Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kabupaten Majene adalah salah satu dari 5 Kabupaten dalam wilayah propinsi
Sulawesi Barat dengan panjang pantai 125 Km yang terlatak di pesisir pantai Sulawesi Barat
memanjang dari Selatan ke Utara dengan luas 947,84 Km. Kabupaten Majene terdiri terdiri
dari 8 Kecamatan yaitu Banggae, Banggae Timur, Pamboang, Sendana, Tammero’do
Sendana, Tubo Sendana, Malunda dan
Ulumanda, yang meliputi 40 desa dan kelurahan.
Jumlah penduduk Kabupaten Majene adalah 137.474 jiwa yang terdiri dari jumlah
pria 66.494 jiwa dan jumlah perempuan 70.980 jiwa dengan kepadatan 1.060 jiwa per km
untuk Kota Majene (Kec. Banggae). Tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Majene
adalah 0,21% pertahun, dan 1,40% pertahun untuk Kota Majene. Penduduk Kabupaten
Majene mayoritas beragama Islam 137.214 jiwa, Kristen 256 jiwa, Hindu 0 jiwa, Budha 4
jiwa dengan sarana peribadatan yaitu Masjid 214 buah, Langgar 61 buah, Musholla 40 buah
dan gereja 1 buah.
Pantai Dato Majene adalah salah satu obyek wisata alami pantai tropis di wilayah
Sulawesi Barat dan juga wisata ini telah menjadi salah satu wisata andalan di Dusun Pangale
Kelurahan Baurung Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
Pantai dan laut hingga saat ini masih menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Majene baik
sebagai komoditas pariwisata maupun sebagai sektor perekonomian. Namun pemandangan
sunset pantai dato tidaklah terlihat terbenam ke lautan melainkan arah terbenamnya ke arah
daratan, jikalau sunsetnya tenggelam ke arah laut tentu pemandangan sunset pantai Dato akan
terlihat lebih indah lagi.
Jika mendengar kata pantai Losari yang terletak di Makassar atau pantai Manakarra di
Mamuju tentu hal ini tidak asing lagi di telinga kita. Tidak heran jika pantai Losari ataupun
pantai Manakarra menjadi Ikon kebanggaan di daerah masing-masing akan keindahan
pemandangan dan bangunan wisata yang ada. Bagaiman dengan Majene apakah ada ikon
seperti Losari ataupun Manakarra?

Dari permasalahan tersebut, dipilih judul penelitian ini yaitu “ANALISIS


REKLAMASI PANTAI GUNA SARANA WISATA DI MAJENE, SULAWESI BARAT”
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini antara lain adalah :


1. Bagaimana reklamasi pantai yang benar menurut Ahli dan
Pemerintah?
2. Dimana lokasi strategis reklamasi pantai guna sarana wisata di
Majene?
3. Bagaimana upaya pemerintah dalam penyediaan sarana wisata di
Majene?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Menganalisis reklamasi pantai guna sarana rekreasi di Majene.
2. Sebagai rujukan atau acuan dalam melaksanakan reklamasi pantai
guna sarana wisata di Majene baik untuk Pemerintah maupun
Swasta.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN ANALISIS
Analisa atau analisis atau Analysis adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail
sesuatu hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen pembentuknya atau
penyusunnya untuk di kaji lebih lanjut. Analisa berasal dari kata Yunani kuno analusis yang
artinya melepaskan. Analusis terbentuk dari dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali,
dan luein yang berarti melepas sehingga jika di gabungkan maka artinya adalah melepas
kembali atau menguraikan. Kata anlusis ini di serap kedalam bahasa inggris menjadi analysis
yang kemudian di serap juga ke dalam bahasa Indonesia menjadi analisis.

B. PENGERTIAN REKLAMASI PANTAI


Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa
Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai
menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation
diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Para ahli belum banyak yang
mendefinisikan atau memberikan pengertian mengenai reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi
pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan
alam menjadi lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu
karang menjadi suatu bentang alam daratan.(Maskur, 2008).
Pedoman perencanaan tata ruang kawasan reklamasi pantai(Peraturan Menteri PU
No. 4/PRT/M/2007) yang mencakup penjelasan tentang faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan reklamasi, yaitu aspek fisik,
ekologi, sosial ekonomi dan budaya, tata lingkungan dan hukum, aspek kelayakan,
perencanaan dan metode yang digunakan. Pedoman ini juga memberikan batasan, persyaratan
dan ketentuan teknis yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat melakukan reklamasi
pantai.
Silahkan buka atau klik di: Permen PU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman Perencanaan
Tata Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
C. PENGERTIAN SARANA WISATA
Sarana wisata adalah sarana sosial ekonomi, yang untuk seluruhnya atau sebagian
menghasilkan jasa atau barang yang digunakan wisatawan (SPILLANE & JAMES).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif, yaitu:
1. Studi pustaka mengenai teori dasar tentang reklamasi pantai.
2. Observasi lapangan pada lokasi pengamatan yang telah ditentu-
kan.
3. Analisa dari data yang diperoleh di lapangan.
4. Menarik kesimpulan dari analisa untuk dijadikan sebagai
guidelines.

B. FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian ini diarahkan untuk mengetahui tempat strategis reklamasi pantai
guna sarana wisata dan tata cara reklamasi yang benar.
C. OBJEK PENELITIAN
Objek penelitian ini merupakan upaya dalam penyediaan obyek wisata dengan
reklamasi di Majene.
BAB IV

STUDI KASUS PENELITIAN

A. RANGAS, MAJENE
Majene punya kontur geografis yang unik. Letaknya yang berada di bagian barat
provinsi Sulawesi Barat membuat satu sisinya dibatasi sepenuhnya oleh laut, yaitu Selat
Makassar. Selat Makassar adalah perairan yang memiliki karakter dalam dan arus bawah laut
yang kuat. Lucunya, Majene juga merupakan daerah perbukitan dan pegunungan, yang
letaknya tak jauh dari pesisir. Tak seperti kontur daerah di Bali, misalnya, yang melandai,
keunikan Majene terletak pada konturnya yang menyerupai palung. Di sepanjang jalan poros
Majene-Mamuju, di kiri terlihat laut, di kanan adalah deretan perbukitan dan pegunungan.
Dari segi alam, Majene punya segala alasan untuk menjadi destinasi wisata pantai yang
memukau. Pantai dan laut adalah keniscayaan di Majene, bahkan rumah dinas bupatinya
berada di tepi pantai, begitu pula masjid rayanya. Sepuluh menit dari jalan raya kabupaten,
kita sudah disuguhi dengan laut biru dan dermaganya yang menyenangkan untuk melamun.
Salah satunya adalah Pantai Barane.
Lima kilometer dari pusat kota, Majene memiliki lokasi strategis guna pembangunan
sarana wisata terlebih lautnya yang indah dan pemandangan suntet yang indah pula. Tepatnya
pantai di sisi Jl. Poros Majene-Mamuju Km.5 Rangas, Banggae, Majene atau di depan kantor
LPMP SULAWESI BARAT.

Gambar 1. Pantai Rangas, Majene

B. SUNSET RANGAS, MAJENE


Rangas dikaruniai pemandangan sunset atau matahari terbenam yang sangat indah.
Sunset di rangas merupakan pemandangan sunset indah mengalahkan sunset pantai Barane,
pantai Dato maupun Taman Kota Majene. Mengapa demikian, karena sunset di Rangas arah
terbenamnya mengarah tenggelam langsung kelaut dan itu sangatlah indah.

Gambar 2. Sunset di Rangas, Majene

C. SARANA WISATA DI MAJENE


1. Barane
2. Dato
3. Taman Kota
4. Dll

Gambar 3. Barane
Gambar 3. Dato

Gambar 4. Taman Kota

D. PENYEDIAAN SARANA WISATA


1. ISLAMIC CENTRE
Islamic Centre merupakan gedung pusat kegiatan agama mencangkup ibadah.
2. SANDE BEACH
Sande Beach merupakan perencanaan pusat sebagai tempat untuk menikmati
pemandangan sunset di Majene.
3. AUDITORIUM / BISNIS CENTRE
Auditorium adalah suatu ruangan tertutup yang digunakan untuk pembicaraan. Suara
yang ditransmiskan dalam ruangan tertutup baik oleh pembicara atau sistem tata suara tidak
akan pemah mencapai pendengar sesuai dengan sinyal aslinya karena dipengaruhi tidak
hanya akibat bising latar belakang, tetapi juga dipengaruhi material pemantul dan
pendengung dari ruangan. Seringkali akibatnya adalah pengurangan terhadap kejelasan
pembicaraan. Sehingga untuk mengatasinya pembicara biasanya berbicara dengan keras pada
ruangan absorbent dan pelan pada ruangan dengung.
4. PARKIRAN
Tempat parkir merupakan ukuran luas efektif untuk meletakkan satu buah kendaraan
(mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor). Di dalamnya sudah termasuk ruang bebas
di kiri dan kanan kendaraan dengan pengertian pintu bisa dibuka untuk turun naik
penumpang serta hal-hal tertentu seperti ruang gerak untuk kursi roda khusus untuk parkir
kendaraan bagi penderita cacat serta ruang bebas depan dan belakang. Bila tanpa penjelasan,
SRP adalah SRP untuk mobil penumpang.
5. AKSES JALAN
Untuk mendukung lancarnya tranportasi menuju pantai akses jalan sangat penting
terlebih di lokasi perencanaan tersebut belum ada akses jalan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini merupakan studi perencanaan reklamasi pantai guna sarana wisata di

Rangas, Majene, Sulawesi Barat.

B. SARAN-SARAN

Dari hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada pihak pemerintah ataupun

swasta untuk mengobservasi lebih dalam lagi lokasi Rangas, Majene guna pembangunan

sarana wisata yang mampu menjadi ikon baru di Slawesi Barat Khusunya di Majene.

Anda mungkin juga menyukai