Anda di halaman 1dari 18

Laboratorium Satuan Operasi 1

Semester IV 2017/2018
LAPORAN PRAKTIKUM

FILTER TESTING UNIT

Pembimbing : Tri Hartono, LRSC, M.ChemEng


Kelompok : IV (Empat)
Tanggal Praktikum : Rabu, 23 Mei 2018

Nama Anggota Kelompok :


1. Andi Nurwaqiah Iradewi (331 16 021)
2. Inggrid Vivian (331 16 035)
3. Rismawati (331 16 038)
4. Andi Nurul Islamiati (331 16 063)
5. Indra Winandar (331 16 071)
6. Yuliani Sikombong (331 16 072)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
Filter Testing Unit

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
 Mengetahui prinsip kerja alat Filter Testing Unit
 Menghitung tahanan spesifik cake (rc)
 Menghitung tebal filtrat cake (L)

II. ALAT & BAHAN


A. Alat
- Alat Filter Testing Unit
- Filter support
- Sikat
- Gelas kimia 1000 mL
- Gelas kimia 500 mL
- Ayakan
- Jangka sorong
- Baskom
- Stopwatch

B. Bahan
- Air
- Kapur (CaCO3)
- Kertas saring besar
III. DASAR TEORI
Filtrasi adalah salah satu metode untuk memisahkan padatan dari suatu
larutan suspensi. Dalam hal ini larutan suspensi dialirkan melalui medium filter
( medium berpori ) sehingga padatan akan tertahan pada permukaan filter
sementara filtratnya akan mengalir melalui pori – pori medium filter. Tentu saja
kualitas hasil filtrasi pada filtrat sangat bergantung dari pori – pori yang dipakai.
Prinsip filtrasi adalah sebagai berikut:
a. Pada awalnya suspensi mengalir melalui medium filter, filtrat yang dihasilkan
laju alir besar tetapi kualitas filtrat tidak begitu jernih. Seiring dengan
terbentuknya cake ( padatan tertahan ) maka laju filtrat makin menurun tetapi
kualitas filtrat semakin jernih, hal itu disebabkan cake yang terbentuk berfungsi
sebagai penyaring juga. Apabila lapisan cake yang terbentuk makin tebal
mengakibatkan laju filtrat makin kecil, oleh karena pada ketebalan tertentu harus
dilakukan proses pencucian untuk menghilangkan cake.
b. Agar suspensi bisa mengalir melalui medium filter maka dibutuhkan
perbedaan tekanan yang signifikan. Hal itu biasanya dilakukan dengan dua cara:
pertama suspense dipompa ( sebelum medium filter tekanan lebih tinggi ) atau
cara kedua ruang filtrat divakum sehingga suspensi tertarik menuju medium
filter. Filter testing unit adalah metode filtrasi yang menggunakan metode kedua
( ruang filtrat divakum ), metode ini digunakan untuk kapasitas kecil mirip
penyaringan dengan corong Buchner yang dihubungkan dengan waterjet untuk
pemvakuman.

Filtrasi adalah suatu metoda untuk memisahkan padatan dari larutan


suspensi.Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel
padat atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang
dilarutkan dalam zat cair tersebut. Larutan suspensi dialirkan melalui medium
filter (medium berpori) sehingga padatan akan tertahan pada permukaan filter
sementara filtratnya akan mengalir melalui pori medium filter. Kualitas filtrate
hasil filtrasi sangat bergantung dari pori medium filter yang dipakai.
Proses filtrasi dapat dilakukan dalam skala laboratorium dan industri.
Dalam skala laboratorium, suspense hanya dituangkan ke kertas saring di atas
corong dan gelas beaker. Disini hanya gaya gravitasi bumi yang dipakai. Untuk
mempercepat proses biasanya digunakan corong Buchner yang menggunakan
aliran air untuk menghasilkan vakum.
Dalam skala industry, bentuk-bentuk operasi yang lebih rumit akan
dipakai untuk mengatasi jumlah suspense yang besar dan beraneka ragam.
Selama operasi berlangsung, lapisan partikel padat akan terbentuk semakin tebal
dan karenanya perlu beda tekanan yang lebih besar serta bentuk modifikasi
lainnya untuk mendapatkan laju filtrasi yang tinggi.
Proses filtrasi dipakai mulai dari industry pertambangan sampai industry
kimia yang siap pakai. Pada banyak industry, partikel padatannya yang
diperlukan, sedangkan untuk pengolahan limbah industry, filtratnya yang harus
diambil untuk selanjutnya diolah lagi.
Filtrasi atau penyaringan adalah pemisahan partikel zat padat dari fluida
dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau
septum,dimana zat padat itu bertahan. Operasi filtrasi dijalankan untuk
mengambil bahan yang diinginkan yaitu padatannya atau cairannya dan bahkan
kedua-duanya.
Beberapa cara pemisahan mekanik fisik dapat diklasifikasikan menjadi
sebagai berikut (Geankoplis,1993) :
1. Filtration
Pemisahan dapat dilakukan karena adanya media filtrasi. Pemilihan media
filtrasi didasarkan atas :
- jumlah padatan yang dipisahkan
- tipe padatan
- viskositas dari fluida
2. Settling and sedimentation
Pada settling sedimentation partikel dipisahkan dari fluida dengan adanya
perbedaan gaya gravitasi dan densitas dari partikel tersebut.
3. Centrifugal Settling and Sedimentation
Proses pemisahan partikel dari fluida karena adanya gaya sentrifugal pada
berbagai ukuran dan densitas fluida.
4.Centrifugal filtration
Proses pemisahan yang dilakukan dengan filtrasi tetapi gaya entrifugal yang
digunakan menyebabkan perbedaan tekanan dapat diabaikan.
5. Mechanical size reduction and separation
Pemisahan dilakukan dengan cara mengubah diameter partikel kemudian
dipisahkan dengan ayakan

 Operasi Filtrasi dijalankan dengan dua cara :


1. Filter Batch
Proses secara batch memerlukan waktu yang lebih lama dan memerlukan
biaya yang lebih mahal.
2. Filtrasi Continue
Proses Filtrasi secara continue banyak diterapkan pada industry kimia.
Analisis operasi filtrasi ini dibagi menjadi 3 tahap :
a. Pembentukan cake
b. Pencucian cake untuk membuang larutan
c. Pelepasan cake dari filter

 Berdasarkan prinsip kerjanya, filtrasi dapat dibedakan menjadi:


1. Pressure filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip penekanan. Bentuk alat
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Pressure Filtration Press

2. Gravity filtration
Merupakan filtrasi yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan
cairan.
Gambar 1.2 Gravity filtration

3. Vacuum filtration
Merupakan filtrasi yang dilakukan dengan prinsip hampa udara untuk
mengalirkan cairan. dilengkapi drum yang terus berputar. Tekanan di luar
drumadalah tekanan atmosferik, tetapi di dalam drum mendekati vakum. Drum ini
dimasukkan ke dalam cairan yang mengandung suspensi padatan yang akan
difilter, lalu drum diputar dengan kecepatan rendah selama operasi. Cairan tertarik
melewati filter cloth karena tekanan vakum, sedangkan padatan akan tertinggal di
permukaan luar drum membentuk cake pada proses.
Jika cake akan diambil dari drum, putaran drum dihentikan, drum dikeluarkan
dari fasa cair, cake dicuci, dikeringkan, dan kemudian diambil. Pengambilan
padatan dari drum dilakukan dengan sejenis pisau yang juga bermcam-macam jenis
dan disainnya bergantung jenis cake.

 Septum atau medium penyaring pada setiap filter harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Harus dapat menahan zat padat yang akan disaring dan menghasilkan filtrat yang
cukup jernih.
2. Tidak mudah tersumbat
3. Harus tahan secara kimia kuat secara fisik dalam kondisi proses.
4. Harus memungkinkan penumpukan ampas dan pengeluaran ampas secara total
5. Tidak boleh terlalu mahal. (Mc. Cabe, 1993)
 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih jenis peralatan dan
kondisi operasi adalah :
1. Sifat fluida terutama viskositas, densitas, dan sifat korosinya
2. Keadaan dari partikel padat, ukuran dan bentuk, distribusi ukuran partikel dan
karakteristik
3. Konsentrasi partikel padat di suspense
4. Jumlah dari seluruh bahan yang akan diproses dan nilainya
5. Bagian yang akan digunakan (padat, cair, keduanya)
6. Perlu tidaknya mencuci padatan yang telah tersaring
7. Kontaminasi yang berpengaruh besar pada produk jika terjadi kontak antara
bahan dan peralatan
8. Ada tidanya perlakuan lain sebelum proses filtrasi yang akan menbantu proses
filtarsi tersebut.
 Penurunan Rumus Filtrasi Kue (Cake Filtration)
Secara umum aliran di dalam pori-pori filter cake adalah laminer. Untuk suspensi
dengan ukuran zat padat sama besar dan seragam, maka zat-zat padat hanya akan
tertimbun di permukaan filter cake. Tetapi jika distribusi ukuran partikelnya begitu
lebar, maka partikel-partikel terkecil akan dapat meyusup ke dalam ruang kosong
antara partikel-partikel terbesar. Keadaan ini biasanya dijumpai pada dep-bed
filtration. Karena itu perlu diandaikan bahwa porositas filter cake selama proses
filtrasi tidak berubah. Pressure drop ΔPc saat cake memiliki ketebalan l dapat
ditentukan berdasarkan persamaan Carman-Kozeny (Coulson & Richardson, 1978)
dengan asumsi bahwa aliran di dalam pori-pori cake tetap laminer dan porositas cake
konstan.
𝑙 𝑑𝑉
∆𝑃𝑐 = 𝑟𝑐 × 𝜇 × × (3.1)
𝐴 𝑑𝑡
dengan, ΔPc : pressure drop yang disebabkan cake setebal l [Pa]
rc : specific cake resiatance [m-2]
μ : viskositas dinamik dari filtrate [ Pa.s]
l : tebal cake [m]
A : luas penampang cake [m2]
dV/dt : laju alir filtrat [m3s-1]
Konstanta rc adalah konstanta yang menyatakan besarnya tahanan filtrasi yang
disebabkan oleh cake setebal l. Nilai rc dapat dengan mudah ditentukan melalui suatu
percobaan di laboratorium seperti akan terlihat pada pembahasan lebih lanjut.
Jika aliran di dalam media filter juga laminer, maka analog seperti pada filter cake,
pressure drop pada media filter (l) tentunya juga dapat ditentukan berdasarkan
persamaan Carman-Kozeny di atas. Dalam hal ini pengaruh media filter dapat
dinyatakan sebagai suatu filter medium resistance rF dan analog dengan (3.1),
pressure drop ini dapat diberikan dalam bentuk:
𝑙 𝑑𝑉
∆𝑃𝐹 = 𝑟𝐹 × 𝜇 × × (3.2)
𝐴 𝑑𝑡
Jika pengaruh media filter ekivalen dengan pengaruh cake setebal L, maka sesuai
persamaan (3.1)m di atas, maka pressure drop ΔPF ini juga dapat dinyatakan seperti
berikut.
𝐿 𝑑𝑉
∆𝑃𝐹 = 𝑟𝐹 × 𝜇 × × (3.3)
𝐴 𝑑𝑡
Dengan demikian dari persamaan (3.2) dan (3.3) didapat hubungan:
𝑟𝐹 = 𝑟𝑐 × 𝐿 (3.4)
Pressure drop sesungguhnya ΔP ini merupakan total pressure drop cake dan pressure
drop akibat filter media sehingga persmaannya sebagai berikut:
∆𝑃 = ∆𝑃𝑐 + ∆𝑃𝐹 (3.5)
Dengan mensubstitusikan rumus (3.1), (3.2), (3.3), dan (3.4) akan diperoleh rumus
laju alir volume filtrat seperti berikut.
𝑑𝑉 𝐴. ∆𝑃 𝐴. ∆𝑃
= = (3.6)
𝑑𝑡 𝜇. (𝑟𝑐 . 𝑙 + 𝑟𝐹 ) 𝜇. 𝑟𝑐 (𝑙 + 𝐿)
Persamaan (3.6) memberikan 2 alternatif pengkondisian proses filtrasi, yakni kondisi
operasi dengan pressure drop ΔP konstan dan dengan laju alir volume konstan. Dua
kondisi tersebut akan menentukan rumus-rumus filtrasi yang berbeda seperti terlihat
berikut ini.
a) Filtrasi Kue pada Kondisi ∆P Konstan
Volume filtrate V dan tebal cake l pada persamaan (3.6) adalah dua variabel
yang saling berhubungan sehingga persamaan tersebut tidak boleh secara
langsung dideferensialkan.Kedua variabel tersebut harus saling mewakili, jadi
dalam hal ini V harus dinyatakan dalam l atau sebaliknya l dinyatakan dalam V.
Untuk itu didefinisikan suatu konstanta proporsional k yang merupakan hasil
perbandingan volume cake Vc dan volume filtrat V. dalam pengertian
ini,konstanta proporsional k adalah volume cake yang terbentuk secara linier
untuk setiap satuan volume filtrat V,sehingga berlaku:
𝑉𝑐 𝐴. 𝑙
𝐾= =
𝑉 𝑉
𝐴 𝐾
Dan akhirnya didapat 𝑣 = 𝑉 𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑙 = 𝐴 𝑉 (3.8)

Pada kondisi pressure drop P konstan, maka persamaan (3.6) berubah menjadi

𝑑𝑣 𝐴. ∆𝑃 𝐴. ∆𝑃 𝐴2 . ∆𝑃
= = =
𝑑𝑡 𝜇. 𝑟𝑐(𝑙 + 𝐿) 𝜇. 𝑟𝑐( 𝑘 𝑉 + 𝐿) 𝜇. 𝑟𝑐. 𝑘(𝐿𝐴 𝑉)
𝐴. 𝐾.
Persamaan (3.9) ini didefinisikan dengan metode pemisahan variabel dengan batas
integras V0 smapai V dan dari t0 sampai t sehingga didapatkan
𝑡 𝜇. 𝑟𝑐. 𝑘 𝜇. 𝑟𝑐. 𝐿
= V +
𝑉 2𝐴2 ∆𝑃 𝐴 ∆𝑃
Persamaan (3.14) adalah persamaan linier antara variabel V dan t/V, sehingga jika
digambarkan hubungan variabel V dan t/V tersebut pada suatu sistem koordinat akan
dihasilkan suatu garis lurus yang disebut garis filtrasi.Jika slope dan intercept dari
garis filtrasi diketahui, nilai rc dan L dapat dihitung.
Untuk menentukan rcdan L secara percobaan, maka harus diplotkan data
percobaan t/V dan V untuk setiap interval waktu tertentu selama proses filtrasi pada
kondisi pressure drop konstan, kemudian dengan metode analisis regresi linier
dihitung slope dan intercept dari garis filtrasi yang terjadi,sehingga nilai rc dan L
dapat dihitung.Dengan dua data tersebut, rF dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (3.4).

b) Filtrasi Kue pada Kondisi Laju Alir dan Volume Konstan


Pada kondisi laju alir volume konstan, maka dV/dt pada persamaan (3.6)
berubah menjadi V/t.Dengan demikian persamaan (3.6) atau (3.9) dapat secara
langsung disselesaikan tanpa melalui integral.
IV. GAMBAR RANGKAIAN ALAT

V. PROSEDUR KERJA
 Persiapan (Membuat larutan kapur)
1. Kapur yang akan digunakan diayak terlebih dahulu.
2. Kapur yang telah diayak,ditimbang sebanyak 350 gram.
3. Slurry dari kapur dibuat dengan cara kapur yang telah ditimbang ditambahkan
air hingga 5 kg.

 Filtrasi terhadap suspensi


1. Katup keluaran alat Filter Testing Unit (FTU) harus dipastikan dalam
keadaan tertutup.
2. Instalasi alat FTU diselesaikan dengan memasang Filter Medium.
3. Setelah semua alat terpasang, tangki penyimpanan diisi dengan suspense
(slurry) yang telah dibuat sebelumnya.
4. Agitator dinyalakan untuk mengaduk suspensi.
5. Tekanan pompa diatur pada tekanan 0,3 bar.
6. Katup tangki penyimpanan dibuka, sehingga suspensi mengalir kebawah.
7. Pada saat filtrate sampai ditanda batas awal,stopwatch dinyalakan.
8. Waktu dicatat setiap interval 0,5 liter.
9. Stopwatch dihentikan jika tetesan filtrate telah habis.
10. Agitator dimatikan, dan rangkaian FTU dibuka agar dapat diambil filter cake
yang terbentuk.
11. Filter cake yang telah diambil, diukur ketebalannya dengan menggunakan
jangka sorong.

VI. DATA PENGAMATAN


 Berat kapur = 350 gram
 Berat air + kapur = 5,5 kg
 Diameter tangki filtrasi = 20 cm
 Viskositas air = 0,001 Pa.s
 Tebal cake rata-rata = 12,38 mm = 0,01238 m

Volume (Liter) Waktu (s)

0,5 41.09

1 69.47

1,5 157.51

2 286.72

2,5 469.06

3 690.29

3,5 932.37

4 1200.28

4,5 1495.83

Table 1. Data hasil pengamatan


VII. PERHITUNGAN
 Menghitung luas penampang cake (d=20 cm → 0,2 m)
𝜋 3,14
𝐴 = 𝑑2 = (0,2𝑚)2 = 0,0314 𝑚2
4 4

 Untuk ΔP = 0,3 bar

Volume (m3) Waktu (s) t/v (s/m3)

0,0005 41.09 82180

0,001 69.47 69470

0,0015 157.51 105006.7

0,002 286.72 143360

0,0025 469.06 187624

0,003 690.29 230096.7

0,0035 932.37 266391.4

0,004 1200.28 300070

0,0045 1495.83 332406.7

 Menghitung Tekanan(Pa)
0,3 bar = 0,3 x 100000 Pa = 30000 Pa = 30000 N/m2

 Menghitung Nilai Konstanta Proporsional (k)

𝐴×𝑙 0,0314 𝑚2 ×0,012383 𝑚


𝑘= = =0,086451976
𝑉𝑐 0,0045 𝑚3
 Menghitung tebal cake eqivalen dengan tahanan filter medium (L) dan tahanan
spesifik cake (rc) berdasarkan grafik hubungan v Vs t/v

V vs t/V y = 70,073,761.90x + 15,549.53


R² = 0.98
350000

300000

250000

200000
t/V

150000

100000

50000

0
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005
V
Grafik 1. Grafik hubungan V vs t/V

- Slope = 70073761.90
- Intercept = 15549.53

 Menghitung nilai tahanan spesifik cake (rc)

2 × 𝐴2 × ∆𝑃 × 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝑟𝑐 =
𝜇 ×𝑘
𝑁
2 × (0,0314𝑚2 )2 × 30000 × 70073761.90
𝑟𝑐 = 𝑚2
𝑁
0,001 × 0,086451976
𝑚2

𝑟𝑐 = 4.79989𝐸 + 13

 Menghitung nilai tebal eqivalen (L)

𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 × 𝐴 × 𝑙
𝐿=
𝜇 × 𝑟𝑐

15549.53 × 0.0314𝑚2 × 0.01238333


𝐿=
𝑁
0.001 2 × 4.79989𝐸 + 13
𝑚

𝐿 = 0.000305321 m
VIII. PEMBAHASAN
Yuliani Sikombong (331 16 072)
Filtrasi adalah salah satu metoda untuk memisahkan padatan dari larutan suspensi.
Dalam hal ini larutan suspense dialirkan melalui medium filter (medium berpori)
sehingga padatan akan tertahan pada permukaan filter, sementara filtratnya akan
mengalir melalui pori medium filter. Tentu saja kualitas filtrate hasil filtrasi sangat
bergantung dari pori medium filter yang dipakai.
Tujuan pada praktikum filter testing unit ini adalah melakukan proses filtrasi pada
tekanan tetap, menghitung koefisien tahanan cake dan tahanan medium filter pada
tekanan tetap, dan menganalisa pengaruh terhadap kualitas hasil filtrasi.
Pada praktikum yang dilakukan kali ini adalah filtrasi/penyaringan dengan metoda
vakum. Secara umum filtrasi, dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif
kecil dibandingkan zat cairnya. Percobaan filtrasi kali ini menggunakan metoda
vakum dengan alat Filter Testimg Unit dan umpan larutan kapur dan kondisi operasi
untuk tekanan yaitu (-∆P) = 0,3 Bar. Nilai tekanan menjadi negatif, menandakan
tekanan didalam pipa menjadi lebih kecil dari pada tekanan diluar pipa. Dalam hal ini
tekanan sangat mempengaruhi hasil filtrasi, baik dalam hal jumlah filtrasi maupun
jumlah cake yang terbentuk. Dan slurry yang digunakan adalah kapur sebanyak 350
gram.
Pada percobaan ini waktu yang dibutuhkan filtrat untuk mencapai volume tertentu
dicatat, dimana dari percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi beda tekanan maka
waktu filtrasi akan semakin cepat. Kemudian dari data waktu dan volume ini dibuat
data baru perbandingan antara waktu dan volume. Dari data ini dibuat grafik
hubungan antara volume (V) vs perbandingan antara waktu dengan volume (t/V).
Grafik yang dihailkan menunjukkan bahwa semakin banyak volume filtrate maka
perbandingan antara waktu dengan volume filtrate akan semakin besar. Bila dilihat
persamaan secara umum :
Persamaan ini setara dengan persamaan garis linear, yaitu :
y = slope x + intercept
Sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan yang digunakan merupakan persamaan
linear, dan bila grafik dilinearkan maka akan diperoleh :
Slope = 70,073,761.90
Intercept = 15,549.53
Dari nilai slope dan intersept ini dapat diperoleh nilai dari rC dan L. Dan berdasarkan
perhitungan diperoleh nilai tahanan spesifik cake (rc) yaitu 4,79989𝐸 + 13 1/m2
dan tebal ekivalen cake (L) pada tekanan konstan yaitu
0,000305321 𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 0,305321 𝑚𝑚.
Kualitas filtrat sangat bergantung dari pori – pori yang dipakai. Pori-pori medium
filter harus lebih kecil dari slurry yg difiltrasi, hal ini bertujuan agar padatan bisa
tertahan di medium filter. Semakin besar laju alir filtrat maka semakin sedikit cake
yang terbentuk namun semakin tebal cake maka akan semakin jernih filtrat yang
dihasilkannya serta laju alirnya akan semakin kecil.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan:
1. Prinsip kerja Filter Testing Unit, semakin besar beda tekanan (ΔP) maka
tahanan cake dan koefisien medium filter yang dihasilkan semakin besar
karena cake yang terbentuk merupakan penyaring yang sesungguhnya. Dan
waktu yang dibutuhkan untuk filtrasi semakin cepat.
2. Nilai tahanan spesifik cake yaitu 4.79989𝐸 + 13 1/m2 dan tebal ekivalen cake
pada tekanan konstan 0,000305321 𝑚 .

X. DAFTAR PUSTAKA
 Buku petunjuk praktikum. Laboratorium Satuan Operasi 1. Jurusan Teknik
Kimia. Politeknik Negeri Ujung Pandang. Makassar.

 Pratama, Dede. 2014. Laporan Filter Testing Unit. Diakses pada tanggal 27 Mei
2018.
http://kc12engineer.blogspot.co.id/2014/06/laporan-filter-testing-unit.html

 Rajawali, Putra. 2014. Pengertian Fluidisasi. Diakses pada tanggal 28 Mei 2018.
http://putrarajawali76.blogspot.co.id/2012/12/filter-testing-unit.html
 Yusuf Zaelana. 2018. Laporan Filter Testing Unit. Diakses pada tanggal 28 Mei
2018.
https://updoc.tips/download/free-pdf-ebook-laporan-filter-testing-unit-yusuf-
zaelana

Anda mungkin juga menyukai