PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Penampilan wajah yang kurang menarik akibat susunan gigi yang tidak rapi, posisi danhubungan
rahang serta keadaan jaringan lunak mulut yang kurang serasi akan menimbulkanmasalah
psikologis dan estetis pada diri seseorang. Adanya maloklusi tersebut dapat disebabkanoleh
karena kebiasaan buruk, seperti kebiasaan menghisap jari, bibir, tongue thrust
ketika berbicara dan menelan, dan sebagainya. Pola kebiasaan yang abnormal tersebut dapat me
micugangguan perkembangan gigi, rahang, dan skeletal yang mengakibatkan penampilan
wajahmenjadi kurang menarik.Seseorang yang mengalami maloklusi akibat adanya kebiasaan
buruk atau kelainanmyofungsional membutuhkan suatu perawatan interseptif. Perawatan
interseptif merupakan perawatan yang bertujuan untuk mengeliminasi dan
memperbaiki penyimpangan yang baru atausedang terjadi. Salah satu perawatan interseptif
akibat kebiasaan buruk tersebut adalah perawatanmyofungsional. Perawatan ini bekerja dengan
cara menyalurkan dan menuntun kekuatan alamiotot-otot pengunyahan. Perawatan
myofungsional ini sering dipertimbangkan oleh para penelitisebagai alat ortopedi yang memiliki
pengaruh terhadap sistem kraniofasial pada masa perkembangan anak.Dalam perawatan
myofungsional, pasien dengan maloklusi akibat kebiasaan buruk diberikan suatu alat sehingga
dapat menuntun kekuatan alami otot-otot pengunyahan. Alat
atau pesawat myofungsional tersebut telah digunakan selama bertahun-
tahun. Adanya kesederhaandalam proses pembuatannya serta harga yang ekonomis,
menyebabkan pesawat ini seringmenjadi alternatif dalam perawatan ortodonti interseptif.
Namun, setiap kasus yang akandilakukan perawatan myofungsional ini harus diseleksi secara
hati-hati terlebih dahulu agar diperoleh suatu hasil perawatan yang maksimal.Oleh karena itu,
kelompok kami akan membahas lebih lanjut tentang perawatanmyofungsional yang meliputi
sejarah perkembangan, defenisi, prinsip dasar, cara kerja, tujuan,serta macam-macam pesawat
myofungsional dengan harapan dapat menambah pengetahuanmahasiswa dalam perawatan
myofungsional di bidang kedokteran gigi, khususnya bidangortodonsia.
1,4,5
SEJARAH PERKEMBANGAN
Pesawat fungsional ini telah dikenal sejak awal abad 20. Dokter gigi telah
mengetahui peran otot-otot dalam maloklusi dimana jika gaya-
gayanya diarahkan maka ia dapatmengeliminasi maloklusi. Inilah yang diterapkan dalam
perawatan
myofunctional
.Pierre Robin (1902) menyajikan alat pertamanya di sebuah konferensi ortodonti di Paris.Alat
tersebut merupakan alat
monobloc
yang dibuat untuk menahan mandibula dalam posisi kedepan. Lalu Haupl pada tahun 1935,
merangkum bahwa satu-satunya mode dari gaya alat yang
dapat membangun jaringan adalah jenis “pasif” karena jika yang diberikan merupakan gaya
aktif
terus menerus, remodeling tulang tidak akan terjadi.
Graber (1963) menggambarkan 3 M yang melingkupi ”
Muscle
(Otot),
Malformation
dan
Malocclusion
” dimana efekny
a pada fungsi dan malfungsi mekanis menjadi target perawatan
tergantung pada hasil sefalometri. Selain itu, baru-baru ini Collett AR (2000) juga
merangkumkesimpulan bahwa perawatan myofunctional membantu stimulasi perkembangan
mandibula.Berdasarkan perkembangan yang terus terjadi, kini terdapat beberapa macam
pesawatfungsional (
myofunctional
) yang telah didesain, antara lain:
•
Aktivator Harvold (Harvold dan Vargevik, 1971: Reed & Hathorn, 1978) mempunyaikemiripan
dengan pesawat Andersen yaitu bahwa pesawat ini pada dasarnya merupakanmonoblok akrilik
yang dibuat untuk mendapatkan posisi mandibula postural, tetapi berbeda pada aspek-aspek
pentingnya.
•
Twin Block
(Clark, 1988) terdiri atas pesawat lepasan atas dan bawah yang terpisah,masing-masing dengan
bite plane posterior bersudut 45 derajat yang didesain untuk merangsang terjadinya postur
mandibula dalam besar dan arah yang diinginkan.
1,4
Memungkinkan fungsi normal dari bibir dan lidah dalam relasinya dengan lengkungrahang
•
Perawatan dini dapat merawat maloklusi yang sedang terjadi
•
Hanya dapat diterapkan pada pasien yang masih dalam masa tumbuh kembang aktif
•
PRINSIP DASAR
Dasar ortopedik fungsional dari rahang adalah teori “adaptasi fungsional” dari Roux
(1895), sebagai prinsip yang menentukan susunan gigi geligi dan bentuk rahang, tempat
gigigeligi tersebut. Dasar teoritis dari system perawatan
myofunctional
menyebutkan bahwa polafungsi yang baru yang dibentuk oleh pesawat / aktivator, akan
menyebabkan terbentuknya polamorfologik baru, tidak hanya pada susunan gigi dan oklusi,
tetapi juga ukuran wajah dan proporsinya.Dewasa ini, memang telah diakui bahwa perubahan
yang dramatis dan permanen darihubungan oklusi dpaat terjadi melalui pesawat fungsional (
myofunctional
) pada beberapa kasus.Perubahan oklusi dapat dilihat dan ditentukan secara klinis dengan cukup
tepat melalui gigigeligi, yang tidak berubah ukuran dan bentuknya, tetapi sifat dan luas
perubahan bentuk rahangdan wajah, umumnya kurang mudah ditentukan, terutama bila
pertumbuhan sudah terjadi padadaerah-daerah ini, pada saat bersamaan dengan dilakukannya
prosedur perawatan.
CARA KERJA
Beberapa tipe pesawat fungsional (
myofunctional
) sudah diperkenalkan. Walaupunrinciannya berbeda, aksinya dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori, yakni:
•
Aplikasi gaya
. Kompresif stress dan
strain
pada struktur yang terlibat dan hasil
dari perubahan primer ini dalam bentuk adaptasi sekunder dalam fungsi. Kebanyakan dari piranti
fixed
dan
removable
bekerja dengan prinsip kerja ini.
Eliminasi gaya
. Prinsip kerja ini melibatkan eliminasi dari abnormalitas dan
pengaruh penghambat dan memungkinkan terjadinya perkembangan yang optimal. Demikianfun
gsi ini direhabilitasi dengan bentuk perubahan sekunder.Adapun piranti yang sekarang
digunakan terdiri dari kombinasi 3 komponen basisfungsional yakni
bite planes
,
shields/screens
dan konstruksi/
working bite
. Komponen-komponen ini menghasilkan perubahan skeletal dan dentoalveolar dengan aksi
sebagai berikut:
•
Erupsi (
bite plane
);
•
KLASIFIKASI PIRANTI
MYOFUNCTIONAL
Piranti
functional
dapat diklasifikasikan dalam dalam beberapa kelompok, yaitu:
•