Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM IPA SEKOLAH

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syatrat guna Memenuhi Tugas FINAL

mata kuliah Praktikum IPA Sekolah pada Laboratorium Jurusan Pendidikan

Fisika

OLEH :

KELOMPOK VII

RISMON NDRI YANI A1K2 16 051


KETUT ALIT WISNAWA A1K2 16 033
ALMUAMAR A1K2 16 002

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
HALAMAN PENGESAHAN

Telah mengikuti seluruh tahapan kegiatan praktikum serta telah diperiksa

dan disetujui oleh Asisten Praktikum Mata kuliah Praktikum IPA Sekolah

pada Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Halu Oleo :

Koordinator Asisten : Sayahdin alfat

Asisten Pendamping : 1. La Ansar

2. Rahmad hidayat

Kendari, 3 Mei 2018

Penanggung Jawab Praktikum

Laboratorium Pendidikan Fisika

Irham S.Pd.M.Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan

rahmat-Nya jualah sehingga laporan lengkap praktikum ipa sekolah ini dapat

diselesaikan sebagaimana mestinya. Kemudian salawat serta salam tidak lupa pula

kita sanjungkan kepangkuan nabi besar kita Muhammad SAW yang mana oleh

beliau telah bersusah payah berjuang membawa kita ummatnya dari alam kegelapan

ke alam yang terang menerang dan dari alam kebodohan ke alam yang berilmu

pengetahuan sebagai mana yang sedang kita rasakan pada saat sekarang ini.Dan

dialah satu-satunya suri tauladan yang sangat baik sehingga patut kita contoh dan

kita tiru agar kita semua selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari

pihak yang telah berkontribusi dengan mbotolikan sumbangan baik materi maupun

pikirannya dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan lengkap

praktikum ipa sekolah Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan atau dari yang diharapkan baik dalam bentuknya materi

pembahasannya maupun penyusunannya.

Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Dan harapan penulis semoga

laporan lengkap praktikum ipa sekolah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki

kekurangan – kekurangan yang terdapat pada laporan lengkap praktikum ipa

sekolah agar menjadi lebih baik lagi.

iii
Kendari 3 Mei 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

JUDUL PRAKTIKUM

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

2. Tujuan Percobaan ...................................................................................... 2

B. KAJIAN TEORI ............................................................................................. 2

C. METODE PENELITIAN

1. Alat dan Bahan ........................................................................................... 4

2. Prosedur Kerja ........................................................................................... 4

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan ....................................................................................... 5

2. Pembahasan ................................................................................................ 5

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan .............................................................................................. 7

2. Saran ........................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 8

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Alat Dan Bahan yang digunakan pada percobaan

Pengawetan hewan invertebrata ........................................................................ 4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kepiting Bakau ................................................................................ 5

Gambar 2. Belalang Kayu .................................................................................. 5

v
PENGAWETAN HEWAN INVERTEBRATA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Biologi berasal dari bahasa Yunani,yaitu bios yang artinya hidup

dan logos yang artinya ilmu. Biologi artinya ilmu yang memepelajari seluk

beluk makhluk hidup,Biologi berkembang dari hasil kerja para peneliti

biologi, menggali pengetahuan dari objek-objek biologi. Sebagai Objeknya

adalah semua makhluk hidup.

Invertebrata merupakan kelompok hewan yang jumlahnya sangat

besar, terdiri dari berbagai filum, yaitu Porifera, Cnidaria (Coelenterata),

Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan

Echinodermata. Salah satunya yaitu contoh filum Echinodermata bulu

babi(Echinodea) dan filum Poterion sejenis Porifera.

Semua hewan yang tidak memiliki tulang belakang dikelompokkan

dalam Invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun

oleh satu sel (uniselluler) dimana seluruh aktivitas kehidupannya dilakukan

oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh

banyak sel (multiselluler/metazoa) sel selnya mengalami deferensisasi dan

spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin

komplek. Dari hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui cara

pengawetan invertebrata pada bulu babi dan poteroin.

1
2. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dalam penelitian pengawetan invertebrata yaitu :

a. untuk mengetahui tata cara pengawetan basah dan kering pada hewan

invertebrata.

b. untuk mengetahui klasifikasi invertebrata serta dapat

mengklasifikasikannya

B. KAJIAN TEORI

Pada sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan

yaitu identifikasi, klasifikasi, dan pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan

pengenalan dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/ spesies yang

selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh

dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok

mahluk hidup dengan cara memberi keseragaman ciri/sifat didalanm

keanekaragaman ciri yang ada pada mahluk hidup tersebut (riki, 2010).

Pembuatan awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan

spesimen secara praktis tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama

untuk spesimen-spesimen yang sulit ditemukan di alam. Awetan spesiman

dapat berupsa awetan basah atau kering. Untuk awetan kering tanaman

diawetkan dalam bentuk herbarium, sedangkan untuk mengawetkan hewan

dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. Awetan basah baik

untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh

spesimen dalam larutan formalin 4 % atau alkohol 70 % (hayati 2011).

2
Arthropoda berasal dari bahas yunani yaitu arthro yang berarti Ruas dan

podos yang berarti kaki. Jadi, arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas

ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku

buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar

900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup didarat sampai

ketinggian 6000 m, sedangkan yang hidup diair dapat ditemukan sampai

kedalaman 10.000 m (Karaman,2007).

3
C. METODE PENILITIAN

1. Alat Dan Bahan

NO ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Alat suntik 1
2. Toples 1
3. Plaster 1
4. Kamera 1
5. Botol 1
6 Belalang 2
7. Kepiting 1
8. Aquades 1
9. Alkohol 1

2. Prosedur Kerja

1. Cara Kerja untuk Pengawetan Basah terhadap hewan Kepiting ,yaitu:

a. Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu hewan spons dan

Kepiting.

b. Gunakan penjepit untuk mengambil kepiting yang ada dalam botol.

Kemudian,masukkan ke dalam toples yang sudah disediakan.

c. Setelah spesimen tersebut berada dalam toples.Toples tersebut diisi

dengan aquades sampai setengah toples.

d. Kemudian,ditambahkan alkohol sebanyak 1,0 cc.

e. Setelah itu,toples ditutup dengan rapat menggunakan plester .

f. Awetan disimpan, di tempat yang tidak terkena sinar matahari

langsung, sebab warna akan cepat luntur.

2. Cara Kerja untuk Pengawetan Kering terhadap Hewan Belalang,yaitu:

4
a. Siapkan alat dan bahan yang akan diawetkan yaitu Belalang.

b. Ambillah Belalang yang ada dalam kantung plastik dan letakkan

diatas meja praktikum untuk disuntik.

c. Suntiklah Belalang dengan alkohol sebanyak 0,1 cc

d. Setelah itu jemurlah di bawah terik matahari.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

Arthropoda adalah hewan


dengan kaki beruas ruas dengan
sistem sarah tali dan organ tubuh telah
berkembang dengan baik. Tubuh
arthropoda terdiri atas caput (kepala)
toraks (dada) dan abdomen (perut)
yang bersegmensegmen. Contoh
Kepiting dan belalang.
Kepiting bakau (Scylla spp.)
adalah sejenis kepiting yang hidup di
ekosistem hutan bakau dan estuaria,
anggota suku Portunidae. Kepiting
yang mempunyai nilai ekonomis
penting ini didapati di pantai-pantai
pesisir Afrika, Asia dan Australia. Gambar 1. Kepiting Bakau
Dalam bahasa Inggris ia dikenal
sebagai mangrove crab, mud crab, dan
juga Indo-Pacific swamp crab.
Belalang adalah salah satu jenis
hewan herbivora yang termasuk
dalam ordo orthoptera dengan famili
Acrididae. Hewan ini memiliki dua
antena dibagian kepala yang jauh
lebih pendek dari bentuk tubuh.
belalang ini juga memiliki femor
belakang yang panjang dan kuat
sehingga dapat lompat dengan baik, Gambar 2. Belalang Kayu
dan bahkan juga memiliki kebiasan –
kebiasan mengerik atau
mengeluarkan suara pada malam hari

5
2. Pembahasan

Kepiting Bakau

Kepiting bakau (Scylla spp.) adalah sejenis kepiting yang hidup di

ekosistem hutan bakau dan estuaria, anggota suku Portunidae. Kepiting

yang mempunyai nilai ekonomis penting ini didapati di pantai-pantai pesisir

Afrika, Asia dan Australia. Dalam bahasa Inggris ia dikenal sebagai

mangrove crab, mud crab, dan juga Indo-Pacific swamp crab .

Sebelumnya dianggap hanya memiliki satu spesies, yakni Scylla

serrata, kini kepiting bakau diyakini setidaknya terdiri dari empat

spesies.Keempatempatnya memiliki habitat yang hampir serupa.

Klasifikasi kepiting bakau

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Infraordo : Brachyura

Famili : Portunidae

Genus : Scylla

Sistem Pencernaan Kepiting Bakau

Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului

cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah

6
diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh

melalui sistem peredaran darah.

Jenis pakan yang di konsumsi kepiting dapat berupah artemia,

ikan rucah, daging kerang-kerangan, hancuran daging siput, dan lumut.

Pemberian pakan tergantung pada ukuran kepiting, bila masih larva

biasanya Brachionus plicatilis, Tetracelmis chuii dan Naupli artemia.

Kepiting juga bersifat kanibalisme biasanya dia akan menyarang

kepiting lain yang sedang dalam kondisih lemah atau ganti kulit (

molting ).

Alat pencernaan terbagi menjadi tiga, tembolok, lambung otot,

lambung kelenjar. Didalam perut kepiting terdapat gigi kalsium yang

teratur berderet secara longitudinal, selain gigi kalsium juga terdapat

gastrolik yang berfungsi mengeraskan rangka luar (eksoskeleton)

setelah terjadi eksdisis (penegelupasan kulit). Urutan pencernaan

makanannya dimulai dari mulut, kerongkongan (esofagus), lambung

(ventrikulus), usus dan anus. Hati (hepar) terletak di dekat lambung.

Sisa-sisa metabolisme tubuh diekskresikan lewat kelenjar hijau.

Sistem respirasi / pernapasan

Kepiting bernapas umumnya dengan insang, kecuali yang

bertubuh sangat kecil dengan seluruh permukaan tubuhnya dan

memiliki sebuah jantung untuk memompa darah. Mekanisme

pernafasan : Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air

dari kepiting yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah

7
insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh

hemosianin, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan

dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2

kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan O2 pada kepiting

 Ukuran dan umur (standia hidup)

 Aktivitas kepiting

 Jenis kelamin

 Stadia reproduksi

System saraf dan hormon Kepiting Bakau

Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi

untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan

status kehidupan (reproduksi). Perubahan lingkungan akan

diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang

kelenjar endokrin agar hormon dikirim ketempat yang di tuju untuk

mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan agar merangsang

organ yang teleh di tentukan dan aktivitas metabolisme jaringan-

jaringan. Sistem saraf terdiri dari system saraf tangga tali pada system

sarafnya terjadi pengumpulan dan penyatuan gangliondan dari

pasangan-pasangan gangflion dan dari pasangan ganglion keluar saraf

yang menuju ketepi alat indra berupa sepasang mata majemuk ( faset )

bertangkai yang berkembang dengan baik.

8
Belalang

Belalang adalah salah satu jenis hewan herbivora yang termasuk

dalam ordo orthoptera dengan famili Acrididae. Hewan ini memiliki dua

antena dibagian kepala yang jauh lebih pendek dari bentuk tubuh.

belalang ini juga memiliki femor belakang yang panjang dan kuat

sehingga dapat lompat dengan baik, dan bahkan juga memiliki kebiasan

– kebiasan mengerik atau mengeluarkan suara pada malam hari.

Secara umum, belalang ini memiliki beberapa jenis seperti

belalang kayu, belalang daun, belalang sembah dan lainnya. Belalang

kayu secara umumnya memiliki sayap untuk terbang, namun jarang

sekali digunakan untuk terbang. Berdasarkan sebuah penelitian, dan

pengamatan belalang kayu ini dapat diklasifikasikan dan morfologikan

berdasarkan tingkatan taksonomi diantaranya yaitu :

Klasifikasi Belalang Kayu

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Sub filum : Mandibulata

Kelas : Insecta

Ordo : Orthoptera

Famili : Acrididae

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis

9
Belalang kayu ini memiliki bentuk tubuh yang terdiri dari 3

bagian utama, yaitu kepala, dada ( thorak ) dan perut ( abdomen ).

Belalang kayu juga memiliki 6 kaki yang bersendi, 2 pasang sayap, dan

2 antena. Kaki bagian belakang panjang yang digunakan untuk

melompat dengan jauh dan tinggi, sedangkan kaki bagian depan pendek

digunakan untuk berjalan.

Belalang juga memiliki pendengaran yang tajam, meskipun

tidak memiliki telinga. Alat pendengar belalang ini hampir disebut

dengan nama tympanum dan terletak pada abdmon ( perut ) dekat bagian

sayap. Typnpanum ini berbentuk sebuah disk bulat besar yang terdiri

dari beberapa bagian prosesor dan memiliki syaraf uang digunakan

untuk memantau getaran dari udara.

Bebalang kayu juga memiliki 5 mata ( 2 compound eye dan 3

ecelli ). Belalang kayu ini termasuk hewan serangga yang bernafas

menggunakan trakea, dan masuk kedalam kelompok hewa berkerangka

luas ( exoskeleton ). Belalang kayu dewasa betina memiliki ukuran lebih

besar dibandingkan dengan belalang jantan dewasa yaitu berkisar 58-

71 mm sedangkan belalang jantan dewasa berkisar 49-63 mm dengan

berat tubuh rata – rata mencapai 2-3 gram.

Belalang ini banyak mengandung protein, mineral dan vitamin

yang tinggi, sehingga banyak masyarakatt mengkonsumsi belalang kayu

ini dengan proses tertentu. Belalang ini dapat dijadikan sebagai

makanan ringan, makanan berbentuk sate, makanan menurunan lemak

10
dan bahkan bahan obat herbal dan alternatif untuk menyembuhkan

berbagai penyakit.

Sistem Reproduksi Belalang

Belalang berkembang biak dengan cara generatif yaitu dengan

perkawinan. Organ reproduksi belalang jantan dinamakan aedeagus,

sedangkan belalang betina mempunyai ovarium sebagai tempat

pembuahannya.

Belalang jantan yang mempunyai ukuruan tubuh lebih kecil,

akan membuahi sang betina dengan cara berada di atas tubuhnya.

Selanjutnya belalang jantan akan menyalurkan spermatophere

ke dalam ovipositor sang betina. Kemudian sperma masuk ke sel telur

melalui micropyles (saluran halus). Selanjutnya spermatozoa akan

disimpan dan diproses di dalam ovarium. Dalam berkembang biak,

belalang termasuk hewan ovipar yaitu berkembang biak dengan cara

bertelur. Proses pembentukan telur berlangsung selama 3 – 4 hari.

Belalang betina akan memasukan telurnya kedalam tanah menggunakan

ovipositor pada ujung perutnya. Selama masa bertelur, belalang betina

mampu menghasilkan hingga 300 butir telur. Selain di dalam tanah,

media lain yang bisa digunakan untuk meletakan telur adalah pada

batang, daun dan bunga tanaman. Telur yang telah tersimpan, akan

dibiarkan selama berbulan-bulan dan pada musim panas akan menetas.

Yang unik adalah, induk belalang tidak akan mengurus anaknya yang

telah menetas. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa. Biasanya

11
nimfa yang baru menetas berwarna putih. Saat awal kelahiran, belalang

tidak mempunyai sayap dan organ reproduksi. Selama proses

pertumbuhan menjadi belalang dewasa, nimfa akan mengalami proses

ganti kulit sekitar 4-6 kali. Proses ini berlangsung selama 23-40 hari.

Setelah melewati masa itu, sayap mereka akan mulai tumbuh. Masa

hidup belalang tidaklah lama. Setelah melalui tahap nimpha, dibutuhkan

sekitar dua minggu agar mereka menjadi dewasa secara seksual. Setelah

itu, hidup mereka hanya 2-3 minggu. Waktu yang singkat itu, mereka

gunakan untuk reproduksi dan meletakan telur mereka. Jadi kalau

dihitung, masa hidup belalang sekitar 2 bulan. Itupun kalau mereka tidak

diserang oleh predator.

Makanan Belalang

Belalang sangat penting dalam laju rantai makanan, namun juga

termasuk jenis hama yang merugikan. Makanan mereka tergantung dari

tempat/habitat mereka.

Namun secara umum, mereka akan memakan rumput dan

berbagai dedaunan. Seperti jagung, padi, pisang, jati dan tebu. Tidak

jarang banyak sekali petani yang mengalami kerugian atau gagal panen

karena serangan hama belalang.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kepiting bakau (Scylla spp.) adalah sejenis kepiting yang hidup di

ekosistem hutan bakau dan estuaria, anggota suku Portunidae.

12
Klasifikasi kepiting bakau

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Infraordo : Brachyura

Famili : Portunidae

Genus : Scylla

Belalang adalah salah satu jenis hewan herbivora yang termasuk dalam

ordo orthoptera dengan famili Acrididae.

Klasifikasi Belalang Kayu

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Sub filum : Mandibulata

Kelas : Insecta

Ordo : Orthoptera

Famili : Acrididae

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis

13
2. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum menentukan pengukuran

massa dan suhuadalah sebagai berikut :

a. Untuk laboratorium

Agar memperbanyak alat- alat laboratorium agar pada saat praktikum

tidak saling menunggu alat, sehingga menghambat praktikum.

b. Untuk asisten

Terima kasih atas pengertian dan kesabaranya

c. Untuk praktikan

Agar tetap tertib pada saat ada praktukum berlangsung

14
DAFTAR PUSTAKA

Karmana (2007). Zoologi invertebrata (teori dan praktik) alfeta bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai