I. PENDAHULUAN
insang. (Raharjo,2013).
salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi
pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit ataupun karena keadaan lingkungan.
Pada ikan-ikan budidaya di Pekanbaru seperti ikan mas, ikan nila, ikan
baung, ikan patin, ikan lele dan ikan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2 jut-3
juta sel/ml. Sedangkan jumlah sel darah putih sekitar 200.00–300.000 sel/ml.
Jumlah sel darah putih pada ikan-ikan di Pekanbaru ini lebih tinggi daripada
jumlah sel darah putih pada ikan-ikan yang hidup di daerah sub tropis, yaitu
Ikan air tawar memiliki system peredaran darah. Darah mempunyai dua
komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi
menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku
darah atau butir-butir darah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga
sebagai cairan darah. Karena itulah praktikum tentang menghitung sel darah
2
merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sangat diperlukan untuk
Tujuan praktikum ini untuk menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit)
dan jumlah sel darah putih (leukosit) pada ikan lele. Selain itu untuk mengetahui
mengetahui jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada
melakukan semua kegiatan hidupnya di dalam air. Karena didalam tubuh ikan
terdapat air dan kulit ikan merupakan suatu membrane yang semi permeable
terhadap air serta materi-materi yang ada didalamnya, maka interaksi antara air
yang ada didalam tubuh ikan dan air yang ada diluar tubuh ikan mungkin terjadi
kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family
Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias batrachus (Ridwan Manda et al, 2016).
Ikan lele lokal (Clarias bathracus) dikenali dari tubuhnya yang licin
memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang,
sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang
kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat
pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang
gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip
dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga
beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil
tersebut. Ikan lele lokal memiliki sistem peredaran darah seperti pada ikan tawar
pada umumnya. Darah pada ikan terdiri atas sel darah merah, sel darah putih dan
Darah mrupakan jaringan sirkulasi utama yang terdiri dari sel-sel yang
hematologi terdiri dari sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau
leukosit, dan hemoglobin (Ovawove & Ogunkule dalam Etim et al, 2014). Fungsi
utama darah antara lain sebagai : (1) oksgenasi jaringan (2) gizi jaringan (3)
Menurut Ali, dkk (2013), darah memiliki peranan yang sangat kompleks
produktifitas ternak dapat optimal. Profil darah pada hewan juga dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, bangsa, penyakit,
temperatur lingkungan, keadaan geografis, dan kegiatan fisik. Berbagai titik lokal
hematokrit.
Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam
dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga
menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel
darah merah. Sedangkan leukosit merupakan salah satu sel darah lainnya yang
sangat berperan sebagai benteng tubuh dari berbagai ancaman. Leukosit memiliki
5
bentuk khas, nucleus, sitoplasma dan organel dan semuanya bersifat mampu
Jumlah sel darah pada ikan dapat dilihat dengan cara darah diencerkan
didalam test tube dengan pelarut yang mempunyai tekanan osmosa yang sama
dengan darah. Larutan darah dimasukan kedalam haemocytometer dan jumlah sel
darah dihitung dibawah mikroskop. Larutan pengencer untuk darah ikan terdiri
dari Mercuri Clorida 0.5gr, Natrium Sulfat 5gr, Natrium Clorida 1gr dan Aquades
Heamocytometer terdiri dari 2 buah pipet yaitu pipet yang berisi batu
merah dana batu putih. Sejumlah darah kemudian diambil dari objek dan
pengenceran 200 kali dengan cara memasukan larutan pengencer sampai batas
101 untuk sel darah merah dan batas 11 untuk sel darah putih. (Windarti et al,
2016).
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 08 Maret 2018 pukul
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah ikan, EDTA
10%, minyak cengkeh, larutan hayem dan larutan turk. Sedangkan alat yang
penghapus, test tube, jarum suntik, kertas saring, alat penusuk yang steril,
haemocytometer (1 buah pipet berisi batu merah dan kamar hitung dari busker),
3.3.Metode Praktikum
secara langsung dari objek yaitu dengan mengamati dan menghitung jumlah
darah. Dimana data dan informasi yang di butuhkan dapat di peroleh dengan
mempraktekan langsung sehingga bisa mengetahui jumlah sel darah merah dan
Darah ikan diambil menggunakan jarum suntik yang telah dibasahi EDTA.
Darah diisap menggunakan pipet batu merah sampai strip 0.5 dan jangan sampai
darah membeku. Kemudian diisap kembali dengan larutan hayem sampai strip
101. Pengenceran dilakukan 200 kali dengan memegang kedua ujung pipet
dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari tengah. Digoyangkan atau dikocok
dengan gerakan seperti membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan
darah secara merata. Darah yang telah dicampur larutan hayem diteteskan 1 tetes
darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung dan
Darah ikan diambil menggunakan jarum suntik yang telah dibasahi EDTA.
Darah diisap menggunakan pipet batu merah sampai strip 0.5 dan jangan sampai
darah membeku. Kemudian diisap kembali dengan larutan turk sampai strip 101.
Pengenceran dilakukan 200 kali dengan memegang kedua ujung pipet dengan jari
jempol dan jari telunjuk atau jari tengah. Digoyangkan atau dikocok dengan
gerakan seperti membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan darah
secara merata. Darah yang telah dicampur larutan hayem diteteskan 1 tetes darah
dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung dan ditutupi
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
perhitungan sel darah merah yang diamati dibawah mikroskop, kamar pada
jumlah total sel darah merah, didapatkan jumlah total sel darah merah pada kamar
haemocytometer yaitu 176 sel darah merah. Sehingga jumlah total sel darah
merah dikali 104 didapatkan jumlah keseluruhan total sel darah merah pada ikan
kamar pada haemocytometer terdiri dari 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi
oleh 3 garis halus). Dalam pengamatan dan pehitungan jumlah total sel darah
10
putih, didapatkan jumlah total sel darah putih pada kamar haemocytometer yaitu
1197sel darah putih. Sehingga jumlah total sel darah putih dikali 500 didapatkan
jumlah keseluruhan total sel darah putih pada ikan lele yaitu 598.500 sel/ml.
11
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan sel darah merah dan sel darah putih, di
dapatkan hasil perhitungan sel total darah pada ikan lele didapatkan jumlah total
sel darah merah (eritrosit) dalam 1 ml, pengenceran 200 kali yaitu 1.760.000
sel/ml dan sel darah putih (leukosit) dalam 1 ml, pengenceran 200 kali yaitu
598.500 sel/ml. Hasil ini menunjukkan sel darah merah pada ikan lebih banyak
5.2 Saran
Agar pratikum fisiologi hewan air ini dapat berjalan dengan lancar dan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Shawaludin Ali, dkk. 2013. Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan
hematokrit pada berbagai jenis itik lokal terhadap penambahan probiotik
dalam ransum Jurnal Ilmiah Peternakan.Vol 1(3): 1001-1013
Anonim. 2012. Pemeriksaan Darah Rutin. (online)
http://ahmadalfikri.blogspot.co.id/2010/12/pemeriksaan-darah-rutin.html
(diakses pada tanggal 13 Maret 2018).
Etim et al. 2014. Haematological Parameters and Factors Affecting Their Value.
Journal of Science and Education Centre of North America. Vol. 2 no. 1.
Fernande. 2016. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air Rupa darah Secara
Makroskopis dan Mikroskopis Setelah dan Sesudah Haemolisis dan
Menentukan Tahanan Osmotik Darah Merah. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Pekanbaru.
Manda Ridwan Putra, Chaidir P. Pulungan, Windarti, deni Efizon. 2016. Buku
Ajar Biologi Perikanan. UR Press. Pekanbaru.
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi Fitur Roudness
untukMenghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal
EECIS. Vol. 7(1).
Rahardjo et al., 2013. Diktat Praktikum Zoology Comparativa. Jurusan Biologi
Unhas : Makassar.
Windarti et al . 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air . Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS.Pekanbaru.
Windarti et al . 2016. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air . Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS.Pekanbaru.
Windarti et al, 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air.
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Unri Press. Pekanbaru.
13
Lampiran
14