Anda di halaman 1dari 19

Minggu ke Pokok pembahasan

1 Pondasi : Arti dan fungsi pondasi


2 Jenis pondasi
3 Klasifikasi balok sloof
 Bahan balok slof
 Menghitung Kebutuhan material beton bertulang
4 Jenis dinding pada gedung 2 lantai
 Fungsi dinding
 Macam dinding
5 Jenis material dinding pada gedung 2 lantai
 Material dinding
 Penutup dinding
 Aksesoris dinding
6 Menentukan bentuk atap bangunan
 Denah atap
 Bentuk atap
 Tampak
7 Menggambar bentuk atap
 Model atap
 Kuda kuda
PENGERTIAN PONDASI DAN PERENCANAAN PONDASI
 Pondasi merupakan bagian dari struktur bangunan gedung yang berfungsi
untuk meneruskan beban bangunan ke dalam tanah secara merata. Dalam
hal ini pondasi mempunyai syarat harus mendapatkan beban secara merata
agar tidak terjadi penurunan tanah yang tidak sama pada suatu bangunan
gedung
 Gambar rencana pondasi merupakan salah satu gambar rencana struktur
bangunan yang untuk pertama kali dihasilkan. Pondasi merupakan bagian
bangunan yang sering disebut sebagai substruktur, karena letaknya ada di
dalam tanah.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu
cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan
untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:


1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Dan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni
:
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat
pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
JENIS JENIS PONDASI

MACAM PONDASI MENURUT FUNGSI DAN PERLETAKANNYA


 Pondasi Titik, adalah pondasi yang dibuat untuk meneruskan beban bangunan
pada suatu titik tertentu, misalnya tepat dibawah kolom.
 Pondasi menerus/ memanjang, adalah pondasi yang dibuat secara menerus
dengan fungsi meratakan beban ke dalam tanah secara menerus pula dari
beban yang ada di atasnya, misalnya pondasi pasangan batu kali untuk pagar
halaman.
 Pondasi bidang, adalah pondasi yang merupakan bidang dengan luas tertentu
serta memberntuk semacam rakit (raf), misalnya pondasi yang dibuat pada
tanah jelek sehingga luas pondasi sama dengan luas bangunan.
 Pondasi Pasangan Batu Kali, adalah pondasi yang dibuat dari pasangan batu
kali dengan menggunakan perekat aau spesie berupa campuran antara bahan
pasir, semen/ PC, dan kapur. Pondasi batu kali ini mempunyai sifat kekuatan
terhadap gaya tekan tetapi tidak mampu menahan beban tarikan, sehingga
pondasi dari pasangan batu kali tidak kuat menahan momen. Pondasi ini hanya
sesuai untuk lokasi dengan kondisi tanah cukup baik. Tanah dapat dikatakan
mempunyai kondisi cukup baik apabila mempunyai daya dukung lebih dari
1kg/cm2.

 Pondasi pasangan batu kali memanjang banyak digunakan pada bangunan


gedung satu lantai sederhana.
 Pondasi jenis ini hanya sesuai diterapkan pada daerah dengan kondisi tanah
relatif cukup baik, dengan daya dukung tanah sekitar 1 kg/cm2 atau lebih.
 Pondasi umpak adalah pondasi yang digunakan sebagai alas atau dasar dari
tiang suatu bangunan sederhana yang menggunakan sistim rangka kayu.
Pondasi umpak ini dipasang tepat dibawah kolom kayu bangunan.
 Pondasi umpak ini hanya sesuai digunakan pada daerah dengan kondisi tanah
baik, sehingga kemungkinan amblesnya umpak kedalam tanah relatif kecil.

 Pondasi pasangan pelat beton memanjang banyak digunakan pada bangunan


gedung satu lantai sederhana pada daerah dengan kondisi tanah relatif kurang
baik, dengan daya dukung tanah kurang sekitar 0,5 kg/cm2 hingga 0,9 kg/cm2
serta dengan kondisi kembang-susut tanah yang kurang baik pula (terlalu besar
kembang-susutnya).
 Pondasi ini secara ilmu gaya, menyalurkan beban ke dalam tanah secara
memanjang, sesuai dengan panjang pondasi. Beban yang diteruskan ke dalam
tanah harus lebih kecil dari daya dukung tanah tersebut.

 Pondasi pelat kaki bahan beton bertulang Adalah pondasi setempat atau titik
yang dibuat dari bahan beton bertulang. Pondasi ini umumnya dipasang pada
bangunan bertingkat sederhana. Jadi untuk bangunan tidak bertingkat
sederhana, pondasi ini cukup mahal, sehingga kurang sesuai.
 Pondasi jenis ini, pada umumnya dipasang di daerah yang mempunyai kondisi
tanah cukup baik, dengan daya dukung tanah lebih dari 1 kg/cm2.

 Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi setempat atau titik dengan


menggunakan sumuran sebagai bahan utamanya.
 Di dalam sumuran yang terbuat dari bahan beton bertulang tersebut diisikan
batu kali dan pasir, sehingga terjadi kepadatan yang diinginkan.
 Pondasi ini sangat cocok dipasang di daerah yang mempunyai daya dukung
tanah kurang baik, tetapi pada kedalaman tertentu, misalnya 3 meter kondisi
tanah mulai membaik.

JENIS PONDASI TIANG PANCANG


 Tiang pancang kayu. yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau
batu yang terletak jauh dari permukaan. Tiang pancang adalah bagian dari
suatu konstruksi pondasi yang terbuat dari kayu, beton, baja yang terbentuk
langsing yang di pancang hingga tertanam dalam tanah pada kedalaman
tertentu berfungsi untuk menyalurkan beban dari struktur atas melewati tanah
lunak lapisan tanah yang keras.
 Tiang pancang beton adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak
dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu
diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan
praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton
adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-
penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul
pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah
besar, biasanya pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi
tidak membawa kesulitan untuk transport.
 Tiang pancang baja tiang pancang baja ini berbentuk profil H. Karena terbuat
dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga dalam
pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti
halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan
sangat bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang
dengan tahanan ujung yang besar.

 PONDASI RAKIT BETON BERTULANG Pondasi ini hanya dibuat di daerah


dengan kondisi tanah sangat buruk, dimana seluas lantai bangunan dibuat dari
bahan beton bertulang sekaligus merangkap sebagai pondasi.
 Dalam kondisi ini, seluruh bangunan apabila mengalami penurunan akan selalu
bersama-sama.
 Pondasi ini sangat mahal, akan tetapi bila keadaan tanah memaksa, pondasi ini
harus dipasang.

 PONDASI CAKAR AYAM Adalah jenis pondasi yang secara khusus digunakan
pada daerah dengan kondisi tanah kurang baik, misalnya di daerah bekas rawa.
 Pondasi ini khusus digunakan untuk lantai saja, misalnya landasan pacu
pesawat terbang atau jalan raya. Sebagai contoh, pondasi ini digunakan di
Bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
 Pondasi ini ditemukan oleh Prof.Dr.Ir. Soediyatmo, seorang sarjana sekaligus
ahli di bidang konstruksi.
 Pondasi ini pada prinsipnya adalah gabungan dari pelat beton bertulang
dengan sumuran. Perlu dicatat bahwa penggunaan pondasi ini khusus pada
jalan raya, landasan pacu, tempat parkir, serta lantai fasilitas umum lainnya,
bukan pada bangunan gedung.

BAHAN BALOK SLOOF


Sloof adalah jenis Konstruksi Beton Bertulang yang biasanya dibuat pada
bangunan Rumah atau Gedung, dan posisinya biasanya pada Lantai 1 atau lantai
dasar.

Fungsi Sloof Menyatukan antar kolom dan meratakan berat bangunan yang
diterima dari konstruksi diatasnya, seperti dinding,pintu,jendela,atap rumah dll.

Gambar balok sloof


Luas penampang sloof dapat dihitung dengan melihat gambar detail potongan
balok sloof. Disini ukurannya adalah 15 cm x 20 cm
Jadi : LPs + 0,15 meter x 0,20 meter = 0,03 m2
Setelah mengetahui luas penampang dan panjangnya , maka dapat dihitung
volumenya Vs = 57,7 x 0,03 = 1,731 m³

Menghitung besi begel pada balok sloof

 Panjang 1 buah besi begel Ω8=0,1m+0,1m+0,15+0,15+0,5+0,5=0,6m


 Jumlah begel sepanjang 1 meter slof = 1 meter : 0,2 meter = 5 buah
 Total panjang besi Ω8 = 0,6 meter x 5 buah = 3 meter
 Jika 1 batang besi panjangnya 12 meter , maka perlunya 3m:12m=0,25 batang
 Jadi butuh begel sebanyak 5 buah, atau besi Ω8 sepanjang 3m,atau 0,25
batang

Menghitung besi tulangan pokok pada balok sloof


 Total panjang besi Ω10 = 4 buah x 1 meter – 4 meter
 Jumlah batang 4 m : 12 m = 0,3333 batang
 Jadi perlu besi Ω10 sepanjang 4 m, atau 0,3333 batang

Fungsi dinding

Konstruksi dinding

Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/


membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang
berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding
struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural
harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk
(untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai
kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra
cetak)

DINDING BATU BUATAN


A. Dinding bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus
memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan
bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu
(non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/
2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang
berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb.
Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-
syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya.
(Materi Pasangan Bata)

B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak
yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang
ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban
pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang
baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan
bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak
boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada
kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di
tengah – tengah.
e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom
dan balok beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan
dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.

DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di
eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi
seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.

B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu
horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2
m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding
papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah)
agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang
bisa mengalami muai dan susut.
C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan
yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan.
Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan
atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60
cm)
DINDING BATU ALAM
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1
kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1
kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu
alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa
kolom praktis, hanya diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai