Paper Chapter 7
Paper Chapter 7
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1
BUKTI AUDIT
A. SIFAT BUKTI
Semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang
diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Informasi ini sangat
bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti
perhitungan auditor atas sekuritas yang diperjual belikan, dan informasi yang kurang
persuasif, seperti respon atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.
Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan secara
ekstensif oleh para ilmuan dan pengacara dan ahli sejarah. Tabel berikut menunjukan
bagaimana perbedaan penggunaan bukti dari prespektif seorang ilmuan, pengacara dan
auditor :
Karakteristik Bukti untuk Eksperimen Ilmiah, Kasus Hukum dan Audit atas Laporan
Keuangan
2
dengan layak
Sifat kesimpulan Merekomendasikan Bersalah atau tidak Menerbitkan salah
atau tidak bersalahnya pihak satu dari beberapa
merekomendasikan tersebut alternatif jenis
penggunaan obat itu laporan audit
Konsekuensi umum Masyrakat akan Pihak yang bersalah Para pemakai
dari kesimpulan menggunakan obat tidak terkena laporan mengambil
yang diperoleh yang tidak efektif hukuman atau pihak keputusan yang
atau membahayakan yang tidak bersalah salah dan
dinyatakan bersalah auditordapat dituntut
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menetukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan
secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus dikumpulkan ada berapa
banyak :
1. UKURAN SAMPEL
Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam ukuran sampel dari
hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam populasi yang sedang di uji.
Dalam prosedur audit yang telah dibahas diatas, anggaplah bahwa terdapat 6.600 cek yang
tercatat dalam buku jurnal pengeluaran kas. Auditor barangkali akan memilih ukuran sampel
sebesar 50 cek sebagai perbandingan dengan buku jurnal pengeluaran kas. Keputusan untuk
3
memilih seberapa banyak item yang akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-
masing prosedur audit yang ada. Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan
besar akan berbeda antara satu penugasan audit dengan penugasan audit lainnya.
3. PENETAPAN WAKTU
Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup periode waktu tertentu seperti satu
tahun, pada umumnya proses audit baru selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah berakhirnya suatu periode waktu. Waktu pelaksanaan berbagai
prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode akuntansi atau lama setelah periode
akuntansi itu berakhir.
Berbagai prosedur audit seringkali menggabungkan antara ukuran sampel, item-item yang
diuji, dan pemilihan waktu yang tepat kedalam prosedur audit. Berikut ini adalah suatu
modifikasi dari prosedur audit diatas yang mencamtumkan keempat keputusan-keputusan
bukti audit.
Ambilah buku jurnal pengeluaran kas bulan oktober dan bandingkanlah nama
sipembayar, nilai uang dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan data yang
terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas tersebut untuk suatu sampel yang dipilih secara
acak atas 40 nomor cek.
4. PROGRAM AUDIT
Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau untuk keseluruhan
proses audit disebut dengan program audit. Program audit selalu mengandung daftar
rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun seringkali mencakup pula ukuran sampel, item-
item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian tersebut.
4
Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung persiapan
program-program audit. Aplikasi komputer yang paling sederhana pun melibatkan pengetikan
program audit kedalam suatu pengolah kata serta menyimpannya dari satu tahun ketahun
berikutnya agar dapat memfasilitasi berbagai perubahan dan segera memperbaharuainya.
1. KETEPATAN BUKTI
Ketepatan Bukti (appropriateness of evidence)adalah ukuran mutu bukti, yang berarti
relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang berkaitan. Jika suatu bukti dianggap sangat tepat, maka akan sangat
membantu dalam menyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur audit yang dipilih yang dipilih.
Ketepatan tidak dapat diperbaiki dengan memilih ukuran sampel yang lebih besar atau item –
item populasi yang berbeda. Ketepatan hanya dapat diperbaiki dengan memilih prosedur
audit yang lebih relevan atau yang memberikan bukti.
2. RELEVANSI BUKTI
Bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor
sebelum bukti tersebut dapat dianggap tepat dan terperca). Sebagai contoh anggaplah auditor
prihatin bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan transaksi
kelengkapan). Jika auditor memilih sampel dari salinan faktur penjualan dan menelusuri
setiap salinan tersebut ke dokumen pengiriman faktur penjualan dan menelusuri setiap
salinan tersebut ke dokumen pengiriman terkait, bukti tersebut tidak relevan dengan tujuan
kelengkapan sehingga bukan merupakan bukti yang tepat untuk tujuan tersebut.
Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karena bukti audit
mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya.
5
3. RELIABILITAS BUKTI RELIABILITAS BUKTI
Reliabilitas Bukti Reliabilitas Bukti (Relibility of evidence) mengacu pada tingkat dimana
bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Seperti relevansi, jika bukti
dianggap dapat diandalkan, bukti tersebut sangat membantu dalam menyakinkan auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Reliabilitas, dan dengan demikian ketepatan, tergantung pada enam karakteristik bukti yang
dapat diandalkan berikut:
6
f. Ketepatan waktu.
Ketepatan wktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti itu di kumpulkan atau
kapan periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.
1. KECUKUPAN
Kecukupan Bukti (sufficiency of evidence) diukur terutama oleh ukuran sampel yang
dipilih auditor. Beberapa factor akan menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit.
Dua factor yang paling dipilih adalah ekspektasi auditor atas salah saji dan keefektifan
pengendalian internal klien. Jika Auditor menyimpulkan bahwa klien memiliki pengendalian
internal atas pencatatan asset tetap yang efektif, ukuran sampel yang lebih kecil dalam
proses audit atas akuisisi asset tetap mungkin dapat dilaksanakan.
Selain ukuran sampel, masing-masing item yang diuji akan mempengaruhi kecukupan bukti
audit. Sampel yang terdiri dari item-item populasi dengan nilai unag yang besar, item-item
yang kemungkinan besar salah saji, dan item-item yang mewakil ipopulasi umumnya
dianggap sudah mencukupi. Sebaliknya, kebanyakan auditor umunya akan menganggap
sampel yang ada tidak mencukupi jika hanya mengandung item-item yang bernilai uang
besar, kecuali item-item tersebut merupakan bagian terbesar dari jumlah total populasi.
2. DAMPAK GABUNGAN
Ilustrasi, dimana asumsikan bahwa auditor sedang menverifikasi persedian yang merupakan
pos utama dalam laporan keuangan. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus
yakin secara layak bahwa persediaan itu tidak mengandung salah saji yang material. Karena
itu auditor harus memperoleh bukti audit yang relevan dan dapat diandalkan dalam jumlah
7
yang mencukupi tentang persediaan. Ini berarti memutuskan priosedur mana yang akan
digunakan untuk mengaudit persediaan, serta menentukan ukuran sampel dan item-item
sampel yang akan dipilih dari populasi guna memenuhi persyaratan kecukupan. Kombinasi
dari keempat keputusan bukti audit tersebut harus menghasilkan bukti audit yang cukup
persuasif guna meyakinkan auditor bahwa persediaan sudah benar secara material. Bagian
program audit untuk persediaan akan mereflesikan keputusantersebur. Dalam praktik,
auditor menerapkan keempat keputusan bukti audit ini pada tujuan audit khusus ketika
memutuskan bukti yang tepat dan mencukupi.
Dalam membuat keputusan tentang bukti pada audit tertentu, baik persuasivitas
maupun biaya harus di pertimbangkan. Sangat jarang terjadi hanya tersedia satu jenis bukti
untuk memverifikasi informasi. Persusivitas dan biaya dari semua alternative harus
dipertimbangkan sebelum melilih jenis bukti terbaik. Disini, tujuan auditor adalah
memperoleh sejumlah bukti audit yang tepat dan mencukupi dengan total biaya serendah
mungkin. Namun bukan alasan yang tepat untuk menghilangkan suatu prosedur yang
diperlukan atau tidak mengumpulkan ukuaran sampel yang memadai.
Dalam memutuskan prosedur-prosedur audit manakah yang akan digunakan, auditor dapat
memilihnya dari ketujuh kategori umum bukti audit.kategori-kategori ini dikenal sebagai
jenis-jenis bukti audit.
8
1. Pengujian Fisik
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang berwujud
(tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas, tetapi dapat pula
diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang
berwujud.
2. Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari pihak ketiga
yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang diminta
oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta pihak ketiga yng
indevenden untuk memberikan tnggapannya secara langsung kepada auditor. Karena
konfirmasi-konfirmasi ini datang dri berbagai sumber yang independent terhadap klien, maka
jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering
dipergunakan.
9
Pencatat saham dan agen
Saham yang beredar
transfer saham
Informasi Lainnya
Nilai cakupan asuransi Perusahaan asuransi
Bank, pemberi pinjaman, dan
Kewajiban kontingen
penasihat hukum klien
Perjanjian obligasi Pemegang obligasi
Agunan yang dikuasai oleh
kreditur
para kreditur
3. Inspeksi
Inspeksi Adalah pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji, dalam laporan keuangan.
Dokumen Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai
dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan oleh klien untuk
menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. Karena pada umumnya
setip transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka
jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali
menyimpan bukti pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan
bagi masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan bukti
yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan catatan-catatan klien
untuk berbagai transaksi penjualan.
Dokumentasi adalah suatu bentuk bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap
penugasan audit karena pada umumnya jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan
biaya perolehan bukti yang relative rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satu-satunya
jenis bukti audit yang layak dan siap pakai. Dokumen dapat dengan mudah diklasifikasikan
sebagai dokumen internal dan eksternal. Dokumen Internal adalah dokumen yang disiapkan
dan digunakan dalam organisasi klien dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada pihak
luar. Dokumen eksternal adalah dokumen yang ditangani oleh seseorang diluar organisasi
klien yang merupakan pihak yang melakukan transaksi, tetapi dokumen tersebut saat ini
berada ditangan klien atau dengan segera dapat diakses oleh klien.
10
4. Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan untuk
menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis digunakan
untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut ini.
a. Memahami industri dan bisnis klien, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang
industri dan bisnis klien sebagai bagian dari perencanaan audit. Dengan melakukan
prosedur analitas dimana informasi tahun berjalan yang belum diaudit dibandingkan
dengan informasi tahun sebelumnya yang sudah diaudit atau data industri,
perubahnnya akan disoroti.
b. Menilai kemampuan Entitas untuk terus Going Concern. Prosedur analitis tertentu
dapat membantu auditor dalam menilai kemungkinan terjadinya kegagalan bisnis
c. Menunjukan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan. Perbedaan
signifikan yang tidak diharapkan anatara data keuangan tahun berjalan yang belum
diaudit dan data lainnya yang digunakan dalam perbandingan biasanya disebut
fluktuasi tidak biasa (unusual fluctuations). Fluktuasi tidak biasa terjadi apabila
perbedaan yang signifikan tidak diperkirakan terjadi tetapi terjadi atau apabila
perbedaan yang signifikan diperkirakan terjadi tetapi pada kenyataannya tidak terjadi.
Dalam kedua kasus, keberadaan salah saji akuntansi adalah salah satu alasan yang
mungkin bagi terjadi fluktuasi tidak biasa. Jika fluktuasi tidak biasacukup nesar,
auditor harus menentukan alasannya dan yakin bahwa penyebabnya adalah pristiwa
ekonomi yang sah dan bukan salah saji.
d. Mengurangi Pengujian Audit yang Terinci Apabila prosedur analitis tidak
mengungkapkan fluktuasi tidak biasa, ini menyiratkan salah saji yang material
mungkun telah diminimalkan, dalam kasus semacam ini, prosedur analitis
memberikan bukti substantif dalam mendukung pernyataan yang wajar atas saldo
akun terkait, dan hal itu memungkin kan untuk melakukan pengujian terinci yang
lebih sedikit dalam hubungannya dekan akun-akun tersebut,
5. Wawancara kepada Klien
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis
dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang
diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil wawancara ini, pada
umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk memperoleh bukti audit lainnya
yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur lainnya.
11
6. Rekalkulasi
Rekalkulasi adalah pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari pengujian atas
keakuratan perhitungan klien d an mencakup prosedur seperti perkalian faktur penjualan dan
persedian, penjumlahan jurnal dan buku tambahan serta pengecekan kalkulasi beban
penyusutan dan beban yang dibayar dimuka.
7. Pelaksanaan Ulang
Hitung uji melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi
yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah
sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti
pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam jurnal-
jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban depresiasi dan
beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi mencakup
penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi tersebut
dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat dalam nilai
yang sama pada setiap saat.
8. Observasi
Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu.
Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk mempergunakan
indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai
item yang sangat beraneka ragam. Merupakan kewajiban auditor untuk menindaklanjuti
berbagai kesan pertama yang didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang
bersifat nyata.
1. BIAYA JENIS – JENIS BUKTI
Pemeriksaan fisik memerlukan biaya yang besar karena umunya mewajibkan kehadiran
auditor ketika klien sedang menghitung asset, yang sering kali dilakukan pada tanggal
neraca. Contoh, pemeriksaan fisik atas persediaan dapat mengakibatkan auditor harus
mengunjungi beberapa lokasi yang berjauhan. Konfirmasi membutuhkan biaya yang besar
karena auditor harus mengikuti prosedur dengan sesakma dalam penyiapan, pengiriman,
dan penerimaan konfirmasi, serta dalam ,menindak lanjuti konfirmasi yang tidak menerima
respons atau pengecualian.
12
Inpeksi, prosedur analitis, dan pelaksanaan ulang tidak begitu mahal. Jika karyawan klien
menyediakan dokumen dan file elektronik kepada auditor serta menyusunnya dengan baik
pada suatu lokasi yang mudah ditemukan auditor, auditor biasanya inspeksi hanya
memerlukan biaya yang cukup rendah. Namun, apabila auditor harus menemukan dokumen
itu sendiri, inspeksi dapat membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Bahkan dalam situasi
yang ideal, informasi dan data yang ada pada dokumen kadang-kadang kompleks dan
membutuhkan inter pretasi serta analisis. Karenanya auditor akan menghabiskan banyak
waktu untuk membaca dan mengevaluasi kontrak, perjanjian lease, dan notulen rapat
dewan direksiklien.
Tiga jenis bukti audit yang paling murah adalah observasi, tanyajawab dengan klien, dan
rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan prosedur audit lainnya.
Auditor dengan mudah dapat mengamati apakah karyawan klien telah mengikuti prosedur
perhitungan persediaan (pemeriksaan fisik). Tanya jawab dengan klien dilakukan secara
ekstensif dalam setiap audit dan umumnya memerlukan biaya yang rendah, meskipun
beberapa diantaranya mungkin cukup mahal, seperti memperoleh pernyataan tertulis dari
klien yang mendokumentasikan diskusi selama audit berlangsung. Rekalkulasi biasanya
memerlukan biaya yang rendah karena hanya melibatkan perhitungan dan penelusuran
yang sederhana, yang dapat dilakukan sesuai dengan keperluan auditor.
1. Prosedur audit apa yang akan digunakan untuk memenuhi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
2. Beberapa ukuran sampel yang tepat untuk setiap prosedur
3. Item-item mana dari populasi yang harus dimasukkan dalam sampel
4. Kapan melaksanakansetiapprosedur
Untuk tujuan“ kuantitas persediaan pada catatan perpetual klien yang sesuai denga
persediaan fisik yang ada,” auditor memilih tiga jenis bukti yang tersaji dalam table 7.5.
Auditor memutuskan bahwa jenis buktilainnya yang dipelajari dalam bab ini tidak relevan
atau tidak diperlukan untuk tujuan ini. Hanya satu prosedur audit yang berlaku bagi setiap
13
jenis bukti, dan keputusan ilustratif untuk ukuran sampel, item-item yang dipilih, serta
penetapan waktu juga diperlihatkan untuk setiap prosedur.
3. ISTILAH – ISTILAH DIGUNAKAN DALAM PROSEDUR AUDIT
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, prosedur audit adalah langkah-langkah yang
terinci yang biasanya ditulis dalam bentuk instruksi, untuk mengumpulkan delapan jenis
bukti audit. Prosedur audit ini harus cukup jelas agar semua anggota tim audit dapat
memahami apa yang akan dilakukan
E. DOKUMENTASI AUDIT
Dokumentasi Audit adalah catatan utama tentang prosedur auditing yang diterapkan,
bukti yang diperoleh dan kesimpulan yang dicapai auditor dalam melaksanakan penugasan.
Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang perlu dipertimbangkan oleh
auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk mendukung laporan audit.
1. TUJUAN DOKUMENTASI AUDIT
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam
memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai
dengan standar audit. Secara lebih khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit
tahun berjalan, memberikan:
a. DASAR BAGI PERENCANAAN AUDIT
Jika auditor akan merencanakan audit yang memadai, informasi tentang referensi yang
diperlukan harus tersedia dalam file audit. File itu meliputi bermacam informasi
perencanaan sebagai informasi deskriptif tentang pengendalian internal, anggarannya
waktu untuk masing-masing area audit, program audit, dan hasil audit tahun sebelumnya.
b. CATATAN BUKTI YANG DIKUMPULKAN DAN HASIL PENGUJIAN
Dokumentasi audit adalah sarana utama untuk mendokumentasikan bahwa audit yang
memadai telah dilakasanakan sesuai dengan standar auditing. Jika muncul kebutuhan,
auditor harus mampu meperlihatkan kepada Lembaga pembuat peraturan dan
pengendalian bahwa audit telah direncanakan dengan baik dan diawasi secara memadai,
bukti, yang dikumpulkan telah tepat dan mencukupi, dan laporan audit tepat dengan
mempertimbangkan hasil audit.
Apabila prosedur audit melibatakan sampling transaksi atau saldo, dokumentasi audit
harus mengindentifikasi item-item yang diuji.
14
c. DATA UNTUK MENENTUKAN JENIS LAPORAN AUDIT YANG TEPAT
Dokumentasi audit menyediakan sumberi nformasi yang penting untuk membantu
auditor dalam memutuskan apakah bukti yang tepat dan mencukupi telah dikumpulkan
guna menjustifikasi laporan audit berdasarkan situasi tertentu. Data yang ada dalam file
memiliki kegunaan yang sama untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar, berdasarkan bukti audit tersebut.
d. DASAR BAGI REVIEW OLEH SUPERVISOR DAN PARTNER
File Audit adalah kerangka referensi utama yang digunakan oleh supervisor untuk
mereview pekerjaan asisten. Review yang cermat oleh supervisor juga memberikan bukti
bahwa audit telah diawasi secara memadai. Dokumentasi auditr harus menunjukkan siapa
yang melakasanakan pekerjaan audit, tanggal pekerjaan itu dilakasanakan, siapa yang
mereview pekerjaan itu, dan tanggal review.
2. KEPEMILIKAN FILE AUDIT
Dokumentansi audit yang disiapkan selama penugasan, termasuk skedul yang disiapkan
oleh kliean untuk auditor, adalah property auditor. Satu-satunya waktu dimana korang lain,
termasuk klien, memiliki hak hukum untuk memeriksa file itu penugasan, file audit
disimpan dikantor akuntan public untuk digunakan sebagai referensi di masa mendatang
dan untuk mematuhi standar auditing yang berkaitan retensi dokumen.
3. KERAHASIAAN FILE AUDIT
Kebutuhan untuk membina hubungan rahasia dengan klien dinyaatakan dalam aturan
301 dari kode perilaku profesional, yang menyatakan
Selama pelaksanaan audit, auditor memperoleh sejumlah besar informasi yang bersifat
rahasia, termasuk gaji pejabat, penetapan harga produk dan rencana periklanan, serta data
biaya produk. Jika auditor membuka informasi rahasia ini kepada pihak luar atau kepada
karyawan klien yang tidak berhak, hubungannya dengan manajemen akan sangat terganggu.
Lebih lanjut, memiliki akses ke file audit akan memberikan karyawan kesempatan untuk
mengubah informasi tersebut. Karena alasan-alasan ini, auditor harus melindungi file
auditnya setiap waktu.
15
4. PERSYARATAN UNTUK RETENSI DOKUMENTASI AUDIT
Standar auditing mengharuskan agar catatan untuk auditor perusahaan swasta disimpan
minimal selama lima tahun. Sarbanes – oxley Act mensyaratkan auditor perusahaan public
untuk menyiapkan dan menjaga file audit serta informasi lainnya yang berkait dengan setiap
laporan audit dengan cukup rinci guna mendukung kesimpulan auditor, selama yang tidak
kurang dari tujuh tahun. UU menetapkan bahwa pengrusakan dokumentansi audit yang
dilakukan dengan sadar dan sengaja dal am periode 7 tahun tersebut dapat dituduh berbuat
criminal dan akan dikenai denda keuangan serta hukuman penjara sampai 10 tahun.
Kertas Kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar bagi audit atas laporan
keuangan tahunan perusahaan atau review atas laporan keuangan kuartalan
perusahaan.
Memo, korespondensi, komunikasi, dokumen dan catatan lain termasuk catatan
elektronik, yang berkaitan dengan audit atau review.
Peraturan ini meeningkatkan secara signifikan dokumentasi audit yang harus disimpan
untu audit atas perusahaan public. Sebagai contoh, auditor perusahaan public diharuskan
untuk menyimpan korespondensi e-mail yang memuat informasi yang memenuhi criteria
terdahulu
16
5. ISI DAN ORGANISASI
Setiap kantor akuntan public menetapkan pendekatan sendiri untuk menyiapkan serta
mengatur file audit, dan auditor pemula harus menggunakan pendekatan kantornya.
1. FILE PERMANEN
File permanen berisikan data / informasi yang diperlukan oleh auditor untuk
memahami gambaran umum auditi. Dilihat dari dimensi waktu, informasi yang dimasukkan
dalam berkas permanen adalah informasi yang relatif tidak sering berubah. Dengan adanya
berkas permanen, auditor tidak perlu meminta informasi tersebut kepada audit setiap tahun
atau setiap kali akan melakukan audit.Jenis informasi yang dimaksudkan dalam berkas
permanen, antara lain meliputi: data organisasi auditi, kebijakan dan prosedur operasi,
kebijakan akuntansi dan pengendalian internal, dan informasi administratif berkaitan dengan
penugasan audit.
Data organisasi meliputi; Struktur organisasi dan uraian tugas, Sejarah danuraian
pokok dan fungsi auditi, Daftar lokasi unit-unit di bawah organisasi auditi, Kontrak dan
perjanjian penting (jika ada), Daftar personil kunci, Daftar pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, serta Ketentuan hukum dan perundang - undangan terkait.
17
2. FILE TAHUN BERJALAN
Berkas berjalan berisikan informasi yang berkaitan dengan audit yang sedang
dilakukan atau audit yang baru lalu. Terdapat dua sub klasifikasi untuk informasi yang
dimasukkan dalam berkas berjalan, yaitu: Berkas umum dan Berkas analisis.
Berkas umum terdiri atas: Surat penugasaan audit, Informasi umum, Hasil pertemuan
awal, Program audit, Manajemen waktu audit, Ikhtisar temuan audit, Draft laporan audit,
Tanggapan auditi, Pertemuan akhir dan tindak lanjut hasil audit.
Berkas analisis, memuat dokumentasi rinci atas proses pengumpulan dan pengujian bukti
audit untuk masing-masing data yang dicakup dalampenugasan audit.
3. BERKAS LAMPIRAN
Berkas ini berisikan lampiran data, catatan, dan dokumen yang menjadi data mentah
bagi proses pengujian bukti audit. Informasi mengenai proses dan hasil pengujiannya sendiri
dimasukkan dalam berkas audit analisis.
18
4. BERKAS KHUSUS
Berkas ini berisikan informasi yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebagian
besar informasi ini berkaitan dengan indikasi kecurangan yang perlu ditindak lanjuti dengan
pemeriksaan khusus. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 23 Tahun 2007, Kertas Kerja Audit harus disusun dalam satu berkas dan diserahkan
oleh Ketua Tim kepada Sub Bagian Tata Usaha Wilayah untuk diarsipkan.
a. PENYUSUNAN DOKUMENTASI AUDIT
Penyusunan skedul yang tepat untuk mendokumentasikan bukti audit yang dikumpulkan,
hasil yang ditemukan dan kesimpulan yang dicapai adalah bagian yang penting dari audit.
Dokumentasi harus disiapkan secara cukup rinci untuk memberikan auditor yang
berpengalaman, yang tidak memiliki hubungan dengan audit itu, pemahaman atas pekerjaan
yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh dan sumbernya serta kesimpulan yang dicapai.
19