekitar 50 juta orang (20%)
populasi Indonesia adalah remaja. Dari jumlah tersebut tentunya akan banyak permasalahan yang
dihadapi. Beberapa masalah remaja antara lain kehamilan yang tidak diinginkan (33,79%),
remaja siap untuk melakukan aborsi (PKBI, 2005). Pada penelitian lain didapatkan, dari 2,4 juta
aborsi 21% (700 – 800 ribu) dilakukan oleh remaja (BBKBN-LDFEUI, 2000). Sedangkan PMS
pada remaja 4,18%, HIV/AIDS 50% terjadi pada umur 15 – 29 tahun.
Dalam rangka menumbuh kembangkan perilaku hidup sehat bagi remaja, maka perlu
kepedulian dalam bentuk pelayanan dan penyediaan informasi yang benar serta kesepahaman
bersama akan pentingnya kesehatan reproduksi remaja sehingga dapat membantu mereka dalam
menentukan pilihan masa depannya. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), menurut DITREM-
BKKBN adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem reproduksi (fungsi, komponen dan
proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual.
Sejak tahun 2003 model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau remaja,
menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga
kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan dan selera remaja diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR). Jenis kegiatan PKPR meliputi penyuluhan, pelayanan klinis medis
termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS),
pelatihan pendidik sebaya (yang diberi pelatihan menjadi kader kesehatan remaja) dan konselor
sebaya (pendidik sebaya yang diberi tambahan pelatihan interpersonal relationship dan
konseling), serta pelayanan rujukan. Selain itu ada juga yang disebut dengan Pusat Informasi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) yang oleh BKKBN dibagi menjadi dua
yaitu: Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) dan Pusat Informasi dan Konseling
Mahasiswa (PIK Mahasiswa).
Menurut evaluasi dari berbagai sumber mengatakan bahwa, program tentang kesehatan
remaja ini belum mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini dikarenakan belum cukupnya
dukungan dana, sarana prasarana dan tenaga. Perlu perluasan sosialisasi PKPR dan dukungan
penuh pemerintahan daerah dalam program PKPR di masing-masing wilayah untuk dapat
mencapai hasil dari tujuan yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai