Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL ASLI

MEDICINA 2017, Volume 48, Number 2: 123-127


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Karakteristik glomerulonefritis akut


pasca-streptokokus pada anak di RSUP
Sanglah Denpasar Tahun 2012-2015

Reddy Lufyan,1 I Ketut Suarta,2 Gusti Ayu Putu Nilawati2 CrossMark

ABSTRAK

Glomerulonefritis akut pasca-streptokokus (GNAPS) masih Data klinis dan laboratorium menunjukkan hematuria makroskopik
menjadi permasalahan global terutama di negara berkembang. (29/30), edema (23/30), hipertensi (26/30), hematuria mikroskopik
Pemahaman mengenai karakteristik GNAPS pada anak penting (30/30), torak eritrosit (16/30), proteinuria (29/30), penurunan laju
untuk meningkatkan kewaspadaan klinis dan sebagai data dasar filtrasi glomerulus (13/30), peningkatan titer Anti-streptolysin titer O
untuk penelitian lanjutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (ASTO) (26/30), dan penurunan C3 pada 22 dari 30 pasien. Komplikasi
data karakteristik pasien GNAPS pada anak di RSUP Sanglah selama acute kidney injury didapatkan pada 13 dari 30 kasus. Lelaki dengan
periode 2012-2015. Penelitian ini merupakan suatu penelitian kelompok usia 5-9 tahun tersering mengalami GNAPS. Hematuria
deskriptif retrospektif dengan subyek pasien anak yang didiagnosis makroskopik, edema, hipertensi merupakan gejala klinis yang sering
dan mendapatkan terapi GNAPS selama periode 2012-2015. Analisis ditemui ditunjang dengan data laboratorium berupa hematuria
data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini mikroskopik, torak eritrosit, proteinuria, penurunan laju filtrasi
melibatkan 30 subyek dengan 21 subyek adalah lelaki. Sebagian besar glomerulus, peningkatan titer ASTO, dan penurunan C3. Acute kidney
subyek berusia 5-9 tahun (16/30), dan dengan status gizi baik (20/30). injury merupakan komplikasi GNAPS yang sering terjadi.

Kata kunci : glomerulonefritis akut pasca-streptokokus, karakteristik, anak


Cite Pasal Ini: Lufyan, R., Suarta, I.K., Nilawati, S.A.P. 2017. Karakteristik glomerulonefritis akut pasca-streptokokus pada anak di RSUP Sanglah
Denpasar Tahun 2012-2015. Medicina 48(2): 123-127. DOI:10.15562/medi.v48i2.40

ABSTRACT

Post-streptococcal acute glomerulonephritis (PSAGN) is still a global status (20/30). Clinical and laboratory findings consisted of macroscopic
burden, especially in developing countries. The understanding of hematuria (29/30), edema (23/30), hypertension (26/30), microscopic
pediatric PSAGN characteristics is important in order to increase the hematuria (30/30), erythrocyte cast (16/30), proteinuria (29/30),
clinical awareness and as a database for further study. This study aimed decreased glomerulus filtration rate (13/30), increased Anti-streptolysin
to determine the characteristics of pediatric PSAGN in Sanglah Hospital O (ASO) titer (26/30), and decreased C3 in 22 out of 30 subjects. Acute
within period of 2012 to 2015. This study was a retrospective descriptive kidney injury occurred in 13 of 30 cases as complication. In conclusion,
study performed in Sanglah Hospital. Subjects were pediatric patients Boys with age 5 to 9 years old were more frequent to PSAGN. Macroscopic
with PSAGN that diagnosed and treated from 2012 to 2015. Data analysis hematuria, edema, and hypertension were frequent clinical findings
was performed using the descriptive statistic method. This study involved and laboratory showed microscopic hematuria, erythrocyte cast,
30 subjects. Twenty one of 30 subjects were boys. Most subjects were and proteinuria in urinalysis, increased ASO titer, and decreased C3.
belong to 5 to 9 years old group (16/30), and with good nutritional Complication related to PSAGN was acute kidney injury.

Keywords : acute post-streptococcal glomerulonephritis, characteristic, pediatric


1
Residen Ilmu Kesehatan Anak Cite This Article: Lufyan, R., Suarta, I.K., Nilawati, S.A.P. 2017. Karakteristik glomerulonefritis akut pasca-streptokokus pada anak di RSUP
dan 2Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Sanglah Denpasar Tahun 2012-2015. Medicina 48(2): 123-127. DOI:10.15562/medi.v48i2.40
Anak, Fakultas Nonveteran
Universitas Udayana/Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar
PENDAHULUAN
*
Coresspondence to: Glomerulonefritis akut pasca-streptokokus didapatkan satu data karakteristik pasien GNAPS
reddylu.md@gmail.com (GNAPS) masih menjadi permasalahan global pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
terutama di negara berkembang, dengan insidens, Sanglah, yaitu tahun 2001-2003, maka penulis
Diterima: 2 april 2017
karakteristik populasi, faktor risiko, manifestasi melakukan penelitian untuk mengetahui karakter-
Disetujui: 22 april 2017 klinis, dan komplikasi yang sangat bervariasi antar istik GNAPS pada pasien anak di Bagian/SMF Ilmu
Diterbitkan: 1 mei 2017 daerah maupun negara.1-3 Sampai saat ini hanya Kesehatan Anak RSUP Sanglah. Hasil penelitian ini

123
ARTIKEL ASLI

diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mempe- Kedokteran Universitas Udayana (FK UNUD) No
lajari karakteristik pasien yang ada di Bali, teru- : 809/UN.14.2/Litbang/2016. Penelitian dikerjakan
tama yang berobat ke RSUP Sanglah, dan memberi di bawah pengawasan Subbagian Nefrologi Ilmu
masukan dalam meningkatkan kewaspadaan klinis Kesehatan Anak FK UNUD.
dalam tata laksana GNAPS pada anak. Data karakteristik yang dicatat berupa jenis
Insidens GNAPS bervariasi antara 9,3-93 kelamin, usia, status gizi, dan klinis hematuria
kasus per 100.000 penduduk setiap tahun dan makroskopik, edema, dan tekanan darah. Selain itu
dapat terjadi pada semua usia, tersering pada usia dicatat pula data pemeriksaan penunjang seperti
6-7 tahun.2,3 Penelitian multisenter di Indonesia pemeriksaan urinalisis berupa adanya hematu-
memperlihatkan sebaran usia pada kasus GNAPS ria mikroskopik, torak eritrosit, dan proteinuria,
adalah 2,5-15 tahun, tertinggi pada rerata usia 8,46 serta pemeriksaan darah yang mencakup kadar
tahun, dan rasio lelaki lebih tinggi dibandingkan ASTO, C3, dan menghitung laju filtrasi glomer-
perempuan (rasio 1,34:1).4,5 Penelitian di Polinesia, ulus berdasarkan nilai kreatinin serum. Data lain
Australia, dan Denpasar menunjukkan rerata usia yang dicatat pada penelitian ini adalah komplikasi
penderita GNAPS adalah 6,7 tahun, 7 tahun, dan Acute Kidney Injury (AKI) yang terjadi mencakup
8,7 tahun, dengan rasio penderita lelaki dan perem- stadium risk, injury, failure, loss, dan endstage.
puan 1,17:1, 1,06:1, dan 2,3:1.6-8 Penelitian ini mengelompokkan pender-
Manifestasi nefritik dan hasil positif biakan ita menjadi 3 kelompok usia yaitu usia kurang
kuman Streptokokus beta hemolitikus grup A dari 5 tahun, 5-9 tahun dan lebih dari 9 tahun.
(SBHA) merupakan diagnosis pasti GNAPS. Pemeriksaan antropometri, berdasarkan formula
Pemeriksaan biakan SBHA sering menunjukkan Waterlow, sedangkan status gizi dikelompokkan
hasil negatif sehingga pemeriksaan penunjang menjadi gizi buruk, kurang, baik, lebih, dan obesi-
seperti: hematuria mikroskopik, torak eritrosit, tas. Sementara data laboratorium yang dicatat
proteinuria pada urinalisis, peningkatan titer berupa data pemeriksaan laboratorium awal saat
antistreptolysin O (ASTO), dan penurunan kadar penderita dirawat inap.
komplemen C3 bermanfaat dalam membantu
menegakkan diagnosis GNAPS.2,3,9,10 Penelitian
HASIL
Suarta menunjukkan bukti infeksi streptokokus
melalui peningkatan titer ASTO (rerata 1103,3; Dari 38 data pasien yang berhasil dikumpulkan
SB 686,1) dan penurunan kadar komplemen C3 sejak tahun 2012 hingga tahun 2015, sebanyak
(rerata 42,2; SB 15,5) pada seluruh kasus GNAPS.8 30  pasien memenuhi kriteria inklusi. Delapan
Komplikasi GNAPS yang dapat terjadi antara lain pasien dieksklusi karena data tidak lengkap. Data
ensefalopati hipertensi, gangguan ginjal akut, karakteristik subyek selengkapnya disajikan pada
edema paru, dan efusi pleura.2,3,11-3 Tabel 1.

BAHAN DAN METODE DISKUSI


Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskrip- Data epidemiologi menunjukkan insidens GNAPS
tif, retrospektif yang mendata karakteristik GNAPS terjadi pada anak lelaki dua kali lebih tinggi
pada anak di Subbagian Nefrologi Bagian/SMF dibandingkan perempuan.14 Penelitian deskriptif
Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah. Populasi ini menunjukkan presentase jumlah kasus GNAPS
target adalah pasien anak yang menderita GNAPS. lebih tinggi pada anak berjenis kelamin lelaki
Populasi terjangkau adalah pasien anak dengan dibandingkan perempuan dengan rasio 2,3:1.
GNAPS yang terdaftar di Bagian/SMF Ilmu Hasil penelitian ini konsisten dengan epidemi-
Kesehatan Anak RSUP Sanglah selama tahun ologi GNAPS pada anak secara internasional dan
2012-2015. nasional, serta penelitian di beberapa daerah di
Penelitian dilakukan dengan mengambil rekam Indonesia.2,4,8,14 Penelitian ini mendukung hasil
medis dan register pasien anak dengan diagno- penelitian Suarta di Bali yang menunjukkan 21 dari
sis GNAPS yang terdaftar di Bagian/SMF Ilmu 30 kasus GNAPS terjadi pada anak lelaki dengan
Kesehatan Anak RSUP Sanglah selama tahun 2012- rasio 2,3:1.13 Hal ini bisa saja disebabkan karena
2015. Kriteria inklusi adalah pasien anak dengan anak lelaki lebih sering berada di luar rumah,
GNAPS yang dirawat di ruang perawatan anak dan sehingga kemungkinan untuk terpapar infeksi juga
poliklinik anak RSUP Sanglah Denpasar selama lebih besar.15
periode 2012-2015. Subyek dengan data yang Glomerulonefritis akut pasca-streptokokus
tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Penelitian dapat terjadi pada semua usia. Pengelompokan
ini sudah mendapat ijin dari komite etik Fakultas berdasarkan usia menunjukkan usia terbanyak

124 Medicina; 48(2): 123-127 | doi: 10.15562/Medicina.v48i2.40


ARTIKEL ASLI

Tabel 1  Karakteristik subyek hipertensi, serta kebocoran kapiler glomerulus


yang memungkinkan eritrosit dan protein keluar
Karakteristik n = 30
ke dalam urin.9,14
Lelaki, n 21 Hematuria makroskopik, edema, dan hiper-
Age (years), n tensi merupakan manifestasi klinis yang sering
<5 6 ditemukan pada penderita GNAPS. Penelitian ini
5-9 16 menunjukkan hematuria makroskopik sebagai
≥9 8 tanda klinis terbanyak, diikuti dengan hipertensi,
Status Gizi, n dan edema. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil
Gizi Buruk 0 penelitian multisenter di Indonesia yang mendapa-
Gizi Kurang 4 tkan hematuria makroskopik pada GNAPS berkisar
Gizi Baik 20 46 sampai 100%.4 Hematuria makroskopik terjadi
Gizi Lebih 3 pada minggu pertama dan berlangsung beberapa
Obesitas 3 hari, tetapi dapat juga berlangsung sampai beber-
Hematuria makroskopik, n 29 apa minggu.1,2,9 Tinjauan American Academy of
Edema, n 23 Pediatrics (AAP) pada tahun 2015 menunjukkan
Tekanan darah hasil berbeda bahwa hematuria dapat terjadi pada
Normal 1 hampir seluruh kasus GNAPS, tetapi hanya seperti-
Prehipertension 3 ganya yang menunjukkan tanda sebagai hematuria
Hipertensi Derajat I 10 makroskopik.3 Tinjauan Unit Kerja Koordinasi
Hipertensi Derajat II 16 (UKK) Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indoensia
Hematuria mikroskopis, n 30 (IDAI) juga menjelaskan bahwa pada hematuria
Torak eritrosit, n 16
makroskopik terjadi pada 30-70% kasus GNAPS.2
Proteinuria, n
Negatif 1
Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca-
< +2 14 Streptokokus UKK Nefrologi IDAI tahun 2012
≥ +2 15 menyatakan edema merupakan tanda klinis ters-
Penurunan LFG, n 13 ering yang muncul pada GNAPS dibandingkan
ASTO >200 26 dengan hematuria makroskopik dan hipertensi.2
Penurunan Komplemen C3, n 22 Edema merupakan gejala yang paling sering,
Acute Kidney Injury, n umumnya pertama kali timbul, bersifat pitting
Risk 5 akibat cairan jaringan yang tertekan masuk ke jarin-
Injury 4 gan interstisial, dan menghilang pada akhir minggu
Failure 4 pertama.2,9 Hipertensi merupakan salah satu dari
Loss 0
trias manifestasi klinis pada GNAPS yang sering
End Stage 0
terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan hiper-
tensi terjadi pada sebagian besar kasus dengan 61%
GNAPS pada penelitian ini adalah 5-9 tahun. Hasil diantaranya adalah hipertensi derajat 2. Penelitian
penelitian ini konsisten dengan penelitian multis- Takeno dkk10 menunjukkan hasil serupa bahwa
enter yang dilakukan di Indonesia bahwa GNAPS manifestasi klinis tersering pada GNAPS adalah
lebih sering terjadi pada anak berusia 6-15 tahun hipertensi berat (51,4%).
dan jarang pada usia di bawah 2 tahun dengan Pemeriksaan penunjang yang terdiri dari urinal-
insidens tertinggi pada usia 6-7 tahun.2,8,13 isis, fungsi ginjal, dan serologi memegang peranan
Infeksi streptokokus pada GNAPS memicu penting dalam diagnosis GNAPS. Pemeriksaan
pembentukan kompleks antigen-antibodi yang urinalisis menunjukkan adanya hematuria
akan bersirkulasi ke dalam glomerulus dan secara mikroskopik pada seluruh kasus GNAPS dan
mekanis terperangkap di dalam membran basalis 16  dari 30 subyek terdapat torak eritrosit. Hasil
yang akan menarik leukosit polimorfonuklear penelitian ini konsisten dengan penelitian multi-
dan trombosit menuju ke tempat lesi. Fagositosis senter di Indonesia yang menunjukkan adanya
dan pelepasan enzim lisosom berdampak pada hematuria mikroskopik berkisar 84 sampai 100%.4
kerusakan endotel dan membran basalis glomer- Hematuria mikroskopik merupakan kelainan yang
ulus sehingga terjadi peningkatan permeabilitas hampir selalu ada karena merupakan tanda yang
membran basalis. Laju filtrasi glomerulus akan paling penting untuk melacak lebih lanjut kemun-
menurun karena adanya oklusi pada kapiler gkinan suatu glomerulonefritis dan torak eritrosit
glomerulus, dan vasospasme ventriole, sehingga merupakan temuan yang sangat penting, terutama
menyebabkan retensi air dan natrium yang pada kasus GNAPS yang meragukan, karena meng-
berdampak pada munculnya klinis edema dan gambarkan adanya peradangan pada glomerulus

Medicina 2017; 48(2): 123-127 | doi: 10.15562/Medicina.v48i2.40 125


ARTIKEL ASLI

walaupun dapat juga dijumpai pada penyakit ginjal dengan penelitian Suarta yang menunjukkan
lainnya.2,16 peningkatan titer ASTO dengan rerata mencapai
Hasil pemeriksaan torak eritrosit lebih rendah 1103,1 (SB 686,1) pada semua kasus GNAPS yang
dibandingkan penelitian multisenter di Indonesia diteliti.8
yang mencapai pada 60 sampai 85% dari seluruh Reaksi hipersentivitas tipe III mendasari proses
kasus GNAPS. Hal ini dapat disebabkan oleh imunologi pada GNAPS dengan membentuk
karena sampel urin yang ada harus segera kompleks imun terhadap antigen nefritogenik
diperiksa dan membutuhkan analis yang teliti dan steptokokus yang mengendap di membran basa-
berpengalaman.14 lis glomerulus dan proses ini melibatkan aktivasi
Proteinuria merupakan temuan penting pada komplemen yang menyebabkan destruksi pada
penelitian ini. Penelitian Becquet dkk.6 dan Takeno membran basalis glomerulus. Deposit kompleks
dkk10 menunjukkan hasil serupa yaitu adanya imun terjadi di kapiler glomerulus karena tekanan
proteinuria pada 98% dan 82,9% kasus GNAPS. darah di daerah tersebut hampir empat kali lebih
Hasil proteinuria dapat bervariasi dari antara tinggi daripada tekanan darah kapiler di tempat
negatif sampai positif 2, jarang sampai mencapai lain dan deposit lebih banyak di daerah percaban-
positif 3.2 Proteinuria berat yang terjadi pada kasus gan tempat terjadinya turbulensi aliran darah.3,14
GNAPS merupakan salah satu faktor risiko progre- Komplemen C3 merupakan modalitas diagnostik
sivitas penyakit ginjal kronis.2,3 yang bermakna karena merupakan komponen
Sepertiga dari total subyek menunjukkan aktual patogenesis penyakit GNAPS. Penurunan
penurunan fungsi ginjal berdasarkan perhitun- kadar C3 sudah berlangsung sebelum gejala nefri-
gan  LFG. Hasil penelitian ini serupa dengan tik muncul dan menandakan awal awitan proses
penelitian Ali dkk17 yang menunjukkan 85% nefritik.3 Pemeriksaan kadar komplemen C3
penderita memiliki laju filtrasi glomerulus normal. serum merupakan tanda penting untuk membe-
Acute kidney injury merupakan komplikasi yang dakan glomerulonefritis akut pasca-streptokokus
berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. dengan glomerulonefritis kronis yang lain. Kadar
Komplikasi AKI dalam penelitian ini dengan komplemen C3 serum kembali normal dalam
menggunakan kriteria pRIFLE, yang terdiri waktu 6-8  minggu pada glomerulonefritis akut
dari : Risk (5/13), Injury (4/13), dan Failure (4/13). pasca-streptokokus sedangkan pada glomerulone-
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian fritis yang lain jauh lebih lama.2
Gunasekaran dkk. yang menunjukkan komplikasi Konsensus GNAPS UKK Nefrologi tahun 2012
tersering adalah AKI yang mencapai 20,8% dari menjelaskan kadar komplemen C3 menurun pada
seluruh GNAPS.12 80-92% kasus GNAPS.2 Penurunan kadar komple-
Pemeriksaan ASTO dan komplemen C3 men C3 pada penelitian ini serupa dengan pene-
merupakan penunjang diagnostik yang penting litian di luar dan dalam negeri. Penelitian Suarta
dalam membantu menegakkan diagnosis GNAPS yang menunjukkan penurunan kadar komplemen
walaupun baku emas adalah bukti infeksi SBHA C3 dengan rerata 42.2 (SB 15,5) pada semua kasus
melalui pemeriksaan biakan kuman streptokokus. GNAPS yang diteliti.8 Penelitian Luo dkk.18 juga
Infeksi streptokokus akan menyebabkan reaksi menunjukkan penurunan komplemen C3 pada
serologis terhadap produk-produk ekstraselu- 78,3% kasus GNAPS. Penelitian multisenter di
lar streptokokus, sehingga timbul antibodi yang Indonesia pada tahun 2005 terdapat 60,4% pender-
titernya dapat diukur, seperti ASTO. Konsensus ita GNAPS dengan penurunan komplemen C3.4
GNAPS UKK Nefrologi tahun 2012 menjelas- Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah
kan  bahwa titer ASTO meningkat 70-80%. subyek dan variabel yang terbatas selama periode
Peningkatan titer ASTO meningkat pada >90% penelitian. Kami menyarankan penelitian lanjutan
infeksi saluran napas dan 80% infeksi kulit oleh yang menggunakan jumlah subyek dan variabel
streptokokus, serta dapat menurun atau normal yang lebih banyak sehingga mampu memberikan
bila dipengaruhi oleh antibiotik, kortikosteroid, pemahaman dan penjelasan mengenai karakter-
atau pemeriksaan dini titer ASTO.2 Titer serum istik dan faktor risiko yang berhubungan dengan
ASTO yang melebihi 160-200 unit dianggap abnor- GNAPS, serta analisis statistik dengan metode yang
mal dan menunjukkan adanya infeksi streptokokus lebih baik.
yang baru saja terjadi atau adanya kadar antibodi
yang tetap tinggi setelah serangan infeksi pada
SIMPULAN
orang yang hipersensitivitas.9 Hasil penelitian ini
menunjukkan titer ASTO meningkat (≥200) pada Glomerulonefritis akut pasca-streptokokus paling
sebagian besar subyek. Hasil penelitian ini serupa sering terjadi pada anak lelaki pada rentang usia

126 Medicina; 48(2): 123-127 | doi: 10.15562/Medicina.v48i2.40


ARTIKEL ASLI

5-9  tahun. Trias manifestasi klinis GNAPS terdiri 8. Suarta K. Erythrocyturia and proteinuria conversion in
post-streptococcal acute glomerulonephritis. Pediatr
dari hematuria makroskopik, edema, dan hiper- Indones 2006;46:71-6.
tensi. Hasil pemeriksaan yang menunjang diagno- 9. Iturbe BR, Mezzano S. Acute post infectious glomerulo-
sis adalah hematuria mikroskopik, torak eritrosit, nephritis. Dalam : Pediatric Nephrology, Sixth Completely
Review . Penyunting : Avner ED, Hormon WE, Niaudet P,
dan proteinuria pada urinalisis, penurunan laju Yoshikawa N. Updated and Enlarged Edition. Berlin
filtrasi glomerulus yang bisa memburuk sampai Heidelberg: Springer-Verlag. 2008:743–55.
tahap AKI, dan titer ASTO yang meningkat serta 10. Takeno S, Wisanuyotin S, Jiravuttipong A, Sirivichayakul C,
Limkittikul K. Risk factors and outcome of atypical acute
kadar komplemen C3 yang menurun walaupun post-streptococcal glomerulonephritis in pediatrics.
baku emas diagnosis adalah bukti infeksi strepto- Southeast Asian J Trop Med Public Health. 2013;44:281-8.
kokus beta hemolitikus grup A melalui hasil biakan 11. Roy RR, Laila K. Acute post-streptococcal glomerulone-
phritis in children-a review. Bangladesh J Child Health.
yang positif. 2014;38:32-9.
12. Gunasekaran K, Krsihnamurthy S, Mahadevan S,
Harish  BN, Kumar AP. Clinical characteristic and out-
DAFTAR PUSTAKA come of post-infectious glomerulonephritis in children
in Southern India: a prospective study. Indian J Pediatr.
1. Eison TM, Ault BH, Jones DP, Chesney RW, Wyatt RJ.
2015;82:896-903
Poststreptococcal acute glomerulonephritis in children:
13. Nur S, Albar H, Daud D. Identifikasi faktor prognostik
clinical features and pathogenesis. Pediatr Nephrol.
glomerulonefritis pasca-streptokokus pada anak. JST
2011;26:165–80.
Kesehatan. 2015;5:82-9.
2. Rauf S, Albar H, Aras J. Konsensus Glomerulonefritis
14. Geetha D, Nzerue CM. Poststreptococcal
Akut Pasca-Streptokokus. Unit Kerja Koordinasi Nefrologi
Glomerulonephritis (diakses 10 Juni 2016). Tersedia dari:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2012.
http://emedicine.medscape.com/article/240337-overview
3. VanDe Voorde III, RG. Acute post-streptococcal glomer-
15. Ahnsy, Ingulli E. Acute poststreptococcal glomerlonephri-
ulonephritis: the most common acute glomerulonephritis.
tis : an update Curr Opin. Pediatric. 2008;20:157–62.
Pediatrics in Review. 2015;36:3.
16. Pan CG., Evaluation of Gross Hematuria. Pediatric Clinics
4. Albar H, Rauf S. The profile of acute glomerulonephri-
of North America, 2006;53;401–12.
tis among Indonesian children. Paediatrica Indonesiana.
17. Ali EMA, Babikir AMTA, Assad S, Abdelrahim MB.
2005;45:264–9.
Prognosis of Acute Post-streptococcal Glomerulonephritis
5. Carapetis JR, Steer AC, Mullolans EK. The Global burden
in Sudanese Children. AJNT. 2014;7:103-7.
of group A streptococcal diseases. The Lancet Infectious
18. Luo CL, Chen DM, Tang Z, Zhou Y,Wang JQ, Liu ZH, dkk.
Diseases. 2005;5:685–94.
Clinicopathological features and prognosis of Chinese
6. Becquet O, Pasche J, Gatti H, Chenel C, Abely M, Morville,
patients with acute post-streptococcal glomerulonephritis.
dkk. Acute post-streptococcal glomerulonephritis in chil-
Nephrology. 2010;15:625-31.
dren of French Polynesia: a 3-year retrospective study.
Pediatr Nephrol. 2010;25:275-80.
7. Marshall CS, Cheng AL, Markey PG, Towers RJ,
Richardson LJ, Fagan PK, dkk. Acute post-streptococcal
glomerulonephritis in the Northern Territory of Australia:
a review of 16 years data and comparison with the litera-
ture. Am J Trop Med Hyg. 2011:703-10. This work is licensed under a Creative Commons Attribution

Medicina 2017; 48(2): 123-127 | doi: 10.15562/Medicina.v48i2.40 127

Anda mungkin juga menyukai