PENDAHULUAN
belajar. Aktivitas ini merupakan proses komunikasi dua arah, antara pihak guru
sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah yang menjadi
didik untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama
langsung.
1
Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat mengerti,
pelaku peran utama yang memiliki tugas, tanggung jawab, dan inisiasi
pembelajaran).
mengapa, dan bagaimana supaya peserta didk dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran.
Dalam tulisan ini, penulis akan berusaha mengkaji setitik dari khazanah
Semoga niat ini dipandang baik di sisi Allah. Semoga tulisan ini dapat
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 63
2
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas penulis hendak menyajikan makalah yang
C. Manfaat Penulisan
tentang:
3
BAB II
PEMBAHASAN
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti asas (kebenaran yang
menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) atau dasar.2 Dalam
bahasa Inggris, prinsip disebut principle yang berarti a truth ar belife that is
kebenaran atau kepercayaan yang diterima oleh dasar dalam berfikir atau bertindak.
Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berfikir,
komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.I, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h. 896.
3
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet. XV (Jakarta: PT.
Gramedia, 1987), h. 447.
4
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 61
4
tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu.5
Manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran terdiri atas siswa, guru
bukubuku, papan tulis, fotografi, slide dan video tape. Fasilitas dan
masyarakat sehari-hari.
5
Gage, N.L., dan David C, Berliner, Educational Psychology, (Chicago: Rand Mc Nally
Collage Publishing Company, 1984), h. 56
6
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.61
7
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, h.62-65
5
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar.
1) Perhatian
pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar maupun dari pihak peserta
didik yang belajar. Perhatian peserta didik akan timbul apabila bahan pelajaran yang
sesuatu maka segala stimulus yang lainnya tidak diperlukan. Akibat dari keadaan
ini kegiatan yang dilakukan tentu akan sangat cermat dan berjalan baik.
َّ َ َ َ
َ َُ ُۡ ۡ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ۡ ُ َ ۡ ُ َ َ ۡ ُ َ
٢٠٤ وننصتوا لعلكم ترَح
ِ ِإَوذا ق ِرئ ٱلقرءان فٱست ِمعوا لۥ وأ
Terjemahan:
8
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 42
6
Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat
Ibrahim :24-25:
ٓ َ َّ َ ُ ۡ َ َ ٞ َ َ ُ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ َ َّ ُ َ َ ا َ َ ا َ َ ا
ِألم تر كيف َضب ٱّلل مثٗل َكِمة طيِبة كشجرة ٖ طيِب ٍة أصلها ثابِت وفرعها ِِف ٱلسماء
Terjemahan:
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit
2) Motivasi
yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu atau siswa
pula menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar dengan giat. Disamping itu
Ada tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi
rasaingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar.
b. Berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut.
9
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 66.
7
Motivasi juga mempunyai peran penting dalam kegiatan pembelajaran.
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk belajar itu timbul dari
Kedua hal ini sebagai unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik
untuk belajar. Sebab tanpa kedua unsur tersebut kegiatan pembelajaran sulit untuk
berhasil.
Seseorang yang mempunyai motivasi yang cukup besar sudah dapat berbuat
tanpa motivasi dari luar dirinya. Itulah yang disebut motivasi intrinsik, atau tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebaliknya, bila motivasi
intrinsiknya kecil, maka dia perlu motivasi dari luar yang disebut ekstrinsik, atau
tenaga pendorong yang ada di luar. Motivasi ekstrinsik ini berasal dari guru, orang
namun yang memegang peranan penting adalah peserta didik itu sendiri yang dapat
memotivasi dirinya yang didukung oleh kepawaian seorang guru dalam merancang
pembelajaran yang dapat merangsang minat sehingga motivasi peserta didik dapat
dibangkitkan.10
10
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 20
8
a. Memberikan dorongan (drive)
Tingkah laku seseorang akan terdorong kearah suatu tujuan tertentu apabila
pembelajaran di kelas tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau
penghargaan sesuai kadar kemampuan yang dapat dicapai peserta didik. Bila
perlu reward dapat diberikan kepada peserta didik secara bertahap sesuai
c. Motivasi berprestasi
untuk dapat berprestasi. Karena itu, guru perlu mengetahui sejauh mana
memberikan tantangan dan kepuasan secara lebih cepat. Peserta didik jenis
ini memerlukan balikan setiap unjuk kerjanya dengan nilai atau pujian yang
tepat dan sebaliknya peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi rendah,
pada umumnya tidak realistis untuk mencapai tujuannya. Karena itu, tugas
9
berat atau ringan bagi peserta didik jenis ini sma saja tidak ada pengaruhnya
d. Motivasi kompetensi
mengevaluasi diri, nilai tugas bagi peserta didik, harapan untuk sukses,
tujuan.
3) Keaktifan
dia harus dapat berpikir sistematis atau menurut langkah-langkah tertentu, termasuk
dia menginginkan suatu keterampilan tentunya harus pula dapat menggerakan otot-
Termasuk dalam pembelajaran, peserta didik harus selalu aktif. Mulai dari
kegiatan fisik yang mudah diamati sampai pada kegiatan psikis yang susah diamati.
Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui banyak aktifitas baik fisik
10
Prinsip aktifitas di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala
memiliki energi sendiri dan dapat menjadi aktif karena didorong oleh kebutuhan-
kebutuhan. Jadi, dalam pembelajaran yang mengolah dan merencana adalah peserta
didik dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masingmasing, guru
4) Keterlibatan langsung
harus terlibat langsung begitu juga peserta didik. Prinsip keterlibatan langsung ini
Prinsip ini diarahkan agar peserta didik merasa dirinya penting dan berharga
dalam kelas sehingga dia bisa menikmati jalannya pembelajaran. Edge Dale dalam
Dimyati mengatakan bahwa: “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman
langsung”. Pembelajaran dengan pengalaman ini bukan sekedar duduk dalam kelas
ketika guru sedang menjalankan pelajaran, tetapi bagaimana peserta didik terlibat
5) Pengulangan
barangkali paling tua seperti yang dikemukakan oleh teori psikologi daya. Menurut
teori ini bahwa belajar adalah melihat daya-daya yang ada pada manusia yang
11
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, h. 21
11
terdiri dari daya mengamati, menangkap, mengingat, menghayal, merasakan,
berpikir dan sebagainya. Dan daya-daya tersebut akan terus berkembang seiring
terkenal pula yaitu “law of exercise” bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
perkembangan lebih lanjut dari teori konseksionisme yang dimotori oleh Pavlov
sesuatu.
kedua dan ketiga menekankan pengulangan untuk membentuk respons yang benar
Meskipun ketiga teori ini tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua
bentuk belajar, tetapi masih dapat digunakan karena pengulangan masih relevan
12
sebagai dasar pembelajaran. Sebab, dalam pembelajaran masih sangat dibutuhkan
Hubungan stimulus dan respons akan bertambah erat kalau sering dipakai dan
akan berkurang bahkan hilang sama sekali jika jarang atau tidak pernah digunakan.
6) Proses individual
Salah satu keunikan ciptaan Allah adalah bahwa setiap individu sebagai
manusia merupakan orang-orang yang memiliki pribadi/jiwa sendiri. Tidak ada dua
manusia yang sama persis, sekalipun kembaran. Kekhususan jiwa itu menyebabkan
belajar setiap orang, agar setiap individu dapat berkembang optimal dalam proses
12
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, h. 43
13
belajar diperlukan orientasi yang paralel dengan kondisi yang dimilikinya, dituntut
a. Individualized assignment
bersangkutan.
Anak-anak secara bersama-sama membuat suatu proyek, dan dalam proyek itu
Pertanyaan yang sukar diberikan kepada murid yang pandai dan pertanyaan
d. Remedial work
14
e. Homogeneous grouping
pengelompokannya.
Anak-anak yang kurang pandai diberi tugas berupa latihan sedang anak yang
7) Minat
dengan sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Apabila sesuatu itu memberikan
Menurut Crow minat itu diartikan sebagai kekuatan pendorong yang menyebabkan
tertentu. Selanjutnya Bimo Walgito menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan
13
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, h. 17
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan terarah.
B. Saran
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan tangan terbuka
16
Daftar Pustaka
Pustaka, 2001
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009
M. Echols, John dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT.
Gramedia, 1987
Pers, 2002
17