Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

PENGGUNAAN ALAT PENGHALANG /


RESTRAINT

SK DIREKTUR NO : …../445/RSUD/…./2018 )

RSUD H PADJONGA DAENG NGALLE


KABUPATEN TAKALAR
2018

BAB I
DEFENISI
1. Pengertian
Restraint adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mengikat pasien untuk
membatasi gerak fisik seorang pasien yang dapat membahayakan dirinya sendiri maupun
orang lain.
Secara internasional Restraint adalah suatu metode/ cara pembatasan gerak/ perilaku
seseorang. Dalam hal ini perilaku yang dimaksudkan adalah tindakan yang direncanakan dan
bukan suatu tindakan yang tidak disadari / tidak disengaja/ sebagai suatu refleks.
Pengertian lainnya yaitu bahwa Restraint adalah suatu tindakan untuk menghambat /
mencegah seseorang melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Ini berlaku untuk semua
penggunaan restraint di unit dalam Rumah Sakit dan pada umumnya jika pasien dapat
melepaskan suatu alat dengan mudah maka alat tersebut tidak dianggap sebagai suatu
restraint.

BAB II
RUANG LINGKUP

2
2. Ruang lingkup
a. Unit Rawat Inap ;
Perawatan yang berpusat pada pasien, terutama yang mempunyai kebutuhan
dukungan psikologis serta pemenuhan kebutuhan pasien demensia di ruang rawat
rumah sakit.
b. IGD ;
Dilakukan untuk pencegahan resiko pasien jatuh.
c. ICU ;
Sebagai upaya untuk mencegah dan menjaga keselamatan pasien dengan resiko
jatuh.

BAB III
TATA LAKSANA

3
3. Tata Laksana (prosedur) pelayanan pasien
a. Asesmen dilakukan oleh dokter, perawat dan bidan
b. Dilakukan pada pasien dengan penurunan kesadaran (gelisah) dan yang mengalami
gangguan jiwa (mengamuk).
c. Pelaksanaan dituangkan dalam bentuk S P O
d. Penggunaan alat restraint seperti ikat pinggang / sabuk untuk mencegah pasien jatuh
dari kursi, Penggunaan pembatas sisi kiri dan kanan tempat tidur (bedrails) untuk
mencegah pasien jatuh / turun dari tempat tidur.
e. Penggunaan alat restraint pada pasien yang memerlukan mobilisasi rutin ( untuk
melancarkan sirkulasi dan mencegah ulkus decubitus ) merupakan suatu intervensi
untuk melindungi pasien resiko jatuh dan dalam hal ini tidak dianggap sebagai restraint.
f. Pemberian restraint diberikan kepada semua pasien dengan faktor resiko jatuh
tanpa melihat batasan usia pasien yang memenuhi indikasi diberikan alat restraint.

4
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Penggunaan restraint sebagai respon lini pertama tidaklah kondusif untuk


lingkungan sosial yang positif.
2. Perawat perlu mendiskusikan mengenai dilema yang terjadi antara teoritis
dan prakteknya. Kecuali dalam situasi yang emergensi, keputusan
mengaplikasikan restraint dan kebijakan / panduannya harus didiskusikan
dengan tim multidisiplin dan melibatkan pasien serta keluarganya jika
memungkinkan.
3. Perawat mempunyai kewajiban profesi keperawatan untuk membatasi
pasien dengan tujuan melindungi pasien dari terjadinya resiko yang lebih
membahayakan atau untuk menghindari potensi resiko bahaya terhadap
orang lain.

DAFTAR ISI

5
SAMPUL ……………………………………………………………… I
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… II
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… 1
BAB I DEFENISI …………………………………………………... 2

BAB II RUANG LINGKUP ………………………………………….. 3

BAB III TATA LAKSANA …………………………………………….. 4

BAB IV DOKUMENTASI …………………………………………….. 5

Anda mungkin juga menyukai