Anda di halaman 1dari 6

DOKSISIKLIN SEBAGAI Keywords: paederus dermatitis, doxycycline,

INHIBITOR MMP-2 dan MMP-9 gelatin zimografi, MMP


PADA DERMATITIS PAEDERUS 1. PENDAHULUAN
DENGAN METODE GELATIN Racun kumbang Tomcat (Paederus sp.)
ZIMOGRAFI dapat menyebabkan terjadinya
dermakonekrosis berupa rasa gatal, merah,
Brenda Desy Romadhon, Bagus Indra Kusuma,
Silvi Ahmada Chasya, Putri Erlinda
dan melepuh seperti terbakar pada kulit, atau
Kusumaningarum, Rovian Cahya Prasetya yang biasa dikenal dengan nama dermatitis
paederus. Sampai sekarang, belum ada teori
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, pasti tentang patogenesis dermatitis paederus
Universitas Jember:
email: brenda.romadhon@yahoo.com dan penelitian di bidang ini masih sangat
sedikit.
Awalnya, racun paederin diduga berasal
Abstract
dari tubuh kumbang Tomcat (Paederus sp.).
Tomcat (Paederus sp.) venom can bring a Namun, berdasarkan penelitian yang
condition called dermaconecrosis. Initially,
dilakukan oleh Piel, gen pada biosintesis
paederin toxins was thought that come from
the body of Tomcat (Paederus sp.). However, racun paederin tidak berasal dari genom
based on Piel’s research, the genes come kumbang Tomcat (Paederus sp.) melainkan
from biosynthesis of tomcat (Paederus sp.) lebih mendekati genom bakteri Pseudomonas
venom is more approach to Pseudomonas aeruginosa.
aeruginosa genes than body itself. In other Berdasarkan hal tersebut, peneliti
fact, Pseudomonas aeruginosa can secrete memiliki hipotesis bahwa pemberian terapi
enzymes metalloprotease (MMP), especially
antibiotik dapat memberikan waktu
extracellular MMP-2 and MMP-9. MMP-2
and MMP-9 are gelatinase that can destroy penyembuhan yang lebih singkat daripada
the gelatin on human skin. There has been no kortikosteroid pada dermatitis paederus.
previous report about the treatment of Selain itu, bakteri Pseudomonas aeruginosa
dermatitis paederus based on the mechanism dapat mensekresikan enzim metaloprotease
of action except for the use of corticosteroids (MMP) ekstraseluler khususnya MMP-2 dan
as symptomatic drugs. Because of that, MMP-9 yang dapat mendegradasi gelatin
researcher hypotheses that MMP-2 and
MMP-9 have a role on dermatitis paederus pada kulit. Doksisiklin dosis rendah dapat
and doxycycline can inhibit that process as menjadi inhibitor bagi enzim ini sehingga
MMP inhibitor and antibiotics component. terapi menggunakan doksisiklin memberi dua
The research design is quasi-experimental efek sekaligus yaitu sebagai antibiotik dan
research, in vitro with a post-test only control MMP inhibitor.
group design. The research steps are Tomcat Oleh karena itu, peneliti mengajukan
(Paederus sp.) venom extraction, doxycycline
penelitian berupa uji efektifitas doksisiklin
solution preparation, and electrophoresis of
gelatin zymografi. The independent variables sebagai inhibitor MMP-2 dan MMP-9 dalam
are induction of Tomcat (paederin sp.) venom dermakonekrosis akibat racun kumbang
and the doses of doxycycline, while the Tomcat (Paederus sp.) dengan metode gelatin
dependent variable is the density of the gel. zimografi.
Gel density was measured using densitometry
software ImageJ and calibrated as optical
density. This study describes the first time the 2. METODE
mechanism Paederus dermatitis caused by Penelitian ini berlangsung selama enam
MMP-2 and MMP-9, so that the first line of bulan dari bulan Januari sampai dengan Juni
therapy that can be used is doxycycline with 2014, bertempat di laboratorium biologi
an effective dose of 10 mM in vitro. molekuler Fakultas Kedokteran Universitas
Jember. Jenis penelitian yang dilakukan

1
adalah eksperimental laboratoris secara in diambil bagian supernatan. Stock solution
vitro. Metode yang digunakan adalah gelatin ekstrak racun Tomcat (Paederus sp).dibuat
zimografi. dengan jumlah dan cara yang sama.

Ekstraksi racun kumbang Tomcat Uji kadar protein paederus sp.


(Paederus sp.) Uji kadar protein racun kumbang
Langkah yang dilakukan setelah Tomcat (Peaderus sp.) dilakukan dengan
kumbang Tomcat (Paederus sp.) terkumpul menggunakan metode Bradford dan dibaca di
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan untuk ELISA reader dengan panjang gelombang
pembuatan stock solution adalah penggerusan 630 nm.
pada suhu 4oC, kemudian dicampur dengan
Gelatin zimografi
NaCl 0,9% dan dimasukkan ke dalam gelas Pada penelitian ini, dilakukan dua
ukur yang tertutup dengan aluminium foil. kali pengulangan untuk mendapat hasil
Hasil larutan kumbang tomcat di lypolizer optimal. Pada penelitian pertama, peneliti
untuk mendapatkan serbuk kering. menggunakan 10 kelompok sampel sumuran,
(Tabel 1).
Stock solution doksisiklin dan ekstrak Penelitian kedua dilakukan untuk
racun kumbang Tomcat (Paederus sp.) mengetahui dosis yang mampu menghambat
Stock solution doksisiklin dibuat dari 100 MMP-2 dan MMP-9 dengan optimal. Desain
mg zat aktif doksisiklin yang dilarutkan penelitian kedua seperti dam Tabel 2.
dalam aquades hingga volume mencapai 1
mL, kemudian di vortex dan di sentrifuge dan

Tabel 1. Kelompok sampel sumuran

Kelompok kontrol Sumuran tidak diisi


Kelompok perlakuan I (KP I) Racun tomcat 1,8 g/L
Kelompok perlakuan II (KP II) Racun tomcat 1,44 g/L
Kelompok perlakuan III (KP III) Racun tomcat 1,08 g/L
Kelompok perlakuan IV (KP IV) Racun tomcat 0,72 g/L
Kelompok perlakuan V (KP V) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 10 mM
Kelompok perlakuan VI (KP VI) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 20 mM
Kelompok perlakuan VII (KP VII) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 30 mM
Kelompok perlakuan VIII (KP VIII) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 40 mM
Kelompok perlakuan IX (KP IX) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 50 mM
Tabel 2. Perlakuan Dosis menghambat optimal MMP-2 dan MMP-9

Kelompok Kontrol Racun tomcat 1,8 g/L


Kelompok perlakuan I (KP I) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 0.1 mM
Kelompok perlakuan II (KP II) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 1 mM
Kelompok perlakuan III (KP III) Racun tomcat 1,8 g/L+ Doksisiklin 10 mM

Analisis statistik
Hasil band yang didapat dari 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
elektroforesis gel gelatin dilakukan analisis Telah terjadi peningkatan laporan kasus
densitometri menggunakan ImageJ dan diukur kumbang Tomcat (Paederus sp.) yang
rasio ketebalan dengan satuan optical density signifikan pada tahun 2012 di berbagai
(O.D.). wilayah Indonesia dan diperkirakan kasus
yang tidak dilaporkan jauh lebih banyak
daripada kasus yang tercatat karena

2
sedikitnya penelitian epidemiologi mengenai MMP. MMP yang bereperan dalam proses
serangan kumbang Tomcat (Paederus sp.) di dermakonekrosis gelatin pada racun kumbang
Indonesia. Pasca kontak dengan kumbang tomcat adalah MMP-2 dan MMP-9 yakni
Tomcat (Paederus sp.), perlu waktu 24 MMP golongan gelatinase yang masing-
hingga 48 jam sampai munculnya iritasi kulit masing memiliki berat molekul 92 kDa dan
akut yang disertai dengan eritema, melepuh 72 kDa yang ditunjukkan pada Gambar.1.
serta rasa gatal. Ketebalan band yang muncul berbanding
Dalam rangka untuk menyelediki lurus dengan dosis kadar protein racun
keterlibatan enzim matriksmetaloprotease kumbang tomcat (Paederus sp.) yang
(MMP) dalam racun kumbang Tomcat digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa
(Paederus sp.), dilakukan kegiatan analisis semakin banyak paparan terhadap racun
dengan gelatin zimografi. Uji gelatin tomcat (Paederus sp.) maka akan semakin
zimografi pada penelitian ini memungkinkan luas lesi yang ditimbulkan pada kulit yang
penilaian peran MMP-2 dan MMP-9 yang pada penelitian ini ditunjukkan dengan
terdapat dalam racun kumbang Tomcat ketebalan band yang terbentuk pada gel
(Paederus sp.) terhadap proses iritasi lokal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2a.
pada kulit akibat racun kumbang Tomcat Hasil analisis densitometri dengan image-J
(Paederus sp.). Dari hasil pengujian yang optical density atau banyaknya area gelatin
telah dilakukan didapatkan gambaran band yang terdegradasi oleh MMP-2 dan MMP-9
atau pita yang menunjukkan terjadinya (Gambar 2b).
mekanisme pendegradasian gelatin oleh

Gambar 1.Gel hasil eketroforesis yang menunjukkan aktivitas MMP-2 dan MMP-9. Pada
bagian atas terlihat band yang muncul akibat adanya aktivitas MMP-2 dengan berat molekul 92 kDa
mendegradasi gelatin. Pada bagian bawah terlihat band yang muncul akibat adanya aktivitas MMP-9
dengan berat molekul 72 kDa mendegradasi gelatin (Tv: Tomcat venom; D: Doksisiklin)

Dengan mempertimbangkan efek


patologis yang berasal dari racun kumbang Doksisklin memiliki efek MMP inhibitor
tomcat (Paederus sp.), pengobatan yang dengan cara kerja menghambat Ca2+ dan atau
dilakukan selama ini adalah menggunakan berinteraksi langsung dengan protein MMP
kortikosteroid yaitu pengobatan simtomatik sehingga menghambat enzim protease
berdasarkan gejala klinis yang muncul dan tersebut. Dari pemaparan tersebut doksisiklin
bukan berdasarkan mekanisme patologis memiliki nilai potensial untuk mengobati
iritasi lokal akibat racun tersebut. Baru-baru pasien dengan dermatitis paederus yang
ini, pengembangan MMP inhibitor yang telah diduga mengandung MMP-2 dan MMP-9
diuji secara klinis untuk beberapa penyakit pada racunnya.
ternyata dapat digunakan sebagai inhibitor Untuk penilaian kemungkinan hubungan
yang menghambat racun dari beberapa jenis penggunaan doksisiklin dan luasnya gelatin
hewan. yang terdegradasi oleh MMP, pada

3
Gambar 2a. Gambar 2b.
Gambar 2a. aktivitas MMP-2 dan MMP-9. Terdapat perbedaan ketebalan band dipengaruhi oleh
kadar protein tomcat yang digunakan sebagai sample.Gambar 2b.Analisis aktivitas MMP-2 dan
MMP-9 menggunakan Image-J. Ketebalan band yang ditrasnformasikan kedalam optical density
(O.D.)menunjukkan rasio luas gelatin yang terdegradasi oleh MMP-2 dan MMP-9 dibanding
dengan control positif yang terkandung dalam racun kumbang Tomcat (Paederus sp.).

Gambar 3.
Gambar 3.Aktivitas doksisiklin terhadap racun tomcat. Tidak terdapat gambaran band yang
menunjukkan proses degradasi oleh MMP karena ada peran doksisiklin sebagai inhibitor MMP.

pengulangan pertama, sampel racun kumbang Pada pengulangan kedua, digunakan


tomcat (Paederus sp.) ditambahkan dosis doksisiklin sebesar 0,1 mM, 1 mM, dan
doksisiklin dengan dosis yang semakin 10 mM. Hasil yang didapatkan adalah terjadi
ditingkatkan yaitu 10 mM, 20 mM, 30 mM, penuruanan luas gelatin yang didegaradasi
40 mM, dan 50 mM. pada dosis 10 mM (Gambar 4a. dan Gambar
Pada hasil uji gelatin zimografi 4b.). Dari dua pengulangan yang telah
menunjukkan bahwa doksisiklin mampu dilakukan menunjukkan bahwa secara invitro
menekan ekspresi MMP pada kelima dosis doksisiklin dengan dosis 10 mM adalah dosis
tersebut. Kelima dosis yang digunakan efektif yang bisa digunakan sebagai
tersebut mampu menghambat MMP secara pengobatan dermatitis paederus. Doksisiklin
optimal. Data yang didapatkan menunjukkan mampu digunakan sebagai first line terapi
bahwa efek positif dari doksisiklin adalah dermatitis paederus berdasarkan mekanisme
mengurangi aktivitas MMP sehingga terjadi patologisnya.
penurunan luasnya gelatin yang terdegradasi
yaitu ditandai dengan tidak muculnya band
pada gel (Gambar 3).

4
Gambar 4a. Aktivitas doksisiklin terhadap MMP-2 dan MMP-9. Terdapat perbedaan densitas gel
yang dipengaruhi oleh dosis doksisklin yang digunakan sebagai inhibitor MMP-2 dan MMP-9 dan
diperoleh densitas terkecil pada dosis doksisiklin 10 mM. (Tv: Tomcat Venom; D: Doksisiklin)

Gambar 4b. Aktivitas doksisiklin terhadap MMP-2 dan MMP-9. Terdapat perbedaan densitas gel
yang dipengaruhi oleh dosis doksisklin yang digunakan sebagai inhibitor MMP-2 dan MMP-9 dan
diperoleh densitas terkecil pada dosis doksisiklin 10 mM. (Tv: Tomcat Venom; D: Doksisiklin)

4. KESIMPULAN European Pharmacopoeia. 2005. Doxycycline


Kesimpulan dari penelitian ini adalah Hyclate. European Pharmacopoeia 01 :
MMP-2 dan MMP-9 memiliki peran pada 0272.
dermakonekrosis yang terjadi akibat racun Fakoorziba, M. R., Eqhbal, F., Azizi, K.,
kumbang Tomcat (Paederus sp.). Hal tersebut Moemenbellah, F. 2011. Treatmen
merupakan mekanisme patologis terjadinya Outcome of Paederus Dermatitis Due to
dermatitis paederus. Oleh karena itu maka Rove Beetles ( Coleoptera:
pengobatan yang tepat untuk dermatitis Staphylinidae) On Guinea Pigs. Trop
paederus berdasarkan mekanisme Biomed 28(2): 18-24.
patologisnya adalah doksisiklin. Gunawan, S. G. 2012. Farmakologi dan
Terapi. Jakarta: FK UI.
5. REFERENSI Kang, C., Jin, Y. B., Kwak, J., Jung, H.,
Asoodeh, A. dan Musaabadi, H. M. 2012. Yoon, W. D., Yoon, T.J., Kim, J. S.,
Purification and Characterization of a Kim, E. 2013. Protective Effect of
Thermostable Neutrophilic Metallo- Tetracycline Against Dermal Toxicity
protease from Pseudomonas sp. DR89. Induced by Jellyfish Venom. PLOS ONE
Iranian Journal of Biotechnology 10(2): 8(3): 1-8.
120-128. Katzung, B. G. 2012. Farmakologi Dasar &
Chang, W. Y. C., Clements, D., Johnson, S. Klinik. Jakarta: EGC.
R. 2010. Effect of Doxycycline on Kemenkes RI, 2012. Panduan Pencegahan
Proliferation, MMP Production, and dan Pengendalian Kumbang Paederus
Adhesion in LAM-related cells. sp..Jakarta: Kemenkes RI.
American Journal of Physiology 229: Kompas. 2012. Tercatat, 130 Laporan
L393-L400.s Serangan Tomcat.
Kristanti, R.A. 2013. Penggunaan Doksisiklin
Hyclate Sebagai Inhibitor Matriks

5
Metalloproteinase Pada Terapi
Tambahan Periodontis. SAINSTIS 1 (2).
Kupai, K., Szucs, G., Cseh, S., Hajdu, I.,
Csonka, C.,Csont, T., Ferdinandy, P.
2010. Matrix Metalloproteinase Activity
Assays: Importance Of Zymography. J
Pharmacol Toxicol Methods61 (2): 205-
209.
Mbonile, L., 2011. Acute Haemorrhagic
Conjunctivitis Epidemics and Outbreaks
of Paederus spp. Keratoconjunctivitis
(‘Nairobi red eyes’) and Dermatitis. The
South African Medical Journal 101(8).
Piel, Jörn. 2002. A polyketide Synthase-
peptide Synthetase Gene Cluster from
An Uncultured Bacterial Symbiont of
Paederus Beetles. PNAS 99 (22): 14002-
14007.
Qadir, S. N. R., Raza, N., Rahman, S.B. 2006.
Paederus Dermatitis In Sierra Leone.
Dermatology Online Journal 12(7): 9.
Setianto, Y. S., Mubarika, S., Astuti,
I.,Irawan, B. 2011. Corelation Between
Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9)
With Complications of Acute Heart
Failure In Myocardial Infarction With
ST Elevation (STEMI) And Acute
Coronary Syndromes Without
STElevation (NSTEACS). Jurnal
Kardiologi Indonesia32 (4): 229-235.
Singh, G. dan Ali, Y.A. 2007. Paederus
Dermatitis. Indian J Dermatol Venereol
Leprol 73: 13-15.
Verma, R. P. dan Hansch, C. 2007. Matrix
Metalloproteinases (MMP): Chemical-
biological Functions and (Q)SARs.
Bioorganic & Medicinal Chemistry 15:
2223-2268.
Whittaker, M. dan Ayscough, A. 2001.
Matrix Metalloproteinases and their
Inhibitors – Current Status and Future
Challenges. Celltransmissions 17(1): 3-
14.
You, D. O., Kang, J. D., Youn, N. H., Park, S.
D. 2003. Bullous Contact Dermatitis
Caused by Self-Applied Crushed
Paederus fuscipes for the Treatment of
Vitiligo. Cutis 72: 385-388.

Anda mungkin juga menyukai