Anda di halaman 1dari 4

 

Apa itu Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk Assessment) ??

Merupakan suatu program kerja yang didalamnya terdapat proses mengenali bahaya pada suatu
pekerjaan, membuat identifikasi bahaya dan nilai dari resiko bahaya tersebut kemudian melakukan
pengendalian terhadap resiko bahaya yang telah teridentifikasi.

Apa Tujuan Dilakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety Analysis & Risk
Assessment) ??

1. Memantau resiko-resiko bahaya yang jarang diketahui atau beberapa resiko bahaya yang tidak
dihiraukan dalam pekerjaan, padahal beresiko kecelakaan atau pada kesehatan.
2. Menentukan cara laksana kedali bahaya dan mengurangi resiko kecelakaan.
3. Acuan dalam menentukan APD (Alat Pelindung Diri) dan dasar pengajuan ke Manajemen.
4. Tujuan akhir dari program ini adalah menurunkan angka kecelakaan kerja dan meningkatkan
produktifitas.

Bagaimana Metode untuk melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (Job Safety
Analysis & Risk Assessment)??

1. Tentukan pekerjaan yang akan diperiksa potensi bahayanya.

– Pekerjaan yang memerlukan JSA&RA adalah pekerjaan yang potensi bahaya yang berdampak pada
kecelakaan kerja

– Merupakan pekerjaan baru dengan potensi bahaya untuk terjadi kecelakaan kerja

– Pekerjaan lama dengan alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan pada langkah kerja.

2. Pecahkan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja

– Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan.

– Batasi secara umum langkah-langkah kerja tersebut, misal : maksimal 10 langkah kerja

3. Tentukan tahap kerja kritis

Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki potensi bahaya yang
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Kenali sumber bahaya

– Sumber bahaya mekanik : Putaran mesin, angkat-angkut, roda gigi, rantai, beban, handling,dll.

– Sumber bahaya fisik&kimia : Listrik, Tekanan, Vibrasi, Suhu, Kebisingan, bahan kimiadll.

– Pertimbangkan cidera akibat Jatuh, Ledakan, Paparan gas/kimia, asap, regangan otot, dll.

– Pertimbangkan lingkungan kerja, peralatan, rekan kerja.

– pertimbangkan kemungkinan personil yang dapat cidera yaitu pelaksana kerja tersebut atau rekan
kerja.

5. Pengendalian
Tentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa disebut urutan
langkah pengendalian. antara lain :

– Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai memiliki bahaya
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

– Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi kerja, dll.

– Evaluasi cara kerjanya

– Berikan Alat Pelindung diri

6. Pencatatan

– Urutkan langkah kerja

– Jelaskan langkah kerja

– Pengendalian

– Dokumentasikan JSA&RA pada formulir.

7. Komukasikan

Sosialisasikan kepada pelaksana pekerjaan

8. Tinjau Ulang

Lakukan peninjauan ulang JSA apabila terjadi hal-hal berikut :

– Saat pekerjaan selesai

– Ada sumber bahaya lain teridentifikasi

– Ada metode pekerjaan yang berubah

dari langkah-langkah tersebut sudah bisa dilaksanakan sebuah program JSA&RA idealnya pembuatan
JSA&RA dapat dibentuk tim antara lain :

1. Atasan dari pelaksana pekerjaan

2. perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan

3. Ahli K3 Perusahaan.
Resiko (R) :

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan dampak/akibat berdasarkan
keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.

Level-1 (Sangat Ringan) Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kerusakan peralatan
ringan.

Level-2 (Ringan) Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), peralatan rusak


ringan.

Level-3 (Sedang) Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis ke


rumah sakit, peralatan rusak sedang.

Level-4 (Berat) Menyebabkan cidera yang menyebabkan cacatnya angota tubuh


permanen, peralatan rusak berat.

Level-5 (Fatal) Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kerusakan berat


pada mesin sehingga mengganggu proses produksi.

Peluang (P) :

Merupakan suatu nilai yang ditetapkan sebagai untuk menentukan tingkat keseringan terhadap kejadian
kecelakaan.

Level-1 (Sangat Jarang) Hampir tidak pernah terjadi

Level-2 (Jarang) Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu tahunan

Level-3 (Mungkin terjadi) Frekuensi kejadian sedang dalam waktu bulanan

Level-4 (Sering) Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.

Level-5 (Pasti terjadi) 100 % kejadian pasti terjadi.


Tingkat Bahaya :

Merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga dapat ditetapkan sebagai tingkat
bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.

Tingkat Bahaya = R x P

5 5 10 15 20 25

4 4 8 12 16 20

3 3 6 9 12 15

2 2 4 6 8 10

1 1 2 3 4 5

RxP 1 2 3 4 5

Tingkat Bahaya Score Keterangan

Rendah 1-4 Masih dapat ditoleransi

Sedang 5-10 Dikendalikan sampai batas toleransi

Tinggi 12-25 Pemantauan intensif & Pengendalian

Demikian mengenai program JSA & RA (Job Safety Analysis & Risk Assessment) yang mungkin
singkat dapat dipaparkan semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai