Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Pada By.Ny. “S” Usia 0 Hari dengan Bayi Baru Lahir Patologis
Asfiksia Ringan
di BPS Hj.Musdalifah, Sepulu

DISUSUN OLEH :

SITI NURFAINNAH
110154010039

Akademi Kebidanan
Ngudia Husada Madura
Tahun Akademik 2012-2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya yang telah dilimpahkan
kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” ASUHAN
KEBIDANAN PADA By. Ny. ”E ” USIA 0 HARI DENGAN BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS di BPS Hj.Musdalifah, Sepulu ”.Tujuan penulisan ini untuk memenuhi
tugas saya selama praktek PKK 2A.Terselesainya asuhan kebidanan ini tidak lepas
dari dukungan – dukungan orang yang senantiasa memotivasi baik secara moral
maupun materiil
Demikian Asuhan Kebidanan ini saya buat dan saya menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan serta jauh dari sempurna. Penulis juga berharap semoga
laporan yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi para
pembaca umumnya.

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................ 1
Kata pengantar ............................................................................................... 2
Daftar isi......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4
1.1 Latar belakang........................................................................... 4
1.2 Tujuan........................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 5
2.1 Definisi....................................................................................... 5

2.2 Penyebab asfiksia ...................................................................... 6

2.3 Diagnosis .................................................................................. 7

2.4 Dasar asuhan BBL penatalaksanaan asfiksia dengan tindakan

resusitasi ................................................................................... 7
BAB III ASKEB TEORI............................................................................... 12
3.1 Pengkajian.............................................................................. 12
3.2 Interprestasi data dasar........................................................... 15
3.3 Indentifikasi diagnosa dan masalah potensial........................ 16
3.4 Identifikasi kebutuhan segera................................................. 16
3.5 Intervensi................................................................................ 16
3.6 Implementasi......................................................................... 16
3.7 Evaluasi.................................................................................. 16
BAB IV TINJAUAN KASUS ....................................................................... 17
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 23
5.2 Saran ......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal
pada tahunpertama kehidupannya dan dua pertiganya meninggal pada bulan
pertama.Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan
adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan
komplikasi berat lahir rendah.
Diperkirakan bahwa sekitar 23% seluruh angka kematian neonatus
di seluruhdunia disebabkan oleh asfiksia neonatorum, dengan proporsi lahir mati
yang lebih besar.
Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa sejak
tahun 2000 – 2003 asfiksia menempati urutan ke-6, yaitu sebanyak 8%, sebagai
penyebab kematiananak diseluruh dunia setelah pneumonia, malaria,
sepsis neonatorum dan kelahiran prematur .Diperkirakan 1 juta anak yang
bertahan setelah mengalami asfiksia saat lahir kini hidup dengan morbiditas
jangka (Asuhan keperawatan perinatal, 1995)

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada BBL
secara komprehensif
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada BBLpatologis
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan data dasar pada BBL patologis
3. Mahasiswa dapat mengidentivikasi kebutuhan segera pada BBL
patologis
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
pada BBL patologis
5.Mahasiswa dapat menjusun rencana tindakan pada BBL patologis

4
6.Mahasiswa dapat mengimplementasikan masalah pada BBL patologis
7. mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada BBL patologis
BAB II
LANDASAN TEORI

A. .DEFINISI

Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi lahir yang tidak dapat berapas
secara spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O 2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
(Sarwono Prawirohardjo, 1992).

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernapasan secara


spontan dan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir
(APN).

Asfiksia dibagi menjadi :

1. Asfiksia Berat (Nilai APGAR 0-3)

Resusitasi aktif dalam keadaan ini harus segera dilakukan. Langkah utama
ialah memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara tekanan
langsung dan berulang-ulang. Bila setelah beberapa waktu pernapasan spontan
tidak timbul dan frekuensi jantung menurun maka pemberian obat-obat lain
serta massase jantung sebaiknya segera dilakukan.

2. Asfiksia ringan-sedang (Nilai APGAR 4-6)

Pernapasan aktif yang sederhana dapat dilakukan secara pernapasan kodok


(frog breathing). Cara ini dikerjakan dengan melakukan pipa ke dalam jantung
dan O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter dalam 1 menit. Agar saluran napas
bebas, bayi diletakkan dengan kepapa dorsofleksi.

5
Pada pernapasan dari mulut ke mulut, mulut penolong diisi terlebih dahulu
dengan O2 sebelum pernapasan. Peniupan dilakukan secara teratur dengan
frekuensi 20-30 kali semenit dan diperhatikan gerakan pernapasan yang
mungkin timbul. Jika terjadi penurunan frekuensi jantung dan tonus otot maka
bayi dikatakan sebagai penderita asfiksia berat.

Tujuan melakukan tindakan terhadap bayi asfiksia adalah melancarkan


kelangsungan pernafasan bayi yang menimbulkan sebagian besar terjadi pada
waktu persalinan.

B. PENYEBAB ASFIKSIA

Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu


melalui plasenta berkurang sehingga aliran oksigen janin berkurang dan
akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini menyebabkan asfiksia bayi baru lahir.

Faktor-faktor dari keadaan ibu sebagai berikut :

a. Preeeklampsi dan eklampsi


b. Perdarahan abnormal

c. Partus lama / partus macet

d. Deman selama persalinan

e. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

f. Kehamilan post matur

Dilihat dari tali pusat dapat juga menjadi penyebab terjadinya asfiksia
BBL adalah sebagai berikut :

a. Lilitan tali pusat


b. Tali puat pendek

c. Prolapsus tali pusat

Pada keadaan berikut, bayi mungkin mengalami asfiksia

6
a. Bayi premature
b. Persalinan sulit (letak sungsang, gemell, distosia, ekstraksi vakum, forcep)

c. Kelainan kongenital

d. Air ketuban bercampur mekonium

C. DIAGNOSIS

Asfiksia yang terjadi pada bayi merupakan kelanjutan dari hipoksia janin,
Dianosis hiposia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-
tanda gawat janin. Hal ini berikut yang perlu mendapat perhatian :

a. Denyut Jantung Janin

b. Mekonium dalam air ketuban

Penilaian asfiksia BBL dalam melakukan resustasi ditentukan oleh tiga aspek
yang sangat penting yaitu :

1. Pernapasan
2. Denyut jantung

3. Warna kulit

2 DASAR ASUHAN BBL

Dalam setiap persalinan penatalaksanaan BBL menganut prinsip, yang penting


untuk kelangsungan hidup BBL, diantaranya :

1. Kering, Bersih dan Hangat

Sangat penting bagi semua bayi baru lahir untuk dijaga agar selalu tetap
kering, bersih dan hangat untuk mencegah bayi hipotermi yang
membahayakan.

7
2. Bebaskan dan Bersihkan Jalan Nafas

Bersihkan jalan nafas bayi dengan mengusap mukanya dengan kain atau kasa
yang bersih dari darah dan lendir segera setelah kepala bayi lahir (masih di
Perineum ibu). Apabila BBL tidak bernapas atau napas megap-megap maka
penghisapan lendir amat penting sebagai bagian mutlak dari langkah awal
resusitasi

3. Rangsangan Taktil

Mengeringkan tubuh bayi pada dasarnya adalah rangsangan untuk bayi adalah
prosedur ini sudah vukup untuk merangsang usaha nafas.

4. ASI

Adalah sangat penting sekali bahwa BBL segera di beri ASI dini dalam 30
menit sesudah bayi lahir dan hanya diberikan ASI saja tidak diberikan lainnya.

E. PENATALAKSANAAN ASFIKSIA DENGAN TINDAKAN RESUSITASI


BBL

Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap sambil melakukan


lebih awal :

1. Beritahukan ibu dan keluarga bayinya perlu bantuan nafas


2. Mintalah salah seorang keluarganya untuk mendampingi ibu memberi
dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan

Tahap I

Langkah awal perlu dilakukan dalam 30 detik langkah tersebut adalah :

1. Jaga bayi tetap hangat


a. Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu

b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat

8
c. Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi

2. Atur posisi bayi

a. Baringkanlah bayi terlentang dengan kepala didekat penolong

b. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi

3. Isap Lendir

Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :

a. Isap lendir mulut dari mulut dulu kemudian hidung


b. Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, jangan lebih
dari 5 cm ke dalam mulut dan lebih dari 3 cm ke dalam hidung.

4. Keringkanlah dan Rangsang Bayi

a. Keringkanlah bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai
bernafas sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai
bernafas

b. Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara

1. Menepuk atau menyentil telapak kaki

2. Menggosok perut, dada, punggung atau tungkai kaki dengan


telapak tangan

5. Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi

a. Ganti kain yang telah basah dengan kain


yang ada di bawahnya

b. Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka,


dada agar biasa memantau pernafasan bayi

9
c. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga
sedikit ekstensi

6. Lakukan Penilaian Bayi

Lakukan penilaian apakah bayi bernafas normal, atau tidak bernafas


megap-megap

a. Bila bayi bernafas normal, berikan ibunya untuk disusui


b. Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap mulai lakukan
ventilasi

Tahap II : Ventilasi

Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah


volume udara ke paru-paru dengan tekanan positif untuk membawa aveoli
perlu agar bayi bisa bernafas spontan dan teratur.

Langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pasang sungkup

Pasang sungkup dan pegang agar menutupi mulut dan hidung bayi

2. Ventilasi 2 kali
a. Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air

b. Lihatlah apakah dada bayi mengembangl. Bila dada tidak


mengembang periksa posisi kepala, pastikan sudah ekstensi, periksa
posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor dan periksa cairan
atau ledir di mulut bila ada mengembang lakukan tahapan berikutnya.

3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik

a. Lanjutkan ventilasi tiap 20 x dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm air)

b. Hentikan ventilasi setiap 30 detik

10
c. Lakukanlah penelitian bayi, apakah bayi bernafas, bernafas tidak normal atau
megap-megap

1. Bila bayi normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama

2. Bila bayi tifak bernafas atau megap-megap, teruskan ventilasi 20 x dalam 30


detik, kemudian lakukan penilaian setiap 30 detik.

4. Siapkan rujukan bila bayi belum bernafas normal sesudah 2 menit ventilasi

a. Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan

b. Hentilan ventilasi sesudah 20 menit tidak berhasil

Tahap III : Asuhan Pasca Resusitasi

Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi, yang


diberikan baik kepada bayi baru lahir ataupun ibu dan keluarga setelah resusitasi
berhasil sebaiknya bidan tinggal bersama ibu dan keluarga bayi untuk memantau
bayi minimal 2 jam pertama

1. Bila pernapasan bayi dan warna kulitnya normal, berikan pada ibunya
a. Letakkan bayi di dada ibu dan selimuti keduanya dengan kain hangat

b. Anjurkan ibu menyusui bayinya dan membelainya

c. Lakukan asuhan neonatal normal

2. Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam


pertama

a. Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi

1. Terikan dinding dada ke dalam nafas megap-megap, frekuensi nafas <


30 x/menit atau > 60 x/menit

2. Bayi kebiruan atau pucat

11
3. Bayi lemas

b. Pantau juga bayi yang berwarna pucat walaupun tampak bernafas

3. Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering

Tunda memandikan bayi sampai 6 sampai 24 jam

4. Bila kondisi bayi memburuk

BAB III
ASKEB TEORI

I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
a. Biodata
Nama Pasien

12
Nama Anak : Diisi nama bayinya, jika belum ada namanya
bisa diisi nama orang tuanya.
Tanggal Lahir : Untuk mengetahui kapan bayi dilahirkan dan
pemberian terapi yang akan dilakukan.
Jenis Kelamin : Untuk memastikan dan membedakan bayi yang
satu dengan yang lainnya.
Status Anak : Untuk mengetahui status anak dalam keluarga .
Jumlah Saudara : Untuk mengetahui tingkat kecukupan asupan gizi
dan pola asuh.
Nama Orang Tua
Untuk mengetahui nama orang tua, umur, agama, tingkat intelektual orang tua,
taraf hidup dan sosial ekonomi, serta alamat untuk memastikan tempat tinggal.

b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan Maternal
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai penyakit yang mempengaruhi
kehamilan.
Riwayat Kesehatan Prenatal
Untuk mengetahui keadaan kehamilan ibu yang dapat mempengaruhi
kesehatan bali.
Riwayat kesehatan intranatal
Untuk mengetahui proses persalinan, penolong dan komplikasi persalinan
yang dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
c. Riwayat Tumbuh Kembang
Reflek
Morro : Reflek yang timbul akibat rangsangan yang diberikan
secara tiba-tiba yaitu dengan menepuk tempat tidur bayi.
Tonic neck : Reflek yang timbul pada saat bayi diangkat, kemudian bayi
dapat mengangkat lehernya sendiri.
Palmargraph : Reflek bayi untuk dapat menggenggam bila diberi suatu
pegangan.
Rooting : Reflek bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.
Soecking : Reflek menghisap
Walking : Reflek menggerakkan kakinya jika digores telapak kaki.
13
d. Activity daily living
Nutrisi : Untuk mengetahui pola nutrisi dan asupan gizinya.
Eliminasi : Untuk mengetahui berapa kali BAK / BAB dan
konsistensinya.
Aktivitas : Untuk mengetahui apakah bayi tersebut bergerak, menangis
atau tidak.
Istirahat : Untuk mengetahui apakah bayi dapat tidur dengan nyenyak /
tidak.

Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan bayi
Reflek menghisap : Untuk mengetahui reflek menghisap bayi kuat /
tidak.
Tanda – tanda vital : Untuk mengetahui kelainan, menentukan
diagnosa-diagnosa, memberikan terapi pada
bayi.
Antropometri
 Berat badan : 2500 – 4000 gram
 Panjang badan : 48 – 52 cm
 Lila : 11 – 14 cm
 Lida : 30 - 35 cm
 Lika
o Fronto oksipito : 34 cm
o Mento oksipito : 35 cm
o Sub oksipito bregmatika : 32 cm
Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Simetris / tidak, ada molage / tidak, ada succedenum / tidak,
ada chepal hematon / tidak.
b. Mata : Simetris / tidak, ada secret / tidak, conjungtiva anemis /
tidak, sclera ikterik / tidak.
c. Muka : Pucat / tidak, Odem / tidak.

14
d. Hidung : Simetris / tidak, ada penumpukan secret yang berlebih /
tidak, ada cacat bawaan / tidak.
e. Mulut : Simetris / tidak, ada cyanosis / tidak.
f. Gigi : terdapat gigi / tidak.
g. Telinga : Kotor / tidak, Terdapat serumen / tidak.
h. Leher : Kotor / tidak, iritasi / tidak, terdapat pembesaran vena
jugularis, kelenjar tyroid dan kelenjar lymfe / tidak.
i. Axilla : Terdapat pembesaran kelenjar lymfe / tidak.
j. Thoraks : Ada pembesaran yang abnormal / tidak, ada pernafasan
dengan diafragma / tidak, ada perdarahan pada tali pusat /
tidak.
k. Urogenital : ♀ : Labia mayora menutup / tidak, odem / tidak, ada
perdarahan / tidak.
♂ : Ada skrotum / tidak, Testis turun / tidak.
l. Anus : Ada lubang anus / tidak.
m. Ekstremitas
Atas : Simetris / tidak, jumlah jari lengkap / tidak, pergerakan aktif
/ tidak.
Bawah : Simetris / tidak, jumlah jari lengkap / tidak, pergerakan
aktif / tidak.

b. Pemeriksaan penunjang
Adakah yang harus diperiksa keadaan lainnya yang dapat menunjang
diagnosanya.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dilakukan untuk menegakkan diagnosa, masalah dan kebutuhan untuk
memutuskan hal tersebut, kita mengambil data subyektif dan obyektif yang
mendukung tegaknya diagnosa.
 Diagnosa
Bayi Berat Lahir Rendah
 Data Subyektif

15
Data yang didapat dari pasien
 Data Obyektif
Keadaan Umum : Baik, kulit kemerahan
Reflek menghisap : lemah, kuat
Tanda – tanda vital : S = 36,5° C – 37,5° C
N = 120 – 160 x / menit
Rr = 40 -60 x / menit
Antropometri
BB = 2500 – 4000 gram
PB = 40 – 52 cm
Lila = 11 – 14 cm
Lida = 30 – 35 cm
Lika : Fronto oksipito = 34 cm
Mento oksipito = 35 cm
Sub oksipito = 32 cm
Reflek Morro : Baik / tidak
Tonic neck : Baik / tidak
Palmargraph : Baik / tidak
Rooting : Baik / tidak
Soecking : Baik / tidak
Walking : Baik / tidak
Pergerakan : Baik / tidak

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Untuk mengetahui masalah yang akan mengarah keadaan patologis.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Untuk mengetahui tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk menangani
masalah potensial karena jika tidak dilakukan dengan cara dikonsul, kolaborasi
dan rujuk.

V. PENGEMBANGAN RENCANA ( INTERVENSI )

16
Untuk menentukan tindakan apa yang harus segera dilakukan sesuai dengan
diagnosa asuhan perencanaan ini disertai dengan rasional sebagai dasar untuk
mengambil keputusan.

VI. PELAKSANAAN ( IMPLEMENTASI )


Tanggal :
Waktu :
Sesuai dengan intervensi

VII. EVALUASI
Untuk menilai keefektifan dari tindakan yang telah dilakkan dalam bentuk
narasi ataupun SOAP.

BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


Pada By. Ny. ” S ” Usia 0 Hari dengan Bayi Baru Lahir Patologis
Asfiksi Ringan

17
Di BPS Hj. Musdalifah, Sepulu

Tanggal Pengkajian : 29-12-2012


Jam : 20.35 WIB
Tempat : BPS Hj. Musdalifah, Sepulu

I. PENGKAJIAN
Data subyektif
a. Biodata
Nama pasien
Nama bayi : By.Ny ”S”
Tanggal lahir : 29-12-2012
Jenis kelamin : Perempuan
Status anak : anak kandung
Jumlah saudara :satu
Nama orang tua
Nama ibu : Ny. ”S” Nama ayah : Tn. ” S”
Umur : 29 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat :Klabatan, Sepulu Alamat :Klabatan, Sepulu

b. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan maternal
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit kronis / akut ( jantung, ginjal),
penyakit menular ( penyakit kuning, batuk darah ), penyakit menurun
(darah tinggi, kencing manis, sesak nafas ).
 Riwayat kesehatan prenatal
Ibu mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya kepada bidan TM 1:
2X, TM II: 2X, TM III: 3X dan telah mendapat imunisasi TT
 Riwayat kesehatan intranatal
Proses persalinan: normal, tanggal lahir: 29-12-2012 jam 20.35 WIB.
Penolong bidan, BB: 3000 gr, PB: 52 cm
18
 Riwayat postnatal
Bayi memerlukan resusitasi, tidak ada trauma jalan lahir, perawatan pada
tali pusat, pertahanan suhu tubh dengan membungkus bayi.
c. Activity daily living
 Nutrisi
Bayi mulai laher langsung diberikan ASI setelah 1 jam lahir
 Eliminasi
Bayi belum BAB tapi sudah BAB.
 Aktivitas
Bayi setelah lahir tidak menangis
 Istirahat
Bayi tidak tidur
Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadara : samnolen
Tanda-tanda vital
S : 35,7° C
N : 90 x/menit
Rr : 20 x/menit
Antropometri
BB : 3900 gram
PB : 52 cm
Lila : 11 cm
Lida : 33 cm
Lika : ~ Cirkumferentia Fronto occipito bragmetika : 35 cm
~ Cirkumferentia Mento occipitalis : 36 cm
~ Cirkumferentia Sub oksipito bregmatika : 32,5 cm
APGAR SCORE
Kriteria 1 menit 5 menit

19
Warna kulit(Appearance) 1 1
Denyut jantung(Pulse) 1 2
Refleks(Grimace) 0 1
Tonus otot(Activity) 1 1
Usaha Nafas(Respiratory) 1 1

Total 4 6

Pemeriksaan fisik
Kepala : UUK dan UUB belum menutup, bentuk simetris, kepala
bersih, tidak ada kotoran sisa plasenta,tidak terdapat caput
succededaneum dan cephalhematum
Muka : warna kulit pucat
Mata : simetris, sklera putih, conjungtiva merah mudareflek membuka
mata (-)
Hidung : simetris, septum nasi lurus, kebersihan cukup.
Mulut : terdapat bibir, ada palatum, tidak terdapat bibir
sumbing,sianosis.
Gigi : belum tumbuh gigi.
Telinga : simetris, kebersihan cukup.
Leher : tidak nampak adanya pembesaran kelenjar lymfe, tiroid dan
vena jugularis.
Axilla : tidak nampak adanya pembesaran kelenjar lymfe.
Thoraks : bentuk simetris, ritme pernafasan (-).
Abdomen : bentuk simetris, tidak ada perdarahan sekitar tali pusat.
Urogenital : Labia mayora sudah menutupi labia minora.
Anus : ada dan berlubang, tidak hemoroid.
Ekstremitas
Atas : Simetris, ,tangan dan jari lengkap, sianosi
Bawah : Simetris, ,jari kaki lengkap, sianosis

Refleks
Morro :tidak ada
Rooting : tidak ada

20
Soecking : ctidak ada

b. Pemeriksaan penunjang
-

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : By. Ny. ”S” usia 0 hari dengan bayi baru lahirpatologis.
Data subyektif : ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 29-12-2012, pukul
20.35 WIB dengan keadaan tidak menangis.
Data obyektif : keadaan umum : baik
Kesadaran : samnolen
TTV : S : 35,7 ° C
Rr : 20x/menit
N : 90 x/menit
Antropometri
BB : 3900 gram
PB : 52 cm
A-S :4-6
Masalah : -
Kebutuhan segera : -

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. PENGEMBANGAN RENCANA(INTERVENSI)

21
N Tanggal Diagnosa / Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
o / jam masalah
1 29-12- Diagnosa : Tujuan : 1.keringkan tubuh bayi 1. agar bayi bersih
2012 By. Ny. ”S” Setelah kemudian selimuti dari darah, lendir,
Jam usia 0 hari dilakukan asuhan dengan kain bersih air ketuban dan
20.30 dengan kebidanan bayi dan kering juga hangatkan
WIB bayi baru baru lahir tubuh bayi agar
lahir diharapkan tidak terjadi
patologis. keadaan bayi hipotermi
baik 2.agar jalan nafas
2.Berikan jalan nafas bersih dan dapat
Kriteria : bernafas dengan
Bayi tumbuh lancar
sehat 3.lakukan rangsangan 3.untuk merangsang
Masalah : Tidak terjadi taktil dan hitung pernafasan dan
Tidak ada asfiksi APGAR Score menit mengetahui nilai
ke 5 APGAS Score
4.untuk mengetahui
4.Observasi keadaan kondisi bayi
umum bayi 5.agat tidak terjadi
5.lakukan perawatan infeksi
tali pusat

VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : By.Ny”S” Alamat :Klabatan


Umur : 0 hari Diagnosa: By.Ny”E” 0 hari dengan BBL patologis

22
Tgl/Waktu Implementasi Evaluasi
29-12-2012 1.mengeringkan tubuh bayi kemudian selimuti 1.bayi telag dibungkus
Jam 20.30 dengan kain bersih dan kering dengan kain kering dan
WIB bersih
2.Berikan jalan nafas dengan menghisap lendir 2.banyak air ketuban
dengan slemp sucker bercampur dengan
mekonium dari mulut
bayi
3.melakukan rangsangan taktil dengan 3.bayi mulai menangis
menyentil telapak kaki dan hitung APGAR merintih
Score menit ke 5
4.megobservasi keadaan umum bayi 4.keadaan bayi lemah
5.melakukan perawatan tali pusat dengan 5.telah dilakukan
menggunakan kassa steril perawatan tali pusat

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi lahir yang tidak dapat berapas
secara spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
23
By.Ny:S” lahirspontan hari Sabtu, 29 Desember 2012 jam 20.35 WIB
dengan keadaan tidak menangis dan mengalami asfiksia ringan. Faktor-faktor
yang menyebabkan bayiasfiksi adalah partus macet. Setelah bayi lahir dilakukan
penghisapan lendir dari mulutnya dan terdapat banyak air ketuban bercampur
mekonium. Langkah selanjutnya adalah melakukan rangsangan taktil denagan
menyentil kaki dan menggiosok punggung. Setelah 5 menit bayi menangis
merintih

5.2 SARAN
5.2.1 Pembimbing praktek
Lebih meningkatkan sarana prasarana dilingkungan agar pelayanan pada
pasien lebih cepat dan efektif.
5.2.2 Pembimbing akademik
Agar lebih memberikan motivasi sistem pembelajaran selama di institusi
khususnya dilahan praktek.
5.2.3 Mahasiswa
Agar lebih memahami tentang perawatan pada bayi baru lahir fisiologis dan
mampu mengaplikasikan dalam memberikan asuhan kebidanan bayi baru
lahir.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam 1988. Sinopsis Obstetri jilid I edisi 2, Jakarta : EGC


Prawirohardjo, Sarwono 2006. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal., Jakarta : 2006

24
25

Anda mungkin juga menyukai