Anda di halaman 1dari 5

KONSEP

Gender

Istilah Gender digunakan untuk menjelaskan perbedaan peran perempuan dan laki-laki yang bersifat
bawaan sebagai ciptaan Tuhan. Gender adalah pembedaan peran, kedudukan, tanggung jawab, dan
pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat
perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas menurut norma, adat istiadat, kepercayaan atau
kebiasaan masyarakat.

Gender tidak sama dengan kodrat. Kodrat adalah sesuatu yang ditetapkan oleh Tuhan YME, sehingga
manusia tidak mampu untuk merubah atau menolak. Sementara itu, kodrat bersifat universal, misalnya
melahirkan, menstruasi dan menyusui adalah kodrat bagi perempuan, sementara mempunyai sperma
adalah kodrat bagi laki-laki.

Ketidakadilan gender merupakan kondisi tidak adil akibat dari sistem dan struktur sosial, sehingga
perempuan maupun laki-laki menjadi korban dari pada sistem tersebut. Laki-laki dan perempuan berbeda
hanya karena kodrat antara laki-laki dan perempuan berbeda. Keadilan gender akan dapat terjadi jika
tercipta suatu kondisi di mana porsi dan siklus sosial perempuan dan laki-laki setara, serasi, seimbang
dan harmonis.

Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Digunakan untuk mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama seperti IPM, tetapi
mengungkapkan ketidakadilan pencapaian laki-laki dan perempuan.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)


Indikator ini menunjukkan apakah perempuan dapat memainkan peranan aktif dalam kehidupan ekonomi
dan politik.

Angka Partisipasi Sekolah (APS): proporsi anak sekolah pada usia jenjang pendidikan tertentu dalam
kelompok usia yang sesuai dengan jejang pendidikan tersebut, yang dibedakan menurut jenis kelamin.

Angka Partisipasi Murni (APM) : Proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang
bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya dan dibedakan menurut jenis kelamin.

Angka Partisipasi Kasar (APK) : Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu dalam kelompok
usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut dan dibedakan menurut jenis kelamin.
METODOLOGI

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)


Metodologi penghitungan IPG mengacu pada metodologi baru yang digunakan oleh UNDP tahun 2010
Dimensi Indikator
Umur panjang dan
Angka Harapan Hidup pada saat lahir (e0), Laki-laki & Perempuan
sehat
1. Harapan Lama Sekolah (EYS); Laki-laki & Perempuan IPG/GDI
Pengetahuan
2. Rata-rata Lama Sekolah (MYS); Laki-laki & Perempuan
Kehidupan yang layak Perkiraan pendapatan; Laki-laki & Perempuan
Perbedaan IPG Metode Lama dan Baru

Lama Baru
IPG = Rasio IPM
Penghitungan IPG = IPM tertimbang jenis kelamin perempuan dengan
laki-laki
 IPG dapat
diinterpretasi
kan sendiri
 Semakin
mendekati
angka 100,
maka
semakin
kecil
ketimpangan
 IPG harus dianalisis bersama IPM yang terjadi
antara
 Selisih IPG dg IPM merupakan perempuan
gap capaian gender dengan laki-
 Semakin mendekati angka IPM, laki
maka semakin kecil ketimpangan  IPG < 100,
Interpretasi yang terjadi antara perempuan capaian
dengan laki-laki perempuan
 Jika IPG = IPM, artinya tidak ada < capaian
ketimpangan antara perempuan laki-laki
dan laki-laki  IPG = 100,
capaian
perempuan
sama
dengan laki-
laki
 IPG > 100,
capaian
perempuan
> capaian
laki-laki
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

 IDG menunjukkan apakah wanita dapat secara aktif berperan serta dalam kehidupan ekonomi dan politik.
 IDG menitikberatkan pada partisipasi, dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang ekonomi,
partisipasi politik, dan pengambilan keputusan.
 Metode penghitungan IDG masih mengacu pada metodologi lama sampai Indeks Ketidaksetaraan Gender
(IKG) bisa dihitung.

Dimensi Indikator
Keterwakilan di Parlemen Proporsi keterwakilan di Parlemen Laki-laki & Perempuan

Proporsi dari manajer, staf administrasi, pekerja profesional dan IDG/GEM


Pengambilan keputusan
Teknisi; Laki-laki & Perempuan

Distribusi Pendapatan Upah Buruh Non Pertanian; Laki-2 & Perempuan

3. Angka Partisipasi Sekolah (APS)

adalah proporsi dari semua anak yang masih sekolah pada satu kelompok umur tertentu terhadap
kelompok umur yang sesuai. Sejak tahun 2009, Pendidikan Non Formal (Paket A, Paket B, dan
Paket C) turut diperhitungkan. Angka ini bermanfaat untuk menunjukkan tingkat partisipasi
pendidikan menurut kelompok umur tertentu.

Rumus yang digunakan adalah:

Banyaknya penduduk usia sekolah tertentu

yang sedang sekolah

APS =   100

Banyaknya penduduk usia sekolah tertentu


4. Angka Partisipasi Kasar (APK)

adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang tertentu dalam kelompok usia yang sesuai
dengan jenjang pendidikan tersebut terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. Angka ini
digunakan untuk menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum pada suatu tingkat
pendidikan.

Rumus yang digunakan adalah:

Banyaknya penduduk yang sedang sekolah

pada jenjang tertentu

APK = ------------------------------------------------------------ x 100

Banyaknya penduduk usia sekolah tertentu

5. Angka Partisipasi Murni (APM)

adalah proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang
sesuai dengan kelompok usianya, terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut. Sejak
tahun 2009, Pendidikan Non formal (Paket A, Paket B, dan Paket C) turut diperhitungkan. Angka ini
digunakan untuk mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat pada waktunya.

Rumus yang digunakan adalah:

Banyaknya penduduk usia sekolah tertentu

yang sedang sekolah pada jenjang yang sesuai

APM = ----------------------------------------------------------------- x 100

Banyaknya penduduk usia sekolah tertentu

Anda mungkin juga menyukai