Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi

Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir (Huda dan Hardhi, NANDA NIC-NOC, 2013).

Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa kehamilan (Depkes RI, 2009).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009).

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah

Ada dua golongan bayi berat lahir rendah menurut (Mitayani, 2009) yaitu:

1) Prematuritas murni

Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat bayi
sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan.

2) Bayi small for gestational age (SGA)

Berat bayi lahir sesuai dengan masa kehamilan. SGA sendiri terdiri atas tiga jenis:

a) Simetris (intrauterus for gestatational age) yaitu terjadi gangguan nutrisi pada
awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama

b) Asimetris (intrauterus growth retardation) yaitu terjadi defisit nutrisi pada fase
akhir kehamilan.

3
c) Dismaturitas yaitu bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa gestasi dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri serta
merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan

Bayi berat lahir rendah dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat
badan lahir rendah. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), klasifikasikan berat badan waktu
lahir, yaitu :

a) Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1500-
2500 gram.

b) Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir
<1500 gram

c) Berat badan lahir eksterm rendah (BBLER) yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir
<1000 gram

3. PATOFISIOLOGI

a. Etiologi

1) Etiologi Bayi Berat Lahir Rendah

Menurut huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013). Penyebab kelahiran
bayi berat badan lahir rendah,yaitu :

a) Prematur Murni

Premature Murni adalah neonates dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut
juga neonates preterm atau BBLR. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
persalinan premature atau BBLR adalah :

(1) Faktor ibu

(a) Riwayat kelahiran premature sebelumnya

(b) Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun

4
(c) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

(d) Penyakit ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

(e) Primigravidarum

(f) Usia ibu < 20 tahun

(2) Faktor plasenta

Kelainan pembuluh darah (hemangioma), insersi tali pusat yang tidak


normal, uterus bikornis, infark plasenta, transfuse dari kembar yang satu ke
kembar yang lain, sebagian plasenta lepas.( Prawirohardjo, Sarwono, 2005
).

(3) Faktor janin

Bayi ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan


(toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, sifilis ; TORCH),
(Prawirohardjo, Sarwono, 2005).

Karakteristik yang dapat ditemukan pada Premature Murni adalah

(1) LK <33 cm, LD < 30 cm

(2) Gerakan otot bmasih hipotonis

(3) Umur kehamilan <37 minggu

(4) Kepala lebih besar dari badan dan memiliki rambut

tipis dan halus

(5) Pernapasan belum normal dan sering terserang apnea

(6) Kulit tipis, lanugo banyak terutama pada bagian dahi

dan pelipis

(7) Genetelia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun

(8) Reflek menelan dan reflek batuk masih lemah.

5
b) Dismatur

Dismatur (IUGR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu :

(1) Proportionate IUGR

Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu

(2) Disporpotionate IUGR

Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Factor-faktor yang mempengaruhi BBLR pada dismatur
adalah:

(a) Faktor ibu (HT,GGK,perokok,DM,toksemia, dan hipoksia ibu)

(b) Faktor utery dan plasenta (uterus bicornis,infark plasenta,insersi tali pusat)

(c) Faktor janin (kelainan kromosom,gamelli,cacat bawaan, infeksi dalam


kandungan)

(d) Penyebab lain : keadaan sosial ekonomi yang rendah.

b. Proses terjadi

1) Proses terjadi bayi berat lahir rendah

Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap
sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primary
gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan.

Bila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan


persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi
fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan

6
gangguan fungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya
asfiksia. Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan memperlihatkan
usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada
penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi selanjutnya berada
dalam periode apnu kedua (Secondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi
dan penurunan tekanan darah.

Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula G3 metabolisme dan


pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan
pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila G3 berlanjut
dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis
glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan
berkuang.asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya
asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler
yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen
dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung terjadinya asidosis metabolik akan
mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung sehinga
menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang kurang adekuat
akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga
sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis
dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel
otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada
kehidupan bayi selanjutnya (Medicine and linux.com).

c. Manifestasi klinis

1) Manifestasi klinis bayi berat lahir rendah

Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat badan rendah
adalah :

a) Sebelum lahir

(1) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.

7
(2) Pergerakan janinlebih lambat

(3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.

b) Setelah bayi lahir

(1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin

(2) Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu

(3) Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan intra uterine

(4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

(1) Berat badan dari 2500 gram

(2) Panjang kurang dari 45 cm

(3) LD < 30 cm

(4) LK < 33 cm

(5) Umur kehamilan < 37 minggu

(6) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang

(7) Otot hipotonik lemah

(8) Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea

(9) Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

d. Komplikasi

1) Komplikasi bayi berat lahir rendah

Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya
menurut Mitayani, 2009 yaitu :

a) Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada bayi)

8
b) Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki

c) Penyakit membran hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/


cukup, sehingga olveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak
tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif
yang tinggi untuk yang berikutnya.

4) Asfiksia neonetorum

5) Hipotermia

6) Infeksi

Karena sistem kekebalan tubuh BBLR belum matang. Keluarga dan tenaga kesehatan
yang merawat BBLR harus melakukan tindakan pencegahan infeksi antara lain
dengan mencuci tangan dengan baik.

7) Hiperbilirubinemia

Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan


karena gangguan pertumbuhan hati.

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Adapun pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada bayi berat lahir rendah meliputi:

1) Jenis pemeriksaan diagnostik dan parameter yang diperiksa yaitu pemeriksaan


hematologi berupa darah lengkap

2) Hasil temuan dan interprestasi hasil

a) Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-


24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).

b) Hematokrit ( Ht) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih


menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal).

9
c) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).

d) Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.

e) Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

f) Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada


awalnya.

5. Penatalaksanaan Medis

Adapun penatalaksanaan yang dilaksanakan untuk bayi berat lahir rendah yaitu :

a. Penatalaksanaan Terapi yaitu ada yang berupa pemberian antibiotik, pemberian


oksigen

b. Penatalkasanaan suportif

1) Penanganan bayi

Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar.
Semua perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator

2) Pelestarian suhu tubuh

(a) Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan
suhu tubuh. Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal
dipertahankan antara 35,50 C s/d 370 C.

(b) Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu
normal tubuhnya dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal. Bayi
berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C,

10
bagi bayi yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan
berat kurang dari 2000 gram.

3) Inkubator

Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui “jendela“ atau “lengan baju“. Sebelum
memasukkan bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan,
sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang
lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan
pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi
terhadap pernafasan lebih mudah.

4) Pencegahan infeksi

Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan
sebelum dan sesudah merawat bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan
semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan
sakit kulit.

5) Pemberian makanan

Pemberian makanan secara dini dianjurkan untuk membantu mencegah terjadinya


hipoglikemia dan hiperbillirubin. ASI merupakan pilihan pertama, dapat diberikan
melalui kateter ( sonde ), terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya
lemah. Bayi berat lahir rendah secara relative memerlukan lebih banyak kalori,
dibandingkan dengan bayi preterm.

11

Anda mungkin juga menyukai