Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PROSES PELARUTAN PADAT CAIR”

GRUP M

1. MUHAMMAD FAYRUS (1631010017)


2. RIF’ATUL FIRDA ERFANI (1631010041)

TANGGAL PERCOBAAN : 15 MARET 2018

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
OPERASI TEKNIK KIMIA I

“PROSES PELARUTAN PADAT CAIR ”

GROUP M
Muhammad Fayrus (1631010017)
Rif’atul Firda Erfani (1631010041)

Tanggal Percobaan : 15 Maret 2018

Kepala Laboratorium OTK Dosen Pembimbing

(Ir. Caecilia Pujiastuti, MT) (Ir. Caecilia Pujiastuti, MT.)


NIP. 19630305 198803 2 001 NIP. 19630305 198803 2 001

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
i
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikanLaporan Resmi Operasi Teknik
Kimia I ini dengan judul “ Proses Pelarutan Padat Cair”.
Laporan Resmi ini merupakan salah satu tugas mata kuliah praktikum
Operasi Teknik Kimia I yang diberikan pada semester IV. Laporan ini disusun
berdasarkan pengamatan, perhitungan dan dilengkapi dengan teori dari literatur
serta petunjuk asisten pembimbing yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2018
di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional
‘VETERAN’ Jawa Timur.
Laporan hasil praktikum ini tidak dapat tersusun sedemikian rupa tanpa
bantuan baik sarana, prasarana, pemikiran, kritik dan saran. Oleh karena itu, tidak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. C. Pujiastuti,MT selaku Kepala Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional ‘VETERAN’ Jawa Timur dan dosen
pembimbing praktikum.
2. Seluruh asisten dosen yang membantu dalam pelaksanaan praktikum.
3. Rekan – rekan mahasiswa yang membantu dalam memberikan masukan-
masukan dalam praktikum.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami selalu mengharapkan kritik dan saran, seluruh
asisten dosen yang turut membantu dalam kesempurnaan laporan ini. Sehingga
penyusun berharap penyusun mengharapkan semua laporan praktikum yang telah
disusun ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Teknik khususnya jurusan
Teknik Kimia.
Surabaya, 19 Maret 2018

Penyusun

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
ii
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
INTISARI............................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................1
I.2 Tujuan .....................................................................................................2
I.3 Manfaat ...................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum ........................................................................................3
II.2 Sifat Bahan ............................................................................................7
II.3 Hipotesa .................................................................................................8
II.4 Diagram Alir ..........................................................................................9
BAB 3 PELAKSAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan..................................................................................................10
III.2 Alat .....................................................................................................10
III.3 Gambar Alat .......................................................................................10
III.4 Rangkaian Alat ...................................................................................11
III.5 Prosedur..............................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan ....................................................................13
IV.2 Tabel Hasil Perhitungan .....................................................................14
IV.3 Grafik .................................................................................................15
IV.4 Pembahasan........................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19
V.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
APPENDIX ........................................................................................................... 25

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
iii
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

INTISARI

Pelarutan adalah suatu proses dimana dua komponen yang terlarut dari zat
terlarut (padatan) dan zat pelarut (cairan) yang saling larut membentuk satu fasa
dalam konsentrasi tertentu. Pada proses pelarutan terjadi perpindahan massa
dimana massa zat terlarut dapat larut dalam pelarut. Dari praktikum ini bertujuan
untuk menghitung abu sekam yang dapat larut dalam NaOH, serta mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pelarutan.
Prosedur pada percobaan ini yaitu pertama, masukkan pelarut ke dalam tangki
pelarut dengan volume tertentu dan ukur densitas awal pelarut sebelum
pengadukan. Kemudian timbang abu sekam sesuai dengan kebutuhan dan
masukkan abu sekam padi pada masing-masing tangki pelarut. Kemudian letakkan
tangki pelarut pada magnetic stirer selama beberapa menit. Lalu saring endapan
yang didapatkan dengan menggunakan kertas saring dan masukkan ke dalam oven
hingga didapat berat konstan. Terakhir mengukur densitas dari filtrate yang tersedia
Pada percobaan ini menggunakan bahan abu sekam sebagai zat terlarut
dengan berat 5 gram dan larutan NaOH 1M sebagai pelarut dengan volume yaitu
200 ml, 225 ml, 250 ml, 275 ml, dan 300 ml dengan waktu yang ditetapkan selama
7 menit. Pada larutan dengan volume pelarut 200 ml diperoleh hasil densitas filtrate
sebesar 1,0399 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0,2837 gram dan kelarutan
berdasarkan padatan sisa sebesar 0,1419 sedangkan kelarutan berdasarkan densitas
sebesar 0,57. Untuk larutan dengan volume pelarut 300 ml diperoleh hasil densitas
filtrate sebesar 1,0448 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0,7194 gram dan
kelarutan berdasarkan padatan sisa sebesar 0,2398 sedangkan kelarutan
berdasarkan densitas sebesar 0,938. Maka kelarutan abu sekam semakin besar
dengan bertambahnya volume pelarut.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
iv
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solute) untuk
dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat
dasarnya sangat tergantung pada sifat fisika dan kimia solute dan pelarut pada suhu,
tekanan dan pH larutan. Kelarutan suhu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu
pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit
solute pada pelarut sampai solute mengendap.
Dalam percobaan proses pelarutan padat cair ada beberapa prosedur yang
dilakukan. Pertama menimbang solute sesuai variable yang ditentukan. Kedua,
membuat solute sesuai variable yang telah ditentukan. Ketiga, menghitung densitas
solvent dengan menggunakan piknometer. Yang keempat adalah mencampur solute
dan solvent dalam beaker glass. Kelima melakukan operasi pelarutan dengan
menggunakan magnetic stirer sesuai waktu yang ditentukan. Selanjutnya adalah
memisahkan filtrat dan residu. Kemudian menghitung densitas flitrat. Terakhir
adalah mengeringkan residu, menimbang dan mencatat berat keringnya. Prosedur
dikerjakan dengan teliti, agar hasil didapat dengan baik dan benar.
Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, yang pertama untuk
mengetahui berat zat padat yang terlarut dalam zat pelarut. Tujuan kedua yaitu
untuk menentukan grafik zat padatan yang terlarut dan waktu pelarutan. Ketiga
untuk mengetahui perpindahan massa padat cair berdasarkan densitas.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui berat zat padat yang terlarut dalam suatu pelarut
2. Untuk menentukan grafik berat zat padatan yang terlarut dan waktu
pelarutan
3. Untuk mengetahui perpindahan massa padat cair berdasarkan densitas.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

I.3 Manfaat
1. Agar praktikan dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses
pelarutan padat cair
2. Agar praktikan dapat mengetahui pengaplikasian proses pelarutan padat cair
pada industry kimia
3. Agar praktikan dapat mengetahui mekanisme pencampuran solid yang
dapat larut

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut. Kelarutan dari suatu zat sangat penting pada farmasi karena
dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mengkontrol dari subtansi obat.
Kelarutan dibahas pada termodinamika. Pada kelarutan suatu zat dapat
didefinisakan pada berbagai tipe unit salah satunya menyatakan bahwa elarutan
adalah jumlah dari zat terlarut yang dilarutkan kedalam pelarut , pada temperatur
tertentu. Larutan dikatakan jenuh ketika pelarut melarutkan zat terlarut secara
maksimal.
Pada kondisi tertentu larutan dapat menjadi super jenuh atau lewat jenuh,
ketika larutan mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dari larutan. Kelarutan
dapat dinyatakan dalam molaritas, normalitas, mol, fraksi mol, dan persen massa
atau volume. Molaritas (biasanya disimbolkan M) dari suatu bahan didefinisikan
sebagai banyaknya mol zat terlarut ketika di larutkan pada larutan 1 liter (atau biasa
ditulis mol/L) (atau mol/dm3), banyaknya mol sama dengan banyaknya zat terlarut
dalam garam dibagi dengan berat molekulnya. Normalitas (biasa disimbolkan N)
adalah jumlah ekivalen dari suatu zat terlarut per liter dari larutan (biasanya
dituliskan eq/L atau eq/dm3). Mol didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per
kilogram dari pelarut.
(Grant,2007)
Pada proses pelarutan padat cair terjadi perpindahan massa dalam larutan.
Untuk perpindahan massa keadaan stabil melalui lapisan stagnan suatu fluida. Pada
kebanyakan operasi perpindahan massa aliran turbulen diperlukan untuk
meningkatnya laju perpindahan massa per satuan luas atau untuk membantu
mendefinisikan fluida yang satu didalam fluida yang lain sehingga memberikan
lebih banyak lagi antarmuka. Selain itu, perpindahan massa ke antar muka fluida
sering bersifat tidak stedi dengan gradien konsentrasi yang selalu berubah dan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

demikian pula laju perpindahan massanya. Perpindahan massa dalam kebanyakan


dijelaskan dengan persamaan koefisien perpindahan massa (k) seperti persamaan
dibawah berikut :
𝐽𝐴
𝐾𝑐 = ………………………………(1)
𝐶𝐴𝑖 −𝐶𝐴

Keterangan :

Kc = Koefisien perpindahan massa (m/s)

JA = Laju perpindahan massa per satuan luas (mol/cm2 s)

CAi = Konsentrasi yang dicapai (mol/cm2)

CA = Konsentrasi awal (mol/cm2)

Koefisien Kc merupakan difusivitas molekuler dibagi dengan tebal lapisan


stagman. Nilai Kc dapat digunakan untuk difusi ekimolal keadaan stedi didalam
film. Konsep dasar teori film ialah bahwa tahanan terhadap difusi dapat dianggap
ekivalen dengan tahanan didalam film yang tebalnya tertentu. Teori film sering
dipakai sebagai dasar untuk soal-soal rumit tentang difusi multi komponen atau
difusi yang disertai oleh reaksi kimia.
(McCabe, 2005)
Proses perpindahan massa sangat penting dalam bidang ilmu pengetahuan
teknik. Perpindahan massa terjadi pada komponen dalam campuran berpindah
dalam fase yang sama atau dari fase satu ke fase yang lain karena adanya perbedaan
konsentrasi. Saat ini fenomena perpindahan massa liquid-solid dalam kolom
banyak dijumpai dalam proses-proses di industri kimia, terutama pada proses
ekstraksi dan kristalisasi. Salah satu contohnya adalah proses perpindahan massa
yang ditandai dengan perubahan konsentrasi.
Proses perpindahan masa antara fasa liquid dan fasa solid banyak dipakai
dalam industri, oleh karena itu data-data berhubungan dengan proses perpindahan
masa tersebut sangat dibutuhkan. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan koefisien perpindahan masa adalah
Packed Bed adalah salah satu jenis kolom yang popular merupakan suatu silinder

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

panjang, biasanya berdiri tegak dan berisi packing yang diam didalamnya. Karena
kolom berpacking sangat penting dalam penentuan koefisien perpindahan massa.
(Welasih, 2006)
Kelarutan adalah jumlah maksimal zat terlarut yang dapat larut pada
sejumlah larutan pada temperetur tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan dan faktor yang berefek pada jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam
suatu larutan akan dibahas sebagai berikut :
Faktor utama yang mempengaruhi kelarutan diantaranya :
1. Kelarutan alami dari zat terlarut dan pelarut
Jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut tergantung dari jenis pelarut.
Contohnya ketika 1 gram PbCl2 dapat larut pada 100 gram air dan pada suhu
kamar, sedangkan 200 gram ZnCl2 lebih banyak larut dalam air dibandingkan
dengan PbCl2 . Artinya ZnCl2 lebih banyak larut dalam air dibandingkan PbCl2.
2. Suhu
Umumnya jika suhu dinaikkan akan menyebabkan kelarutan bertambah.
Contohnya gula lebih cepat larut dalam air panas di bandingkan dengan air
dingin.
3. Tekanan
Pada padatan dan cairan perubahan tekanan tidak mempengaruhi pada
kelrutan. Pada gas semkain besar tekanan akan meningkatkan kelarutan.
Contohnya ketika membuka minuman besoda, tekanan dilepaskan dengan
tanda adanya gelembung pada larutan.
Faktor yang mempengaruhi jumah zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut
diantaranya adalah :
1. Ukuran partikel
Ketika zat terlarut dilarutkan, kegiatan ini hanya berinteraksi pada permukaan
zat terlarut ketika jumlah dari permukaan zat besar maka kelarutan bahan akan
semakin besar

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

2. Pengadukan
Dengan padatan dan cairan, pengadukan membuat pengontakan padatan dan
cairan semakin cepat sehingga semakin besar pengadukan maka semakin cepat
pula zat akan larut.
3. Banyaknya zat telarut yang telah larut
Ketika ada zat terlarut yang sedikit yang berada dalam larutan, maka semakin
cepat kelarutannya. Ketika zat terlarut yang berada dalam larutan banyak, maka
kelarutan akan semakin lama.
4. Suhu
Pada padatan dan cairan, menaikkan suhu tidak hana menaikkan kelarutan,
tetapi juga meningkatkan kecepatan zat untuk larut.
(Anonim, 2016)
Untuk menyatakan jumlah atau banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan
digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk
menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam larutan.
1. Persen Massa
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛
%𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 100%…………………(2)

2. Molalitas
𝑔𝑟 𝑥 1000
𝑚= …………………(3)
𝑀𝑟 𝑥 𝑃
3. Molaritas
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑀= …………….……(4)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Keterangan :
Mr = massa molar (gr/mol)
P = berat pelarut (gram)
(Besak, 2011)

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

II.2 Sifat Bahan


1. Air
A. Sifat fisika
1. Wujud : Cairan
2. Warna : Bening
3. Rasa : tidak berasa
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul : H2O
2. Berat molekul : 18,02 gram/mol
3. Densitas : 1 gram/cm3
(Perry, 2008. “Water”)
2. Natrium Hidroksida
A. Sifat fisika
1. Wujud : Padatan
2. Warna : Putih
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul : NaOH
2. Berat molekul : 40 gram/mol
3. Densitas : 2,13 gram/cm3
4. Kelarutan : larut dalam air
(Perry, 2008. “Sodium Hydroxide”)
3. Silikon Dioksida
A. Sifat fisika
1. Wujud : padatan
2. Warna : putih
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul : SiO2
2. Berat molekul : 60,08 gram/mol

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

3. Densitas : 2,32 gram/cm3


(Perry, 2008. “Silicon Dioxide”)
II.3 Hipotesa
Semakin besar volume pelarut, maka semakin besar zat terlarut.
Perpindahan massa berpindah,pada fase yang sama aatu berbeda karena adanya
perbedaan konsentrasi.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

II.4 Diagram Alir

Timbang solute dengan variabel yang telah ditentukan

Buat solvent dengan konsentrasi yang telah ditentukan

Hitung densitas solvent

Campur solute dan solvent dalam beaker glass

Lakukan operasi pelarutan dengan variabel waktu yang telah


ditentukan

Pisahkan antara residu dengan filtrat

Keringkan, timbang, dan catat berat kering residu

Hitung densitas filtrat

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
9
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1 Bahan
1. Air
2. Natrium hidroksida
3. Abu sekam

III.2 Alat
1. Kertas saring
2. Beaker glass
3. Spatula
4. Neraca analitik
5. Piknometer
6. Kaca arloji
7. Stopwatch
8. Corong kaca
9. Magnetic stirer
10. Oven

III.3 Gambar Alat

Stopwatch Spatula Beaker Glass

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
10
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

Neraca Analitik Piknometer Magnetic Stirrer

Kertas Saring Kaca Arloji Corong Kaca

Oven

III.4 Rangakaian Alat

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
11
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

Keterangan:
1. Beaker Glass
2. Magnetic Stirer

III.5 Prosedur
1. Menimbang Cao sebesar 2.5 gram
2. Menyiapkan air sebagai solvent dengan volume 200ml, 250ml, 300ml,
350ml dan 400ml
3. Menghitung densitas air ( solvent ) dengan piknometer
4. Mencampur solute dan solvent didalam beaker glass
5. Melakukan operasi pelarutan dengan magnetic stirer selama 15 menit
6. Memisahkan filtrasi dan residu
7. Menghitung densitas filtrasi
8. Mengeringkan residu, menimbang dan mencatat berat keringnya

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
12
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Pengamatan

Konsentrasi Abu Berat


Volume Berat Kertas Berat Densitas Densitas
Waktu Sekam Kertas
Pelarut NaOH Saring + Residu Awal Akhir
(menit) Awal Saring
(mL) Residu (gr) (gram) (gr/mL) (gr/mL)
(M) (gr) (gr)
7 200 1 5 1,1427 5,859 4,7163 1,0342 1,0399
7 225 1 5 1,0998 5,7518 4,652 1,0352 1,0419
7 250 1 5 1,136 5,6631 4,5271 1,036 1,0434
7 275 1 5 1,0967 5,5218 4,4251 1,03444 1,0432
7 300 1 5 1,0983 5,3789 4,2806 1,03537 1,0448

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
13
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

IV. 2 Tabel Perhitungan


IV.2.1 Kelarutan Berdasarkan Padatan Tersisa
Abu Sekam
Abu Sekam Abu Sekam yang
yang Larut Kelarutan
Awal (gr) Tidak Larut (gr)
(gr)
5 4,7163 0,2837 0,1419
5 4,652 0,348 0,1547
5 4,5271 0,4729 0,1892
5 4,4251 0,5749 0,2091
5 4,2806 0,7194 0,2398

IV.2.2 Kelarutan Berdasarkan Densitas

Abu
Volume Densitas Densitas
Sekam Abu Sekam yang
Pelarut Awal Akhir Kelarutan
Awal Larut (gr)
(mL) (gr/mL) (gr/mL)
(gr)
200 5 1,0342 1,0399 1,14 0,5700
225 5 1,0352 1,04194 1,5165 0,6740
250 5 1,036 1,04337 1,8425 0,7370
275 5 1,03444 1,04319 2,40625 0,8750
300 5 1,03537 1,04475 2,814 0,9380

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
14
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

IV.3 Grafik
IV.3.1 Volume Pelarut VS Berat Solute yang Larut berdasarkan Berat Larut
0.8

0.7
Abu sekam yang Larut (gram)

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Volume Pelarut (mL)

Grafik 1. Hubungan antara abu sekam terlarut dan volume pelarut berdasarkan berat
larut

IV.3.2 Volume Pelarut VS Berat Solute yang Larut berdasarkan Densitas

2.5
Abu sekam yang Larut (gram)

1.5

0.5

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Volume Pelarut (mL)

Grafik 2. Hubungan antara abu sekam terlarut dan volume pelarut berdasarkan
densitas

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
15
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

IV.3.3 Volume Pelarut VS Kelarutan Abu Sekam berdasarkan Berat Larut

0.30

0.25
Kelarutan Abu sekam

0.20

0.15

0.10

0.05

0.00
0 50 100 150 200 250 300 350
Volume Pelarut (mL)

Grafik 3. Hubungan antara volume pelarut dan kelarutan abu sekam berdasarkan
berat larut

IV.3.4 Volume Pelarut VS Kelarutan Abu Sekam berdasarkan Densitas

1.000
0.900
0.800
Kelarutan abu sekam

0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 50 100 150 200 250 300 350
Volume Pelarut (mL)

Grafik 4. Hubungan antara volume pelarut dan kelarutan abu sekam berdasarkan
densitas

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
16
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

IV.4 Pembahasan
Berdasarkan percobaan proses pelarutan padat cair (PPC) yang sudah
dilakukan saat praktikum didapat hasil pengamatan dan perhitungan yang
ditabelkan, maka dapat dianalisa faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu jenis
zat terlarut dan jenis pelarut yang digunakan.
Pada percobaan ini menggunakan bahan abu sekam sebagai zat terlarut
dengan berat 5 gram dan larutan NaOH 1M sebagai pelarut dengan volume yaitu
200 ml, 225 ml, 250 ml, 275 ml, dan 300 ml dengan waktu yang ditetapkan selama
7 menit. Pada larutan dengan volume pelarut 200 ml diperoleh hasil densitas filtrate
sebesar 1,0399 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0,2837 gram dan kelarutan
berdasarkan padatan sisa sebesar 0,1419 sedangkan kelarutan berdasarkan densitas
sebesar 0,57. Pada larutan dengan volume pelarut 225 ml diperoleh hasil densitas
filtrate sebesar 1,0419 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0,348 gram dan
kelarutan berdasarkan padatan sisa sebesar 0,1547 sedangkan kelarutan
berdasarkan densitas sebesar 0,674 Pada larutan dengan volume pelarut 250 ml
diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 1,0434 gr/ml dengan berat zat terlarut
sebesar 0,4729 gram dan kelarutan berdasarkan padatan sisa sebesar 0,1892
sedangkan kelarutan berdasarkan densitas sebesar 0,737. Pada larutan dengan
volume pelarut 275 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar 1,0432 gr/ml dengan
berat zat terlarut sebesar 0,5749 gram dan kelarutan berdasarkan padatan sisa
sebesar 0,2091 sedangkan kelarutan berdasarkan densitas sebesar 0,875. Untuk
larutan dengan volume pelarut 300 ml diperoleh hasil densitas filtrate sebesar
1,0448 gr/ml dengan berat zat terlarut sebesar 0,7194 gram dan kelarutan
berdasarkan padatan sisa sebesar 0,2398 sedangkan kelarutan berdasarkan densitas
sebesar 0,938.
Pada bercobaan dihasilkan rata-rata berat zat terlarut pada hasil
penimbangan lebih kecil daripada berat zat terlarut pada hasil perhitungan densitas.
Semakin banyak berat zat terlarut maka akan semakin besar nilai kelarutan yang
dihasilkan. Oleh karena itu berat zat terlarut berbanding lurus dengan kelarutan
yang terbukti nilai kelarutan (berdasarkan zat sisa) naik saat berat zat terlarut naik,

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
17
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

dan pada saat melaksanakan perhitungan kelarutan (berdasarkan densitas) yang


dihasilkan nilai kelarutan naik . Hasil ini sesuai jika dibandingkan dengan literatur
yang mana berat zat terlarut seharusnya lebih kecil daripada berat awal, kemudian
berat zat terlarut terus naik dikarenakan makin banyak volume dari pelarut, maka
akan melarutkan zat terlarut lebih banyak dan juga berdasarkan densitas yang mana
densitas awal harus lebih kecil dari densitas akhir (filtrat). Faktor yang
mempengaruhi pada percobaan adalah zat terlarut dan pelarut tercampur secara
sempurna karena adanya suhu (temperatur) sebesar 60oC.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
18
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Semakin besar massa abu sekam yang akan dilarutkan dalam pelarut NaOH,
maka akan semakin banyak pula zat terlarut yang dapat larut dalam pelarut.
2. Berat abu sekam sebelum dilarutkan memiliki massa yang lebih besar
daripada massa abu sekam yang telah dilarutkan, hal ini disebabkan karena
terjadi perpindahan massa antara abu sekam dan larutan NaOH.
3. Semakin besar volume pelarut yang digunakan, maka semakin besar pula
zat terlarut yang larut dalam pelarut dan kelarutannya.

V.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam melakukan proses penyaringan
sehingga zat padat tidak tercampur dalam filtrat
2. Sebaiknya praktikan lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum agar
tidak terjadi kesalahan data
3. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bhan pada saat proses
pengeringan

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
19
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2016.”Factors That Affect Solubility and Factors Affecting Rate of


Solution”.(http://bit.ly/2FptiWn). Diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul
13.00 WIB.
Besak, Wani.2011. “Hubungan Molaritas Larutan dengan Persen Massa”.
(https://wanibesak.wordpress.com/tag/molaritas/). Diakses pada tanggal 11
Maret 2018 pukul 14.00 WIB.
Grant, David J W. 2007. “Principles of Solubility”.(www.link.spinger.com).
Diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul 15.00 WIB.
Mc Cabe. 2005. “Unit Operations of Chemical Engineering”.New York : Mc Graw
Hill Companies.
Perry. 2008. “Perry Chemical Engineering Handbook”.New York : Mc Graw Hill
Companies
Welasih, Tjatoer. 2006. “Penentuan Koefisien Perpindahan Massa Liquid Solid
dalam Kolom Packed Bed Dengan Metode Adsorpsi”.
(www.ejournal.upnjatim.ac.id). Diakses pada tanggal 11 Maret 2018 pukul
16.00 WIB.

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
20
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

APPENDIKS

Pada Volume 200 ml


1. Berat residu
Berat residu = Berat kering – Berat kertas saring
= 5,859 gram – 1.1427 gram
= 4,7163 gram
2. Berat terlarut
Berat terlarut = Berat abu sekam – Berat residu
= 5 gram – 4,7163 gram
= 0.2837 gram
3. Perhitungan kelarutan berdasarkan sisa padatan
Berat terlarut
Kelarutan =
100 gr pelarut

0,2837 𝑔𝑟
=
100 𝑔𝑟

= 0.1419

4. Perhitungan densitas larutan


m𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 –m𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
 =
𝑉𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

(26,58 – 16,181) gr
=
10 mL
= 1,0399 gr/ml
5. Berat pelarut
Berat pelarut = volume × ρ pelarut
= 200 ml × 1,0342 gr/ml
= 206,84 gr

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
21
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

6. Abu sekam terlarut


100
Berat terlarut = 206,84 × 0,2837 gr

= 0,137 gr
7. Perhitungan kelarutan berdasarkan densitas larutan
berat terlarut
Kelarutan =
100 gr pelrut
0,137 gr
= 100 gr

= 0,00137

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
22
Laporan Resmi
muhammad Praktikum Operasi
fayrus!Unexpected End Teknik Kimia I
of Formula
“Proses Pelarutan Padat Cair”

Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik


UPN “Veteran” Jawa Timur
23

Anda mungkin juga menyukai