Anda di halaman 1dari 16

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah

dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan

keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan

insang. (Raharjo,2013).

Darah merupakan cairan terpenting dalam tubuh makhluk hidup. Darah

mengangkut oksigen, hormone, nutrien, dan hasil buangan. Darah merupakan

salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat kelainan yang terjadi

pada ikan, baik yang terjadi karena penyakit ataupun karena keadaan lingkungan.

Sehingga dengan mengetahui kondisi gambaran darah kita dapat mengetahui

kondisi kesehatan suatu organisme.

Pada ikan-ikan budidaya di Pekanbaru seperti ikan mas, ikan nila, ikan

baung, ikan patin, ikan lele dan ikan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2 jut-3

juta sel/ml. Sedangkan jumlah sel darah putih sekitar 200.00–300.000 sel/ml.

Jumlah sel darah putih pada ikan-ikan di Pekanbaru ini lebih tinggi daripada

jumlah sel darah putih pada ikan-ikan yang hidup di daerah sub tropis, yaitu

sekitar 150.000 sel/ml (Windarti et al , 2017)..

Ikan air tawar memiliki system peredaran darah. Darah mempunyai dua

komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi

menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku

darah atau butir-butir darah (trombosit). Sedangkan plasma darah disebut juga

sebagai cairan darah. Karena itulah praktikum tentang menghitung sel darah
2

merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) sangat diperlukan untuk

memberikan latihan kepada mahasiswa.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum

Tujuan praktikum ini untuk menghitung jumlah sel darah merah (eritrosit)

dan jumlah sel darah putih (leukosit) pada ikan lele. Selain itu untuk mengetahui

cara penghitungan darah dengan alat haemocytometer.

Manfaat dari praktikum yang diperoleh adalah mahasiwa/ praktikan dapat

mengetahui jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada

ikan di daerah tropis khususnya di Pekanbaru.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan merupakan organisme yang hidup di air sebagian besar ikan

melakukan semua kegiatan hidupnya di dalam air. Karena didalam tubuh ikan

terdapat air dan kulit ikan merupakan suatu membrane yang semi permeable

terhadap air serta materi-materi yang ada didalamnya, maka interaksi antara air

yang ada didalam tubuh ikan dan air yang ada diluar tubuh ikan mungkin terjadi

(Manda et al., 2016 ).

Ikan Lele Lokal ( Clarias batrachus ) termasuk kedalam filum Chordata,

kelas Pisces, sub kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family

Clariidae, genus Clarias, spesies Clarias batrachus (Ridwan Manda et al, 2016).

Ikan lele lokal (Clarias bathracus) dikenali dari tubuhnya yang licin

memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang,

yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti

sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang

kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat

pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang

gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur

insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip

dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga

beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil

tersebut. Ikan lele lokal memiliki sistem peredaran darah seperti pada ikan tawar

pada umumnya. Darah pada ikan terdiri atas sel darah merah, sel darah putih dan

plasma darah. (Fernande, 2016).


4

Darah mrupakan jaringan sirkulasi utama yang terdiri dari sel-sel yang

tersuspensasi dalam cairan substansi interseluler (plasma) dengan fungsi utama

yitu mempertahankan homeostastis (Isaac : Etim et al, 2014). Komponen

hematologi terdiri dari sel-sel darah merah atau eritrosit, sel-sel darah putih atau

leukosit, dan hemoglobin (Ovawove & Ogunkule dalam Etim et al, 2014). Fungsi

utama darah antara lain sebagai : (1) oksgenasi jaringan (2) gizi jaringan (3)

pemeliharaan keseimbangan asam – basa (4) pembuangan produk limbah

metabolisme dari jaingan (Noercholis, 2013)

Menurut Ali, dkk (2013), darah memiliki peranan yang sangat kompleks

untuk terjadinya proses fisiologis yang berjalan dengan baik, sehingga

produktifitas ternak dapat optimal. Profil darah pada hewan juga dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, bangsa, penyakit,

temperatur lingkungan, keadaan geografis, dan kegiatan fisik. Berbagai titik lokal

yang pakannya disuplementasi probiotik diharapkan mampu meningkatkan status

fisiologisnya ditinjau dari jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai

hematokrit.

Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam

proses pengangkutan materi-materi di dalam tubuh. Eritrosit mengandung

hemoglobin yang memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak

dari pada oksigen tersebut bergerak sendiri dalam plasma darah. Hemoglobin juga

menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel

darah merah. Sedangkan leukosit merupakan salah satu sel darah lainnya yang

sangat berperan sebagai benteng tubuh dari berbagai ancaman. Leukosit memiliki
5

bentuk khas, nucleus, sitoplasma dan organel dan semuanya bersifat mampu

bergerak pada keadaan tertentu (Windarti et al , 2013)

Jumlah sel darah pada ikan dapat dilihat dengan cara darah diencerkan

didalam test tube dengan pelarut yang mempunyai tekanan osmosa yang sama

dengan darah. Larutan darah dimasukan kedalam haemocytometer dan jumlah sel

darah dihitung dibawah mikroskop. Larutan pengencer untuk darah ikan terdiri

dari Mercuri Clorida 0.5gr, Natrium Sulfat 5gr, Natrium Clorida 1gr dan Aquades

200 ml (Windarti et al , 2017).

Heamocytometer terdiri dari 2 buah pipet yaitu pipet yang berisi batu

merah dana batu putih. Sejumlah darah kemudian diambil dari objek dan

dimasukan ke dalam pipet sampai strip 0,5. Kemudian diencerkan dengan

pengenceran 200 kali dengan cara memasukan larutan pengencer sampai batas

101 untuk sel darah merah dan batas 11 untuk sel darah putih. (Windarti et al,

2016).

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh

agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus

(misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi

obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik

(terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya. (Anonim, 2013).


6

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 08 Maret 2018 pukul

08.00-10.00 WIB, yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM.12,5

Simpang Baru, Panam, Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat Praktikum

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah darah ikan, EDTA

10%, minyak cengkeh, larutan hayem dan larutan turk. Sedangkan alat yang

digunakan yaitu penggaris, nampan, tissue, serbet, buku penuntun, pensil,

penghapus, test tube, jarum suntik, kertas saring, alat penusuk yang steril,

haemocytometer (1 buah pipet berisi batu merah dan kamar hitung dari busker),

cover glass, objek glass, counter, dan mikroskop.

3.3.Metode Praktikum

Adapun metode yang digunakan dalam pratikum ini adalah pengamatan

secara langsung dari objek yaitu dengan mengamati dan menghitung jumlah

darah. Dimana data dan informasi yang di butuhkan dapat di peroleh dengan

mempraktekan langsung sehingga bisa mengetahui jumlah sel darah merah dan

jumlah sel darah putih.

3.4 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut :


7

3.4.1. Menghitung Sel Darah Merah (Eritrosit)

Darah ikan diambil menggunakan jarum suntik yang telah dibasahi EDTA.

Darah diisap menggunakan pipet batu merah sampai strip 0.5 dan jangan sampai

darah membeku. Kemudian diisap kembali dengan larutan hayem sampai strip

101. Pengenceran dilakukan 200 kali dengan memegang kedua ujung pipet

dengan jari jempol dan jari telunjuk atau jari tengah. Digoyangkan atau dikocok

dengan gerakan seperti membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan

darah secara merata. Darah yang telah dicampur larutan hayem diteteskan 1 tetes

darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung dan

ditutupi oleh cover glass. Kemudian diamati dibawah mikroskop.

3.4.2. Menghitung Sel Darah Putih (Leukosit)

Darah ikan diambil menggunakan jarum suntik yang telah dibasahi EDTA.

Darah diisap menggunakan pipet batu merah sampai strip 0.5 dan jangan sampai

darah membeku. Kemudian diisap kembali dengan larutan turk sampai strip 101.

Pengenceran dilakukan 200 kali dengan memegang kedua ujung pipet dengan jari

jempol dan jari telunjuk atau jari tengah. Digoyangkan atau dikocok dengan

gerakan seperti membentuk angka delapan agar larutan bercampur dengan darah

secara merata. Darah yang telah dicampur larutan hayem diteteskan 1 tetes darah

dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan kedalam kamar hitung dan ditutupi

oleh cover glass. Kemudian diamati dibawah mikroskop.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum perhitungan darah ini

adalah sebagai berikut:

4.1.1. Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih

Tabel 1. Perhitungan Sel Darah Merah dan Sel Darah Putih


Nama Sel Kiri Kanan Kiri Kanan Tengah Jumlah sel
atas atas bawah Bawah (sel/ml)

Sel Darah Merah 41 43 26 33 26 1.760.00

Sel Darah Putih 326 289 273 309 598.500

4.1.2. Pengamatan Sel Darah Merah (Eritrosit)

Gambar 1. Sel darah merah


9

4.1.2. Pengamatan Sel Darah Putih (Leukosit)

Gambar 2. Sel darah putih

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan pada

perhitungan sel darah merah yang diamati dibawah mikroskop, kamar pada

haemocytometer terdiri dari 6 kotak besar. Dalam pengamatan dan pehitungan

jumlah total sel darah merah, didapatkan jumlah total sel darah merah pada kamar

haemocytometer yaitu 176 sel darah merah. Sehingga jumlah total sel darah

merah dikali 104 didapatkan jumlah keseluruhan total sel darah merah pada ikan

lele yaitu 7.160.000 sel/ml.

Pada perhitungan sel darah putih yang diamati dibawah mikroskop,

kamar pada haemocytometer terdiri dari 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi

oleh 3 garis halus). Dalam pengamatan dan pehitungan jumlah total sel darah
10

putih, didapatkan jumlah total sel darah putih pada kamar haemocytometer yaitu

1197sel darah putih. Sehingga jumlah total sel darah putih dikali 500 didapatkan

jumlah keseluruhan total sel darah putih pada ikan lele yaitu 598.500 sel/ml.
11

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan sel darah merah dan sel darah putih, di

dapatkan hasil perhitungan sel total darah pada ikan lele didapatkan jumlah total

sel darah merah (eritrosit) dalam 1 ml, pengenceran 200 kali yaitu 1.760.000

sel/ml dan sel darah putih (leukosit) dalam 1 ml, pengenceran 200 kali yaitu

598.500 sel/ml. Hasil ini menunjukkan sel darah merah pada ikan lebih banyak

dibandingkan sel darah putihnya.

5.2 Saran

Agar pratikum fisiologi hewan air ini dapat berjalan dengan lancar dan

baik maka peralatan seperti mikroskop di perbanyak sehingga setiap mahasiswa

dapat mengamati sel darah.


12

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Shawaludin Ali, dkk. 2013. Jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan
hematokrit pada berbagai jenis itik lokal terhadap penambahan probiotik
dalam ransum Jurnal Ilmiah Peternakan.Vol 1(3): 1001-1013
Anonim. 2012. Pemeriksaan Darah Rutin. (online)
http://ahmadalfikri.blogspot.co.id/2010/12/pemeriksaan-darah-rutin.html
(diakses pada tanggal 13 Maret 2018).
Etim et al. 2014. Haematological Parameters and Factors Affecting Their Value.
Journal of Science and Education Centre of North America. Vol. 2 no. 1.
Fernande. 2016. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air Rupa darah Secara
Makroskopis dan Mikroskopis Setelah dan Sesudah Haemolisis dan
Menentukan Tahanan Osmotik Darah Merah. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Pekanbaru.
Manda Ridwan Putra, Chaidir P. Pulungan, Windarti, deni Efizon. 2016. Buku
Ajar Biologi Perikanan. UR Press. Pekanbaru.
Nurcholis, A., Aziz, M. dan Muftuch. 2013. Ekstrasi Fitur Roudness
untukMenghitung Jumlah Eritrosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal
EECIS. Vol. 7(1).
Rahardjo et al., 2013. Diktat Praktikum Zoology Comparativa. Jurusan Biologi
Unhas : Makassar.
Windarti et al . 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air . Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS.Pekanbaru.
Windarti et al . 2016. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air . Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS.Pekanbaru.
Windarti et al, 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air.
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Unri Press. Pekanbaru.
13

Lampiran
14

Lampiran 1. Alat dan bahan praktikum


15

Lampiran 2. Darah dilihat Dari Mikroskop


16

Lampiran 3. Kegiatan yang Dilakukan

Anda mungkin juga menyukai

  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen12 halaman
    1 SM
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen14 halaman
    Bab I Pendahuluan
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Indonesia
    Bahasa Indonesia
    Dokumen17 halaman
    Bahasa Indonesia
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen14 halaman
    Bab I Pendahuluan
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Budikdamber Print
    Budikdamber Print
    Dokumen1 halaman
    Budikdamber Print
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen14 halaman
    Bab I Pendahuluan
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Teru Buk
    Teru Buk
    Dokumen1 halaman
    Teru Buk
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Marga Parna
    Marga Parna
    Dokumen1 halaman
    Marga Parna
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii - Rati Janah Purnamasari - Farmasi'16
    Bab Ii - Rati Janah Purnamasari - Farmasi'16
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii - Rati Janah Purnamasari - Farmasi'16
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Hubungan Kualitas-Metodologi
    Hubungan Kualitas-Metodologi
    Dokumen6 halaman
    Hubungan Kualitas-Metodologi
    Surya
    Belum ada peringkat
  • A Aaaaaaa
    A Aaaaaaa
    Dokumen1 halaman
    A Aaaaaaa
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Hasil Fisiorep
    Hasil Fisiorep
    Dokumen3 halaman
    Hasil Fisiorep
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Hasil Tpi
    Hasil Tpi
    Dokumen4 halaman
    Hasil Tpi
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Volume Semen
    Volume Semen
    Dokumen16 halaman
    Volume Semen
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Paper Pakan Alami
    Paper Pakan Alami
    Dokumen11 halaman
    Paper Pakan Alami
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Paper Inha
    Paper Inha
    Dokumen11 halaman
    Paper Inha
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Arini
    Arini
    Dokumen2 halaman
    Arini
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Udang Galah
    Udang Galah
    Dokumen19 halaman
    Udang Galah
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat
  • Udang Galah
    Udang Galah
    Dokumen19 halaman
    Udang Galah
    NOVIKA SITANGGANG
    Belum ada peringkat