Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Estimasi Biaya
Proyek

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Sipil dan Teknik Sipil 11031 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT
Perencanaan

Abstract Kompetensi
Estimasi biaya tahap konseptual dapat Pemahaman mengenai estimasi biaya
didefinisikan sebagai perkiraan biaya proyek – preliminary estimate
proyek yang dilakukan sebelum
sejumlah informasi yang signifikan
terkumpul dari detail desain dengan
lingkup pekerjaan yang masih belum
lengkap
Pembahasan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Pengertian Biaya Proyek dan Definisi RAB Secara umum biaya dalam suatu proyek
dapat digolongkan menjadi:
1. Biaya Tetap (Modal Tetap/Fixed Capital) Merupakan bagian dari biaya proyek yang
digunakan untuk menghasilkan produk yang diinginkan, mulai dari studi kelayakan
sampai atauinstalasi suatu proyek/pekerjaan berjalan penuh. Dalam hal ini biaya
tetap sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Biaya Langsung (Direct Cost), yaitu himpunan pengeluaran untuk tenaga
kerja, bahan, alat-alat dan sub kontraktor. Apabila waktu (duration)
dipercepat, maka pada umumnya biaya langsung secara total akan semakin
tinggi.
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), yaitu himpunan pengeluaran untuk
overhead, pengawasan resiko-resiko dan lain-lain. Apabila waktu (duration)
diperlambat, maka biaya tidak langsungnya akan semakin tinggi.
2. Biaya Tidak Tetap (Modal Kerja/ Working Capital) Merupakan biaya yang digunakan
untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal operasi. Total biaya yang dikeluarkan
pada suatu proyek dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

Gambar Klasifikasi Perkiraan Biaya Proyek (Imam Soeharto, 1995)

Rencana Anggaran Belanja (RAB) adalah untuk memberikan gambaran yang pasti
mengenai: bentuk/konstruksi, besar biaya dan pelaksanaan serta penyelesaian.
Berdasarkan pada proses perkembangan proyek dari mulai gagasan/ide sampai proyek
diserahkan dari kontraktor ke pemilik, Rencana Anggaran Biaya dibagi dalam 4 jenis, yaitu:
1. Rencana Anggaran Biaya Kasar (Taksiran)
Untuk Pemilik Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan
akan melaksanakan ide/gagasan untuk membangun proyek atau tidak (biasanya
masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyeek). Rencana Anggaran Biaya kasar ini
juga dipakai ssbagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
Rencana Anggaran Biaya ini dibuat masih kasar/global sekali dan biasanya dihitung
berdasarkan harga satuan tiap meter persegi luas lantai atau dengan cara yang lain.
2. Rencana Anggaran Biaya Pendahuluan Oleh Konsultan Perencana
Perhitungan anggaran biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain) selesai
dibuat oleh konsultan perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan
cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
3. Rencana Anggaran Biaya Detail Oleh Kontraktor
Anggaran biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan
perencana (gambar bestek dan RKS) dan pembuatannya lebih terperinci dan teliti
karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan (melihat medan,
mempertimbangkan meetode-meetode pelaksanaan, dsb). Rencana Anggaran Biaya
ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu
pelelangan, dan menjadi harga yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah
satu rekanan ditunjuk sebagai pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah
ditandatangani.
4. Anggaran Biaya Sesungguhnya (Real Cost)
Setelah Proyek Selesai Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak
adalah yang terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi penambahan dan
pengurangan (meer and minder work). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah
penerimaan yang pasti, sedangkan pengeluaran yang sesungguhnya (Real Cost)
yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan di
atas dikurangi real cost adalah laba diperoleh kontraktor.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan RAB

Estimasi Pemilihan tarif yang tepat untuk estimasi tender tergantung pada banyak
faktor. Beberapa di antaranya dapat disesuaikan secara objektif, tetapi tidak banyak
keadaan hanya pengalaman dan perassaan atas proyek terebut yang dapat membantu
penentuan tarif yang tepat.

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
1. Kondisi Pasar
Ketika menyiapkan estimasi, tarif dan harga yang dipakai biasanya akan diperoleh
dari proyek-proyek sebelumnya atau data biaya historis. Akan tetapi estimasi
pendekatan merupakan perkiraan harga tender pada waktu tertentu di masa
mendatang. Karenanya sangatlah perlu untuk memperbarui harga-harga tersebut
dengan menggunakan indeks harga tender sehingga sesuai dengan tingkat harga
sekarang. Selain itu perlu pula untuk memasukkan peningkatan biaya buruh dan
material yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan. Kelonggaran juga pasti
diberikan untuk memperhitungkan perubahan kondisi kontrak, tipe owner,
tersedianya buruh, beban kerja dan sebagainya serta naik turunnya dunia industri.
2. Desain Ekonomi
Tarif dari proyek lama adalah ditetapkan berdasarkan standar kualitas tertentu. Jika
standar ini dinaikkan atau diturunkan maka diperlukan adanya perubahan dalam tarif
estimasi yang diajukan. Mungkin perlu pula melakukan penyesuaian berdasarkan
perkiraan atas peningkatan standar kualitas, dengan menunjukkan keseluruhan
perubahan.
3. Sarana-sarana Teknis.
Quantity Surveyor ahli pasti dipakai untuk memberikan pedoman terutama pada
tahap estimasi perkiraan.
4. Harga dan Resiko Desain
Estimasi disusun berdasarkan kombinasi tiga faktor yaitu: kualitas, kuantitas dan
harga. Dua hal pertama dari komponen ini menyangkut teentang desain, yang selalu
mengalami perubahan hingga penanda tangan kontrak. Desain selanjutnya akan
mempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh kontraktor. Pada permulaan
skema suatu desain akan digambarkan oleh sketsa denah dan elevasi, dan karena
kebutuhan, sketsa-sketsa ini akan lebih diperinci selama proses desain. Proses ini
dapat berdampak penting terhadap biaya konstruksi. Resiko biaya yang berkaitan
dengan desain akan lebih banyak terjadi pada tahap permulaan dari pada tahap
tender. Oleh karenanya persentase yang lebih besar harus ditambahkan untuk
menutup resiko desain pada tahap permulaan, dari pada dalam tahap selanjutnya
selama proses desain terjadi.

Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan


rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka yang menunjukkan
jumlah material, tenaga dan biaya persatuaan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu per satuan tertentu berdasarkan rincian
komponen-komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan
tersebut. Harga satuan bahan dan upah dan upah tenaga kerja di setiap daerah berbeda-
beda sehingga dalam menghitung dan menyususn anggaran biaya suatu bangunan atau
proyek harus berpedoman pada harga satuan dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi
pekerjaan. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan dikumpulkan dalam satu daftar yang
dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Setiap bahan atau material mempunyai jenis dan
kualitas sendiri. Hal ini menyebabkan harga material beragam. Untuk sebagai patokan harga
biasanya didasarkan pada lokasi daerah bahan tersebut berasal dan disesuaikan dengan
harga patokan di pemerintah.
Secara umum dapat disimpulkan dengan persamaan berikut:
Harga Satuan Pekerjaan = H. S. Bahan + H. S. Upah + H. S. Alat

Harga satuan pekerjaan pada dasarnya agak sulit distandarkan, walaupun harga
pasar terkadang distandarkan untuk jangka waktu tertentu untuk pekerjaan tertentu dan
untuk lokasi tertentu. Sehingga, kejadiannya adalah harga konstruksi relatif tetap (standar),
tetapi biaya yang harus dikeluarkan untuk proses konstruksi bersifat fluktuatif tergantung
banyak faktor yang memengaruhi. Faktor-faktor yang memengaruhi antara lain:
 Time Schedule (waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan)
 Metode pelaksanaan (construction method) yang dipilih
 Produktivitas sumber daya yang digunakan
 Harga satuan dasar dari sumber daya yang digunakan.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa material, upah, tenaga kerja, dan
peralatan untuk membuat suatu satuan pekerjaan tertentu yang diatur dalam analisa SNI,
AHSP, maupun Analisa Kabupaten/Kota (K), dari hasilnya ditetapkan koefisien pengali untuk
material, upah tenaga kerja, dan peralatan segala jenis pekerjaan. Koefisien atau indeks
biaya diperoleh dengan cara mendata kemajuan proyek setiap harinya dan juga pendataan
terhadap jumlah pekerja yang dipekerjakan setiap harinya. Dari data ini didapatkan volume
pekerjaan tiap harinya. Dari volume pekerjaan didapatkan nilai produktivitas harian untuk
pekerjaan pembetonan, pembesian, dan pembekistingan.
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan disusun dalam tabel, kemudian
dianalisis:
1. Menghitung time factor untuk setiap jenis pekerja

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Time factor ditentukan untuk mengetahui besarnya indeks waktu produktif tenaga
kerja. Besarnya time factor dihitung dengan persamaan berikut.

2. Menentukan besarnya koefisien tenaga kerja Koefisien tenaga kerja ditentukan untuk
mengetahui jumlah tenaga kerja dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
satu item pekerjaan dengan volume tertentu (Yunita, 2013). Dapat dihitung dengan
persamaan berikut.

Upah tenaga kerja yang dibayarkan dihitung dalam satuan hari, maka perlu diketahui
koefisien man day dari tenaga kerja. Dapat dihitung dengan persamaan

Harga Satuan Bahan

Analisa harga satuan bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyakna bahan
yang diperlukan, serta besarnya biaya bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
jenis pekerjaan tertentu. Biaya bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan ternetu. Biaya bahan yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan rumus umum
sebagai berikut:

Indeks bahan menunjukkan banyaknya bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan


1 m3, 1 m2 atau 1 m’ volume suatu jenis pekerjaan tertentu.

Harga Satuan Upah

Harga satuan upah adalah perhitungan analitis jumlah tenaga kerja yang diperlukan,
serta besarnya biaya upah yang dibtutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenis pekerjaan
tertentu. Harga satuan upah tenaga kerja untuk setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam
menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek harus berpedoman pada harga

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
upah tenaga kerja di lokasi proyek. Analisa harga satuan upah mengandung dua unsur,
yaitu:
 Harga upah, merupakan upah yang diberikan kepada tiap tenaga kerja konstruksi
per satuan waktu atau per volume pekerjaan atas jasa tenaga yang digunakan
sesuai dengan keterampilannya.
 Indeks tenaga, menunjukkan kebutuhan tenaga kerja untuk tiap posisi dalam
kelompoknya. Biaya upah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan
rumus umum sebagai berikut:

Indeks tenaga kerja menunjukkan kebutuhan tenaga kerja untuk menyelesaikan 1


m3, 1 m2, 1 m volume pekerjaan per hari. Indeks ini dinyatakan dalam satuan
“OH” yang merupakan singkatan dari “Orang Hari”, yang artinya satuan tenaga kerja per
hari.
Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan adalah sebagai
berikut:
a. Pekerja, jenis tenaga kerja ini adalah tingkatan tenaga kerja yang paling
rendah. Upah yang diterima jenis tenaga ini pun paling rendah. Tugasnya
hanya membantu dalampersiapan bahan atau pekerjaan yang tidak
membutuhkan keahlian khusus.
b. Tukang, adalah tenaga kerja yang langsung mengerjakan pekerjaan di
lapangan dalam bidang tertentu sesuai petunjuk kepala tukang. Jenis tenaga
kerja ini biasanya memiliki keterampilan dalam berbagai jenis pekerjaan,
seperti pasangan batu kali, pasangan bata, pekerjaan flooring/pemasangan
tegel, plesteran, dll.
c. Kepala tukang, merupakan tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan di
lapangan dalam bidang tertentu sesuai keterampilannya dan memberi
petunjuk sekaligus membawahi para tukang.
d. Mandor, jenis tenaga ini adalah tingkatan tenaga kerja yang paling tinggi dan
tugasnya hanya mengawasi pekerjaan.
Menurut Bachtiar (1994) upah adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang
diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan untuk pekerjaan tersebut.
Upah merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor kepada pekerja
sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka.
Upah juga merupakan salah satu faktor pendorong bagi manusia untuk bekerja
karena mendapat upah berarti mereka akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan
pemberian upah yang sesuai dengan jasa yang mereka berikan akan menimbulkan rasa

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
puas, sehingga mereka akan berusaha atau bekerja lebih baik lagi. Kebutuhan tenaga kerja
adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu volume pekerjaan
tertentu yang dapat dicari dengan menggunakan persamaan.

Untuk pengupahan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu:


1. Upah Borongan
Upah borongan adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja ditentukan
berdasarkan kesepakatan anatar pekerja dengan yang memberikan pekerjaan pada
saat belum dimulai pekerjaan (Soetarno, 1986).
2. Upah per Potong/Upah Satuan
Upah per potong atau upah satuan adalah besar upah yang akan ditentukan dengan
banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu tertentu.
Keuntungan dari cara pembayaran upah ini bahwa pekerja akan berusaha
segiatgiatnya mengejar penghasilan yang besar sehingga perusahaan berproduksi
(Soetarno, 1986:).
Menurut Saksono (2001) jenis upah yang banyak dimanfaatkan perusahaan-
perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Upah menurut waktu Merupakan sisitem pengupahan dimana hasil pekerjaan tidak
merupakan ukuran khusus yaitu pekerja dibayar menurut waktu yang dihabiskan,
misalnya per jam, per hari, per bulan, per tahun, misalnya:
a. Hari orang standar (standar man day) Satuan upah dalam 1 hari kerja dan
disingkat h.o atau m.d, dimana 1 h.o (m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja.
Pekerja standar adalah pekerja terampil yang mengerjakan satu jenis
pekerjaan saja misalnya pekerja kayu, tukang batu, tukang kayu, kepala
tukang, mandor, dan lain-lain.
b. Jam orang standar (standar man hour) Pemberian upah tenaga kerja yang
dihitung berdasarkan jam kerja efektif dan diberikan kepada pekerja yang
yang sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah seperti pekerja pabrik, pekerja
konstruksi, dan lain-lain.
c. Bulan orang standar (standar man hour) Pemberian upah untuk bulanan
seperti pelaksana lapangan, manajer proyek dan lain-lain.
2. Upah menurut hasil kerja Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit
pekerjaan yang telah diselesaikan tanpa menghiraukan jumlah waktu yang
dipergunakan.
a. Upah menurut standar waktu Upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah
distandarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan.

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
b. Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha Meliputi pembagian
keuntungan yang pembayarannya dilakukan kemudian sebagai tambahan
atau kombinasi dengan sistem pembayaran upah yang telah disebutkan
diatas.

Metode SNI

Menurut J. A. Mukomuko (1985) dalam bukunya “Dasar Penyusunan


Anggaran Bangunan”. Dalam menyusun rencana anggaran biaya diperlukan datadata
sebagai berikut:
a. Gambar rencana
b. Daftar harga upah
c. Daftar harga bahan (material)
d. Daftar analisa (buku pedoman analisa)
e. Daftar jumlah (volume) tiap jenis pekerjaan Sebelum menghitung harga satuan
pekerjaan, estimator harus mampu menguasai penggunaan analisa SNI. Analisa SNI
merupakan pembaharuan dari analisa BOW, sehingga terdapat perbedaan nilai
indeks baik indeks bahan maupun indeks bahan maupun indeks tenaga kerja.

Kegunaan dan struktur analisis harga satuan

Analisis ini digunakan sebagai suatu dasar untuk menyusun perhitungan harga
perkiraan sendiri (HPS) atau owner’s estimate (OE) dan harga perkiraan perencana (HPP)
atau engineering’s estimate (EE) yang dituangkan sebagai kumpulan harga satuan
pekerjaan
seluruh mata pembayaran. Analisis harga satuan dapat diproses secara manual atau
menggunakan perangkat lunak. Yang dimaksud dengan nilai total HPS adalah hasil
perhitungan seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan Harga Satuan ditambah dengan
seluruh beban pajak dan keuntungan Permen PU Nomor 07/PRT/M/2011. Untuk pengadaan
barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 (perubahan kedua
atas Perpres Nomor 54 Tahun 2010), nilai total HPS bersifat terbuka dan tidak rahasia
(Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pasal 66, Ayat 3). HPS digunakan sebagai alat untuk
menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya, dan sebagai dasar untuk menetapkan
batas tertinggi penawaran yang sah, serta sebagai dasar untuk menetapkan besaran nilai

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah daripada 80% (delapan
puluh perseratus) nilai total HPS.
Kontrak harga satuan adalah kontrak pekerjaan yang nilai kontraknya didasarkan
atas harga satuan pekerjaan (HSP) yang pasti dan mengikat atas setiap jenis pekerjaan
masingmasing.Nilai kontrak adalah jumlah perkalian HSP dengan volume masing-masing
jenis pekerjaan yang sesuai dengan daftar kuantitas dan harga (bill of quantity, BOQ) yang
terdapat dalam dokumen penawaran. Analisis harga satuan ini menetapkan suatu
perhitungan harga satuan upah, tenaga kerja, dan bahan, serta pekerjaan yang secara
teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai
dengan yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga
satuan, baik untuk kegiatan rehabilitasi/ pemeliharaan.
Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak
langsung.Komponen biaya langsung terdiri atas upah, bahan dan alat.Komponen biaya tidak
langsung terdiri atas biaya umum atau overhead dan keuntungan.Biaya overhead dan
keuntungan belum termasuk pajak-pajak yang harus dibayar, besarnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Dalam penerapannya, perhitungan harga satuan pekerjaan harus disesuaikan
dengan
spesifikasi teknis yang digunakan, asumsi-asumsi yang secara teknis mendukung proses
analisis, penggunaan alat secara mekanis atau manual, peraturan-peraturan dan
ketentuanketentuan yang berlaku, serta pertimbangan teknis (engineering judgment)
terhadap situasi dan kondisi lapangan setempat.
Dalam analisis harga satuan ini diperlukan masukan data dan asumsi yang
didasarkan atas data hasil survei, pengalaman, dan bahan yang tersedia, sehingga bila
terjadi sanggahan
terhadap harga satuan yang dihitung berdasarkan asumsi dan faktor yang dirancang dalam
perhitungan ini, segala akibat yang ditimbulkan sepenuhnya adalah menjadi tanggung jawab
perencana.

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Asiyanto, 2003, Construction Project Cost Management, Jakarta: Pradnya Paramita


2. Asiyanto, MBA, IPM. 2005. Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi. Jakarta : PT.
Kresna Prima Persada.
3. Bley, A. F. (1990). Dissertation presented to the University of Texas at Austin in partial
fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy. Improved
Conceptual Estimating Performance Using a Knowledge-Based Approach .
4. Latief, Y. (2001). Perencanaan dan Penjadwalan Konstruksi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
5. Latief. Y. Project Cost Management. Materi Kuliah Dasar Manajemen Konstruksi
Program Pasca Sarjana UI. 2002.
6. Merritt, Frederick S. and Jonathan T. Ricketts. (2000). Building Design and Construction
Handbook. New York: McGrawhill.
7. Phaobunjong, K. (2002). Parametric Cost Estimating Model for Conceptual Cost
Estimating of Building Construction Projects .
8. Phaobunjong, K., & Nuntapong, O. (2002). Estimating Building Costs. Marcel Dekker.
9. Serpell, A. F. (2005). Improving Organizational Performance of Construction
Management Processes.
10. Stewart, R. D. (1987). Fundamentals of Cost Estimating in Cost Estimator's Reference
Manual.
11. Soeharto, Iman. (1995). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai
Operasional. Jakarta: Erlangga.

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
12. A guide to the project management body of knowledge: (PMBOK® guide). (2017).
Newtown Square, PA, USA: Project Management Institute.

2018 Estimasi Biaya Proyek Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Prihadmadi Anggoro Seno, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai