Anda di halaman 1dari 8

B.

MAKNA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA

Pada hakikatnya ideologi adalah merupakan hasil reflesi manusia berkat kemampuannya
mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka terdapat suatu yang bersifat dialektis
antara ideologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak membuat ideologi semakin realistis dan
pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati bentuk yang ideal. Idologi mencerminkan cara
berpikir masyarakat, bangsa maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-
citanya. Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara untuk
mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini disebabkan dalam ideologi
terkandung suatu oreantasi praktis.

C. PENGERTIAN MACAM MACAM IDEOLOGI

1. Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

a.Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi, bukan keyakinan
ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.

b.Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia adalah milik seluruh
rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan mereka.

c.Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlumenggali kembali
falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi ke-kini-anmereka.

d.Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkanmenginspirasi


masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai denganfalsadah itu.

e.Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal dari berbagai latar
belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yangmemiliki ciri-ciri
sebagai berikut :

a.Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-citasebuah
kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.

b.Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan dipaksakankepada
masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi kehidupan masyarakatakan diubah sesuai
dengan ideologi tersebut.
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologitertutup ini
cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi
dan pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untukmempengaruhi
perilaku masyarakat.

d.Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.

e. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk berkorban bagi ideologi
tersebut.

f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret danoperasional
yang keras, mutlak, dan total.

3. Ideologi KomperenhensifIdeologi Komprehensif Didefinisikan sebagai suatu system pemikiran


menyeluruhmengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat suatu cita-cita
yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-besaran menuju bentuk tertentu.

4. Ideologi Partikular IdeologiPartikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang


tersususn secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial tertentu dalam
masyarakat.

D. SIFAT IDEOLOGI

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas .

1.Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir sehingga mereka betul-betul merasakan dan
menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat
dimensi realitas ini dalam dirinya.

2. Dimensi idealisme : Ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi
idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.

3. Dimensi Fleksibilitas : Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat


relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis. Pancasila memiliki dimensi
fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

E. PERANAN IDEOLOGI BAGI BANGSA DAN NEGARA

Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada di Asia, Afrika
maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di bawah cengkeraman penjajahan
negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang
ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu membangkitkan kesadaran
akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya, serta menanamkan
semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya
mewujudkannya dalam kehidupan penyelenggaraan negara.

Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu sendiri. Adapun fungsi
ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau bangsa. Ideologi memiliki
kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi berfungsi mempersatukan sesama
kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari
berbagai pandangan hidup bahkan dari berbagai ideologi.

Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu ideologi juga
berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau ketegangan sosial. Dalam hal ini
ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai
perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan
memenyatukan keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan
kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.

F. FAKTOR PENDORONG KETERBUKAAN IDEOLOGI PANCASILA

1. Kenyataan dalam proses pembangunan nasional dan dinamika masyarakat yang berkembang
secara cepat.

2. Kenyataan menunjukkan bahwa bangkrutnya ideologi yang tertutup dan beku cenderung
meredupkan perkembangan dirinya.

3. Pengalaman sejarah politik masa lampau.

4. Tekad untuk memperkokoh kesadaran akan nilai-nilai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan
hasrat mengembangkan secara kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Sekalipun Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada batas-batas keterbukaan yang
tidak boleh dilanggar, yaitu :

1.Stabilitas nasional yang dinamis.

2.Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninnisme dan Komunisme.

3.Mencegah berkembangnya paham Liberalisme.

4.Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan bermasyarakat.

5.Penciptaan norma-norma baru harus melalui konsensus.

G. MACAM – MACAM IDEOLOGI DI DUNIA


Penyebaran ideologi secara keseluruhan dapat dikatakan sangat banyak dan terkadang kita agak
terhambat untuk benar – benar mengenal secara detail ke semua ideologi. Dari semua ideologi yang
ada biasanya terdiri dari turunan – turunan sebuah ideologi besar yang biasanya dimodifikasi oleh
seorang tokoh. Hal itulah yang membuat banyak ideologi. Akan tetapi rata – rata ideologi turunan
tersebut lebih ke arah kesempatan manusia untuk berdemokratisasi, sedangkan ideologi besar akan
selalu tetap kokoh di atas sebagai sebuah hal yang besar. Berikut ini ideologi yang biasanya kita
secara familiar mendengar seperti, Komunis, Sosialis, Kapitalisme, dan lain– lain.

1.Sosialisme

a.Asal Mula Ideologi Sosialime

Istilah Sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi
atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara. Istilsh ini mulai di gunakan sejak awal abad ke-
19. Dalam bahasa inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen
pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint-Simon pada
tahun 1832 yang di populerkan oleh Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam I’Encyclopedia Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering di gunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh
berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakkan kaum
buruh industri dan buruh tani pada abad ke – 19 hingga awal abad ke – 20 berdasarkan prinsip
solidaritas dan memperjuangkan masyarakat dengan persamaan hak dengan sistem ekonomi
menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite

b.Konsep Sosialisme

Dalam kehidupan sehari-hari sosialisme digunakan dalam banyak arti. Istilah sosialisme selain
digunakan untuk menunjukkan sistem ekonomi, juga digunakan untuk menunjukkan aliran filsafat
ideolgi, cita-cita, ajaran-ajaran atau gerkan. Sosialisme sebagai gerakan ekonomi muncul sebagai
perlawanan terhadap ketidakadilan yang timbul dari sistem kapitalisme.

Bilamana melirik di dalam sejarahnya, sosialisme muncul ketika feodalisme tersingkir, dan
masyarakat merdeka kapitalis muncul di dunia, maka muncullh suatu sistem penindasan dan
eksploitasi terhadap golongan pekerja. Maka dari itu sosialisme datang dengan harapan
mewujudkan negara kemakmuran dengan usaha bersama yang produktif dan membatasi milik
perseorangan. Inti paham dari sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara
kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya
suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk
memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong. Ciri utama sosialisme
adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor
pendorong berkembangnya sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan
kelas-kelas sosial yang terjadi pada negara feodal.

Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha
kolektifyang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti paham sosialisme adalah suatu usaha
untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh
layanan yang layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat
manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling
tolong-menolong. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), Sosialisme adalah ajaran atau
paham kenegaraan yang berusaha supaya harta benda, industri, dan perusahaan menjadi milik
negara

Menurut Sutan Sjahrir dalam Suara Sosialis ( 1956 ), Sosialisme adalah suatu cara memperjuangkan
kemerdekaan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan penghisapan, serta
penghinaan oleh manusia terhadap manusia. Sosialisme adalah sebuah masyarakat dimana kaum
pekerja sendiri yang menguasai alat-alat produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratik
dan semua ini secara internasional

John Stuart Mill ( 1806 -1873 ), menyebutkan sebutan Sosialisme menunjukkan kegiatan untuk
menolong orang-orang yang tidak beruntung dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan
pemerintah.

Sosialisme juga diartikan sebagai bentuk perekonomian di mana pemerintah paling kurang bertindak
sebagai pihak dipercayai oleh seluruh warga masyarakat, dan menasionalisasikan industri-industri
besar lain lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam bentuk yang paling
lengkapsosialisme negara, dan menghilangkan milik swasta (Blinton: 1981).

Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi terhadap Liberalisme
abad ke 19. Pendukung Liberalisme abad ke 19 adalah kelas menengah yang memiliki industri,
perdagangan dan pengaruh mereka di pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

2. Liberalisme

a. Asal Mula Liberalisme Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang di dasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
Secara umum, Liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu. Paham Liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh
karna itu paham Liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.

b. Rukun Liberalisme

1)Yang utama adalah perorangan, berkebalikan dengan khakikian komunitas. Liberalisme memiliki
keyakinan mendalam dan nilai-nilai perorangan, penekanan pada hak-hak pribadi dihadapan hak-
hak sosial. Dalam pandangan leberalisme, hak-hak pribadi seseorang sekali-kali tidak dapat di
abaikan atau di jadikan tumbal hak-hk sosial.

2)Yang utama adalah kerelaan dan kesepakatan; apabila pemerintah ingin memiliki legalitas maka
legilitas tersebut harus bedasarkan kerelaan masyarakat dan bedasarkan kontrak sosial eperti yang
dikemukakan Rousseau (1778). Berangkat dari masalah ini, sebaik-baik pemeritahan demokrasi.
Lantaran dalam pemerintahan demokrasi yang menjadi poros adalah kerelaan/keridhaan dan kontak
sosial.
3)Bebas dalam memiliki hak memilih; asas dalam mewujukan kebebasan sejati bedasarkan maktab
ini adalah bahwa setiap orang memiliki kemampun dan hak untuk memilih atau dua atau beberapa
opsi. Dan dia memeiliki kebebasan penuh dalam memilih bedasarkan selera dan keinginan sendiri.

4)Bersyarat dan beraturan; artinya kekusaan penguasa tidak boleh tidak terbatas tanpa syarat dan
batasan, tetapi kekuasaannya harus terbatas dan harus edasarkan syarat-syarat tertentu. Dengan
kata lain, kekuasaan, domain penguasa haru tercatat jelas dalam sebuah piagam (charter). Atas
alasan ini, pemerintahan penguasa harus terbatas dan jalan untuk mewujudkan pemerintahan
terbatas adlah pemisah kekuasaan, eksekutif, yudikatif dan legislatif sebuah konsep yang di ambil
dari konsep Montesquieu (1775) untuk pertama kalinya.

5)Kesamaan dalam memperoleh kesempatan dan fasilitas; liberalisme sebagaimana yang telah
diterangi sebelumnya, memiliki hubungan erat dengan sistem perekonomian kapitalis. Berangkat
dari sini pada domain ekonomi seluruh individu memiliki kesempatan yang sama dalam
mendapatkan kesmpatan dan fasilitas.

6)Keadilan sosial bedasarkan meritokrasi; ganjaran setiap orang dalam memperoleh keuntungan
ekonomi harus bedasarkan potensi dan meritokrasinya. Bedasarkan pandangan liberalisme, harus
tercipta sebuah kondisi pada sebuah komunitas sehingga bedasarkan potesi dan kecakapan nnatural
yang mereka miliki, mereka dapat memperoleh keuntungan dan maslahat ekonomi yang ada. Pada
hakikatnya, liberalisme sekali-kali tidak akan menerma keadilan sosial tanpa memandang kebebasan
dan hak-hak indivdu. Oleh karena itu sebagai orag menggolongkan bahwa salah satu rukun
prioritasnya kebebasan individu atas keadilan sosial; artinya kebebasan individu merupakan tujuan
utama dan persamaan sosial merupakan alat dan media untuk sampai pada kebebasan individu.
Dengan kata lain, dengan dalih menciptakan keadilan dan persamaan, kebebasan-kebebasan
dibatasi atau dieliminir.

7)Toleran terhadapakidah dan pikiran orang lain; liberalisme menyakini kebebasan tanpa kait dan
syarat dalam ranah pemikiran-pemikiran politik, keyakinan-keyakinan agama dan pandangan-
pandangan sosial. Mereka menyakini bahwa hanya dengan bersikap bebas terhadap akidah setiap
orang yang dapat mengantar manusia menujukemajuan dan kesempurnaan. Dalam pandangan
kaum Liberalis, tiada satu hakikat (kebenaran) di alam semesta ini, namun hakikat-hakikat dan
keragamanlah yang ada.

8) Perbedaan pada ranah pribadi dan sosial; liberalisme senantiasa menggambarkan adanya jarak
dan pemisah antara ranah persoalan pribadi (termasuk kehidupan sosial-ekonomi) dan persoalan
umum (termasuk kehidupan politik).menurut puak Liberalisme pemerintah tidak diperkenankan
melakukan campur tangan dalam persoalan-persoalan pribadi. Dan semakin sedikit intervensi
pemerintah dalam ranah eksklusif setiap orang, maka performa pemerintah semakin baik.

9)Dunia sebagai proses dan tujuan (sebagai ganti akhirat); dalam pandangan Liberalisme, perhatian
terhadap nilai-nilai, urusan, dan keyakinan-keyakinan duniawi merupakan proses dan fondasi.

a)Universalisme; keyakinan bahwa hak dan taklif seluruh manusia memiliki sisi universal, umum
dan global. Keyakinan ini bersumber dari fitrah dan tabiat manusia.
b)Masyarakat madani; pemrerintah terbatas dan bersyarat yang telah disinggung sebelumnya dan
menjaga kebebasan warga kota membutuhkan masyarakat madani yang beragam yang berdiri dari
berbagai kelompok pemikiran, filsafat, mazhab, kebudayaan dan politik.

c)Kontrol masyarakat; apriori bahwa pemerintah merupakan keburukan yang tak-terhindarkan


adalah salah satu fondasi ideologi Liberalisme. Menurut John Lock, politisi, secara potensial,
merupakan makhluk liar. Makhluk liar ini tidak segan-segan menggunakan cara-cara licik untuk
memelihara kekuasaan dan kemaslahatan pribadinya. Berangkat dari sini, dengan menciptakan
pranata dan kontrol masyarakat secara terus menerus dapat mencegah adanya praktik-praktik
politisi ini. Dengan demikian, kontrol masyarakat atas penguasa dan politisi merupakan rukun
Liberalisme.

d)Hak kepemilikan; Liberalisme memandang bahwa hak kepemilikan merupakan media utama
dalam menjaga dan memelihara kebebasan politik. Seorang individu dengan kepemilikan dapat
menjaga otonomi individu dan resistensinya terhadap kekuasaan pemerintah. David Hume
memandang bahwa kepemilikan merupakan asas dan basis pranata-pranata demokrasi.

c. Asal Mula Kapitalisme

Kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang menyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan
usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Walaupun demikian, kapitalisme
sebenarnya tidak sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa di terima secara luas.
Beberapa ahli mendefiisikan Kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai berlaku dieropa pada
abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa perkembangan perbankan komersial eropa dimasa
sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti
tahan dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan
modal-modal tersebut, para Kapitalis harus mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan
oleh pihak swasta. Di eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme.
Saat ini, Kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan
keuntungan belaka. Peleburan Kapitalisme dengan Sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikn
kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

d. Konsep Kapitalisme

Kapitalisme adalah salah satu pola pandangan manusia dalam segala kegiatan ekonominya.
Perkembangannya tidak selalu bergerak kearah positif seperti yang dibayangkan banyak orang,
tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat
kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi,
bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin
melenyapkan, seperti Komunisme.

Anda mungkin juga menyukai