Anda di halaman 1dari 2

Kelimpahan Volatil dalam Magma Basaltik

A. Midocean Ridge Basalt


Magma pada lingkungan MORB memiliki kandungan H2O yang relatif rendah (0,4 𝑤𝑡%)
(Gambar 5). Konsentrasi magma pada lingkungan MORB menunjukkan kovariasi positif
dengan K2O. Karena K2O adalah senyawa non-volatil, korelasi ini menunjukkan baha H2O
bertindak sebagai elemen yang tidak kompatibel selama proses partia melting pada mantel dan
H2O akan hilang karena proses degassing dan asimilasi.

Gambar 5. Variasi elemen H2O dan K2O pada submarine basaltic glasses dari lingkungan
tektonik yang berbeda.

Konsentrasi kelarutan CO2 pada MORB glasses bervariasi dari 50 ppm sampai mendekati 400
ppm. Pengukuran komposisi uap pada gelembung MORB menghasilkan lebih dari 90 mol%
CO2. Karena magma MORB tersaturasi oleh uap CO2, pengukuran kelarutan CO2 dapat
digunakan untuk memperkirakan tekanan quenching.

Konsentrasi sulfur pada MORB glasses berkisar antara 800 – 1400 ppm, tetapi dapat mencapai
2500 ppm pada basalt yang kaya akan kandungan Fe-Ti. Kandungan sulfur menunjukkan
korelasi positif dengan FeO pada lelehan. Kebanyakan MORB glasses mengandung sedikit
cairan Fe-S-O, menunjukkan bahwa lelehan tersaturasi sulfur pada saat erupsi. MORB primitif
umumnya mengandung 20 – 50 ppm unsur Cl, sementara kandungan Flourine pada MORB
glasses sangat rendah (0,001 – 0,006) wt%.
B. Ocean Island Basalt
Kelarutan H2O dalam lingkungan ocean island volcanoes berkisar antara 0,2 sampai mendekati
1 wt%, dengan saturasi cairan tak larut (Fe-S-O) sebelum erupsi. Beberapa magma basaltik
pada lingkungan ini juga mengandung S terlarut (3000 ppm), namun kandungan senyawa FeO
sangat sedikit, berbeda dengan lingkungan MORB yang kandungan FeO nya sangat tinggi.
Fugasitas oksigen pada lingkungan ini juga tinggi. Tingginya fugasitas oksigen ini menurunkan
stabilitas cairan tak larut (Fe-S-O).
Konsentrasi Klorin dan F pada lingkungan ini relatif rendah, sementara kelarutan CO2
bervariasi dari 260 – 800 ppm.
C. Busur Kepulauan dan Batas Kontinen Basaltik (Berhubungan dengan Subduksi)
Tingginya konsentrasi H2O pada lelehan busur basaltik menunjukkan bahwa fluida air masuk
ke bawah permukaan sampai ke lapisan mantel melalui zona subduksi, nanum kandungan air
ini bervariasi baik pada lingkungan atau diantara busur kepulauan. Beberapa magma basaltik
pada lingkungan ini juga mengandung carbonate terlarut dengan konsentrasi tinggi (1000
ppm), contohnya di Amerika dan Indonesia. Karbonat ini berasal dari subduksi pada
lingkungan sedimen laut yang kaya akan unsur karbonat.
D. Lingkungan Basalt Cekungan Belakang Busur
Kandungan H2O pada lingkungan ini bervarias dari yang terendah (0,1 -0,2 wt%) sampai yang
tertinggi (2 wt%). Beberapa erupsi magma basaltik pada lingkungan ini mengandung
kandungan air dengan vesiculate dan degas dissolve H2O selama terjadinya erupsi. Glass yang
terbentuk dibedakan oleh kandungan vesicularity yang tinggi ( 50% vesicles by volume).
Namun, terdapat anomali rendah pada konsentrasi volatil seperti S, yang larut dari magma
bersama H2O.
E. Banjir Basalt dan Wilayah dengan Batuan Beku yang Luas
Untuk kandungan volatil pada lingkungan ini dicontohkan pada banjir basalt yang terjadi di
Deccan (Cretaceous-Tertiary), yang melepaskan abu dan sulfuric acid aerosol yang
menyebabkan terjadinya kepunahan massal di bumi.

Anda mungkin juga menyukai