Anda di halaman 1dari 26

TUGAS FORENSIK

“KAIDAH DASAR BIOETIK”

Penyusun :
DM RST dr. SOEPRAOEN MALANG
AYTO SEPTA FIRSTYANDARU (17710180)

Pembimbing :

dr. Meivy Isnoviana

INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


RUMAH SAKIT TENTARA DOKTER SOEPRAOEN MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas forensic
yaitu, dr. Meivy Isnoviana selaku dosen pembimbing Bioetik Humaniora.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakni masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 16 Agustus 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
2
Halaman Judul .......................................................................................................................i

Kata Pengantar ......................................................................................................................ii

Daftar Isi ..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Bioetik .......................................................................................................... 2

2.2. Kaidah Dasar Bioetik................................................................................................... 2

BAB III KASUS

3.1. Kasus I ...................................................................................................................... 11

3.2. Kasus II ..................................................................................................................... 19

BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 27

2.3. Kesimpulan Kasus I .................................................................................................. 27

2.4. Kessimpulan Kasus II ............................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... iv

BAB I

3
PENDAHULUAN

Profesi dokter adalah sebuah profesi yang bersumpah dan membutuhkan komitmen erta
tanggung jawab yang penuh terhadap hukum dan prosedur medis yang berlaku. Selain terhadap
hukum dan prosedur, dokter juga bertanggung jawab terhadap aturan-aturan etis yang berlaku.
Oleh karena itu, diciptakanlah Kaidah Dasar Bioetik yang mengatur mengenai perilaku dokter
agar sesuai dengan moral yang berlaku di masyarakat. Bioetik telah menjadi bagian dari
keseharian seorang dokter dalam menjalankan tugasnya. Sejak kemunculan istilah ini, bioetik
sudah banyak mengalami perkembangan dan kemajuan. Beberapa tahun terakhir ini, cukup
sering kita mendengar mengenai kegagalan dokter dalam penyembuhan pasien karena kelalaian
yang dilakukan oleh dokter itu sendiri, perawat, atau bahkan rumah sakit yang bersangkutan.
Selain itu, kaidah bioetik juga digunakan untuk mencegah tindakan-tindakan dokter yang hanya
menguntungkan diri sendiri. Mengingat banyaknya kejadian yang muncul seperti ini, sudah jelas
bahwa pengetahuan dan pemahaman akan prinsip bioetik sangatlah penting dalam pendidikan

¹
seorang dokter.

Kaidah Dasar Bioetik (KDB) adalah suatu hukum dasar yang harus diketahui dan
dikuasai oleh para dokter, demi membantu mereka dalam mengambil tindakan yang tepat dalam
berbagai situasi medis. Kaidah Dasar Bioetik memiliki empat prinsip dasar, yakni : beneficence,
non-maleficence, autonomy, dan justice. Dimana masing-masing memiliki prinsip prima facie
dan konteks yang berbeda. Pemahaman dokter mengenai Kaidah Dasar Bioetik sangatlah penting
dalam melaksanakan tugas mereka karena Kaidah Dasar Bioetik-lah yang menentukan apakah
suatu perbuatan dapat dikatakan baik atau buruk berdasarkan pandangan etik.¹

Pelanggaran dari kaidah-kaidah ini menjadi keprihatinan kita bersama sebagai para calon
dokter. Maka, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pendidikan bioetik ini dijadikan sebagai
kurikulum pembelajaran untuk para calon dokter masa depan. Dalam makalah ini, diharapkan
penulis maupun pembaca dapat memahami empat prinsip dasar bioetika yaitu : Beneficence,
²
Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

Bioetik berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari dua kata, yaitu bios yang berarti
kehidupan, dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan studi
yang mempelajari tentang masalah pada bidang biologi dan ilmu kedokteran dalam berbagai
masa. Bioetik tidak hanya membicarakan bagian medis, tapi juga membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya dalam lingkungan masyarakat, juga penelitian kesehatan pada manusia
dan hewan percobaan.¹

Pada tahun 1971, seorang onkolog (pakar tumor) Amerika Serikat, van Resseler Potter,
penulis Bioethics : Bridge to the Future (1971), mengabadikan istilah bioetik. Potter merasa
bahwa dia sebagai penemu harus juga bertanggung jawab dalam perkembangan kata bioetik
kedepannya, maka dia meminta agar bioetik itu dijadikan suatu ilmu tersendiri atau lebih
spesifiknya adalah ilmu etika baru yang didasari tinjauan biologis. Dalam arti luas, bioetik
adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat, pemeliharaan kesehatan, dan bidang-
bidang terkait.³

Bioetik dapat dijabarkan menjadi empat kaidah besar yang disebut dengan Kaidah Dasar

Bioetik (KDB), yaitun : Beneficence, Non-Maleficence, Autonomy, dan Justice.²

1. Beneficence

Beneficence berasal dari bahasa Latin bene yang berarti baik, dan ficere yang berarti
melakukan atau berbuat. Oleh karena itu, beneficence secara etimologis dapat diartikan
dengan berbuat baik. Kaidah beneficence adalah suatu tindakan dari dokter untuk
kepentingan pasiennya, dimana kebaikan yang dialami pasien akan lebih banyak
dibandingkan dengan kerugiannya. Kaidah ini berlaku dalam keadaan yang wajar dan
berlaku untuk pasien pada umumnya. 4

1) Beneficence terdiri dari dua prinsip, yaitu :

a. Prinsip positive beneficenc : Inti dari prinsip ini adalah untuk tidak memperburuk
keadaan pasien dan mengusahakan yang terbaik. Dokter harus mencegah hal buruk
terjadi pada pasien, juga memaksimalisasi akibat baik dan meminimalisasi akibat
buruk.
5
b. Prinsip balancing of utility/proportionality : Prinsip ini memperhitungkan untung dan
rugi dari suatu tindakan yang akan dilakukan. Dokter harus mempertimbangkan
apakah tindakan akan yang ia lakukan lebih banyak keuntungannya atau kerugiannya.
Perhitungan dilakukan secara ekonomi (biaya), efektifitas, dan resiko.

2) Kaidah-kaidah yang terdapat di dalam beneficence :

a. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban)

b. Menjamin harkat dan martabat manusia

c. Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter

d. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya

e. Paternalisme

f. Menjamin kehidupan baik – minimal manusia

g. Melampaui “goal based ”

h. Maksimalisasi kepuasan pasien

i. Minimalisasi akibat buruk

j. Kewajiban menolong pasien gawat darurat

k. Menghargai hak pasien

l. Menarik honorarium sesuai kepantasan

m. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

n. Mengembangkan profesi secara terus-menerus

o. Memberikan obat berkhasiat namun murah

p. Menerapkan golden rule principle (memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin
diperlukan)

2. Non-Maleficence

6
Non-Maleficence berasal dari bahasa Latin non yang berarti tidak, mal yang berarti
buruk, dan ficere yang berarti melakukan atau berbuat. Maka, secara harafiah non-
maleficence adalah sebuah prinsip untuk tidak berbuat jahat. Kaidah non-maleficence
menekankan bahwa yang paling penting adalah tindakan yang akan dilakukan dokter tidak
memperburuk keadaan pasien. Kaidah ini berlaku pada saat keadaan gawat darurat dimana
diperlukan suatu intervensi medik untuk menyelamatkan nyawa pasien.4

Prinsip yang terkandung di dalam kaidah non-maleficence adalah prinsip double


effect, yaitu suatu prinsip yang menjelaskan bahwa suatu tindakan yang merugikan, tidak
selalu dianggap suatu tindakan yang buruk. Hal ini dimungkinkan, asalkan ada pertimbangan
bahwa akibat yang menguntungkan harus lebih besar dari akibat yang merugikan.

Kaidah-kaidah yang terdapat di dalam non-maleficence :

a. Menolong pasien gawat darurat

b. Mengobati pasien yang luka

c. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)

d. Tidak menghina/mencaci-maki/memanfaatkan pasien

e. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

f. Mengobati secara proporsional

g. Mencegah pasien dari bahaya

h. Menghindari misrepresentasi dari pasien

i. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

j. Memberikan semangat hidup

k. Melindungi pasien dari serangan

l. Tidak melakukan white collar crime (kejahatan dalam profesi) yang merugikan
pasien/keluarganya.

3. Autonomy

7
Autonomy berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri, dan nomos yang
berarti hukum atau peraturan. Maka, kata autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, dalam
hal ini berarti pasien berhak memutuskan apa yang berhubungan dengan dirinya sendiri.
Autonomy menekankan bahwa dokter harus mendapat persetujuan dari pasien sebelum
melakukan prosedur medis apapun, setelah dokter tersebut menjelaskan prosedur tersebut
kepada pasien. Kaidah ini berlaku pada saat berhadapan dengan pasien yang dewasa,
berkepribadian matang, kompeten, dan sadar dalam menentukan nasibnya sendiri.4

Autonomy berkaitan sangat erat dengan inform consent yang memiliki tiga prinsip,
yaitu :

1) Threshold element

Competence : Kompetensi menyangkut kemampuan pasien untuk dapat memahami


penjelasan dari dokter mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.

2) Information elements

Disclosure of information : Penyampaian informasi mencakup cara dan kelengkapan


informasi yang disampaikan dari seorang dokter yang mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.

Understanding of information : Pemahaman informasi mencakup bagaimana pasien


memahami informasi yang disampaikan dokter mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan.

3) Consent elements :

Voluntariness : Kemauan pribadi yang tanpa paksaan untuk melaksanakan prosedur


adalah salah satu unsur penting di dalam inform consent.

Authorization : Otorisasi atau ijin dari pasien untuk melaksanakan prosedur adalah salah
satu unsur penting di dalam inform consent.

Kaidah-kaidah yang terdapat di dalam autonomy :

a. Menghargai hak menentukan nasib sendiri dan martabat pasien

b. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan


8
c. Berterus terang kepada pasien

d. Menghargai privasi pasien

e. Menjaga rahasia pasien

f. Menghargai rasionalitas pasien

g. Melaksanakan inform consent

h. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

i. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

j. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk


keluarga pasien sendiri

k. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

l. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien

m. Menjaga hubungan (kontrak)

4. Justice

Justice membuka suatu dimensi baru dalam bioetik, karena saat beneficence, non-
maleficence, dan autonomy membahas mengenai hubungan antara dokter dengan pasien,
justice membahas mengenai hubungan dengan masyarakat atau orang banyak. Prinsip justice
mengatakan bahwa para dokter juga harus mementingkan hak orang lain selain hak
pasiennya sendiri. Hak orang lain yang dimaksud disini adalah khususnya orang-orang yang
sama dalam hal gangguan kesehatan di luar diri pasien.4

Prinsip yang terkandung di dalam justice, berkata “treat similar cases in a similar
way”, yang berarti “berikanlah perlakuan yang sama kepada seluruh pasien dengan kasus
yang sama. Justice bertujuan untuk menjamin nilai yang tak berhingga dari setiap makhluk
yang berakal budi.

Kaidah-kaidah yang terdapat di dalam justice :

a. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

9
b. Mengambil porsi terakhir dari proses pembagian

c. Memberi kesempatan yang sama bagi setiap pribadi dalam posisi yang sama

d. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accessibility, availability,


quality)

e. Menghargai hak hukum pasien

f. Menghargai hak orang lain

g. Menjaga kelompok rentan (yang paling merugikan)

h. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status sosial, dll.

i. Melaksanakan wewenang dengan baik

j. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

k. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

l. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, dan sanksi)


secara adil

m. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

n. Memberi beban secara merata dengan alasan yang sah dan tepat

o. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

p. Bijak dalam makroalokas

BAB III

KASUS

10
A. Kasus I
Seorang Anak berumur 12 tahun diantar gurunya ke IGD RST dr. Soepraoen Malang
pada pukul 10.30 WIB karena tangan kanan kiri mengalami patah tulang tertutup setelah
terjatuh pada saat bermain sepakbola. Dokter di IGD langsung melakukan pertolongan
pertama, pemberian anti nyeri dan melakukan pemasangan bidai. Dokter IGD juga
melakukan pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan rogen dan mendapatkan hasil fraktur
di tulang ulna. Setelah beberapa waktu, orang tua pasien datang, dokter menjelaskan tentang
apa yang dialami oleh anaknya dan dokter menyarankan pasien dilakukan operasi segera. Ibu
pasien meminta waktu untuk berdiskusi dengan suaminya terlebih dulu. Setelah melakukan
diskusi, keluarga pasien mengambil keputusan untuk membawa anaknya pulang dan
dilakukan perawatan di rumah. Dokter menjelaskan lagi akibat yang dapat ditimbulkan
apabila apa yang dialami anaknya dibiarkan dan resiko apabila anak dibawa ketempat
sangkal putung. Tetapim keluarga pasien tetap pada pendiriannya dan membawa pasien
pulang. Pada akhirnya menandatangani surat pulang paksa dan penolakan tindakan medis.

11
1) Kaidah Bioetik Dasar Beneficence :

Kriteria Ada Tidak ada

1. Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela 


berkorban)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 

3. Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh 


menguntung dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih 


banyak dibandingkan dengan keburukannya.

5. Paternalisme bertanggung jawab/ kasih saying 

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia 

7. Pembatasan Goal-Based 

8. Maksimalisasipemuasan kebahagiaan/preferensi 
pasien

9. Minimalisasi akibat buruk. 

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat 

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan 

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan 

12
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 

14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus 

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 

16. Menerapkan Golden Rule Principle 

2) Kaidah Bioetik Dasar Non-Maleficence :

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Menolong pasien emergensi 

2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah : 

• Pasien dalam keadaan berbahaya.

• Dokter sanggup mencegah bahaya atau


kehilangan.

• Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif

• Manfaat bagi pasien > kerugian dokter


(hanya mengalami risiko minimal).
3 Mengobati pasien yang luka. 

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan 


euthanasia)
5 Tidak menghina/caci maki. 

6 Tidak memandang pasien sebagai objek 

13
7 Mengobati secara tidak proporsional 

8 Tidak mencegah pasien secara berbahaya 

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien 

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena 


kelalaian
11 Tidak memberikan semangat hidup 

12 Tidak melindungi pasien dari serangan 

13 Tidak melakukan white collar dalam bidang 


kesehatan

3) Kidah Bioetik Dasar Autonomi :

N Kriteria Ada Tidak Ada


o

1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, 


menghargai martabat pasien.

2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat 


keputusan (pada kondisi elektif)

14
3 Berterus terang 

4 Menghargai privasi. 

5 Menjaga rahasia pribadi 

6 Menghargai rasionalitas pasien. 

7 Melaksanakan informed consent 

8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten 


mengambil keputusan sendiri.
9 Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi 
pasien.

10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan 


membuat keputusan, termasuk, termasuk keluarga
pasien sendiri.
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil 
pasien pada kasus non emergensi.

12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi 


kebaikan pasien.

13 Menjaga hubungan (kontrak) 

4) Kaidah Bioetik Dasar Justice :

No Kriteria Ada Tidak Ada

15
1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal 

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi 


yang telah ia lakukan.

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi 


dalam posisi yang sama.

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, 


equality, accessibility, availability, quality)

5 Menghargai hak hukum pasien. 

6 Menghargai hak orang lain. 

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling 


dirugikan)

8 Tidak melakukan penyalahgunaan. 

9 Bijak dalam makro alokasi. 

10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan 


kebutuhan pasien
11 Meminta partisipasi pasien seusai dengan 
kemampuan.
12 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian 
(biaya, beban , sanki) secara adil
13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat 
yang tepat dan kompeten.
14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata 
tanpa alasan sah/tepat.

16
15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 
penyakit/ggn kesehatan.
16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar 
SARA, status sosial dll.

5) Dilemma Etik :

a. Autonomy :

Dokter menjelaskan kondisi penyakit yang dialami pasien saat ini kepada
keluarga, serta terapi yang sebaiknya dilakukan, dan menjelaskan akibat yang terjadi
apabila di dibiarkan dan di bawa ketempat seperti sangkal putung, dan memberi
kesempatan kepada keluarga dan pasien untuk berdiskusi dan pada akhirnya keluarga
pasien menolak Melakukan tindakan yang di sarankan oleh dokter.

b. Beneficence :

Dokter melakukan KIE kepada pasien dan keluarga pasien mengenai kondisi
penyakit yang dialami pasien saat ini dan menyarankan tindakan yang terbaik adalah
melakukan operasi.

Dilema Etik : Autonomy, Beneficence

Prima Facie : Autonomy

6) Empat Box Metode :

Medical Indications : Client Preferences :

Pasien di diagnosis close fracture ulna, Keluarga diberikan hak untuk


disarankan segera dilakukan operasi mengambil keputusan dan dokter telah
agar tidak terjadi hal yang tidak memberikan penjelasan dengan baik.
diinginkan.

17
Quality of Life : Contextual Features :

Keluarga pasien menolak tindakan Keluarga yang terlibat adalah orang


medis. tua pasien.

7) Prinsip Profesionalisme :

a. Altruisme : ada, dokter mementingkan kepentingan pasien

b. Duty : Ada, dokter penanggung jawab pasien menjalankan tugasnya sesuai prosedur.

c. Respect for others : ada, dokter jaga IGD menghargai keputusan pasien

d. Accountable : ada, dokter bertanggung jawab terhadap pasien

e. Humanity : ada, dokter berintegritas karena menyadari bahwa dirinya dan RS mampu
menangani kasus tersebut.

B. Kasus II

Dokter M adalah salah satu dokter di RST dr. Soepraoen Malang, pada saat itu sedang
menerima pasien laki-laki berumur 60 tahun. Pasien datang dengan keluhan batuk, nafsu
makan menurun dan bedan sering terasa lemas. Dokter hanya melakukan anamnesis singkat
dan tidak melakukan pemeriksaan, dokter langsung menjelaskan kepada pasien tentang
penyakitnya dan memberikan resep dan menjelaskan bagaimana cara mengonsumsi obat
sesuai resep. Tetapi pasien kurang mengerti dan meminta dokter menjelaskan kembali ke
pada anaknya yang menunggu di luar tetapi dokter menolaknya dan menyarankan agar
meminta penjelasan kepada petugas apotek saja.

18
1) Kaidah Bioetik Dasar Beneficence :

Kriteria Ada Tidak ada

1. Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela 


berkorban)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia 

3. Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh 


menguntung dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih 


banyak dibandingkan dengan keburukannya.

5. Paternalisme bertanggung jawab/ kasih saying 

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia 

7. Pembatasan Goal-Based 

8. Maksimalisasipemuasan kebahagiaan/preferensi 
pasien

9. Minimalisasi akibat buruk. 

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat 

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan 

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan 

19
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan 

14.Mengembangkan profesi secara terus-menerus 

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah 

16. Menerapkan Golden Rule Principle 

2) Kaidah Bioetik Dasar Non-Maleficence :

No Kriteria Ada Tidak Ada

1 Menolong pasien emergensi 

2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini 


adalah :

• Pasien dalam keadaan berbahaya.

• Dokter sanggup mencegah bahaya atau


kehilangan.

• Tindakan Kedokteran tadi terbukti efektif

• Manfaat bagi pasien > kerugian dokter


(hanya mengalami risiko minimal).
3 Mengobati pasien yang luka. 

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan 


euthanasia)

20
5 Tidak menghina/caci maki. 

6 Tidak memandang pasien sebagai objek 

7 Mengobati secara tidak proporsional 

8 Tidak mencegah pasien secara berbahaya 

9 Menghindari misrepresentasi dari pasien 

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien 


karena kelalaian
11 Tidak memberikan semangat hidup 

12 Tidak melindungi pasien dari serangan 

13 Tidak melakukan white collar dalam 


bidang kesehatan

3) Kidah Bioetik Dasar Autonomi :

N Kriteria Ada Tidak Ada


o

1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, 


menghargai martabat pasien.

2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat 


keputusan (pada kondisi elektif)

3 Berterus terang 

21
4 Menghargai privasi. 

5 Menjaga rahasia pribadi 

6 Menghargai rasionalitas pasien. 

7 Melaksanakan informed consent 

8 Membiarkan pasien dewasa dan kompeten 


mengambil keputusan sendiri.
9 Tidak mengintervensi atau meghalangi outonomi 
pasien.

10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan 


membuat keputusan, termasuk, termasuk keluarga
pasien sendiri.
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil 
pasien pada kasus non emergensi.

12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi 


kebaikan pasien.

13 Menjaga hubungan (kontrak) 

4) Kaidah Bioetik Dasar Justice :

No Kriteria Ada Tidak Ada

22
1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal 

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi 


yang telah ia lakukan.

3 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi 


dalam posisi yang sama.

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, 


equality, accessibility, availability, quality)

5 Menghargai hak hukum pasien. 

6 Menghargai hak orang lain. 

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling 


dirugikan)

8 Tidak melakukan penyalahgunaan. 

9 Bijak dalam makro alokasi. 

10 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan 


kebutuhan pasien
11 Meminta partisipasi pasien seusai dengan 
kemampuan.
12 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian 
(biaya, beban , sanki) secara adil
13 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat 
yang tepat dan kompeten.
14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata 
tanpa alasan sah/tepat.

23
15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan 
penyakit/ggn kesehatan.
16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar 
SARA, status sosial dll.

5) Dilema Etik :

a. Beneficience

Dokter tetap memberikan terapi , walaupun pasien dan keluarga pasien tidak akan
merasa puas dengan terapi tersebut.

b. Autonomy

Dilema etik : Beneficience, Autonomy

Prima Facie : Beneficience

6) Empat Box Metode :

Medical Indications : Client Preferences :

Pasien datang dengan keluhan batuk dan Dokter telah menjelaskan tentang
nafsu makan menurun dan badan terasa penyakitnya pada pasien tetapi
lemas. menolak untuk menjelaskan kembali
Quality of Life : Contextual Features :

Pasien meminta dokter menjelaskan Keluarga yang terlibat adalah anak


ulang kepada anak pasien. kandung.

7) Prinsip Profesionalisme :

a. EXCELLENCE : Tidak ada hubungannya antara prinsip ini dan kasus


b. ALTURISM : Pasien diberikan perawatan
c. ACCOUNTABILITY : Dokter bertanggung jawab kepada pasien dan menganjurkan
tindakan medis yang diperlukan pasien.
24
d. DUTY : Dokter mengutamakan kesehatan pasien dengan memberikan penjelasan dan
pilihan tindakan medis terbaik yang ada.
e. HUMANITY : Dokter menyerahkan keputusan pada pasien
f. RESPECT FOR OTHER : Dokter mengharagai dan menghormati otonomi pasien
untuk berdiskusi mengenai penyakitnya

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kasus I terjadi dilema etik yaitu, Automony dan beneficience yang mana pada kasus ini
Dokter Dokter menjelaskan kondisi penyakit yang dialami pasien saat ini kepada keluarga,
serta terapi yang sebaiknya dilakukan, dan menjelaskan akibat yang terjadi apabila di
dibiarkan dan di bawa ketempat seperti sangkal putung, dan memberi kesempatan kepada
keluarga dan pasien untuk berdiskusi dan pada akhirnya keluarga pasien menolak Melakukan
tindakan yang di sarankan oleh dokter. Dokter juga melakukan KIE kepada pasien dan
keluarga pasien mengenai kondisi penyakit yang dialami pasien saat ini dan menyarankan
tindakan yang terbaik adalah melakukan operasi.

Kasus II terjadi dilemma etik yaitu, Beneficience dan Autonomy. Dimana dokter tidak
melakukan pengobatan secara professional dan memberikan hak kepada pasien. Pad kasus ini
dokter tidak mau menjelaskan ulang kepada anak pasien atas permintaan pasien yang di

25
karenakan kurang mengerti apa yang di jilaskan oleh dokter dimana ini melanggar kaidah
beneficience.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hanafiah, M.J. dan A. Amir. 2008. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi
keempat. Jakarta: EGC.
2. Dickenson, D., R. Huxtable, dan M. Parker. 2010. The Cambridge Medical Ethics
Workbook. Edisi kedua. Cambridge: Cambridge University Press.
3. Chang, W. 2009. Bioetika Sebuah Pengantar. Jakarta: Kanisius.
4. Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Jakarta: Kanisius.

26

Anda mungkin juga menyukai

  • Edema Paru
    Edema Paru
    Dokumen24 halaman
    Edema Paru
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • Bioetik Fix
    Bioetik Fix
    Dokumen19 halaman
    Bioetik Fix
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Dan Fisiologi Hidung
    Anatomi Dan Fisiologi Hidung
    Dokumen21 halaman
    Anatomi Dan Fisiologi Hidung
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • Edema Paru
    Edema Paru
    Dokumen24 halaman
    Edema Paru
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH Ascaris Lumbricoides
    MAKALAH Ascaris Lumbricoides
    Dokumen18 halaman
    MAKALAH Ascaris Lumbricoides
    DinoHarjo
    100% (1)
  • Demam Berdarah Dengue
    Demam Berdarah Dengue
    Dokumen27 halaman
    Demam Berdarah Dengue
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR Meivy
    Tugas DR Meivy
    Dokumen12 halaman
    Tugas DR Meivy
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen45 halaman
    ARITMIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen45 halaman
    ARITMIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Dokumen45 halaman
    ARITMIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat
  • DISPEPSIA
    DISPEPSIA
    Dokumen6 halaman
    DISPEPSIA
    Christine Natalia
    Belum ada peringkat