Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................


KATA PENGANTAR........................................................................................................
ABSTRAK
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemiskinan .........................................................................
2.2 Penyebab Kemiskinan
2.2.1 Faktor Internal
2.2.2 Faktor Eksternal
2.3 Dampak Kemiskinan
2.4 Upaya Penanggulangan Kemiskinan
2.4.1 Upaya Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan
2.4.2 Upaya Masyarakat Indonesia untuk Menanggulangi Kemiskinan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
3.2.1 Saran Penulis kepada Pemerintah
3.2.2 Saran Penulis kepada Masyarakat Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang tepat
pada waktunya yang berjudul “Indonesia Masih Bersahabat dengan Kemiskinan”.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian kemiskinan atau yang lebih
khususnya membahas tentang Kemiskinan di Indonesia. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi dan bermafaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis dan pembaca tentunya. Amin.

Medan, 20 Juni 2014

Penulis
ABSTRAK

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang kemiskinan
yang merupakan sebuah fenomena dan fakta yang terjadi di negara Indonesia, sebuah
masalah yang sejak dulu hingga sekarang masih juga belum bisa teratasi dengan baik oleh
pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Kemiskinan seakan menjadi momok yang
mengerikan dan terus mengerogoti keadaan ekonomi masyarakat. Hal ini sudah seharusnya
menjadi sebuah cerminan tersendiri bagi pemerintah Indonesia untuk dapat terus berusaha
dan berupaya mengatasi permasalahan tersebut. Benar memang berbagai upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi atau mengatasi masalah kemiskinan, akan
tetapi tetap saja permasalahan kemiskinan belum dapat teratasi. Banyak hal yang menjadi
faktor penyebab kemiskinan diantaranya : SDA, SDM, Pendidikan, Lapangan Pekerjaan, dan
masih banyak lagi faktor-faktor lain yang menyebabkan timbulnya masalah
kemiskinan. secara teoritis kemiskinan dikatakan sebagai sebuah fenomena dimana taraf
hidup masyarakat didalam sebuah negara masih sangat memprihatinkan (rendah), dimana
masyarakat tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup yang selayaknya.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kemiskinan di Indonesia menjadi salah satu masalah yang belum sepenuhnya
bisa dipecahkan oleh pemerintah sejak dulu hingga sekarang. Secara umum, kemiskinan
didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi
hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat
atau ketidakmampuan dari pekerjaan yang dimiliki untuk menghasilkan uang yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang
Pemerintah indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesia menjadi negara maju
dan mapan dari segi ekonomi tentu mengganggap bahwa kemiskinan adalah masalah mutlak
yang harus segera diselesaikan. Bangsa Indonesia perlu mewaspadai kondisi kemiskinan
yang terjadi saat ini yang semakin memburuk. Jumlah kemiskinan di Indonesia pada Maret
2009 mencapai 32,53 juta atau 14,5 persen dari total penduduk Indonesia (ww.bps.go.id).
Kita tidak akan menjadi bangsa yang besar jika mayoritas masyarakatnya masih miskin dan
lemah. Maka untuk menjadi bangsa yang besar maka mayoritas masyarakatnya tidak boleh
hidup dalam kemiskinan. Agar kemiskinan di Indonesia dapat diatasi, diperlukan dukungan
dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah
ini. Melihat kondisi Negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan yang tinggi,
penulis tertarik untuk menggangkat masalah kemiskinan di Indonesia. Penulis berharap
dengan karya tulis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengentaskan
kemiskinan dari Negeri Ibu Pertiwi.

1.2 Masalah
1.2.1 Apa itu kemiskinan?
1.2.2 Apa penyebab dari kemiskinan?
1.2.3 Apa dampak dari kemiskinan?
1.2.4 Bagaimana cara menanggulangi kemiskinan?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui arti dari kemiskinan
1.3.2 untuk mengetahui penyebab dari kemiskinan
1.3.3 untuk mengetahui dampak dari kemiskinan
1.3.4 untuk mengetahui cara menanggulangi kemiskinan
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemiskinan


Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar ‘miskin’ yang artinya tidak
berharta benda (poerwadarminta,1976). Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik
mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002). Dalam Panduan Keluarga Sejahtera
(1996:10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, modal,
maupun fifiknya dalam memenuhi kebutuhannya.

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

a. Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan


miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan,
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang,
kesehatan, papan, dan pendidikan.
b. Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah
hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan
masyarakat sekitarnya.
c. Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

Kemiskinan dipandang sebagai kondisi seseorang atau kelompok, laki-laki atau


perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan
mengembangkan kehidupan yang bermanfaat. Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi
dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-
hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau kelompok, serta memiliki akses yang
rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup
antara lain: ilmu pengetahuan, informasi, teknologi dan modal.
2.2 Penyebab Kemiskinan
Secara umum, penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab
(Spicker,2002), yaitu:
Pertama, Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan
cenderung diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri. Karakteristik yang
dimaksud seperti malas dan kurang sungguh-sungguh dalam segala hal, termasuk dalam
bekerja. Mereka juga sering salah dalam memilih, termasuk memilih pekerjaan, memilih
jalan hidup, memilih tempat tinggal, memilih sekolah dan lainnya. Gagal, sebahagian orang
miskin bukan karena tidak pernah memiliki kesempatan, namun ia gagal menjalani dengan
baik kesempatan tersebut. Seseorang yang sudah bekerja namun karena sesuatu hal akhirnya
ia diberhentikan (PHK) dan selanjutnya menjadi miskin. Ada juga yang sebelumnya telah
memiliki usaha yang baik, namun gagal dan bangkrut, akhirnya menjadi miskin. Sebahagian
lagi pernah memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi, namun gagal
menyelesaikannya, drop out dan akhirnya menjadi miskin. Tidak jarang juga terlihat bahwa
seseorang menjadi miskin karena memiliki cacat bawaan. Dengan keterbatasannya itu ia tidak
mampu bekerja dengan baik, bersaing dengan yang lebih sehat dan memiliki kesempatan
yang lebih sedikit dalam berbagai hal yang dapat menentukan kondisi ekonomi hidupnya.
Kedua, Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan lebih
disebabkan oleh faktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah telah membawa
dia kedalam kemiskinan. Akibatnya ia juga tidak mampu memberikan pendidikan yang layak
kepada anaknya, sehingga anaknya juga akan jatuh pada kemiskinan. Demikian secara terus
menerus dan turun temurun.
Ketiga, Subcultural explanation, menurut mazhab ini bahwa kemiskinan dapat
disebabkan oleh kultur, kebiasaan, adat-istiadat, atau akibat karakteristik perilaku
lingkungan. Misalnya, kebiasaan yang bekerja adalah kaum perempuan, kebiasaan yang
enggan untuk bekerja keras dan menerima apa adanya, keyakinan bahwa mengabdi kepada
para raja atau orang terhormat meski tidak diberi bayaran dan berakibat pada kemiskinan.
Terkadang orang seperti ini justeru tidak merasa miskin karena sudah terbiasa dan memang
kulturnya yang membuat demikian.
Keempat, Structural explanations, mazhab ini menganggap bahwa kemiskinan timbul
akibat dari ketidakseimbangan, perbedaan status yang dibuat oleh adat istiadat, kebijakan,
dan aturan lain menimbulkan perbedaan hak untuk bekerja, sekolah dan lainnya hingga
menimbulkan kemiskinan di antara mereka yang statusnya rendah dan haknya terbatas.
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua
faktor, yaitu sebagai berikut :
2.2.1 Faktor Internal (dari dalam diri individu) yaitu berupa kekurangan kemampuan
dalam hal :
 Fisik misalnya cacat, kurang gizi, berpenyakit
 Intelektual misalnya kurang pengetahuan, kebodohan, kekurangtahuan
informasi
 Mental emosional misalnya malas, mudah menyerah, putus asa, tempramental
 Spiritual misalnya tidak jujur, penipu, serakah, tidak disiplin
 Sosial psikologis misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, stres, kurang
relasi
 Aset misalnya tidak mempunyai kekayaan dalam bentuk uang, tanah, rumah,
tabungan.

2.2.2 Faktor Eksternal (dari luar diri individu)


 Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana
 Pembangunan ekonomi antardaerah yang belum merata
 Terbatasnya alapangan pekerjaan formal dan kurang terlindungnya usaha-
usaha sektor informal
 Laju pertumbuhan yang tinggi

2.3 Dampak Kemiskinan


a. Dampak Positif dari Kemiskinan
- Menambah nilai guna suatu barang, contohnya barang bekas.
- Memperkuat status sosial, hal ini yang diuntungkan adalah individu atau
kelompok golongan atas.
- Sebagai saran ibadah, contohnya pemberian zakat kepada fakir miskin.
b. Dampak Negarif dari Kemiskinan
- Tingkat kriminalitas meningkat.
- Kesejahteraan masyarakat yang rendah.
- Tingkat kematian yang tinggi.
- Tingkat pendidikan yang rendah.
2.4 Upaya MenanggulaniKemiskinan
2.4.1 Upaya Pemerintah untuk Menanggulangi Kemiskinan
o Menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. Program ini bertujuan untuk
menjamin daya beli masyarakat miskin atau keluarga miskin untuk
memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan lainnya.
Program yang berkaitandengan fokus ini seperti :
- Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton.
- Stabilisasi/ kepastian harga komoditas primer.
o Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Program
inibertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan
berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat atau keluarga
miskin.
Program yang berkenaan dengan fokus ini atara lain :
- Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro
dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional.
- Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) atau Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
- Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajemen usaha mikro.
- Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal.
- Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
- Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan
pemberdayaan dan ketahanan keluarga.
o Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan
berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi
dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan
perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan
kesempatan berusaha bagi penduduk miskin.
Program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :
- Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) didaerah
perdesaan dan perkotaan.
- Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah.
- Program Pembangunan Derah Tertinggal dan Khusus.
- Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis
masyarakat miskin.
o Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Program
ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin dalam
pemenuhan kebutuhan pendidikan.
Program yang berkaitan dengan ini antara lain :
- Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar
di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs).
- Beasiswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA) serta di
Perguruann Tinggi
- Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin serta Cuma-Cuma
di kelas III rumah sakit.
- Penyediaan fasilitas internet yang memasuki wilayah pedesaan dan
perkampungan yang tertinggal.
o Membangun dan menyempurnaan sistem perlindungan sosial bagi
masyarakat miskin. Program ini bertujuan melindungi penduduk miskin
dari kemungkinan ketidakmampuaan menghadapi guncangan sosial dan
ekonomi.
Program yang berkaitan dengan ini antara lain :
- Pemberdayaaan sosial keluarga fakir miskin, komunitas adat terpencil,
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya.
- Bantuan sosial masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban
bencana sosial.
- Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM)
yang memenuhi persyaratan .

2.4.2 Upaya Masyarakat Indonesia untuk Menanggulangi Kemiskinan


Usaha masyarakat dalam membantu pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan

a. Menanamkan pemikiran berwirausaha


Beberapa tahun ini lapangan perkerjaan semakin sempit karena perekonomian
Indonesia telah dicampur tangani oleh perusahaan asing yang banyak
memperkerjakan pegawai asing dan memiliki standarisasi yang sangat tinggi dalam
rekrutmen pegawai sedangkan Indonesia merupakan Negara berkembang dengan rata-
rata tingkat pendidikan yang rendah. Untuk itu, perlunya penanaman kesadaran
masyarakat untuk berwirausaha. Dengan berwirausahanya masyarakat tentunya akan
berdampak pada terbukanya lapangan perkerjaan baru untuk masyarakat yang
berpendidikan rendah, sehingga tingkat pengangguran di Indonesia berkurang dan
tingkat kesejahteraan masyarakat bertambah mengakibatkan tingkat kemiskinan di
Indonesia menurun.

b. Mendirikan sekolah keterampilan


Banyaknya tingkat putus sekolah terutama di daerah pedesaan karena factor
ketidak mampuan dibidang financial salah satu penyebab banyaknya pengangguran di
Indonesia. Dilihat dari beberapa persentase tingkat putus sekolah di Indonesia masih
cukup banyak masyarakat yang putus sekolah. Dari situasi ini masyarakat yang
berpendidikan tinggi mulai memiliki kepedulian kepada anak – anak putus sekolah
dengan cara mendirikan sekolah mandiri yang tanpa pungutan biaya. Disekolah
mandiridiajarkan pendidikan setingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,
dan Sekolah Menengah Atas. Selain pendidikan formal tersebut, anak – anak juga
dibekali pendidikan keterampilan untuk mengali potensi diri mereka. Seperti
kerajinan tangan yang dapat dijual sehingga sedikit membantu meningkatkan
perekonomian dan juga menanamkan pemikiran berwirausaha.

c. Penyuluhan dibidang pertanian dan kelautan


Indonesia merupakan Negara maritim yang sebagian besar wilayahnya berupa
lautan sehingga banyaknya warga yang berprofesi sebagai nelayan. Selain dikenal
sebagai Negara maritime Indonesia juga dikenal sebagai Negara agraris yang
masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Namun potensi yang dimiliki belum digali
secara maksimal. Beberapa masyarakat desa yang telah maju banyak mendirikan
perkumpulan untuk saling membantu masyarakat sedesanya seperti memberikan
penyuluhan mengenai bagaimana bertani atau melaut yang optimal dan menghasilkan
hasil yang baik sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan di Indonesia. Dengan
terpenuhinya kebutuhan pangan dapat mengurangi impor pangan sehingga harga pun
lebih murah dan dapat meningkatkan kemakmuran seluruh masyarakat.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masalah kemiskinan di Indonesia sudah sangat berat ini karena kurangnya kerjasama
antara pemerintah, masyarakat dan juga pihak terkait yang seharusnya bisa menyelesaikan
masalah kemiskinan di indonesia. Namun, bukan berarti masalah kemiskinan di Indonesia
tidak bisa di selesaikan.
Bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat
yang adil dan makmur. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga
selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada
dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi
masalah yang berkepanjangan.

3.2 Saran
3.2.1 Saran Penulis kepada Pemerintah
Pemerintah harus menjalankan perannya untuk mengatasi masalah kemiskinan yaitu
memainkan perannya dalam hal stabilitas, alokasi, dan distribusi. Pemerintah harus berpihak
pada rakyat karena satu dari beberapa tugasnya dalah untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Oleh kerana itu, kebijakan ekonomi harus disusun untuk lebih pro growth (memacu
pertumbuhan ekonomi), pro job (memperluas lapangan kerja), pro poor (berpihak pada kaum
miskin untuk mengurangi kemiskinan) dan pro environment (tetap mejaga
kelestarianlingkungan).
3.2.2 Saran Penulis kepada Masyarakat Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, mari kita dukung semua program
pemerintah dengan sungguh-sungguh demi masa depan bangsa dan negara Indonesia
terbebas dari kemiskinan. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan
usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi
membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul
untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak
mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill,
mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.

Anda mungkin juga menyukai