Estimasi Biaya
Proyek
05
Teknik Sipil dan Teknik Sipil 11031 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT
Perencanaan
Abstract Kompetensi
Estimasi biaya tahap konseptual dapat Pemahaman mengenai estimasi biaya
didefinisikan sebagai perkiraan biaya proyek – preliminary estimate
proyek yang dilakukan sebelum
sejumlah informasi yang signifikan
terkumpul dari detail desain dengan
lingkup pekerjaan yang masih belum
lengkap
Pembahasan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Pengertian Biaya Proyek dan Definisi RAB Secara umum biaya dalam suatu proyek
dapat digolongkan menjadi:
1. Biaya Tetap (Modal Tetap/Fixed Capital) Merupakan bagian dari biaya proyek yang
digunakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan, mulai dari studi kelayakan
sampai atauinstalasi suatu proyek/pekerjaan berjalan penuh. Dalam hal ini biaya
tetap sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Biaya Langsung (Direct Cost), yaitu himpunan pengeluaran untuk tenaga
kerja, bahan, alat-alat dan sub kontraktor. Apabila waktu (duration)
dipercepat, maka pada umumnya biaya langsung secara total akan semakin
tinggi.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), yaitu himpunan pengeluaran untuk
overhead, pengawasan resiko-resiko dan lain-lain. Apabila waktu (duration)
diperlambat, maka biaya tidak langsungnya akan semakin tinggi.
2. Biaya Tidak Tetap (Modal Kerja/ Working Capital) Merupakan biaya yang digunakan
untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal operasi. Total biaya yang dikeluarkan
pada suatu proyek dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
Rencana Anggaran Belanja (RAB) adalah untuk memberikan gambaran yang pasti
mengenai: bentuk/konstruksi, besar biaya dan pelaksanaan serta penyelesaian.
Berdasarkan pada proses perkembangan proyek dari mulai gagasan/ide sampai proyek
diserahkan dari kontraktor ke pemilik, Rencana Anggaran Biaya dibagi dalam 4 jenis, yaitu:
1. Rencana Anggaran Biaya Kasar (Taksiran)
Untuk Pemilik Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan
akan melaksanakan ide/gagasan untuk membangun proyek atau tidak (biasanya
masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyeek). Rencana Anggaran Biaya kasar ini
juga dipakai ssbagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
Rencana Anggaran Biaya ini dibuat masih kasar/global sekali dan biasanya dihitung
berdasarkan harga satuan tiap meter persegi luas lantai atau dengan cara yang lain.
2. Rencana Anggaran Biaya Pendahuluan Oleh Konsultan Perencana
Perhitungan anggaran biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain) selesai
dibuat oleh konsultan perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan
cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
3. Rencana Anggaran Biaya Detail Oleh Kontraktor
Anggaran biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan
perencana (gambar bestek dan RKS) dan pembuatannya lebih terperinci dan teliti
karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan (melihat medan,
mempertimbangkan meetode-meetode pelaksanaan, dsb). Rencana Anggaran Biaya
ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu
pelelangan, dan menjadi harga yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah
satu rekanan ditunjuk sebagai pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah
ditandatangani.
4. Anggaran Biaya Sesungguhnya (Real Cost)
Setelah Proyek Selesai Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak
adalah yang terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi penambahan dan
pengurangan (meer and minder work). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah
penerimaan yang pasti, sedangkan pengeluaran yang sesungguhnya (Real Cost)
yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan di
atas dikurangi real cost adalah laba diperoleh kontraktor.
Estimasi Pemilihan tarif yang tepat untuk estimasi tender tergantung pada banyak
faktor. Beberapa di antaranya dapat disesuaikan secara objektif, tetapi tidak banyak
keadaan hanya pengalaman dan perassaan atas proyek terebut yang dapat membantu
penentuan tarif yang tepat.
Harga satuan pekerjaan pada dasarnya agak sulit distandarkan, walaupun harga
pasar terkadang distandarkan untuk jangka waktu tertentu untuk pekerjaan tertentu dan
untuk lokasi tertentu. Sehingga, kejadiannya adalah harga konstruksi relatif tetap (standar),
tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses konstruksi bersifat fluktuatif tergantung
banyak faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor yang memengaruhi antara lain:
Time Schedule (waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan)
Metode pelaksanaan (construction method) yang dipilih
Produktivitas sumber daya yang digunakan
Harga satuan dasar dari sumber daya yang digunakan.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah, tenaga kerja, dan
peralatan untuk membuat suatu satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam analisa SNI,
AHSP, maupun Analisa Kabupaten/Kota (K), dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk
material, upah tenaga kerja, dan peralatan segala jenis pekerjaan. Koefisien atau indeks
biaya diperoleh dengan cara mendata kemajuan proyek setiap harinya dan juga pendataan
terhadap jumlah pekerja yang dipekerjakan setiap harinya. Dari data ini didapatkan volume
pekerjaan tiap harinya. Dari volume pekerjaan didapatkan nilai produktivitas harian untuk
pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disusun dalam tabel, kemudian
dianalisis:
1. Menghitung time factor untuk setiap jenis pekerja
2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
satu item pekerjaan dengan volume tertentu (Yunita, 2013). Dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu diketahui
koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan
Analisa harga satuan bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyakna bahan
yang diperlukan, serta besarnya biaya bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
jenis pekerjaan tertentu. Biaya bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan ternetu. Biaya bahan yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan rumus umum
sebagai berikut:
Harga satuan upah adalah perhitungan analitis jumlah tenaga kerja yang diperlukan,
serta besarnya biaya upah yang dibtutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
tertentu. Harga satuan upah tenaga kerja untuk setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam
menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek harus berpedoman pada harga
Metode SNI
Analisis ini digunakan sebagai suatu dasar untuk menyusun perhitungan harga
perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) dan harga perkiraan perencana (HPP)
atau engineering’s estimate (EE) yang dituangkan sebagai kumpulan harga satuan
pekerjaan
seluruh mata pembayaran. Analisis harga satuan dapat diproses secara manual atau
menggunakan perangkat lunak. Yang dimaksud dengan nilai total HPS adalah hasil
perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan
seluruh beban pajak dan keuntungan Permen PU Nomor 07/PRT/M/2011. Untuk pengadaan
barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 (perubahan kedua
atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010), nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia
(Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pasal 66, Ayat 3). HPS digunakan sebagai alat untuk
menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan
batas tertinggi penawaran yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan besaran nilai