Anda di halaman 1dari 2

Muh.

Akbar Tanjung
Hubungan Internasional.B
MT : Pengambilan Keputusan

“ANALISIS FLM ALPHA”


“Alpha” adalah kisah dasar “bocah laki-laki dan anjingnya”, kecuali kali ini anjing adalah
serigala dan ceritanya terjadi dua puluh ribu tahun yang lalu sepertinya flm ini dipasarkan
bercerita mengenai “ asal-usul sahabat manusia”. Bocah itu “Keda” dia adalah putra “Tau”
dan pada zaman dahulu ketika manusia ingin mencari makan demi menghidupkan
keluarganya (suku) dengan cara berburu hewan walaupun nyawa taruhannya. Selain dari sisi
sejarah “asal-usul sahabat manusia”
jika kita kaitkan dengan studi kepemimpinanan (pengambilan keputusan) alur dalam
flm ini bisa menjadi suatu pertimbangan atau pelajaran tentang tata cara pengambilan suatu
keputusan dan strategi memimpin. Salah satu Konsep studi pengambilan keputusan yaitu
“Plaining mode/rasional” dan model seperti ini yang diterapkan seorang ayah “Keda”
sebagai pemimpin suku saat itu, harapan “Tau” sebagai kepala suku ingin, jika putranya juga
menerapkan model pengambilan keputusan seperti ayahnya. Namum, “Keda” memiliki
masalah sensitif (psikologi) jika ingin membunuh hewan. “Hidup untuk yang kuat”
Ayahnya memberikan cermah saat Keda gagal menghabisi hewan yang terluka artinya, dalam
pengambilan keputusan kita harus betul-betul mengedepankan rasionalitas karena dalam
proses strategi rasional ada yang namananya analisis Eksternal (kondisi di lapangan), analisis
internal (kapabilitas), pembuatan strategi, pilihan strategi, dan implementasi.
Kemudian dalam cerita flm tersebut mengajarkan kita tentang bagaimana watak
sebenarnya seorang pemimpin dan tak pernah lepas yang namanya pengambilan keputusan,
walaupun terkadang kita mngedepankan rasionalitas dalam pengambilan suatu kebijakan tapi
ada saatnya juga kita menggunakan sedikit rasa kemanusiaan (baper) tergantung dari kondisi
sebenarnya. Walaupun pada awalanya Alpha ingin memangsa keda namun karena adanya rasa
kamusiaan (baper) justru berubah menjadi sahabat terbaiknya. Sama halnya dengan istilah
dalam berpolitik “tak ada teman yang abadi dan tak ada musuh yang abadi yang ada
hanyalah kepentingan”. Karena kadang kita bermusuhan saat ini namun suatu hari nanti
justru musuh kitalah yang bisa menolong kita bahkan bisa menjadi “balance of power” atau
keseimbangan kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai