Anda di halaman 1dari 12

Tugas kliping

Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas 9C
Anggota kelompok : - Arya Kusuma
- M.Eka dwinov
- M.Ilham Zakaria
- Tubagus Chakra
A. Bentuk - bentuk Perubahan Sosial Budaya
Perubahan – perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan menjadi
beberapa bentuk sebagai berikut :

a.Perubahan Dilihat dari Waktunya


Perubahan sosial yang terjadi mempunyai kecepatan atau waktu yang berbeda beda
antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain.
1.) Perubahan secara lambat (evolusi)
Perubahan evolusi adalah perubahan yang berlangsung lama dengan rentetan
perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi perubahan terjadi
dengan sendirinya tanpa ada tekanan terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena rakyat
berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, dan kondisi-kondisi baru
yang timbul mengikuti perubahan masyarakat.
Contoh : Perubahan yang terjadi pada masyarakat primitif

Gambar 1.1. Evolusi manusia purba


2.) Perubahan secara cepat (revolusi)
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung relative cepat dan mengenai
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan-
perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu.
Contoh : Revolusi industry, revolusi kemerdekaan

Gambar 1.2. Revolusi industri

Gambar 1.3. revolusi kemerdekaan republik indonesia


b. Perubahan Dilihat dari Pengaruhnya

1.) Perubahan yang pengaruhnya kecil


Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang kurang membawa
pengaruh langsung atau kurang berarti bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan
yang demikian ini tidak sampai membuat keguncangan-keguncangan dalam masyarakat.
Contoh : Perubahan mode pakaian, rambut, dan sebagainya

Gambar 1.4. Perubahan model pakaian kekinian

Gambar 1.5. perubahan model rambut


2.) Perubahan yang pengaruhnya besar
Perubahan dikatakan memiliki pengaruh besar bagi masyarakat apabila perubahan
tersebut dapat mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat yang penting, seperti sistem
kepemilikan tanah, stratifikasi sosial, sebagainya. Contoh : Industrialisasi

Gambar 1.6. Industrialisasi

c. perubahan Dilihat dari perencanaanya


1.) Perubahan yang dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan - perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah
pengendalian dan pengawasan agent of change.
Contoh : Proses pembangunan, program KB, pekan imunisasi nasional

Gambar 1.7. Pembangunan jembatan


2. ) Perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak
dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan
jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan
ataukendala-kendala dalam masyarakat pembukaan lahan yang kurang memerhatikan
kelestarian lingkungan. Contoh : Bencana alam

Gambar 1.8. Gempa bumi di palu

B. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya


1.) Bertambah atau Berkurangnya Jumlah Penduduk
Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya
jumlah penduduk. Bertambahnya penduduk yang sangat cepat dapat mengakibatkan
perubahan sosial. Seperti di pulau Jawa yang jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini
dapat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya kelas
sosial.

Gambar 1.9. Ilustrasi pertambahan jumlah penduduk di indonesia

Berkurangnya penduduk disebabkan oleh transmigrasi maupun urbanisasi penduduk dari


desa ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena tidak ada yang mengelola. Ini
mengakibatkan perubahan sosial terjadi di daerah pedesaan.
2.) Konflik

Gambar 2.1. konflik yang terjadi di lingkungan masyarakat

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik dapat diartikan sebagai suatu proses sosial terhadap dua orang atau lebih
(bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
membuatnya tidak berdaya atau menghancurkannya.Konflik dalam masyarakat
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam masyarakat. Walaupun konflik bersifat disosiatif
atau memecah belah hubungan dalam masyarakat. Konflik pasti akan diiringi dengan
proses akomodasi yang justru bisa menguatkan ikatan sosial. Hal ini akan tampak ketika
kita membandingkan keadaan sebelum dan sesudah konflik.

3.) Penemuan Baru


Penemuan bersifat mengembangkan atau menambahkan suatu kebudayaan dalam
masyarakat. Penemuan unsur kebudayaan yang baru disebut discovery. Namun, tentu saja
penemuan tersebut belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Pengenalan dan
pengembangan terhadap unsur kebudayaan yang baru tersebut diperlukan sehingga
discovery menjadi invention. Invention merupakan discovery yang telah diterima dan telah
diterapkan oleh masyarakat

Gambar 2.2. ilustrasi penemuan mobil


Contohnya adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja belum bisa
diterima oleh masyarakat untuk menggantikan kereta kuda. Walaupun mobil lebih mudah
perawatannya. Namun pada saat itu harganya jauh lebih mahal dan kecepatannya tidak
secepat kereta kuda. Sehingga pengembangan pun terus dilakukan guna menekan harga
dan meningkatkan performa mobil.
Untuk menemukan beragam penemuan-penemuan baru, Terdapat 3 faktor pendorong
terhadap individu-individu untuk mencari penemuan-penemuan baru tersebut, antara lain:
- kualitas dari ahli-ahli dalam suatu kebudayaan
- kesadaran dari orang perorangan akan kekurangan dalam kebudayaan
- perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat

4.) Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi

Gambar 2.3. Revolusi Rusia tahun 1917

Revolusi terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah. Sedangkan


pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah ditolak oleh
pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara
besar-besaran. Contohnya ialah kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang
menyebabkan perubahan Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah menjadi
diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.
Sedangkan terjadinya pemberontakan dimulai dengan adanya ketidakpuasan sebagian
masyarakat. Ketidakpuasan ini ditujukan pada sistem kekuasaan yang dinilai tidak sesuai
sehingga mendorong untuk keluar dan membuat sistem kekuasaan yang baru / berbeda.
Namun keinginan kuat masyarakat untuk berubah / membuat sistem kekuasaan yang baru
ditolak oleh pemimpin masyarakat sehingga mendorong sebagian masyarakat yang merasa
tidak diuntungkan menggelar aksi pemberontakan.
5.) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Gambar 2.4. kebudayaan masyarakat lain

Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat memiliki kecenderungan
untuk saling mempengaruhi dan terjadi pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu
kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Namun
seandainya pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity.
Jika suatu kebudayaan memiliki taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan
muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser.
Pertemuan tersebut terjadi akibat adanya komunikasi massa antara kedua belah pihak.

6.) Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia

Gambar 2.5. warga mengungsi akibat di landa banjir


Perubahan sosial juga dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya tsunami,
puting beliung, ledakan gunung berapi, gempa bumi dan lain sebagainya, sehingga
menyebabkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah-daerah tersebut terpaksa
harus meninggalkan tempat tinggalnya. Sehingga setelah masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggalnya yang baru, maka mereka wajib menyesuaikan diri dengan keadaan sosial
yang baru tersebut.
7.) Peperangan

Gambar 2.6. perjuangan bangsa indonesia melawan penjaja

Peperangan dengan negara lain berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan


perubahan sosial yang sangat signifikan baik pada lembaga kemasyarakatan atau struktur
masyarakat. Terutama pada pihak yang kalah dalam peperangan. Itu sebabkan karena
pihak yang kalah harus menerima ide-ide atau kebudayaan dari pihak yang menang.
Sehingga terjadi perubahan sosial secara besar-besaran dalam masyarakatnya.

C. faktor penghambat perubahan sosial budaya


1.) Kehidupan Masyarakat Terasing
Masyarakat terasing adalah masyarakat yang dipandang sebagai suku bangsa yang
secara geografis hidup didaerah terpencil ataupun pedalaman, yang susah untuk dijangkau.
Pemerintah dan masyarakat indonesia sangat mudah untuk menyebut mereka sebagai
masyarakat terasing

Gambar 2.7. daerah terpencil dan terasing


2.) Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Dengan pergaulan yang terbatas, dapat dipastikan perkembangan ilmu pengetahuan
pasti akan terlambat. dan kemajuan ilmu pengetahuan sendiri bisa ditempuh di antaranya
dengan metode "learning by doing". Tidak adanya keinginan untuk menambah wawasan di
bidang ilmu pengetahuan dapat mengakibatkan pola pikir yang terbelakang dan
ketinggalan zaman, sehingga muncul sebuah pandangan miring (stigma) adanya kelompok
masyarakat yang tidak mau berubah.

Gambar 2.8. pendidikan di wilayah pedalaman papua

3.) Sikap Masyarakat yang Tradisional


Sikap masyarakat ini lebih memihak masa lampau karena masa tersebut merupakan
masa yang penuh kemudahan menurut beberapa kelompok. Tradisi yang berlaku sebagai
warisan masa lampau tidak dapat diubah dan harus terus dilestarikan. Hal tersebut
berpotensi menghambat perubahan, terutama beberapa kelompok yang konservatif serta
ingin tetap bertahan dalam kepemimpinan masyarakat.

Gambar 2.9. suku dayak


4.) Adanya Prasangka terhadap Hal-Hal Baru atau Asing
Selain nilai nilai kepentingan, prasangka buruk (Prejudice) akan hal yang baru bisa
menghambat proses perubahan sosial. Setiap ada hal yang baru datang, ada semacam
kekhawatiran dari sebagian masyarakat yang tidak menghendaki perubahan, kemudian
beberapa orang tadi berusaha memengaruhi kelompok yang lain. Hal tersebut harus
dihilangkan seandainya seseorang akan melakukan perubahan sosial.

Gambar 3.1. suku baduy

5.) Adat istiadat atau Kebiasaan


Setiap masyarakat memiliki adat atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan
pola-pola perikelakuan bagi anggota-anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pokoknya. Jika suatu saat timbul krisis ketika adat dan kebiasaan sudah tidak efektif lagi
dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya, adat dan kebiasaan tersebut tidak
akan mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan adat dan kebiasaan sudah terbiasa
dilakukan atau dipakai sehingga sangat sulit untuk mengubahnya.

Gambar 3.2. masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat/kebiasaan

Anda mungkin juga menyukai