Anda di halaman 1dari 4

Asites

• Adanya cairan berlebih di dalam cavitas peritoneal.

• Akumulasi cairan patologi di dalam cavitas peritoneal.

patogenesis pembentukan asites yang amat penting adalah hipertensi porta yang sering disebut
faktorlokal dan gangguan fungsi ginjal yang sering disebut faktor sistemik.Sirosis (pembentukan
jaringan parut) di hati akan menyebabkan vasokonstriksi danfibrotisasi sinusoid. Akibatnya terjadi
peningkatan resistensi sistem porta yang berujungkepada hipertensi porta. Hipertensi porta ini
dibarengi dengan vasodilatasisplanchnicbed

(pembuluh darah splanknik) akibat adanya vasodilator endogen (seperti NO,calcitone gene related
peptide,endotelin dll). Dengan adanya vasodilatasisplanchnic bed

tersebut, maka akan menyebabkan peningkatan aliran darah yang justru akan membuathipertensi
porta menjadi semakin menetap. Hipertensi porta tersebut akan meningkatkantekanan transudasi
terutama di daerah sinusoid dan kapiler usus. Transudat akanterkumpul di rongga peritoneum dan
selanjutnya menyebabkan asites

• Selain menyebabkan vasodilatasi splanchnic bed , vasodilator endogen juga


akanmempengaruhi sirkulasi arterial sistemik sehingga terjadi vasodilatasi perifer
danpenurunan volume efektif darah (underfilling relatif) arteri. Sebagai respons
terhadapperubahan ini, tubuh akan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik dan sumbu

• sistem renin-angiotensin-aldosteron serta arginin vasopressin. Semuanya itu


akanmeningkatkan reabsorbsi/penarikan garam (Na) dari ginjal dan diikuti dengan
reabsorpsiair (H20) sehingga menyebabkan semakin banyak cairan yang terkumpul di rongga
tubuh.Beberapa penyebab lain dari asites berhubungan dengan gradien tekanan yang
meningkatseperti gagal jantung kongestif dan gagal ginjal yang telah lanjut.Pada kasus yang
jarang terjadi, tekanan yang meningkat dalam sistim portal dapatdisebabkan oleh hambatan
internal atau eksternal dari pembuluh portal,yang berakibathipertensi portal tanpa cirrhosis.
Contohnya dapat berupa massa yang menekan padapembuluh-pembuluh portal dari rongga
perut bagian dalam atau pembentukan bekuandarah dalam pembuluh portal yang
menghalangi aliran normal dan meningkatkan tekanandalam pembuluh Ada juga
pembentukan asites sebagai akibat dari kanker, yang disebut malignant asitesTipe-tipe
asites ini secara khas adalah manifestasi dari kanker yang telah lanjut dariorgan-organ dalam
rongga perut, seperti,kanker usus besar, kanker pankreas,kankerlambung,kanker
payudara,lymphoma,kanker paru-paru,atau kanker indung telur.

Berdasarkan jumlahnya ada tingkatan:

Grade 1: Sedang, hanya tampak pada pemeriksaan USG

Grade 2: asites sedang dan terlihat distensi abdomen yang sedang.

Grade 3: tampak besar pada pemeriksaan inspeksi dan terdapat distensi abdomen

• Secara klinis dikelompokkan menjadi eksudat dan transudat:

Asites eksudatif:Biasanya terjadi pada proses peradangan (biasanya infektif, misalnya pada
tuberculosis) danproses keganasan. Eksudat merupakan cairan tinggi protein, tinggi LDH, ph
rendah (<7,3), rendahkadar gula, disertai peningkatan sel darah putih.Beberapa penyebab
dari asites eksudatif: keganasan (primer maupun metastasis), infeksi(tuberkulosis maupun
peritonitis bakterial spontan), pankretitis, serositis, dan sindroma nefrotik

• Asites transudatif:Terjadi pada sirosis akibat hipertensi portal dan perubahan bersihan
(clearance) natriumginjal, juga bisa terdapat pada konstriksi perikardium dan sindroma
nefrotik. Transudatmerupakan cairan dengan kadar protein rendah (<30g/L), rendah LDH, pH
tinggi, kadar gulanormal, dan sel darah putih kurang dari 1 sel per 1000 mm³.Beberapa
penyebab dari asites transudatif: sirosis hepatis, gagal jantung, penyakit venaoklusif,
perikarditis konstruktiva, dan kwasiokor.

• Gradien nilai Albumin serum dan asites (serum ascites albumine gradient )Pemeriksaan ini
sangat penting untuk membedakan asites tansudat atau asiteseksudat. Gradien tinggi
bila nilainya >1,1 gram/dL sedangkan Gradien rendahbila nilainya < 1,1 gram/dL.Gradien
tinggi biasanya terdapat pada asites transudat sedangkan gradien rendahbiasanya
berhubungan dengan asites eksudat.

Albumin serum 2.03 (rendah)


Albumin ascites

SAAG = albumin serum – albumin ascites

• Penatalaksanaan

Pengobatan asites sebaiknya dilakukan secara komprehensif, meliputi :

1.Tirah baring

Tirah baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika, pada pasien asites transudatyang
berhubungan dengan hipertensi porta. Perbaikan efek diuretika berhubungandengan
perbaikan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus akibat tirah baring.Tirah baring akan
menyebabkan aktifitas simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron menurun. Yang
dimaksud dengan tirah baring disini bukan istirahattotal ditempat tidur sepanjang hari tetapi
tidur terlentang dengan kaki sedikitdiangkat selama beberapa jam setelah minum obat
diuretika

• Diet

Diet rendah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis. Konsumsigaram (NaCl)
perhari sebaiknya dibatasi hingga 40-60 meq/hari. Membatasikonsumsi sodium (garam)
makanan kurang dari 2 gram per hari adalah sangatpraktis

• Diuretika

Diuretika yang dianjurkan adalah diuretika yang bekerja sebagai antialdosteronmisalnya


spironolakton. Diuretika ini merupakan diuretika hemat kalium, bekerjapada tubulus distal
dan menahan reasorbsi Na. Sebenarnya potensi natriuretik diuretik distal lebih rendah dari
pada diuretika loop bila etiologi peningkatan airdan garam tidak berhubungan dengan
hiperaldosteronisme

Efektifitas obat ini lebih bergantung pada konsentrasinya diplasma, semakintinggi semakin
efektif. Dosis yang dianjurkan antara 100-600 mg/hari.Diuretika loop sering dibutuhkan
sebagai kombinasi. Diuretika ini sebenarnyalebih berpotensi daripada diuretika distal. Pada
sirosis hati, karena mekanismeutama reasorbsi air dan natrium adalah hiperaldosteronismu,
diuretika loopmenjadi kurang
efektif.Diuretik meningkatkan ekskresi air dan garam dari ginjal. Aturan penggunaandiuretik
yang direkomendasikan dalam penatalaksanaan dari asites yangberhubungan dengan hati
adalah kombinasi dari spironolactone (Aldactone) dan furosemide (Lasix) Dosis tunggal
harian dari 100 miligram spironolactone dan40 miligram furosemide merupakan dosis awal
yang biasanya direkomendasikan.Ini dapat ditingkatkan secara berangsur-angsur untk
memperoleh respon yangtepat pada dosis maksimum 400 miligram spironolactone dan 160
miligram furosemide

Varises Esofagus

• Sebelum berdarah dan sesudah berdarah bisa diberikan obat penyekat beta (propranolol).
Waktu perdarahan akut, bisa diberikan prparat somatostatin atau okreotid, diteruskan
dengan tindakan skleroterapi atau ligasi endoskopi.

Anda mungkin juga menyukai