Dosen Pembimbing :
Taseman, M. Pd. I
Disusun Oleh :
1. Af’idatus Shofiyah
2. Faula Arina Widya Cahya
3. Yusnia Dwi Lindawati
4. Khoirul Anam
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan Rahmat sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah tentang “KONSEP DASAR PSIKOLOGI
SOSIAL” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS 1 dengan baik.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan yang terang benderang yakni agama islam.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kehidupan. Oleh karenanya psikologi sosial mengutamakan pembinaan
berkelanjutan yang mengarah kepada penyempurnaan perilaku individu dan
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang
akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana pengertian psikologi sosial itu?
2. Bagaimana ruang lingkup pembahasan psikologi sosial itu?
3. Bagaimana tujuan dari psikologi sosial?
4. Bagaimana objek dan metode yang digunakan dalam psikologi sosial?
5. Bagaimana konsep dasar psikologi sosial itu?
6. Bagaimana implementasi psikologi sosial dalam kehidupan masyarakat?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang Konsep Dasar
Psikologi Sosial ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi sosial.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan psikologi sosial.
3. Untuk mengetahui tujuan dari psikologi sosial.
4. Untuk mengetahui objek dan metode yang digunakan dalam psikologi
sosial.
5. Untuk mengetahui konsep dasar psikologi sosial
6. Untuk mengetahui bentuk implementasi dari psikologi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Secord and Backman (1974): psikologi sosial adalah ilmu yang
mempelajari individu dalam konteks sosial.
e. Gardon W. Allport (1968): psikologi sosial adalah ilmu yang berusaha
mengerti dan menerangkan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah
laku individu dipengaruhi oleh kenyataan, imajinasi, atau kehadiran
orang lain.
Dari beberapa rumusan definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa
psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang pengalaman dan tingkah
laku individu-individu dalam hubungannya dengan situasi sosial. Atau dapat
disingkat ilmu yang mempelajari individu sebagai sebuah kelompok.
Membicarakan psikologi sosial tidak dapat terlepas dari pembicaraan
individu dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial.
Masalah pokok dalam psikologi sosial adalah pengaruh sosial (social
influence). Pengaruh sosial inlah yang akan mempengaruhi tingkah laku
individu. Berdasarkan inilah maka psikologi sosial didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari dan menyelidiki tingkah laku individu dalam hubungannya
dengan situasi sosial.
2.2 Ruang Lingkup Psikologi Sosial
Berdasarkan pada pembahasan beberapa definisi tentang psikologi sosial
yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat diketahui beberapa pokok-
pokok yang dikaji dalam psikologi sosial yaitu:
1. Hubungan antar manusia.
2. Kehidupan manusia dalam kelompok.
3. Sifat-sifat dan struktur kelompok.
4. Pembentukan norma sosial.
5. Peranan kelompok dalam perkembangan individu.
6. Kepemimpinan (leadership) dan dinamika kelompok (Group dynamics).
7. Sikap (attitude) sosial.
8. Perubahan sikap (attitude) sosial.
Secara umum para ilmuan mencoba membagi wilayah studi psikologi sosial
menjadi tiga, yaitu:
4
1. Studi tentang pengaruh sosial terhadap individual, misalnya: studi tentang
persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi (sifat).
2. Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap
sosial, dan sebagainya.
3. Studi tentang interaksi kelompok, misalnya: kepemimpinan, komunikasi,
hubungan kekuasaan, otoriter, kerja sama, persaingan, peran.
5
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat sehingga memudahkan dalam melakukan
pendekatan untuk mewujudkan perubahan dan pengarahan kepada
tujuan sebaik-baiknya.
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran terhadap lingkungan sosial
sehingga mampu merubah sifat dan sikap sosialnya.
5. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan psikologi sosial sesuai dengan
perkembangan kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan
ilmu, dan perkembangan teknologi.
2.4 Objek dan Metode Psikologi Sosial
2.4.1 Objek Psikologi Sosial
Berbicara tentang objek psikologi sosial, tidaklah terlepas dari
objek psikologi pada umumnya, sebab sebagaimana telah
diterangkan sebelumnya bahwa psikologi sosial adalah cabang dari
psikologi pada umumnya. Kita ketahui bahwa yang menjadi objek
psikologi adalah manusia dan kegiatan-kegiatannya, sedang objek
psikologi sosial adalah kegiatan-kegiatan sosial atau gejala-gejala
sosial.
Masalah yang dikupas dalam psikologi umum adalah gejala-gejala
jiwa seperti perasaan, kemauan, dan berfikir yang terlepas dari alam
sekitar. Sedangkan dalam psikologi sosial masalah yang dikupas
adalah manusia sebagai anggota masyarakat, seperti hubungan
individu dengan individu yang lain dalam kelompoknya.
2.4.2 Metode Psikologi Sosial
Seperti halnya berbagai disiplin ilmu pada umumnya, psikologi
sosial juga memerlukan suatu metode dalam melakukan berbagai
kajian terhadap problematika psikologi sosial yang terjadi di
masyarakat. Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
psikologi sosial antara lain yaitu:
1. Metode Eksperimen
Metode ini pertama kali dipakai oleh Wilhelm Wundt.
6
Agar metode ini dapat mencapai hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka ada beberapa syarat yang harus
dipenuhi, yaitu:
a. Kita harus dapat menentukan waktu terjadinya gejala yang
ingin kita selidiki dengan tepat.
b. Kita harus dapat mengikuti berlangsungnya gejala yang ingin
kita selidiki, dan harus mengamatinya dengan perhatian yang
khusus.
c. Tiap-tiap pengamatan harus dapat kita ulangi dalam keadaan
yang sama.
d. Kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat
keadaan eksperimen.
Metode eksperimen ini dimaksudkan untuk menyelidiki suatu
gejala dengan perhatian yang khusus, sehingga dapat
memperoleh keterangan yang lebih mendalam tentang gejala-
gejala tersebut. Metode test dalam menyelidiki psikologi
sebenarnya termasuk eksperimen ini.
2. Metode Survei
Metode ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan keterangan
mengenai kelompok tertentu yang ingin diselidiki. Dalam
pelaksanaan, biasanya dengan menggunakan wawancara,
observasi, atau angket sebagai alat untuk mengumpulkan
keterangan-keterangannya.
3. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dijalankan secara
sistematis, dan dengan sengaja diadakan dengan panca indra
(terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung
ditangkap pada waktu kejadian terjadi.
4. Metode Diagnostik-psikis
Dalam mengumpulkan beberapa keterangan biasanya penyelidik
tidak melakukan dengan biasa, kadang perlu dilakukan uji test-
7
test psikologi yang dapat menggambarkan segi-segi psikologi
yang lebih dalam mendapat keterangan.
5. Metode Sosiometri
Metode ini ditemukan dan dikembangkan oleh Moreno dan
dimaksudkan untuk meneliti intra-group-relations, atau saling
hubungan antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok.
Pelaksanaannya dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
berhubungan dengan relasi seseorang dan orang lain yang
tergabung dalam satu kelompok, misalnya bagaimana ia
menentukan kawan, bagaimana ia memilih teman, syarat-syarat
apa yang digunakan untuk menentukan pemilihan teman. Dari
jawaban-jawaban itulah dapat dibuat sosiogram, yakni yang
menggambarkan bagaimana arah saling hubungan antar anggota
kelompok itu.
2.5 Konsep Dasar Psikologi Sosial
Manusia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki kecerdasan,
kesadaran, dan kemauan yang tinggi dibandingkan dengan makhluk-
makhluk-Nya yang lain. Kelebihan inilah yang mendorong manusia mampu
menguasai alam, menaklukkan makhluk yang lebih kuat, dan menciptakan
segala sesuatu yang dapat menyempurnakan dirinya. Hal ini bisa tercapai
karena dalam diri manusia terdapat potensi yang selalu mengalami proses
perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.
Potensi-potensi yang dimiliki manusia sehingga membedakan dengan
makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan menggunakan bahasa
Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ini hanyalah
semata-mata terdapat pada manusia dalam pengertian bisa merubah,
menambah, dan mengembangkan bahasa yang digunakan. Sedangkan
pada binatang memang ada tetapi masih sangat sederhana sekali dan
terbatas pada bunyi suara yang merupakan isyarat atau tanda-tanda.
8
2. Adanya sikap etik
Dalam setiap masyarakat pasti terdapat peraturan atau norma-norma
yang mengatur tingkah laku anggota-anggotanya baik itu masyarakat
modern maupun masyarakat yang masih terbelakang sekalipun norma
tersebut merupakan ketentuan apakah suatu perbuatan itu dipandang baik
atau buruk. Norma tersebut tidak selalu sama antara masyarakat yang
satu dengan yang lainnya sesuai dengan adat kebiasaan, agama, dan
perkembangan kebudayaan umumnya dimana dia hidup. Individu
sebagai anggota masyarakat berusaha untuk berbuat sesuai dengan
norma yang berlaku dalam masyarakat karena adanya sikap etik yang
dimilikinya. Namun demikian sesuai dengan tuntutan kebudayaan
manusia berusaha untuk menyempurnakan norma yang telah ada.
3. Hidup dalam 3 dimensi waktu
Manusia memiliki kemampuan untuk hidup dalam 3 dimensi waktu.
Manusia mampu mendasarkan tingkah lakunya pada pengalaman masa
lalunya, kebutahan-kebutuhan sekarang, dan tujuan yang akan dicapai
pada masa yang akan datang.
Ketiga potensi diatas oleh para ahli dijadikan sebagai syarat “ human
minimum “. Oleh karenanya bila tidak terdapat ketiga potensi ini maka akan
sukar untuk dikelompokkan sebagai masyarakat (manusia). Pemahaman ini
selanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan kecakapan dan potensi diri
pribadinya. Dengan potensinya tersebut, manusia juga disebut sebagai
makhluk monopluralis. Disebut demikian karena manusia dapat dipandang
sebagai makhluk individu, sosial, dan ber-Tuhan.
1. Makhluk individu
Manusia sebagai makhluk individual berarti manusia itu merupakan suatu
totalitas. Individu berasal dari kata in-dividere, yang berarti tidak dapat
dipecah-pecah. Dalam aliran modern, ditegaskan bahwa jiwa manusia itu
merupakan satu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan secara keseluruhan.
2. Makhluk sosial
Manusia tidaklah mungkin hidup sendiri tanpa adanya komunikasi
dengan manusia yang lainnya. Sejak dilahirkan manusia membutuhkan
9
bantuan orang lain, ia memerlukan bantuan makan, minum, dan
memenuhi kebutuhan biologisnya. Demikian pula setelah tumbuh lebih
besar, berbicara, belajar, berjalan, mengenal benda, mengenal norma, dan
sebagainya selalu membutuhkan bantuan orang lain di sekitarnya.
3. Makhluk ber –Tuhan
Sebagai manusia yang beragama, dalam kehidupannya tidak bisa
dilepaskan dari pengakuan terhadap Tuhan. Hanya mereka yang
tergolong atheis saja yang tidak mengakui adanya Tuhan.
2.6 Implementasi Psikologi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Implementasi psikologi sosial adalah penerapan hasil studi psikologi sosial
dalam membantu memecahkan problematika sosial yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam setiap masalah atau kasus yang
terjadi di masyarakat pada umumnya disebabkan adanya ketidakseimbangan
perhatian atau pembinaan terhadap kedua aspek yang ada dalam diri manusia,
yakni : aspek jasmani (raga) dan aspek rohani (jiwa). Keseimbangan kedua
aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap setiap perilaku individu ketika
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam berinteraksi dengan
masyarakatnya. Terkait hal di atas dapat dicontohkan dalam kasus sebagai
berikut:
seorang remaja yang berusia 18 tahun yang sedang duduk di bangku SMA
memiliki sifat introvert. Lingkungan yang keras dan minimnya pengetahuan
tentang keagamaan telah membesarkannya menjadi orang yang mudah
terpengaruh pada situasi dan kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain dari
lingkungan sekitarnya, kasus yang terjadi pada anak ini juga dilatarbelakangi
oleh keadaan keluarganya yang broken home sehingga mengakibatkan
pengaruh-pengaruh yang buruk dari lingkungan keluarga juga dengan mudah
memasuki kehidupannya. Hampir tiap malam anak ini bergaul dengan teman
di lingkungannya yang sering berjudi dan mabuk-mabukan sehingga proses
pendidikannya terganggu.
Terkait dengan kasus kenakalan remaja di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengaruh lingkungan yang buruk dan kurangnya perhatian
orang tua (broken home) sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
10
keagamaan dan kerohanian pada diri anak. Dalam hal ini yang paling utama
adalah penanaman jiwa keagamaan anak sejak dini. Jadi, peranan keagamaan
pada diri anak sangat penting dalam kehidupannya, karena dengan
pendidikan agama diharapkan dapat menyaring segala sesuatu yang bersifat
negatif dalam kehidupan bermasyarakat (Arifin, 2004).
Studi pada kasus diatas memberikan ilustrasi bahwa betapa besarnya
pengaruh lingkungan terhadap perilaku individu dalam kelompok sosial.
Psikologi sosial dalam hal ini membantu memberikan pemecahan
persoalannya dengan upaya pendidikan keagamaan. Perangsang sosial yang
berupa pendidikan keagamaan dan lingkungan sosial yang penuh dengan
kekeluargaan diharapkan mampu merubah perilaku individu menjadi lebih
baik, sehingga secara bertahap persoalan mendasar dari pengaruh buruk
lingkungan akan terkikis dan tergantikan dengan pengaruh yang baik dari
pendidikan keagamaan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan
psikologi pada umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-
kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial, seperti
situasi kelompok,situasi massa dan sebagainya termasuk di dalamnya interaksi
antara orang dan hasil kebudayaannya.
Psikologi sosial memandang bahwa manusia memiliki potensi dasar yang
selalu mengalami proses perkembangan setelah individu tersebut berinteraksi
dengan lingkungannya, berupa kemampuan menggunakan bahasa, adanya
sikap etik dan kemampuan hidup dalam 3 dimensi waktu.
Implementasi psikologi sosial adalah penerapan hasil studi psikologi sosial
dalam membantu memecahkan problematika sosial yang terjadi pada
kehidupan sehari-hari masyarakat. Implementasi psikologi sosial dalam
kehidupan masyarakat mengutamakan prinsip keseimbangan pada dua aspek
yang ada dalam diri manusia, yakni : aspek jasmani (raga) dan aspek rohani
(jiwa). Keseimbangan kedua aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap
setiap perilaku individu ketika menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
dalam berinteraksi dengan masyarakatnya
3.2 Saran
Untuk meningkatkan rasa sosial maka Ilmu Psikologi sosial tidak hanya di
pelajari oleh mahasiswa tapi di aplikasikan dalam hidupnya. Melalui penulisan
makalah ini, diharapkan kepada seluruh pembaca dapat memahami sedikit
penjelasan tentang Ilmu Psikologi Sosial dan diharapkan untuk mencari
informasi-informasi lain dari berbagai sumber untuk benarnya informasi yang
didapatkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Tanwifi, Irfan, Dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial. Surabaya : Amanah Pustaka
13