Anda di halaman 1dari 30

88

3.6 Pendimensian Gelagar Utama


Gelagar utama direncanakan menggunakan profil WFS dengan mutu baja
Fe 504 dan fy 300. Pendimensian didasarkan atas gaya – gaya maksimum yang
bekerja pada gaya batang. Gelagar utama yang direncanakan terdiri dari :
1. Batang atas
2. Batang bawah
3. Batang diagonal
4. Batang vertikal

3.6.1 Pendimensian batang atas


Panjang batang atas 3,5 m dan terjadi gaya tekan pada kedua ujung
bantang dianggap sendi – sendi.
Pmax = 836,2620 ton = 8362,620 kN
Lk =L = 3,50 m = 350 cm
Fy = 300 Mpa

Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum :


𝐿𝑘
rmin >
200
350
rmin >
200

rmin > 1,75 cm

Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor, Nu


adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 8362620 𝑥 1,2
Agmin = = = 39353,506 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300

Coba profil H 900.300.16.28 (Ag = 30980 mm2 , r min = 36,42 cm, rx = 28 cm

a. Kuat tekan rencana, ØNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000
89

1 3500 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 364,2 200000

= 0,118

karena 0,25 < λc < 1,2 (tekuk elastis), maka digunakan rumus :
1,43
ω =
1,6−0,67 𝑥 λc
1,43
=
1,6−0,67 𝑥 0,118

= 0,940

Maka kuat tekan rencana adalah :


𝑓𝑦
ØNn = Ø x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 30980 x
0,940

= 8404148,936 N
= 8404,148936 kN

b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
8362,620
< 1
8404,148

0,99 < 1

Kesimpulan : profil H 900.300.16.28 dapat digunakan

3.6.2 Pendimensian batang bawah


Panjang batang bawah 3,00 m dan terjadi gaya tarik, kedua ujung batang
dianggap sendi – sendi.
Pmax = 908,7252 ton = 9087,252 kN
Lk =L = 3,50 m = 3,50 cm
Fy = 300 Mpa
90

Fu = 504 Mpa

Tentukan Ag minimum yang diperlukan oleh kondisi leleh dan kondisi


fraktur:
a. Kondisi leleh
𝑁𝑢 9087252
Agmin = = = 33656,49 mm2
∅𝐹𝑦 0,90 𝑥 300

b. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
∅𝐹𝑢.𝑈

Asumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 4
buah / baris berdasarkan luas minimum Ag dari kondisi, diasumsikan
profil H 900.300.16.28 untuk sementara memadai, tf = 28 mm, maka
kondisi fraktur diperoleh, dan diambil diameter lubang baut = 25 mm

9087252
Agmin = + (4 x 25 x 28)
0,75 𝑥 504 𝑥 0,9

= 29511,499 mm

Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum


Imin = 𝐿⁄240 = 300⁄240 = 1,25 cm

Penampang H 900.300.16.28, (Ag = 30980 mm2, r min = 36,42 cm, rx


= 28 cm) pengecekan terhadap penampang terpilih :
1. Sifat – sifat penampang
Ag = 30980 mm2 > Ag min = 29511,499 mm2

2. Kuat tarik nominal


- Kondisi leleh
ØNn = Ø fy x Ag
91

= 0,90 x 300 x 30980


= 8364600 N
= 8364,600 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (30980 – 4 x 25 x 28)
= 25362 mm2
ØNn = Ø Fu x Ae
= 0,75 x 504 x 25362
= 9586836 N
= 9586,836 kN > 9087,252 kN ...... ok!

3. Kelangsingan penampang
imin = 36,42 cm > 1,25 cm .................. ok!

Kesimpulan Profil H 900.300.16.28, dapat digunakan

3.6.3 Pendimensian batang diagonal


Panjang batang diagonal adalah 5,83 m terjadi gaya tekan dan kedua
ujungnya dianggap sendi – sendi.
Pmax = 306,0320 ton = 3060,320 kN
Lk =L = 6,10 m = 610 cm
Fy = 300 Mpa

1. Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum


𝐿𝑘
rmin >
200
610
rmin >
200

rmin > 3,05 cm


2. Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor,
Nu adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 3060320 𝑥 1,2
Agmin = = = 14401,51 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300
92

Coba profil H 900.300.16.28 (Ag = 30980 mm2 , r min = 36,42 cm, rx = 28 cm)

3. Kuat tekan rencana, ØNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000

1 6100 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 364,2 200000

= 0,207
karena 0,25 < λc < 1,2 (tekuk elastis), maka digunakan rumus :
1,43
ω =
1,6−0,67 𝑥 λc
1,43
=
1,6−0,67 𝑥 0,207

= 2,089

Maka kuat tekan rencana adalah :


𝑓𝑦
ØNn = Ø x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 30980 x
2,089

= 3781665,869 N
= 3781,665869 kN

4. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
3060,320
< 1
3781,666

0,809 < 1
Kesimpulan : profil H 900.300.16.28 dapat digunakan

3.6.4 Pendimensian batang vertikal


Panjang batang vertikal 5 m dan kedua ujung batang dianggap sendi – sendi
Pmax = 244,7932 ton = 2447,932 kN
93

Lk =L = 5 m = 500 cm
Fy = 300 Mpa
Fu = 504 Mpa

Tentukan Ag minimum yang diperlukan oleh kondisi leleh dan kondisi


fraktur:
c. Kondisi leleh
𝑁𝑢 2447932
Agmin = = = 9066,415 mm2
∅𝐹𝑦 0,90 𝑥 300

d. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
∅𝐹𝑢.𝑈

Asumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 4
buah / baris berdasarkan luas minimum Ag dari kondisi, diasumsikan
profil H 900.300.16.28 untuk sementara memadai, tf = 28 mm, maka
kondisi fraktur diperoleh, dan diambil diameter lubang baut = 25 mm

2447932
Agmin = + (4 x 25 x 28)
0,75 𝑥 504 𝑥 0,9

= 9995,567 mm2

Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum


Imin = 𝐿⁄240 = 500⁄240 = 2,08 cm

Penampang H 900.300.16.28, (Ag = 30980 mm2, r min = 36,42 cm, rx


= 28 cm) pengecekan terhadap penampang terpilih :
1. Sifat – sifat penampang
Ag = 30980 mm2 > Ag min = 9995,567 mm2
94

2. Kuat tarik nominal


- Kondisi leleh
ØNn = Ø fy x Ag
= 0,90 x 300 x 30980
= 8364600 N
= 8364,600 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (30980 – 4 x 25 x 28)
= 25632 mm2
ØNn = Ø Fu x Ae
= 0,75 x 504 x 25632
= 9688896 N
= 9688,896 kN > 2447,932 kN ...... ok!

3. Kelangsingan penampang
imin = 36,42 cm > 2,08 cm .................. ok!

Kesimpulan Profil H 900.300.16.28, dapat digunakan

3.7 Perhitungan ikatan angin


Besarnya beban angin yang bekerja pada jembatan berdasarkan PPPJJR
adalah sebesar 150 kg/m2. Tekanan –tekanan angin yang bekerja pada jembatan
adalah:
- Tekanan angin pada trotoar (wr)
- Tekanan angin pada kendaraan (wm)
- Tekanan angin pada rangka jembatan (wbr)
Luas bidang yang menahan angin adalah:
- Pada trotoar = Fr = 0,40 m x 63 m = 25,5 m2
- Pada kendaraan = Fm = 2,00 m x 63 m = 126 m2
- Pada rangka jembatan
95

 Pada rangka jembtan


Fbr1 = 63x 5 x 30%
= 94,5 m2

 Pelengkap
Fbr2 = 63 x 5 x 15%
= 47,25 m2

Fbr3 = Fbr1 + Fbr2


= 94,5+ 47,25
= 141,75 m2

Jika titik tangkap gaya angin terhadap tumpuan adalah:


hr = ( ½ x 0,4 ) = 0,20 m
hm = ( ½ x 2,0 ) + 0,2 = 1,20 m
hbr = ( ½ x 5) = 2,50 m

besarnya tekanan angin yang bekerja pada jembatan adalah :


- Lantai trotoar (wr) = 25,5 m2 x 150 kg/m2 = 3825 kg
- Kendaraan (wm) = 126 m2 x 150 kg/m2 = 18900 kg
- Rangka Jembatan (wbr) = 141,75 m2 x 150 kg/m2 = 21262,5 kg
96

Reaksi tumpuan yang timbul akibat tekanan angin pada gelagar utama
adalah:
(𝑤𝑏𝑟 𝑥 ℎ𝑏𝑟)+ (𝑤𝑚 𝑥 ℎ𝑚)+ (𝑤𝑟 𝑥 ℎ𝑟)
K =
𝑏
(21262,5 𝑥 2,50)+ (18900 𝑥 1,20)+ ( 3825 𝑥 0,20)
K =
9,3

= 8236,69 kg
= 8,237 t
Kb = (wr + wbr + wm) – K
= (3825 + 21262,5+ 18900) – 8236,69 kg
= 35750,81 kg
= 35,751 ton

Gambar 3.7 tekanan ikatan angin atas jembatan

3.7.1 Perhitungan ikatan angin batang atas


Gaya yang bekerja pada tiap – tiap buhul adalah :
1
- Untuk titik buhul tengah (P1) = xK
18
1
= x 8,237
18

= 0,458 t
- Untuk titik buhul tepi (P2) = ½ x P1
= ½ x 0,458
= 0,229 t
97

Reaksi tumpuan yang terjadi pada ikatan angin atas adalah :


∑𝑃
RA = RB =
2
18 𝑥 0,458
=
2

= 4,118 t

1. Perhitungan ikatan angin batang vertikal


Panjang batang vertikal 9,3 m yang kedua ujungnya dianggap sendi –
sendi.
Pmax = 0,229 ton = 2,29 kN
Lk =L = 9,30 m = 930 cm
Fy = 300 Mpa

Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum :


𝐿𝑘
rmin >
200
930
rmin >
200

rmin > 4,65 cm

Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor,


Nu adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 2290 𝑥 1,2
Agmin = = = 10,776 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300

Coba profil L 70.70.7 (Ag = 940 mm2 , rx = ry =2,12 cm)

a. Kuat tekan rencana, ØNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000

1 9300 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 21,2 200000

= 5,41
98

karena λc > 1,2 maka nilai ω digunakan rumus :


ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 5,412
= 36,60

Maka kuat tekan rencana adalah :


𝑓𝑦
ØNn = Ø x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 940 x
36,60

= 6549,86 N
= 6,55 kN

b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
2,29
< 1
6,55

0,350 < 1

Kesimpulan : profil L 70. 70. 7 dapat digunakan

2. Perhitungan ikatan angin batang diagonal (D)


Batang diagonal pada ikatan angin atas dan bawah mengalami gaya tekan
dan tarik

Gambar G.3.5 Batang Diagonal pada Jembatan


99

½ 𝑥 9,3
Tg α =
3,5

= 1,33

α = 57,17°

½ 𝑥 (4,118 𝑡𝑜𝑛−0,229 𝑡𝑜𝑛)


D1 = D2 =
sin 57,17º

= 2,31 ton

Panjang Batang Diagonal

L = √4,65² + 3,50²
= 5,82 m

a. Batang diagonal yang mengalami gaya tarik


Panjang batang diagonal 5,82 m kedua ujungnya dianggap sendi – sendi.
Pmax = 2,31 ton = 23,1 kN
Lk =L = 5,82 m = 582 cm
Fy = 300 Mpa
Fu = 504 Mpa
Tentukan Ag minimum yang diperlukan oleh kondisi leleh dan kondisi
fraktur:
a. Kondisi leleh
𝑁𝑢 23100
Agmin = = = 85,56 mm2
∅𝐹𝑦 0,90 𝑥 300

b. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
∅𝐹𝑢.𝑈

Asumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3
buah / baris berdasarkan luas minimum Ag dari kondisi, diasumsikan
100

profil L 80.80.8 untuk sementara memadai, tf = 8 mm, maka kondisi


fraktur diperoleh, dan diambil diameter lubang baut = 25 mm

23100
Agmin = + (4 x 25 x 8)
0,75 𝑥 504 𝑥 0,9

= 867,90 mm2

Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum


Imin = 𝐿⁄240 = 582⁄240 = 2,43 cm

Penampang L 90.90.6, (Ag = 1055 mm2, r min = 2,77 cm)


pengecekan terhadap penampang terpilih :
1. Sifat – sifat penampang
Ag = 1055 mm2 > Ag min = 867,90 mm2

2. Kuat tarik nominal


- Kondisi leleh
ØNn = Ø fy x Ag
= 0,90 x 300 x 1055
= 284,85 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (1055 – 4 x 25 x 8)
= 189,18 mm2
ØNn = Ø Fu x Ae
= 0,75 x 504 x 189,18
= 71,510 kN > 23,1 kN .................. ok!

3. Kelangsingan penampang
imin = 2,77 cm > 2,43 cm .................. ok!

Kesimpulan Profil L 90.90.6, dapat digunakan


101

b. Batang diagonal yang mengalami gaya tekan


Panjang batang diagonal 4,72 m kedua ujungnya dianggap sendi – sendi.
Pmax = 2,31 ton = 23,1 kN
Lk =L = 5,82 m = 582 cm
Fy = 300 Mpa

Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum :


𝐿𝑘
rmin >
200
582
rmin >
200

rmin > 2,91 cm

Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor,


Nu adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 23100 𝑥 1,2
Agmin = = = 108,71 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300

Coba profil L 80.80.8 (Ag = 1230 mm2 , rx = ry =2,42 cm)

a. Kuat tekan rencana, ØNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000

1 5060 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 24,2 200000

= 2,58
karena λc > 1,2 maka nilai ω digunakan rumus :
ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 2,582
= 8,32
102

Maka kuat tekan rencana adalah :


𝑓𝑦
ØNn = Ø x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 1230 x
8,32

= 37698,317 N
= 37,698 kN

b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
23,1
< 1
37,698

0,613 < 1

Kesimpulan : profil L 80.80.8 dapat digunakan

3.7.1 Perhitungan ikatan angin batang bawah


Gaya – gaya yang bekerja pada tiap – tiap titik buhul adalah:
Gaya yang bekerja pada tiap – tiap buhul adalah :
1
- Untuk titik buhul tengah (P1) = x Kb
18
1
= x 35,751
18

= 1,99 t

- Untuk titik buhul tepi (P2) = ½ x P1


= ½ x 1,99
= 0,995 t
Reaksi tumpuan yang terjadi pada ikatan angin atas adalah :
∑𝑃
RA = RB =
2
18 𝑥 1,99
=
2

= 17,91 t
103

1. Perhitungan ikatan angin batang vertikal


Panjang batang vertikal 9,3 m yang kedua ujungnya dianggap sendi –
sendi.
Pmax = 0,995 ton = 9,95 kN
Lk =L = 9,30 m = 930 cm
Fy = 300 Mpa
Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum :
𝐿𝑘
rmin >
200
930
rmin >
200

rmin > 4,65 cm

Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor,


Nu adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 9950 𝑥 1,2
Agmin = = = 46,824 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300

Coba profil L 80.80.8 (Ag = 1230 mm2 , rx = ry =2,42 cm)

c. Kuat tekan rencana, ØNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000

1 9300 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 24,2 200000

= 4,74
karena λc > 1,2 maka nilai ω digunakan rumus :

ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 4,742
= 28,085
104

Maka kuat tekan rencana adalah :


𝑓𝑦
ØNn = Ø x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 1230 x
28,085

= 11167,883 N
= 11,168 kN

d. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
9,95
< 1
11,168

0,891 < 1

Kesimpulan : profil L 80. 80. 8 dapat digunakan

2. Perhitungan ikatan angin batang diagonal


Batang diagonal pada ikatan angin atas dan bawah mengalami gaya tekan
dan tarik

Gambar Error! No text of specified style in document..1. ikatan angin


batang diagonal pada jembatan

½ 𝑥 9,3
Tg α =
3,5

= 1,33
α = 57,17º
½ 𝑥 (17,91 −0,995)
D1 = D2 =
sin 57,17º
105

= 10,07 ton
Panjang Batang Diagonal

L = √(4,65)² + 3,50²
= 5,82 m

a. Batang diagonal yang mengalami gaya tarik


Panjang batang diagonal yang mengalami tarik 5,82 m kedua ujungnya
dianggap sendi – sendi.
Pmax = 10,07 ton = 100,7 kN
Lk =L = 5,82 m = 582 cm
Fy = 300 Mpa
Fu = 504 Mpa
Tentukan Ag minimum yang diperlukan oleh kondisi leleh dan kondisi
fraktur:
b. Kondisi leleh
𝑁𝑢 100700
Agmin = = = 372,963 mm2
ɸ𝐹𝑦 0,90 𝑥 300

c. Kondisi fraktur
𝑁𝑢
Agmin = + jumlah lubang baut
ɸ𝐹𝑢.𝑈

Diasumsikan U = 0,90 untuk kondisi 𝑑⁄ℎ > 2⁄3 dan jumlah baut > 3 buah
/ baris, diasumsikan profil siku sama kaki 90. 90. 6 untuk sementara memadai, tf =
7 mm, diambil diameter lubang baut = 25 mm
100700
Agmin = + (4 x 25 x 6)
0,75 𝑥 504 𝑥 0,9

= 896 mm2
Ambil penampang yang memenuhi kelangsingan minimum
imin = 𝐿⁄240 = 582⁄240 = 2,43 cm

Penampang profil siku sama kaki 90.90.6 (Ag = 1055 mm2, rmin = 2,77 cm)
pengecekan terhadap penampang terpilih :
a. Sifat – sifat penampang
106

Ag = 1055 mm2 > Ag min = 896 mm2


b. Kuat tarik nominal
- Kondisi leleh
ØNn = ɸ fy x Ag
= 0,90 x 300 x 1055
= 284850 N
= 284,85 kN
- Kondisi fraktur
Ae = U = 0,90 x (1055– 4 x 25 x 6)
= 409,5 mm2
ØNn = ɸ Fu x Ae
= 0,75 x 504 x 409,5
= 154791 N
= 154,79 kN > 100,7 kN..............................................ok!
c. Kelangsingan penampang
imin = 2,77 cm > 2,43 cm................................................ok!
Kesimpulan Profil siku sama kaki 90. 90. 6 dapat digunakan

b. Batang diagonal yang mengalami gaya tekan


Panjang batang diagonal adalah 5,82 m dan kedua ujungnya dianggap
sendi– sendi.
Pmax = 10,07 ton = 100,7 kN
Lk =L = 5,82 m = 582 cm
Fy = 300 Mpa

Berdasarkan batasan kelangsingan maksimum :


𝐿𝑘
rmin >
200
582
rmin >
200

rmin > 2,91 cm


107

Nilai Ag minimum yang diperlukan untuk memikul gaya tekan terfaktor,


Nu adalah :
𝑁𝑢 𝑥 𝜔 100700 𝑥 1,2
Agmin = = = 473,88 mm2
∅ 𝑥 𝑓𝑦 0,85 𝑥 300

Dipakai profil siku sama kaki 120.120.8 (Ag = 1876 mm2 , rx = 3,71 cm)
a. Kuat tekan rencana, ɸNu

1 𝐿𝑘 𝑓𝑦
λc = 𝑥 𝑥√
𝜋 𝑟𝑚𝑖𝑛 200000

1 5820 300
= 𝑥 𝑥√
𝜋 37,1 200000

= 1,93
karena λc > 1,2 maka nilai ω digunakan rumus :
ω = 1,25 λc2
= 1,25 x 1,932
= 4,66
Maka kuat tekan rencana adalah :
𝑓𝑦
ɸNn = ɸ x Ag x
𝜔
300
= 0,85 x 1876 x
4,66

= 102656,65 N
= 102,657 kN
b. Kriteria desain :
𝑁𝑢
< 1
∅𝑁𝑛
100,7
< 1
102,657

0,980 < 1
Kesimpulan : profil siku sama kaki 120.120.8 sangat kuat untuk menahan beban
dan digunakan agar lebih mudah dalam pelaksanaannya.

3.8 Perhitungan sambungan gelagar utama


Sambungan pada gelagar utama terdiri dari sambungan batang atas, bawah
dan batang diagonal. Sambungan gelagar utama ini menggunakan sambungan
108

tampang satu dengan tebal pelat buhul 19 mm. Alat sambung yang digunakan
adalah baut A-490, dengan diameter 1 inchi, Fub = 1040 Mpa, Fup = 504 Mpa.
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) satu buah
ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab
1
= 0,75 x (0,5 x 1040) 1 x x π x 25,42
4

=197,516 kN
b. Kuat tumpu pelat
ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (25,4 + 3 ) x 19
= 489,525 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 197,516 kN

3.8.1 Sambungan batang atas (A)


Gaya maksimum yang bekerja pada batang atas sebesar 836,2620 ton dan
baut yang digunakan berdiameter 25,4 mm (1 inchi)
Jumlah baut yang digunakan :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛
8362,620
=
197,516

= 42 ~ 42 buah baut
Dimana :
s = 3.d = 3 x 2,54 = 7,62 cm ~ 8 cm
s1 = 2.d = 2 x 2,54 = 5,08 cm ~ 6 cm

3.8.2 Sambungan batang bawah (B)


Gaya maksimum yang bekerja pada batang bawah sebesar 908,7252 ton
dan baut yang digunakan berdiameter 25,4 mm (1 inchi)
Jumlah baut yang digunakan :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛
109

9087,252
=
197,516

= 46 ~ 46 buah baut
Dimana :
s = 3.d = 3 x 2,54 = 7,62 cm ~ 8 cm
s1 = 2.d = 2 x 2,54 = 5,08 cm ~ 6 cm

3.8.3 Sambungan batang diagonal (D)


Gaya maksimum yang bekerja pada batang diagonal sebesar 306,0320 ton
dan baut yang digunakan berdiameter 25,4 mm (1 inchi)
Jumlah baut yang digunakan :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

3060,320
=
197,516

= 15,49 ~ 16 buah baut


Dimana :
s = 3.d = 3 x 2,54 = 7,62 cm ~ 8 cm
s1 = 2.d = 2 x 2,54 = 5,08 cm ~ 6 cm

3.8.4 Sambungan batang vertikal (V)


Gaya maksimum yang bekerja pada batang vertikal sebesar 244,7932 ton
dan baut yang digunakan berdiameter 25,4 mm (1 inchi)
Jumlah baut yang digunakan :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

2447,932
=
197,516

= 12 ~ 12 buah baut

Dimana :
s = 3.d = 3 x 2,54 = 7,62 cm ~ 8 cm
110

s1 = 2.d = 2 x 2,54 = 5,08 cm ~ 6 cm

3.8.5 Sambungan gelagar utama dengan gelagar melintang


Gaya – gaya melintang yang bekerja pada gelagar melintang terdiri dari
beban mati, beban hidup, beban angin, dan beban akibat rem, dari kombinasi
beban didapat Pmax = 58,554 ton. Baut yang digunakan adalah berdiameter 1
inchi dan pelat penyambung yang digunakan direncanakan dari profil siku L
90.90.6 dengan menggunakan persamaan : Fub = 1040 Mpa, Fup = 504 Mpa)
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) satu buah
ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab
1
= 0,75 x (0,5 x 1040) 1 x x π x 25,42
4

=197,516 kN

b. Kuat tumpu pelat


Kekuatan desain pada tumpu pada siku – siku akan lebih kecil dari kekuatan
tumpu pada flens kolom tengah yang mempunyai ketebalan 19 mm, sehingga
dilakukan mendesain tebal minimum siku – siku agar kuat tumpu tidak
menentukan dengan jalan menyamakan kekuatan tumpuan siku dengan kuat
gesernya.
ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
197516 = 0,75 x (2,4 x 504) x (25,4 + 3 ) x tp
197516
Min. tps = 25764,480

= 7,67 mm diambil 8 mm

Maka kuat nominal satu baut adalah : 197,516 kN


Jumlah baut yang diperlukan akibat kekakuan geser adalah :
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

585,54
=
197,516

= 3 ~ 4 buah baut
111

Jumlah baut yang diperlukan akibat kekauan tumpu adalah :


𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

585,54
=
197,516

= 3 ~ 4 buah baut

Jumlah baut yang digunkan akibat kekuatan geser dan desak sebanyak 4
buah baut
Dimana :
s = 3.d = 3 x 2,54 = 7,62 cm ~ 8 cm
s1 = 2.d = 2 x 2,54 = 5,08 cm ~ 6 cm

3.8.6 Sambungan ikatan angin


Baut yang digunakan pada sambungan ikatan angin adalah baut A-325
dengan diameter ½ inchi. Sambungan ikatan angin atas dan bawah diuraikan
sebagai berikut:
3.8.7 Sambungan ikatan angin atas
1. Sambungan pada batang vertikal
a. Sambungan pada batang vertikal, sambungan ini pada batang vertikal
merupakan sambungan tampang satu.
Pmax = 0,229 ton = 2,29 kN
d = 1,27 cm
Fub = 825 Mpa
Fup = 504 Mpa

b. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) dua buah
ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab
1
= 0,75 x (0,5 x 825) 1 x x π x 12,72
4
112

= 39,170 kN

c. Kuat tumpu pelat


ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 15
= 213,646 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,170 kN.
Gaya maksimum yang bekerja pada batang atas sebesar 2,29 kN dan baut
yang digunakan adalah berdiameter 12,7 mm
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

2,29
=
39,170

= 0,0585 ~ 2 buah baut

Jumlah baut yang digunkan akibat kekuatan geser dan desak sebanyak 4
buah baut
Dimana :
s = 3.d = 3 x 1,27 = 3,81 cm ~ 4 cm
s1 = 2.d = 2 x 1,27 = 2,54 cm ~ 3 cm

2. Sambungan pada batang iagonal


Sambungan pada batang diagonal , sambungan ini pada batang diagonal
mendapat sambungan tampang satu
Pmax = 2,31 ton = 23,1 kN
d = 1,27 cm
Fub = 825 Mpa
Fup = 504 Mpa
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) dua buah
ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab
113

1
= 0,75 x (0,5 x 825) 1 x x π x 12,72
4

=39,170 kN
b. Kuat tumpu pelat
ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 15
= 213,646 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,170 kN.
Gaya maksimum yang bekerja pada batang atas sebesar 23,1 kN dan baut
yang digunakan adalah berdiameter 12,7 mm
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

23,1
=
39,170

= 0,589 ~ 2 buah baut

Dimana :
s = 3.d = 3 x 1,27 = 3,81 cm ~ 4 cm
s1 = 2.d = 2 x 1,27 = 2,54 cm ~ 3 cm

baut diameter 1/2 inchi dapat dipergunakan pada sambungan batang


diagonal sebanyak 2 buah.

3.8.8 Sambungan ikatan angin bawah


1. Sambungan pada batang vertikal
Sambungan pada batang bawah mendapat sambungan tampang satu
Pmax = 0,995 ton = 9,95 kN
d = 1,27 cm
Fub = 825 Mpa
Fup = 504 Mpa
a. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) dua buah
114

ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab


1
= 0,75 x (0,5 x 825) 1 x x π x 12,7
4

=39,170 kN
b. Kuat tumpu pelat
ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 15
= 297,675 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,170 kN.
Gaya maksimum yang bekerja pada batang bawah sebesar 9,95 kN dan baut
yang digunakan adalah berdiameter 12,7 mm
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

9,95
=
39,170

= 0,25 ~ 2 buah baut


Dimana :
s = 3.d = 3 x 1,27 = 3,81 cm ~ 4 cm
s1 = 2.d = 2 x 1,27 = 2,54 cm ~ 3 cm

baut diameter 1/2 inchi dapat dipergunakan pada sambungan batang


vertikal sebanyak 2 buah.

2. Sambungan pada batang diagonal


Sambungan pada batang bawah mendapat sambungan tampang satu
Pmax = 10,07 ton = 100,07 kN
d = 1,27 cm
Fub = 825 Mpa
Fup = 504 Mpa
c. Kuat geser perbaut (tanpa ulir) dengan bidang geser (m) dua buah
ØRn (geser tunggal) = Ø (0,5 x Fub) x m x Ab
115

1
= 0,75 x (0,5 x 825) 1 x x π x 12,7
4

=39,170 kN
d. Kuat tumpu pelat
ØRn = Ø (2,4 x Fup) x d1 x Ab
= 0,75 x (2,4 x 504) x (12,7 + 3 ) x 15
= 297,675 kN
Maka kuat nominal satu baut adalah : 39,170 kN.
Gaya maksimum yang bekerja pada batang bawah sebesar 100,7 kN dan baut
yang digunakan adalah berdiameter 12,7 mm
Jumlah baut yang digunakan adalah:
𝑃𝑚𝑎𝑥
n =
Ø𝑅𝑛

100,7
=
39,170

= 2,5 ~ 4 buah baut


Dimana :
s = 3.d = 3 x 1,27 = 3,81 cm ~ 4 cm
s1 = 2.d = 2 x 1,27 = 2,54 cm ~ 3 cm

baut diameter 1/2 inchi dapat dipergunakan pada sambungan batang


diagonal sebanyak 4 buah.

3. Perhitungan plat buhul


Plat buhul direncanakan dengan tebal plat 19 mm, tinggi 100 cm (σd = 2400
kg/cm2). Gaya – gaya yang bekerja pada plat buhul diperlihatkan pada gambar
berikut :
116

Gaya – gaya yang bekerja pada plat buhul


Rmax = ½ . 9087,252
= 4543,626 kN

Dmax = ½ . 4543,626
= 2271,813 kN
𝑡
Tg α =
𝑏
5,00
=
3,50

= 1,43
α = 55,04°

profil yang digunakan pada batang bawah adalah H 700.300.13.24 diperoleh


harga h = 700 mm
e =½H–½h
= ½ 100 – ½ 70
= 15 cm
P = R + D . cos α
= 4543,626 + 2271,813 (cos 55,04)
= 5845,385 kN
V = D ( sin α )
= 2271,813 (sin 55,04)
= 1861,87 kN
M =P.e
= 5845,385 x 15
= 87680,78 kN.cm
1
W = 6 x s x H2
117

1
= 6 x 3,00 x 1002

= 5000 cm3

F = 0,8 x 2 x 1002
= 1600

Tegangan geser yang timbul pada plat buhul adalah :


𝑉
τ =
𝐹
1861,87
=
1600

= 1,16 kN/mm2

Tegangan tarik yang timbul pada plat buhul adalah :


𝑃 𝑀
σtr = +
𝐹 𝑊
5845,385 87680,78
= +
1600 5000

= 21,19 kg/mm2

Plat buhul dengan tebal 19 mm dan tinggi 100 cm dapat digunakan untuk
pelat penyambung.

Anda mungkin juga menyukai