Anda di halaman 1dari 2

Puluhan Kesenian Tradisional Indonesia Terancam

Punah
Kompas.com - 24/04/2009, 19:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Nasib kesenian-kesenian tradisional di sejumlah daerah bagai kerakap tumbuh di
batu, hidup segan mati tak mau. Ada kesenian tradisional yang sudah sangat jarang dipentaskan dan
terancam punah. Upaya revitalisasi kesenian tradisional itu pun terkendana pendanaan. Namun, bagi daerah
yang peduli, kesenian tradisional tetap hidup dan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman.

Demikian benang merah yang mengemuka dalam perbincangan Kompas dengan Kepala Taman Budaya
Provinsi Sumbar Asnam Rasyid, Seni man Tradisional dan Komite Tradisional Dewan Kesenian Lampung Syafril
Yamin (atau lebih dikenal dengan nama Lil Cetik), yang dihubungi terpisah di Padang dan Bandarlampung,
Jumat (24/4). Sebelumnya , Ketua Forum Taman Budaya se-Indonesia Hj Ikke Dewi Sartika, juga memberikan
pernyataan di Padang.

Asnam Rasyid mengakui, di Sumatera Barat banyak kesenian tradisional yang terancam punah, karena tidak
ada regenerasi, jarang dipertunjukkan, dan juga karena pelaku-pelakunya sebagian sudah uzur dan
meninggal. Kondisi ini mencemaskan. Taman Budaya sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, tidak mempunyai anggaran untuk penelitian, pembinaan, dan revitalisasi . Dulu, hal itu
memang menjadi tanggung jawab Taman Budaya, tapi sekarang tidak, tandasnya.

Ia menyebutkan, kesenian tradisional di Sumbar yang terancam punah itu antara lain Talempong Ungan,
Gandai, dan Tupai Janjang. Jika dulu Taman Budaya dikondisikan sebagai laboratorium, pendokumentasian,
dan etalase untuk menjaga ketahanan budaya, maka di masa pemerintahan sekarang, Taman Budaya hanya
sebagai etalase budaya, jelas Asnam Rasyid.

Ikke Dewi Sartika juga mengungkapkan hal senada. Di daerah Jawa Barat saja, sedikitnya terdapat 43 kesenian
tradisional yang hampir punah. Dari jumlah itu, b aru dua jenis kesenian yang bisa direvitalisasi, yaitu Gendang
Gugun dan Angklung Badun. Karena banyak kesenian tradisional di daerah terancam punah, pemerintah harus
mendukung revitalisasi kesenian tradisional, ujarnya, pada Rakor Kepala Taman Budaya se- Indonesia, di
Padang, beberapa waktu lalu.

Menurut Ikke, terancam punahnya kesenian tradisional disebabkan pengaruh globalisasi. Padahal, selain
ancaman, globalisasi sebenarnya bisa menjadi tantangan untuk mempertahankan dan mengembangkan
kesenian yang ada. Buktinya, kesenian Jaipong bisa mengglobal.

Sementara itu, di Lampung, karena gubernur (ketika itu Sjachruddin ZP) peduli dengan kesenian daerah
Lampung, kemajuan yang dicapai kesenian tradisional sangat berarti. Maju-mundurnya kesenian tradisional di
daerah, tergantung kebijakan pemerintah, baik gubernur maupun wali kota/bupati. Semasa Sjachruddin ZP
jadi gubernur, karena ia orang pribumi Lampung , perhatiannya bagus, sehingga kesenian daerah berkembang
baik. Seperti Sastra Tutur, Musik Gamolan Pekhing, dan Warahan, berkembang dengan baik, kata Syafril
Yamin.

Namun, ke depan mungkin saja nasibnya tak jelas. Karena dengan gubernur yang sekarang, anggaran untuk
Dewan Kesenian Lampung sebesar Rp300 juta, masih belum cair, padahal sudah masuk triwulan kedua. Jika
dana tak segera cair, mungkin saja terjadi kemunduran lagi, tambahnya.
PEKERJAAN RUMAH ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 3

DIKUMPULKAN : 2 NOVEMBER 2018

Nama : ____________ Kelas: 6-7____ Tanggal :__________

Bacalah artikel berikut, kemudian isilah grafik pengorganisasian ini dengan informasi yang
terdapat dalam artikel.

JUDUL ARTIKEL :____________________________

PERMASALAHAN
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________

PENYEBAB
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________

SOLUSI
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai