Anda di halaman 1dari 22

BAB III

TINJAUAN KASUS
Pada bab tiga ini akan dipaparkan data dan masalah klien dengan kasus Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Pada bagian ini terdiri dari pengkajian,
diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, tindakan keperawatan dan
evaluasi.
A. Pengkajian
1. Data Umum
Identitas Klien
Pasien 1:
Nama: Ny. R, Umur 59 tahun, Diagnosa medis: Squele TB dan COPD,
No.Reg: 06001340, Jenis Kelamin perempuan, Suku/Bangsa Jawa/
Indonesia, Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa indonesia dan jawa,
Pendidikan SD, Agama Islam, Pekerjaan IRT, Alamat Darungan Tanggul
Jember. Klien datang di IGD Pada Tanggal 02-9-2017, jam 07.30 WIB.
Pasien 2:
Nama: Tn. AS, Umur 69 tahun, Diagnosa medis: COPD, No.Reg:
15003002, Jenis Kelamin Laki-laki, Suku/Bangsa Jawa/ Indonesia,
Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa indonesia dan jawa, Pendidikan SD,
Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Dusun Mangaran Loncatan
Ajung Jember. Klien datang di IGD Pada Tanggal 05-9-2017, jam 15.15
WIB.
Pasien 3:
Nama: Tn S, Umur 53 tahun, Diagnosa medis: Susp TB dan COPD,
No.Reg: 17004869, Jenis Kelamin Laki-laki, Suku/Bangsa Madura/
Indonesia, Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa indonesia dan Madura,
Pendidikan SD, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Dusun
Sumber Ketangi Bangsalsari Jember . Klien datang di IGD Pada Tanggal
14-09-2017, jam 19.00 WIB.

27
28

2. Data Khusus
a) Subjektif
1) Pasien 1 : Klien mengatakan mengalami batuk dan sesak napas
sejak 1 minggu yang lalu, kemudian sejak 3 hari yang lalu sesak
napas memberat.
2) Pasien 2:Klien mengatakan mengalami sesak napas sejak 20 hari
yang lalu disertai dengan batuk dan nyeri dada sebelah kiri
bawah hilang timbul.
3) Pasien 3: Klien mengatakan sesak napas sejak 1 minggu yang
lalu, batuk sejak 1 bulan yang lalu terkadang disertai dengan
bercak darah.
b) SAMPLE
1) Sigh and Symptom
Pasien 1:
Klien dan keluargaklien mengatakan bahwa klien mengalami
batuk dan sesak napas sejak 1 minggu yang lalu, 3 hari yang lalu
klien periksa di Poli RS Paru Jember dan di sarankan untuk
rawat inap tetapi klien menolak dan melakukan rawat jalan, saat
dirumah klien sesak napas yang dialami klien tambah memberat
dan klien dibawa ke IGD RS Paru Jember tanggal 02-9-2017,
jam 07.30 WIB.
Pasien 2:
Klien mengatakan mengalami sesak napas sejak 20 hari yang
lalu disertai dengan batuk dan nyeri dada sebelah kiri bawah
hilang timbul, dada bertambah nyeri saat di buat batuk. Sesak
napas bertambah parah saat klien melakukan aktivitas seperti
berjalan. Klien di bawa poli RS paru jember pada tanggal 05-9-
2017 untuk melakukan pemeriksaan, dan dari poli klien
disarankan untuk rawat inap dan klien di bawa ke IGD RS Paru
jember oleh keluarga pada tanggal 05-9-2017 jam 15.15 WIB.
29

Pasien 3:
Klien mengatakan mengalami batuk sejak 1 bulan yang lalu
terkadang disertai dengan bercak darah dan sesak napas mulai 1
minggu yang lalu, klien merasa lemas (+), mual (+), dan muntah
(+) mengalami kesulitan untuk tidur karena mengalami sesak
napas dan nyeri perut kanan bagian bawah. Selama sakit saat
dirumah klien hanya istirahat saja tidak melakukan usaha
pengobatan, kemudian keluarga membawa klien ke IGD RS
Paru Jember pada tanggal 14-09-2017, jam 19.00 WIB, setelah
dilakukan pemeriksaan klien disarankan untuk rawat inap.
2) Allergies
Pasien 1 :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat.
Pasien 2 :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat
Pasien 3 :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat
3) Medication
Pasien 1 :
Keluarga Pasien mengatakan klien meminum obat yang
diberikan oleh RS Paru Jember saat periksa di poli pada tanggal
30 Agustus 2017 Salbutamol 2 x 2 mg, Aminofilin 3 x 100 mg,
Bronheksim 3 x 8 mg, Codein 3 x 15 mg
Pasien 2 :
Keluarga Pasien mengatakan tidak meminum obat sebelumnya.
Klien langsung di bawa ke RS Paru Jember.
Pasien 3 :
Keluarga Pasien mengatakan tidak meminum obat sebelumnya.
Klien langsung di bawa ke RS Paru Jember
4) Past Ilnes
Pasien 1:
Keluarga Pasien mengatakan mempunyai riwayat darah tinggi
30

Pasien 2:
Keluarga Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat darah
tinggi dan kencing manis.
Pasien 3:
Keluarga Pasien mengatakan mempunyai riwayat darah tinggi
dan kencing manis.
5) Last Meal
Pasien 1:
Keluarga Pasien mengatakan setiap makan klien merasa mual.
Klien tidak makan sampai saat ini. Makan terakhir tadi malam
jam 20.00 WIB.
Pasien 2:
Keluarga Pasien mengatakan makan terakhir jam 10.00, mual
saat makan tetapi tidak muntah.
Pasien 3:
Keluarga Pasien mengatakan setiap makan muntah. Muntah
sudah 2 kali. Pasien tidak makan sampai saat ini. Makan
terakhir tadi siang jam 15.00 WIB, jenis makanan nasi putih,
lauk tahu goreng, sayur sop.
6) Event
Pasien 1:
Keluarga klien mengatakan klien mengalami batuk dan sesak
napas sejak 1 minggu yang lalu, sesak napas mulai muncul saat
klien beraktivitas berjalan, klien berjalan lebih lambat karena
sesak. 3 hari yang lalu klien periksa di Klinik RS Paru Jember
dan di sarankan untuk rawat inap tetapi klien menolak dan
melakukan rawat jalan, saat dirumah selama 2 hari klien sesak
napas klien tambah memberat dan klien dibawa ke IGD RS Paru
Jember.
Pasien 2:
Keluarga klien mengatakan klien mengalami sesak napas sejak
20 hari yang lalu disertai dengan batuk dan nyeri dada sebelah
31

kiri bawah hilang timbul, dada bertambah nyeri saat di buat


batuk. Sesak napas bertambah parah saat klien melakukan
aktivitas seperti berjalan, kemudian di bawa RS Paru Jember
Pasien 3:
Keluarga klien mengatakan klien mengalami batuk sejak 1 bulan
yang lalu terkadang disertai dengan bercak darah dan sesak
napas mulai 1 minggu yang lalu, klien merasa lemas, mual,
muntah, mengalami kesulitan untuk tidur karena mengalami
sesak napas dan nyeri perut kanan bagian bawah. sesak napas
mulai muncul saat klien beraktivitas berjalan, klien berjalan
lebih lambat karena sesak. Selama sakit saat dirumah klien
hanya istirahat saja tidak melakukan usaha pengobatan,
kemudian keluarga membawa klien ke IGD RS Paru Jember.
c) Objektif
1) Airways
Pasien 1 : Jalan nafas paten.
Pasien 2 : Jalan nafas paten.
Pasien 3 : Jalan nafas paten.
2) Breathing
Pasien 1
Pola napas : takipnea
Kedalaman : cepat dan dalam
Retraksi : tidak terdapat retraksi otot bantu napas
RR : 28 kpm
Pasien 2
Pola napas : takipnea
Kedalaman : cepat dan dalam
Retraksi : terdapat retraksi otot bantu napas sebelah kiri
RR : 32 kpm
Pasien 3
Pola napas : takipnea
Kedalaman : cepat dan dalam
32

Retraksi : tidak terdapat retraksi otot bantu napas


RR : 28 kpm
3) Circculation
Pasien 1
Saat klien baru datang : Akral hangat, Tekanan Darah: 154/99
mmHg, Nadi : 137x/menit, Suhu : 36 ºC, RR : 28x/menit, SpO2
94%.
5 menit setelah mendapatkan pertolongan : Tekanan Darah:
150/98 mmHg, Nadi : 138x/menit, Suhu : 36 ºC, RR :
28x/menit, SpO2 98%.
Saat setelah aktivitas ringan : Tekanan Darah: 154/96 mmHg,
Nadi : 140x/menit, Suhu : 36 ºC, RR : 30x/menit, SpO2 96%.
Pasien 2
Saat klien baru datang : Akral hangat, Tekanan Darah: 138/94
mmHg, Nadi : 108x/menit, Suhu : 37,5 ºC, RR : 32x/menit,
SpO2 92%.
5 menit setelah mendapatkan pertolongan : Tekanan Darah:
130/90 mmHg, Nadi : 120x/menit, Suhu : 37,5 ºC, RR :
28x/menit, SpO2 98%.
Saat setelah aktivitas ringan : Tekanan Darah: 130/90 mmHg,
Nadi : 120x/menit, Suhu : 37,5 ºC, RR : 36 x/menit, SpO2 94%.
Pasien 3
Saat klien baru datang : Akral hangat, Tekanan Darah: 114/71
mmHg, Nadi 108x/m, Suhu : 36,5 ºC, RR : 28 x/menit, SpO2
94%.
5 menit setelah mendapatkan pertolongan : Tekanan Darah:
120/80 mmHg, Nadi 115x/m, Suhu : 36,5 ºC, RR : 24 x/menit,
SpO2 98%.
Saat setelah aktivitas ringan : Tekanan Darah: 120/80 mmHg,
Nadi 115x/m, Suhu : 36,5 ºC, RR : 26 x/menit, SpO2 96%.
33

4) Disability
Pasien 1
Keadaan umum lemah, GCS E 4 - V 5 - M 6, kesadaran compos
mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+, BB 58 kg
Pasien 2
Keadaan umum lemah, GCS E 4 - V 5 - M 6, kesadaran compos
mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+ BB 43 kg
Pasien 3
Keadaan umum lemah, GCS E 4 - V 5 - M 6, kesadaran compos
mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+ BB 50 kg
5) Exposure
a) Pemeriksaan Kepala
Pasien 1
Rambut hitam ikal, wajah oval, konjungtiva tidak pucat +/+,
telingga kanan dan kiri sejajar, sklera tidak ikterus +/+
Pasien 2
Rambut hitam pendek, wajah bulat, konjungtiva tidak
anemis +/+, telinga kanan dan kiri sejajar.
Pasien 3
Rambut berwarna hitam keriting, wajah bulat, konjungtiva
tidak pucat +/+, telingga kanan dan kiri sejajar, sklera tidak
ikterus +/+.
b) Pemeriksaan leher
Ketiga pasien kelolaan tidak terdapat struma dan juga tidak
terdapat pembesaran vena jugularis.
c) Pemeriksaan Thorak
1) Paru
Pasien 1
Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan
cuping hidung (+).
Perkusi: perkusi terdapat suara sonor.
34

Palpasi: tidak teraba adanya massa, vocal fremitus


suara menjalar normal  tidak terdapa retaksi otot
bantu pernafasan
Auskultasi: suara nafas vesikuler , terdapat bunyi napas
tambahan Ronchi Wheezing suara jantung
S1 S2 tunggal tidak ditemukan S3 dan S4
Gallop/Murmur
Pasien 2
Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan
cuping hidung (+).
Perkusi: perkusi terdapat suara sonor (D), dullnes (S)
Palpasi: tidak teraba adanya massa, vocal fremitus
suara dada sebelah kiri lebih besar  terdapa retaksi
otot bantu pernafasan
Auskultasi: suara nafas vesikuler ,terdapat bunyi
napas tambahan Ronchi Wheezing
Racles suara jantung S1 S2 tunggal tidak
ditemukan S3 dan S4 Gallop/Murmur
Pasien 3
Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan
cuping hidung (+).
Perkusi: perkusi terdapat suara sonor.
Palpasi: tidak teraba adanya massa, vocal fremitus
suara menjalar normal  tidak terdapa retaksi otot
bantu pernafasan
Auskultasi: suara nafas vesikuler, terdapat bunyi napas
tambahan Ronchi Wheezing suara jantung
S1 S2 tunggal tidak ditemukan S3 dan S4
Gallop/Murmur
2) Jantung :
Pada ketiga klien didapatkan :
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
35

Palpasi : Ictus cordis teraba ICS 4-5


Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, irama reguler
d) Pemeriksaan Abdomen
Pasien 1:
Perut flat, bising usus 10 x/mnt, Tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terdapat pembesaran hepar dan suara abdomen timpani, tidak ada
acites.
Pasien 2:
Perut flat, bising usus 9 x/mnt, Tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terdapat pembesaran hepar dan suara abdomen timpani, tidak ada
acites.
Pasien 3:
Perut flat, bising usus 14 x/mnt, Tidak terdapat nyeri tekan, tidak
terdapat pembesaran hepar dan suara abdomen timpani tidak ada
acites.
e) Pemeriksaan Ekstremitas
Pada ketiga pasien kelolaan didapatkan kekuatan otot normal, tidak
terdapat kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah, ROM bebas,
tidak didapatkan adanya pitting oedema
f) Pemeriksaan Neurologis
Tingkat kesadaran pada ketiga pasien kelolaan tersebut adalah
compos mentis, GCS E 4 – V 5 – M 6, tidak didapatkan adanya
tanda-tanda rangsang meningeal.
g) Full Vital Sign, Five Intervention
Pasien 1:
keadaan umum lemah, GCS E 4 – V 5 – M 6, kesadaran compos
mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+
Pasien 2 :
Keadaan umum lemah, GCS E 4 – V 5 – M 6, kesadaran compos
mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+
Pasien 3 :
36

keadaan umum lemah, GCS E 4 – V 5 – M 6, kesadaran compos


mentis, pupil isokor +/+, reflek cahaya +/+
h) Terapi:
Pasien 1 :
Parenteral Infus NaCl 0,9% 500 cc 7 tpm, O2 nasal 4 lpm, Inj
Ceftazidine 3 x 1 g IV, Inj Lasix 1-0-0 IV, P/O Salbutamol 3 x 2 mg,
Aminofilin 3 x 100 mg, Bronkxime 3 x 8 mg, Codein 3 x 15 mg.
Pasien 2 :
Parenteral Infus NaCl 0,9% 500 cc 14 tpm drip Aminophilin 240 mg
(1 amp), O2 nasal 4 lpm, Inj Antrain 3 x 1 IV, Inj Cefotaxime 3 x 1 g
IV, Inj Sanmol 1 x 1 500 mg IV ekstra P/O Salbutamol 3 x 2 mg,
Codein 3 x 15 mg.
Pasien 3 :
Parenteral Infus Rehidrasi NaCl 500 cc, NaCl 0,9% 500 cc 14 tpm,
O2 nasal 4 lpm, Inj Ranitidine 2 x 50 mg IV, Inj Ondancentron 2 x 8
mg IV, RCI 2 x 4 UI, P/O Salbutamol 3 x 2 mg, Codein 3 x 15 mg.
37

i) Pemeriksaan Laboratorium
Pasien 1 :
No. RM : 06301348 Tgl. Pemeriksaan : 02/09/2017
Nama : Ny. R Rujukan Dari : IGD
Umur : 59 Tahun

NAMA HASIL SATUAN NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan 136 Mg/dL < 200
GDA
HEMATOLOGI
LED 33 Mm/jam L: 1 - 15 / P: 1 – 20
Hb 13,0 g/dL L: 11.2 17.3 / P:
11.7 15.5
Eritrosit 4,91 Juta/uL L: 4.4 – 5.9 / P:
11.7 – 15.5
Hematokrit 41 % L: 40 – 52 / P: 35 –
47
MCV 82,5 fL 80 – 100
MCH 26,5 pg 26 – 34
MCHC 32,1 g/dL 32 – 36
Lekosit 8070 /uL L: 3800 – 10600 / P:
3600 – 11000
Hitung Jenis:
Eosinofil 2,1 % 2–4
Basofil 0,4 % 0–1
Neutrofil 65,5 % 50 – 70
Limfosit 23,2 % 25 – 40
Monosit 8,8 % 2–8
Trombosit 330.000 /uL 150000 – 440000
LIVER FUNCTION
TEST
Bilirubin 0,2 mg/dl < 0.2
direct
Albumin mg/dl 3.2 – 3.8
Bilirubin 0,3 mg/dl < 1.1
Total
SGOT/AST 21 U/L < 37
SGPT/ALT 20 U/L < 42
Alkali 74 ?/L 104 – 129
Phospatase
RENAL FUNCTION
TEST
BUN 10,9 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 0,7 mg/dl 0.8 – 1.4
Uric Acid 7,4 mg/dl L: 3.4 – 7.0 / P: 2.4
– 5.7
38

Pasien 2 :

No. RM : 15003002 Tgl. Pemeriksaan : 05/09/2017


Nama : Tn. AS Rujukan Dari : IGD
Umur : 69 Tahun

NAMA HASIL SATUAN NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan 190 Mg/dL < 200
GDA
HEMATOLOGI
LED 73 Mm/jam L: 1 - 15 / P: 1 – 20
Hb 12,3 g/dL L: 11.2 17.3 / P:
11.7 15.5
Eritrosit 4,18 Juta/uL L: 4.4 – 5.9 / P:
11.7 – 15.5
Hematokrit 37 % L: 40 – 52 / P: 35 –
47
MCV 88,5 fL 80 – 100
MCH 29,4 pg 26 – 34
MCHC 33,2 g/dL 32 – 36
Lekosit 6960 /uL L: 3800 – 10600 / P:
3600 – 11000
Hitung Jenis:
Eosinofil 1,4 % 2–4
Basofil 0,4 % 0–1
Neutrofil 76,9 % 50 – 70
Limfosit 10,8 % 25 – 40
Monosit 10,5 % 2–8
Trombosit 399.000 /uL 150000 – 440000
LIVER FUNCTION
TEST
Bilirubin 0,8 mg/dl < 0.2
direct
Albumin 3,9 mg/dl 3.2 – 3.8
Bilirubin 1,1 mg/dl < 1.1
Total
SGOT/AST 14 U/L < 37
SGPT/ALT 18 U/L < 42
Alkali 74 ?/L 104 – 129
Phospatase
RENAL FUNCTION
TEST
BUN 6,5 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 0,5 mg/dl 0.8 – 1.4
Uric Acid 3,9 mg/dl L: 3.4 – 7.0 / P: 2.4
– 5.7
39

Pasien 3 :

No. RM : 15003002 Tgl. Pemeriksaan : 05/09/2017


Nama : Tn. AS Rujukan Dari : IGD
Umur : 69 Tahun

NAMA HASIL SATUAN NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan 337 Mg/dL < 200
GDA
HEMATOLOGI
LED 35 Mm/jam L: 1 - 15 / P: 1 – 20
Hb 15,9 g/dL L: 11.2 17.3 / P:
11.7 15.5
Eritrosit 6,13 Juta/uL L: 4.4 – 5.9 / P:
11.7 – 15.5
Hematokrit 47 % L: 40 – 52 / P: 35 –
47
MCV 77,2 fL 80 – 100
MCH 25,9 pg 26 – 34
MCHC 33,6 g/dL 32 – 36
Lekosit 10280 /uL L: 3800 – 10600 / P:
3600 – 11000
Hitung Jenis:
Eosinofil 6,3 % 2–4
Basofil 0,4 % 0–1
Neutrofil 67,3 % 50 – 70
Limfosit 19,3 % 25 – 40
Monosit 6,7 % 2–8
Trombosit 341.000 /uL 150000 – 440000
LIVER FUNCTION
TEST
Bilirubin 0,6 mg/dl < 0.2
direct
Albumin 4,2 mg/dl 3.2 – 3.8
Bilirubin 1,0 mg/dl < 1.1
Total
SGOT/AST 10 U/L < 37
SGPT/ALT 18 U/L < 42
Alkali 118 ?/L 104 – 129
Phospatase
RENAL
FUNCTION TEST
BUN 14,5 mg/dl 10 – 50
Kreatinin 0,8 mg/dl 0.8 – 1.4
Uric Acid 7,8 mg/dl L: 3.4 – 7.0 / P: 2.4
– 5.7
40

j) Pemeriksaan Diagnostik
Pasien 1

Pasien 2
41

Pasien 3
42

k) Give Comfort
Ketiga pasien mengalami kenaikan saturasi oksigen menjadi 97-99
% setelah pemberian oksigenasi.
l) Inspection back/posterior surface
Pada ketiga pasien tidak ada jejas di punggung dan pinggang.

B. Analisis Data
1. Pasien 1
Data Subyektif:
Klien mengatakan sesak napas bertambah saat melakukan aktivitas seperti
berjalan
Data Obyektif :
KU lemah, CRT < 2detik, Airway tidak ada sumbatan jalan napas,
Breathing : Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan cuping
hidung (+). Perkusi:perkusi terdapat suara sonor. Palpasi:tidak teraba
adanya massa, tidak ada retaksi otot bantu pernafasan Auskultasi:suara
nafas vesikuler, Ronchi +/+, Wheezing -/-, S1 dan S2 tunggal. Circulation
: Tekanan Darah: 154/99 mmHg, Nadi : 137x/menit, Suhu : 36 ºC, RR :
28x/menit, SpO2 94%.
2. Pasien 2
Data Subyektif:
Klien mengatakan mengalami sesak napas sejak 20 hari yang lalu disertai
dengan batuk dan nyeri dada sebelah kiri bawah hilang timbul.
Data Obyektif :
KU lemah, CRT < 2detik, Airway tidak ada sumbatan jalan napas,
Breathing Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan cuping
hidung (+). Perkusi:perkusi terdapat suara sonor (D), suara dullnes (S).
Palpasi:tidak teraba adanya massa, ada retaksi otot bantu pernafasan.
Auskultasi:suara nafas vesikuler, Ronchi +/+, Wheezing -/-, Racles -/+,
S1 dan S2 tunggal. Circulation : Tekanan Darah: 138/94 mmHg, Nadi :
108x/menit, Suhu : 37,5 ºC, RR : 32x/menit, SpO2 92%.
43

3. Pasien 3
Data Subyektif:
Klien mengatakan sesak napas sejak 1 minggu yang lalu, batuk sejak 1
bulan yang lalu terkadang disertai dengan bercak darah
Data Obyektif :
KU lemah, CRT < 2detik, Airway tidak ada sumbatan jalan napas,
Breathing Inspeksi: bentuk dada simetris, sesak (+), pernafasan cuping
hidung (+). Perkusi:perkusi terdapat suara sonor. Palpasi:tidak teraba
adanya massa, tidak ada retaksi otot bantu pernafasan. Auskultasi: suara
nafas vesikuler, Ronchi +/+, Wheezing +/+, S1 dan S2 tunggal.
Circulation : Tekanan Darah: 114/71 mmHg, Nadi 108x/m, Suhu : 36,5 ºC,
RR : 28 x/menit, SpO2 94%.

C. Dignosis Keperawatan
1. Kasus 1
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi
yang tertahan.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dengan kebutuhan oksigen
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
2. Kasus 2
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi
yang tertahan.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dengan kebutuhan oksigen
c. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi
3. Kasus 3
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi
yang tertahan.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dengan kebutuhan oksigen
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
44

D. Intervensi Keperawatan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dengan kebutuhan oksigen
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 2 jam
diharapkan pasien kembali toleran terhadap aktivitas
Kriteria hasil : 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
2.. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara
mandiri
Intervensi Keperawatan
1. Monitoring dan Evaluasi
a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas (nadi, tekanan darah,
pernapasan).
b. Ukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan klien
selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital TTV.
c. Kaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan rencana
latihan berdasarkan pada status fungsi dasar.
2. Nursing Treatment
Manajemen Energy conservation dan Self Care : ADLs
a. Dukung pasien dalam menegakkan latihan teratur dengan
menggunakan treadmill dan exercycle, berjalan atau latihan lainnya
yang sesuai, seperti berjalan perlahan.
b. Tingkatkan aktivitas secara bertahap; pasien tirah baring lama mulai
melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.
c. Tingkatkan toleransi terhadap aktivitas dengan mendorong pasien
beraktivitas lebih.
3. Health education
Berikan edukasi tentang penanganan COPD seperti strategi
menghilangkan sekret, strategi menejemen energi, teknik relaksasi dan
kebutuhan nutrisi.
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian oksigen
45

b. Kolaborasidalam pemberian cairan parenteral IV sesuai dengan


kebutuhan
c. Kolaborasi dalam pemberian obat bronkodilator
E. Implementasi
1. Kasus 1
a) Monitoring dan Evaluasi.
1) Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas (nadi, tekanan darah,
pernapasan) untuk mengetahui kondisi fisik pasien dan kemampuan
fisik pasien
2) Mengukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan
klien selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital TTV
untuk mengetahui latihan yang sesuai dengan kondisi pasien dan
mencegah hipoksia
3) Mengkaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan
rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar.
b) Nursing Treathmen
Manajemen Energy conservation dan Self Care : ADLs
1) Meningkatkan kemampuan pasien secara bertahap
2) Membantu pasien untuk beradaptasi
3) Membantu pasien agar tidak kelelahan
4) Memaksimalkan dengan kondisi yang dimiliki pasien agar pasien
dapat mampu untuk beradaptasi
c) Health education
Memberikan edukasi tentang pentingnya latian napas pursed lip
breathing
d) Berkolaborasi dalam pemberian terapi
1) Berkolaborasi pemberian oksigen nasal 4 lpm
2) Berkolaborasi dalam pemberian obat bronkodilatorSalbutamol 3 x
2 mg, Aminofilin 3 x 100 mg.
3) Berkolaborasi dalam pemberian mukolitik untuk mengencerkan
dahak dan analgetik opioid untuk meredakan batuk Bronkxime 3 x
1, Codein 3 x 15 mg
46

2. Kasus 2
a) Monitoring dan Evaluasi.
1) Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas (nadi, tekanan darah,
pernapasan) untuk mengetahui kondisi fisik pasien dan kemampuan
fisik pasien
2) Mengukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan
klien selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital TTV
untuk mengetahui latihan yang sesuai dengan kondisi pasien dan
mencegah hipoksia
3) Mengkaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan
rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar.
b) Nursing Treathmen
Manajemen Energy conservation dan Self Care : ADLs
1) Meningkatkan kemampuan pasien secara bertahap
2) Membantu pasien untuk beradaptasi
3) Membantu pasien agar tidak kelelahan
4) Memaksimalkan dengan kondisi yang dimiliki pasien agar pasien
dapat mampu untuk beradaptasi
c) Health education
Memberikan edukasi tentang pentingnya latian napas pursed lip
breathing
d) Berkolaborasi dalam pemberian terapi
1) Berkolaborasi pemberian oksigen nasal 5 lpm
2) Berkolaborasi dalam pemberian obat bronkodilator Aminiphilin
240 mg drip dalam 500 cc NaCl dan per oral Salbutamol 3 x 2 mg.
3) Berkolaborasi dalam pemberian analgetik opioid untuk meredakan
batuk Codein 3 x 15 mg.
47

3. Kasus 3
a) Monitoring dan Evaluasi.
1) Mengkaji respon pasien terhadap aktivitas (nadi, tekanan darah,
pernapasan) untuk mengetahui kondisi fisik pasien dan kemampuan
fisik pasien
2) Mengukur tanda-tanda vital segera setelah aktivitas, istirahatkan
klien selama 3 menit kemudian ukur lagi tanda-tanda vital TTV
untuk mengetahui latihan yang sesuai dengan kondisi pasien dan
mencegah hipoksia
3) Mengkaji tingkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan
rencana latihan berdasarkan pada status fungsi dasar.
b) Nursing Treathmen
Manajemen Energy conservation dan Self Care : ADLs
1) Meningkatkan kemampuan pasien secara bertahap
2) Membantu pasien untuk beradaptasi
3) Membantu pasien agar tidak kelelahan
4) Memaksimalkan dengan kondisi yang dimiliki pasien agar pasien
dapat mampu untuk beradaptasi
c) Health education
Memberikan edukasi tentang pentingnya latian napas pursed lip
breathing
d) Berkolaborasi dalam pemberian terapi
1) Berkolaborasi pemberian oksigenO2 nasal 4 lpm
2) Berkolaborasi dalam pemberian obat bronkodilator per oral
Salbutamol 3 x 2 mg.
3) Berkolaborasi dalam pemberian analgetik opioid untuk meredakan
batuk Codein 3 x 15 mg.
48

F. Evaluasi
1. Kasus 1
S : Klien mengatakan masih sesak, tapi sudah terbiasa dengan
kondisinya saat ini
O : Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis GCS 456. TD
140/90 mmHg, N: 120 x/menit, RR: 26 x/menit, S: 36 °C, CRT < 2
detik, SpO2 99%, suara napas ronkhi +/+, whizing -/-, klien dapat
memenuhi ADLs sebagian
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
2. Kasus 2
S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang, klien dapat
mengontrol napasnya.
O : Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis GCS 456. TD
130/90 mmHg, N: 108 x/menit, RR: 26 x/menit, S: 36 °C, CRT < 2
detik, SpO2 99%, suara napas ronkhi +/-, whizing -/-, racles -/+
klien dapat memenuhi ADLs sebagian
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3. Kasus 3
S : Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang, klien dapat
mengontrol napasnya.
O : Keadaan umum cukup, kesadaran compos mentis GCS 456. TD
120/80 mmHg, N: 108 x/menit, RR: 25 x/menit, S: 36 °C, CRT < 2
detik, SpO2 99%, suara napas ronkhi +/+, whizing +/+, klien dapat
,memenuhi ADLs sebagian
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai