Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 946/PER/ /I/2014


TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN STERILISASI ULANG
BARANG SINGLE USE DAN ATAU KADALUARSA
RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT

MENIMBANG :a. Bahwa penyakit menular membentuk ancaman serius bagi


kesehatan masyarakat;
b. Bahwa rumah sakit menjadi tempat dengan tingginya insiden
penyakit yang disebabkan mikro-organisme yang dengan
mudah menyebar dari pasien ke pasien melalui petugas,
peralatan dan bahan lain yang digunakan untuk perawatan
pasien;
c. Bahwa untuk meminimalkan terjadinya penularan penyakit
dibutuhkan suatu pusat sterilisasi;
d. Bahwa bahan/ alat medis mahal dan sulit dalam
pengadaannya dalam upaya efisiensi penyediaan alat
kesehatan karena
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a,b, dan c, perlu diterbitkan Surat Keputusan Direksi
tentang Kebijakan Pelayanan Sterilisasi Ulang Barang Single
Use dan atau Kadaluarsa di Rumah Sakit
.

MENGINGAT :1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992


tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 382/Menkes/SK/III/2008 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan Lainnya
3.

4. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia, Dirjen P2M &


Penyehatan Lingkungan Dan Diejen Pelayanan Medik Depkes
R1, 2002
5. Buku Pedoman dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, DEPKES RI, 2007.

M E M UTU SKAN :

MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Pelayanan Sterilisasi Ulang Barang Single Use Dan Atau
Kadaluarsa Rumah Sakit sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan akan
dilakukan evaluasi setiap tahunnya.
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di :
Tanggal : 13 Rabiul Awal 1435H
15 Januari 2014M

RUMAH SAKIT

Direktur Utama
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 946/PER/RS/I/2014
TANGGAL : 15 JANUARI 2014

KEBIJAKAN PELAYANAN STERILISASI ULANG


BARANG SINGLE USE DAN ATAU KADALUARSA

A. Pengertian
Pelayanan Sterilisasi ulang adalah kegiatan yang memproses bahan sekali pakai digunakan kembali
untuk menunjang kondisi emergency atau bisa meliputi alat/bahan yang sudah kadaluarsa, sudah
dibuka segel tidak jadi dipakai, misalnya catheter, NGT salah nomor dll. Sterilisasi dilakukan dengan
mesin sterilisassi suhu tinggi maupun suhu rendah EO (Ethylene Oxide) yang disesuaikan dengan
jenis barang kebutuhan Rumah Sakit.

B. Tujuan Pelayanan Sterilisasi Ulang


1. Membantu unit pelayanan medis rumah sakit yang membutuhkan sterilisasi ulang bahan /alat yang
dikondisikan masih bisa disteril ulang.
2. Menghilangkan mikroorganisme berbahaya.
3. Untuk efisiensi kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
4. Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat kesehatan karena bahan/ alat medis mahal dan sulit
dalam pengadaannya.
5. Membantu dan memelihara efektifitas serta mutu dari proses sterilisasi dan desinfeksi.
6. Meningkatkan masa pakai alat kesehatan

C. Ruang Lingkup
1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi Kamar Bedah
3. Rawat Jalan
4. Rawat Inap
5. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
6. Intensif Care Unit (ICU)
7. Semarang Eye Centre (SEC)
8. Instalasi Penunjang Medik
9. Instalasi Peristi dan Kamar Bersalin

D. Kebijakan
1. Peralatan dan perlengkapan untuk pelayanan medik
a. Pengemasan
b. Pemberian tanda
c. Proses sterilisasi
d. Penyimpanan dan distribusi
2. Pengemasan
Setiap melakukan seting instrumen, alat kesehatan harus dikemas dengan menggunakan
plastik/fauches dan diberi indicator dalam, kemudian di selling, dan disesuaikan dengan fungsinya.
3. Pemberian tanda
Memberi tanda labeling indikator luar pada instrument, alat kesehatan yang menyatakan tanggal
sterilisasi, tanggal kadaluarsa, kode nama petugas yang menyetiril.
4. Proses sterilisasi
0
a. Proses sterilisasi dengan sterilisator suhu rendah EO (Ethylene Oxide) dengan pemanasan 55 C
proses selama 3 jam dan aerasi minimal 3 jam bisa lebih.
0
b. Proses sterilisasi dengan suhu tinggi autoclaf dengan pemanasan suhu 134 C selama 45 menit.
c. Melakukan pemeriksaan terhadap alat kesehatan yang telah disteril apakah masing-masing
alat/bahan telah menjalani proses sterilisasi dengan maksimal.
5. Penyimpanan dan Distribusi
a. Ruang penyimpanan harus dekat dengan alat sterilisator
b. Akses terbatas.
0
c. Ada alat pengukur suhu, suhu :18 - 22 C , kelembaban : 35 % - 75 %
d. Alat instrumen yang telah dilakukan proses sterilisasi disimpan dirak penyimpanan kemudian
dilakukan distribusi.
e. Pendistribusian dilakukan oleh petugas CSSD yang diserahkan kepada petugas ruangan.

E. Dokumen Terkait
1. Buku pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial RS
2. Buku Pedoman Sterilisasi Pusat (CSSD) RS
3. Semua SPO sterilisasi alat Kesehatan yang ada di bagian CSSD RS
F. Macam Dan Jenis Barang
Berbagai macam alat dan jenis barang yang masuk dalam kategori Re-use, Single-use Devices adalah
dengan berdasarkan:
1. Literatur atau rekomendasi dari pabrik alat medis yang memproduksi.
2. Single use medical devices dengan harga mahal.
3. Single use medical devices dengan pengadaan barang lama/ sulit.
4. Single use kritikal dan semi kritikal.
G. Syarat Dilakukannya Re-Use
Alat kesehatan yang dapat di gunakan ulang setelah melalui proses desinfeksi dan sterilisasi adalah
alat yang dapat memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
1. Cost effectivenes
Pastikan total biaya proses alkes single-use kotor lebih rendah dari harga single use yang baru dengan
memperhitungkan biaya sterilisasi, tenaga, energi listrik, air, uap, bahan pengemas dan label,
pemeliharaan, dll.
2. Persyaratan klinis
a. Keamanan pasien/ penderita
Pastikan alat medis single use dapat dijamin mutunya, baik secara fisik maupun mutu sterilitasnya
agar aman dalam penggunaan.
b. Standar pelayanan
Pastikan bahwa alat yang di reuse tidak menyimpang dari standar pelayanan di unit pengguna.
3. Keamanan personil
Pastikan pemprosesan ulang single use tidak menimbulkan bahaya pada personil dan aman terhadap
penyakit menular (Hepatitis, AIDS, penyakit menular lainnya)
4. Etika dan medikolegal
Pastikan penanggungjawab dari alat single use yang di re-use ternyata tidak sesuai seperti yang
diharapkan. Hal ini quality control alat ditentukan oleh dokter pengguna (DPJP) dan perawat yang
menggunakan alat terebut.
5. Persyaratan teknis
Rumah sakit harus menyediakan tempat, sarana yang sesuai untuk kebutuhan pemprosesan alat medis
re-use.
6. Kebijakan Legalitas
a. CSSD bekerjasama dengan unit pengguna untuk menentukan sampai berapa kali sterilisasi alat
medis tersebut bisa dilakukan. Dengan dasar rekomendasi pabrik asal alat single-use.
b. Penentuan dan bukti penandaan bahwa alat sudah menjalani proses ulang yang keberapa dilakukan
oleh unit pengguna dengan sepengetahuan/ koordinasi CSSD.
c. Jumlah maksimum re-use untuk alat dan bahan single use berdasar keterangan dan penjelasan
produk pabrikan.
d. PPI melakukan kontrol dan supervisi dalam penggunaannya sampai proses alat selesai digunakan
dan menjalani proses dekontaminasi untuk dilakukannya proses ulang sterilisasi.
H. Monitoring Dan Evaluasi
Melihat dan mengamati indikator sterilisasi pada masing-masing mesin sterilisasi antar lain :
1. Indikator biologi dilakukan secara teratur (1 minggu sekali).
2. Indikator kimia / label monitoring yang dipasang pada setiap kemasan yang akan disterilkan
(setiap siklus).
3. Bowie dick test dilakukan secara teratur dan terus menerus (setiap hari).
4. Pemeriksaan kultur mikroorganisme yang diambil dari sampel kemasan oleh petugas
laboratorium (setiap 6 bulan sekali).

Anda mungkin juga menyukai