Disusun Oleh:
Dwi Riski Rahmadhanty (11150820000001)
Adi Bayu Saputra (11150820000008)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018/1440 H
PEMBAHASAN
2
rekomendasi dengan tujuan untuk mempercepat proses perkembangan
manajemen. Audit manajemen merupakan audit yang memiliki konsep tersebut.
Menurut Batra (1997) dan Ramananthan (1990:292) dalam Yusup, et al.
(2014) menyatakan bahwa audit manajemen (Management Audit) merupakan
suatu konsep yang digunakan untuk memastikan seberapa baik pihak
manajemen, baik dalam hubungannya terhadap pihak eksternal, maupun
hubungannya terhadap pihak internal yang ditinjau dari ukuran efisiensi.
Pemeriksaan dalam audit manajemen dilakukan terhadap seluruh level dalam
manajemen perisahaan/organisasi yaitu mulai dari level teratas hingga level
terbawah. Seluruh aspek manajemen diperiksa, kemudian hasil rekomendasi
yang ditawarkan diharapkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
profitabilitas. Selain itu audit manajemen muncul karena kebutuhan akan
penilaian yang independen atas kinerja manajemen.
3
1. Criteria, efisiensinya yang digunakan sebagai asersi suatu standar sehingga
standar- standar dapat diberlakukan guna mengurangi risiko yang ada.
Keefektivitasan dan efisiennya suatu perusahaan hendaknya juga melihat
dari keamanan para pekerja, bagaimana perusahaan itu juga memperhatikan
pekerjanya guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
2. Causes sebagai asersi suatu tindakan, hal yang menjadi tindakan yang serius
pada kasus tersebut, perusahaan kurang memperhatikan keselamatan para
pegawai sehingga diperlukan inspeksi dengan mendeteksi risiko dengan
cara mengawasi para buruh ditempat kerja.
3. Effect sebagai asersi atas hasil suatu tindakan, dengan memberlakukan
standar dapat mengurangi kecelakaan bagi para pekerja serta memperbaiki
risiko, masalah pelanggaran.
Dari hasil kesimpulan tujuan Criteria, Causes, dan Effect dapat memberi
masukan untuk mengurangi kecelakaan pekerja dan mendeteksi masalah, yang
juga memberlakukan standar.
4
manajemen agar penilaian yang akan dilakukan menghasilkan rekomendasi
dan keputusan yang tepat.
3. Pengungkapan dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat
positif. Maksud dari hal tersebut adalah audit manajemen memberikan
penilaian objektif terhadap objek yang diaudit. Tujuannya adalah agar
rekomendasi yang dihasilkan tidak bias dan dapat diterapkan dengan
maksimal oleh pihak manajemen dalam rangka meningkatkan efektivitas
dan efisiensi.
4. Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangan-
kekurangan yang terjadi.
Hal ini penting karena dengan mengetahui individu-individu tersebut, akan
lebih dalam dapat digali permasalahannya dan penyebab terjadinya
kelemahan tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan dilakukan akan
menjadi lebih cepat dan tepat.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab.
Walaupun auditor tidak berkewenangan memberi sanksi, tetapi auditor
dapat memberikan pertimbangan sanksi yang tepat yang akan diberikan
pada pihak yang bertanggunng jawab.
6. Pelanggaran hukum
Walaupun bukan tugas utama seorang auditor melakukan penyelidikan
terhadap pelanggaran hukum, auditor harus segera melaporkan temuan
pelangaran yang telah terjadi. Sehingga akan membantu meminimalisir
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di dalam manajemen.
7. Penyelidikan atau pencegahan kecurangan
Perusahaan sangat rentan dengan tindakan fraud oleh karyawannya tak
terkecuali di dalam manajemen. Hal tersebut tentu akan mengganggu
kinerja perusahaan terutama manajemen. Apabila terjadi kecurangan atau
(fraud), maka auditor harus memberikan perhatian dan penyelidikan yang
lebih dalam terhadap hal tersebut, diharapkan kecurangan tidak terjadi lagi.
5
F. Perbedaan Audit Manajemen dan Audit Keuangan
Jika melihat dari tujuan, ruang lingkup, dan prinsip dasar yang dimiliki audit
manajemen tentu saja memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan audit
keuangan yang umumnya sering diketahui. Menurut Arens (2012) terdapat
beberapa perbedaan antara audit manajemen dan audit keuangan. Adapun
beberapa perbedaan antara audit manajemen dan audit keuangan adalah sebagai
berikut:
6
(pemegang saham,
kreditur, publik, dan
pemerintah)
7. Keharusan Tidak diharuskan, Diharuskan oleh
terutama merupakan peraturan untuk
inisiatif dari pimpinan beberapa jenis
perusahaan perusahaan, seperti
perusahaan publik,
institusi keuangan
8. Frekuensi Periodik, tetapi Teratur, paling sedikit
umumnya periodenya satu tahun sekali
tidak teratur (seperti perusahaan
publik, institusi
keuangan)
7
KASUS
8
TUK, 165 orang pada bagian tanaman, 243 orang pada bagian pabrikasi, dan 240
orang pada bagian teknik. Hal tersebut menyebabkan ketidakefisienan dalam hal
produksi gula dimana jumlah karyawan yang melebihi batas, namun jumlah
produksi yang dihasilkan di bawah target yang diharapkan. Pada tahun 2014, PG
Kebon Agung merencanakan produksi gula sebesar 153.196,80 ton. Namun hasil
produksi gula hanya mencapai 142.480,80 ton.
Analisis Kasus
Berdasarkan analisis kami terkait kasus tersebut, kami melihat bahwa terjadi
penyimpangan dalam hal penerapan aturan dalam setiap aktivitas-aktivitas di
bidang SDM dimulai dari aktivitas perencanaan SDM hingga kompensasi dan jasa.
Menurut kami, dalam satu perusahaan tentu terdapat aturan-aturan yang saling
mengikat dan saling terkait antara satu aktivitas dengan aktivitas yang lainnya
sehingga ketika salah satu aturan dalam salah satu aktivitas dilanggar maka akan
berdampak pada aktivitas yang lainnya. Dalam kasus ini, kami menganalisa bahwa
aturan pada aktivitas-aktivitas di bidang SDM tidak diterapkan dengan baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas awal yaitu aktivitas perencanaan SDM,
PG Kebon Agung pada tahun 2014 menargetkan jumlah SDM sebesar 687 orang
dan menerapkan sistem kualifikasi untuk masing-masing posisi yang dibutuhkan.
Akan tetapi, yang berhasil menjadi karyawan PG Kebon Agung adalah sebesar 728
dengan rincian 90 orang pada bagian TUK, 165 orang pada bagian tanaman, 243
orang pada bagian pabrikasi, dan 240 orang pada bagian teknik. Tentu saja, ada
permasalahan dalam aktivitas perencanaan SDM dimana rencana tidak sesuai
dengan aktual sehingga berdampak pada ketidakefisienan dalam produksi gula PG
Kebon Agung.
Kami menganalisis dari segi ruang lingkup audit manajemen bahwa dari kasus
tersebut kami membuat sebuah gambaran ruang lingkup audit manajemen yang
dilakukan pada PG Kebon Agung khususnya pada aktivitas perencanaan SDM,
yaitu sebagai berikut:
9
1. Criteria
PG Kebon Agung pada tahun 2014 menargetkan jumlah SDM sebesar 687
orang untuk ditempatkan pada 4 posisi, yaitu bagian TUK, bagian tanaman,
bagian pabrikasi, dan bagian teknik. Dengan harapan bahwa jumlah SDM
sebesar itu akan mampu mencapai produksi gula sebesar 153.196,80 ton. Selain
itu, PG Kebon Agung juga memiliki sistem kualifikasi untuk masing-masing
posisi yang dibutuhkan.
2. Causes
Pada kenyataannya, pada tahun 2014 jumlah SDM yang diterima adalah
sebesar 728 dengan rincian 90 orang pada bagian TUK, 165 orang pada bagian
tanaman, 243 orang pada bagian pabrikasi, dan 240 orang pada bagian teknik.
Hal ini diduga, karena sistem kualifikasi
3. Effect
Dari kondisi tersebut, dampaknya adalah PG Kebon Agung mengalami
kelebihan terhadap jumlah SDM dan jumlah produksi tidak sesuai dengan yang
diharapkan yaitu sebesar 153.196,80 ton hanya mencapai 142.480,80 ton. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ketidakefisienan dalam jumlah SDM dimana
seharusnya dengan jumlah SDM yang lebih banyak maka jumlah produksi jauh
lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A.A, R.J. Elder, dan M.S. Beasley. (2012). Auditing and Assurance Services
(14th ed.). Prentice Hall.
Kurnia, Eftin Ula, Dwiatmanto, Devi Farah Azizah. (2015). Audit Manajemen
Bagian Sumber Daya Manusia (Studi Kasus pada PG Kebon Agung). Jurnal
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 26(2)
Siregar, Sylvia Veronica N.P. (2016). Modul Audit Manajemen. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yusup, Maulana. (2014). Audit Manajemen. Jurnal Majalah Bisnis dan Iptek
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung, 7(2), 58-69
11