Anda di halaman 1dari 4

Nama : Heri Cahyono

NIM : P27903316015

A. HIV
1. Pengertian HIV
Virus imunodifisiensi manusia adalah suatu virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
2. Siklus hidup HIV

Seperti virus lain pada umumnya, HIV hanya dapat bereplikasi dengan
memanfaatkan sel inang. Siklus hidup HIV diawali dengan penempelan partikel
virus (virion) dengan reseptor pada permukaan sel inang, di antaranya adalah CD4,
CXCR5, dan CXCR5. Sel-sel yang menjadi target HIV adalah sel dendritik, sel T,
dan makrofaga. Sel-sel tersebut terdapat pada permukaan lapisan kulit dalam
(mukosa) penis, vagina, dan oral yang biasanya menjadi tempat awal infeksi HIV.
Selain itu, HIV juga dapat langsung masuk ke aliran darah dan masuk serta
bereplikasi di noda limpa.

Setelah menempel, selubung virus akan melebur (fusi) dengan membran sel
sehingga isi partikel virus akan terlepas di dalam sel. Selanjutnya, enzim
transkriptase balik yang dimiliki HIV akan mengubah genom virus yang berupa
RNA menjadi DNA. Kemudian, DNA virus akan dibawa ke inti sel manusia
sehingga dapat menyisip atau terintegrasi dengan DNA manusia. DNA virus yang
menyisip di DNA manusia disebut sebagai provirus dan dapat bertahan cukup lama
di dalam sel. Saat sel teraktivasi, enzim-enzim tertentu yang dimiliki sel inang akan
memproses provirus sama dengan DNA manusia, yaitu diubah menjadi mRNA.
Kemudian, mRNA akan dibawa keluar dari inti sel dan menjadi cetakan untuk
membuat protein dan enzim HIV. Sebagian RNA dari provirus yang merupakan
genom RNA virus. Bagian genom RNA tersebut akan dirakit dengan protein dan
enzim hingga menjadi virus utuh. Pada tahap perakitan ini, enzim protease virus
berperan penting untuk memotong protein panjang menjadi bagian pendek yang
menyusun inti virus. Apabila HIV utuh telah matang, maka virus tersebut dapat
keluar dari sel inang dan menginfeksi sel berikutnya. Proses pengeluaran virus
tersebut melalui pertunasan (budding), di mana virus akan mendapatkan selubung
dari membran permukaan sel inang.

3. Tipe HIV
Dua tipe spesies HIV yang menginfeksi manusia adalah :
1) HIV-1
HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1
adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia.
2) HIV-2
HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-
1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan
troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2
berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea
Bissau, Gabon, dan Kamerun
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia
akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau
pemotongan daging. Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan
nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai
pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian
Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun, komunitas ilmiah
umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-
bukti yang ada.

4. Cara penularan HIV


Cara penularan virus HIV dapat melalui kontak langsung antara lapisan kulit
dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan
air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan
bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya
dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Virus ini tidak dapat ditularkan melalui
kegiatan sehari-hari seperti pemakaian handuk, alat makan bersama dll.
1) Penularan seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara
sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat
kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya.
2) Kontaminasi patogen melalui darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik,
penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah.
3) Penularan masa perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero)
selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat
persalinan

B. Oncovirus
1. Pengertian onkogenik
Virus Onkogenik
Virus ini merupakan salah satu pemicu terjadinya kanker. Virus onkogenik adalah
virus yang dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi proses
onkogenesis. Onkogenesis adalah hasil akumulasi berbagai perubahan genetik yang
mengubah ekspresi atau fungsi protein yang penting dalam pengendalian
pertumbuhan dan pembelahan sel. Virus onkogenik saat menginfeksi sel dapat
menyebabkan mutasi proto-onkogen sel menjadi onkogen.

2. Virus- virus yang menyebabkan onkogenik


 HPV 16, 18, 31, 33, 45 → Cervical Carcinoma
 Hepatitis B dan C →Hepatocellular Carcinoma
 Epetein Barr Virus (HHV-4) → Burkitt”s Lymphoma, Hodgkin”s Disease

C. Bakteriofag
1. Pengertian bakteriofag
Bakteriofage sendiri berasal dari 2 kata dari bahasa Yunani yaitu bacteria dan
phagus. Dari dua kata tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa bakteriofage ini
merupakan virus yang menyerang bakteri. Bakteriofage sendiri merupakan virus
yang menggandakan dirinya sendiri dengan cara menyerbu bakteri. Dibandingkan
dengan kebanyakan virus lainnya, virus ini sangat kompleks dan memiliki beberapa
bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus mempunyai asam nukleat,
pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam
sel hidup. Pada virus T4 asam nukleatnya merupakan DNA, tetapi pada banyak
virus lain, termasuk virus penyebab AIDS, polio, dan flu, asam nukleatnya
merupakan RNA.
Virus bakteriofage awalnya ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D’Herelle. Bentuk
luar terdiri dari kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian dalam
kepala mengandung 2 (dua) pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan
bagian kepala dan ekor. Pada bagian ekor memiliki fungsi untuk memasukkan DNA
virus ke dalam sel inangnya. Kesimpulan : karena dia menyerang bakteri. Dan di
dalam tubuh manusia ini banyak bakteri baik, sehingga Bakteriofage ini merusak
sistem bakteri baik tersebut (contohnya E. Coli merupakan bakteri yang hidup pada
saluran pencernaan manusia.)
2. Karakteristik bakteriofag
Ribuan dari jenis bakteriofag yang ada, masing-masing dari virus ini menginfeksi
hanya 1 (satu) jenis atau beberapa jenis bakteri atau archaea. bakteriofag sendiri
diklasifikasikan dalam sejumlah famili virus; beberapa contohnya termasuk
Inoviridae, Microviridae, Rudiviridae, dan Tectiviridae. Seperti kebanyakan virus,
bakteriofag merupakan organisme sederhana yang terdiri atas inti dari materi
genetik (asam nukleat) yang dikelilingi oleh kapsid protein. Asam nukleat dapat
berupa DNA atau RNA dan mungkin untai ganda ataupun untai tunggal. Ada 3
(tiga) bentuk struktur dasar fag: sebuah ikosahedral kepala dengan ekor, kepala
ikosahedral tanpa ekor, dan bentuk filamen.

3. Aplikasi dari fag


Fag memiliki berbagai aplikasi dalam biologi molekuler. Mereka digunakan untuk
mengobati strain bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik dan dapat
digunakam untuk mengidentifikasi bakteri tertentu dalam diagnosis penyakit.

Anda mungkin juga menyukai