Anda di halaman 1dari 21

ISLAM DAN IPTEK

Oleh :

Triticum Aestivum NIM: 1341220072

Valentin Eri Febri NIM: 1341220005

Yohan Lupita F.M.P NIM: 1341220003

JURUSAN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI D – IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG

2015

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga penyusun dapat menyusun
makalah yang berjudul “ISLAM DAN IPTEK” untuk memenuhi mata kuliah
"Pendidikan Agama Islam" ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini telah dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak dalam
membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Abdul Chalim, S.Ag., M.Pd.I, selaku dosen mata kuliah


Pendidikan Agama Islam, yang telah membimbing penyusun dalam
penyusunan makalah ini.

2. Rekan - rekan kelas 3C program studi D4 Teknik Otomotif Elektronik.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar


pada makalah ini. Oleh karena itu penyusun berharap pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang bersifat membangun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penyusun harapkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Malang, 21 September 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan........................................................................3

2.2 Hubungan Antara Islam dan IPTEK............................................................10

2.3 Hakikat dan Fungsi Ilmu Pengetahuan dalam Islam...................................13

2.4 Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’an Mengenai IPTEK..............................13

2.5 Perkembangan IPTEK dalam Islam............................................................13

2.6 Penerapan IPTEK dalam Islam...................................................................13

BAB III PENUTUP..............................................................................................17

3.1 Kesimpulan..................................................................................................17

3.2 Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring
perkembangan zaman. Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi
kehidupan manusia. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu
pengetahuan. Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai peribadatan kepada
Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-
Qur’an tidak hanya mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga
memuat ayat-ayat yang berhubungan dengan IPTEK.

Makalah ini akan membahas tentang Islam dan IPTEK.Bagaimanakah


hubungan IPTEK dengan Islam? Bagaimana kandungan ayat – ayat Al –
Qur’an mengenai perkembangan IPTEK? Pertanyaan inilah yang
melatarbelakangi penyusunan makalah.

1.2 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi ilmu dan pengetahuan

2. Untuk mengetahui hubungan antara Islam dan IPTEK

3. Untuk mengetahui hakikat ilmu dan fungsi pengetahuan dalam Islam

4. Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’ an mengenai IPTEK

5. Untuk mengetahui perkembangan Islam dalam IPTEK

6. Untuk mengetahui penerapan Islam dalam IPTEK

7. Peran Pendidikan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui panca
indra, intuisi, dan firasat. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi, sehingga menghasilkan
kebenaran objektif dan dapat diuji kebenarannya.

Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ‘ain dan
fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ‘ain adalah Al-Quran, hadis,
fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan yang masuk
ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika, psikologi, dan cabang
sains lainnya.

Menurut pengertian Barat, ilmu merupakan hasil riset yang dilakukan


oleh manusia, berupa konsep, teori, dan penjelasan. Mereka menganggap
bahwa ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya campur tangan Allah.
Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian keterangan teratur dari
Allah.

‫( مواللنرجقم‬٥) ‫س موارلمقممقر ببقحرسمباَنن‬ ‫( اللشرم ق‬٤) ‫( معللممقه ارلمبمياَمن‬٣) ‫(مخملمق الرنمساَمن‬٢) ‫( معللمم ارلققررآْمن‬١) ‫الررححممنن‬
‫( موأبقيقموا الموزمن‬٨) ‫( مألَ مترطمغ روا بفيِ البميمزابن‬٧) ‫ضمع ارلبميمزامن‬
‫ر‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ر‬ ‫( مواللسمماَمء مرمفمعمهاَ مومو م‬٦) ‫مواللشمجقر ميرسقجمدابن‬
(١١) ‫ت الركمماَبم‬ ‫( بفيمهاَ مفاَبكمهةة مواللنرخقل مذا ق‬١٠) ‫ضمعمهاَ بللِمناَبم‬‫ض مو م‬ ‫( موالرر م‬٩) ‫بباَرلبقرسبط مولَ قترخبسقروا ارلبميمزامن‬
َ‫ي‬ ‫م‬ ‫ق‬ ‫ق‬
(١٣) ‫ي آْلَبء مريَبكمماَ تكذمباَبن‬ ‫م‬ ‫م‬
َ‫(فببأ ي‬١٢) ‫ف مواللرريمحاَقن‬ ‫ص ب‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ب ذو المع ر‬ ‫موارلمح ب‬
(Q.S. Al-Rahman : 1-13).

Teknologi merupakan hasil dari ilmu pengetahuan. Orang Barat


menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang terlahir atas kebudayaan
perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi tercipta karena adanya
kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi tiap individu.

Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu bilamana telah memenuhi tiga


unsur pokok, yaitu ontologi, aksiologi, dan epistimologi. Ontologi yaitu suatu

2
bidang yang memiliki onjek studi yang jelas. Aksiologi yaitu suatu bidang studi
yang memiliki nilai guna / manfaat dan tidak terdapat kerancuan. Epistimologi
yaitu suatu bidang studi yang memiliki metode kerja yang jelas. Ilmu
pengetahuan (sains) merupakan gabungan pengetahuan manusia yang
dikumpulkan melalui pengkajian dan dapat diterima oleh rasio. Dalam
pemikiran sekuler, sains mempunyai tiga karakterisitik, yaitu objektif, netral,
dan bebas nilai. Sedangkan menurut Islam, sains tidak boleh lepas-lepas dari
nilai-nilai.

Dalam pemikiran Islam, ilmu bersumber dari wahyu dan akal. Ilmu yang
bersumber dari wahyu Allah, bersifat abadi dan kebenarannya mutlak.
Sedangkan ilmu yang bersumber dari akal manusia bersifat perolehan dan
kebenarannya nisbi (relatif). Pengembangan IPTEK dilakukan hanya untuk
menemukan bagaimana proses sunatullah terjadi di alam semesta, bukan
menciptakan hukum baru diluar sunatullah.

2.2 Hubungan Antara Islam dengan IPTEK


Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek: (a)
berseberangan atau bertentangan, (b) bertentangan tapi dapat hidup
berdampingan secara damai, (c) tidak bertentangan satu sama lain, (d) saling
mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak.
Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan
seperti ini, pengembangan iptek akan menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran agama dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari
keyakinan akan kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni
ajaran agama akan cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan oleh manusia. Pola hubungan pertama ini pernah terjadi
di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo berpendapat bahwa bumi mengitari
matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa matahari lah yang mengitari

3
bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia dihukum karena
dianggap menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan


pertama. Ketika kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama
makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama
masih kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya
dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang
berbeda. Kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu
pengetahuan. Konflik antara agama dan ilmu, apabila terjadi, akan
diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah yang berbeda.
Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan iptek tidak dikaitkan dengan
penghayatan dan pengamalan agama seseorang karena keduanya berada pada
wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun komunal, pengembangan
yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain. Pola hubungan
seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa untuk
memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat.

Pola ke tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini,
kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu
pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama
tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek
sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi,
penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan
pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk mendalami dan menghayati
ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler.
Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan
negara/masyarakat, maka. ketika agama bersinggungan dengan ilmu,
persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh
kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara
komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-
apa.

4
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif.
Terjadinya pola hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan
antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan serta kehidupan masyarakat yang
tidak sekuler. Secara teori, pola hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud:
ajaran agama mendukung pengembangan iptek tapi pengembangan iptek tidak
mendukung ajaran agama, pengembangan iptek mendukung ajaran agama tapi
ajaran agama tidak mendukung pengembangan iptek, dan ajaran agama
mendukung pengembangan iptek dan demikian pula sebaliknya.

Kalau kita simak pernyataan eksplisit GBHN 1993-1998 tentang kaitan


pengembangan iptek dan agama, akan kita lihat bahwa pola hubungan yang
diharapkan adalah pola hubungan ke tiga, pola hubungan netral. Ajaran agama
dan iptek tidak bertentangan satu sama lain tetapi tidak saling mempengaruhi.
Pada Bab II, G. 3. GBHN 1993-1998, yang telah dikutip di muka, dinyatakan
bahwa pengembangan iptek hendaknya mengindahkan nilai-nilai agama dan
budaya bangsa. Artinya, pengembangan iptek tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai agama dan budaya bangsa. Tidak boleh bertentangan tidak berarti
harus mendukung. Kesan hubungan netral antara agama dan iptek ini juga
muncul kalau kita membaca GBHN dalam bidang pembangunan Agama dan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tak ada satu kalimat pun dalam
pernyataan itu yang secara eksplisit menjelaskan bagaimana kaitan agama
dengan iptek. Pengembangan agama tidak ada hubungannya dengan
pengembangan iptek.

Akan tetapi, kalau kita baca GBHN itu secara implisit dalam kaitan
antara pembangunan bidang agama dan bidang iptek, maka kita akan
memperoleh kesan yang berbeda. Salah satu asas pembangunan nasional
adalah Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti

"... bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai,


digerakkan, dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual,

5
moral,dan etik dalam rangka pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila" (Bab II, C. 1.)

Di bagian lain dinyatakan bahwa pembangunan bidang agama dan


kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diarahkan, antara lain, untuk
memperkuat landasan spiritual, moral, dan etik bagi pembangunan nasional.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa, secara implisit, bangsa Indonesia


menghendaki agar agama dapat berperan sebagai jiwa, penggerak, dan
pengendali ataupun sebagai landasan spiritual, moral, dan etik bagi
pembangunan nasional, termasuk pembangunan bidang iptek tentunya. Dalam
kaitannya dengan pengembangan iptek nasional, agama diharapkan dapat
menjiwai, menggerakkan, dan mengendalikan pengembangan iptek nasional
tersebut.

Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada
taraf tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan
kehidupan beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek
sedang pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan
kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan
dengan kebijaksanaan.

Sebagai contoh, beberapa waktu yang lalu ada polemik di surat kabar
tentang tayangan televisi swasta yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai
agama (misalnya, penonjolan aurat wanita, cerita perselingkuhan, dsb.). Fihak
yang berkeberatan mengatakan bahwa hal itu dapat merusak mental
masyarakat. Tetapi, fihak yang tidak berkeberaan dengan acara seperti itu
mengatakan bahwa 'kalau anda tidak senang dengan acara itu, matikan saja
televisinya.' Perusahaan televisi swasta adalah perusahaan yang harus
memikirkan keuntungan dan ia akan berusaha menayangkan film yang
digemari masyarakat. Kalau masyarakatnya senang film sex dan sadis, maka
film itu pulalah yang akan memperoleh rating tinggi dan diminati oleh
pemasang iklan. Ini adalah pemikiran yang sekuler, yang memisahkan urusan

6
dagang dari agama. Tugas pengusaha adalah mencari untung sebanyak-
banyaknya, sedang mendidik kehidupan beragama masyarakat adalah tugas
guru agama dan ulama. Kasarnya, tugas setan memang menggoda manusia
sedang mengingatkan manusia adalah tugas nabi.

Polemik ini diselesaikan dengan penerapan sensor intern dari perusahaan


televisi swasta. Kini adegan ciuman bibir antara lelaki perempuan, yang biasa
kita lihat di bioskop, tidak akan kita temukan di televisi. Film "Basic Instinct"
yang ditayangkan di televisi beberapa waktu yang lalu telah dipotong
sedemikian rupa sehingga steril dari adegan sex yang panas.

Ada pula konflik antara ajaran agama dan ajaran ilmu pengetahuan yang
diselesaikan dengan cara menganggapnya "tidak ada atau sudah selesai"
padahal ada dan belum diselesaikan. Sebagai contoh adalah teori tentang asal
usul manusia yang diajarkan di sekolah. Guru biologi mengajarkan bahwa
menurut sejarahnya, manusia itu berasa dari suatu jenis tertentu yang kemudian
pecah menjadi dua cabang: yang satu mengikuti garis pongid yang akhirnya
menjadi kera modern, yang lain mengikuti garis manusia yang berkembang
mulai dari manusia kera purba sampai ke manusia modern. Guru agama Islam
mengajarkan bahwa, berdasarkan dalil-dalil naqli, manusia itu diciptakan oleh
Allah s.w.t. dalam bentuknya seperti sekarang. (Lihat buku teks Biologi SMU
dan bandingkan dengan buku teks Pendidikan Agama Islam di SMU).

Ini adalah pertentangan teori yang klasik, antara teori evolusi dan teori
ciptaan, yang pernah melanda Amerika Serikat beberapa tahun yang lalu. Di
dunia ilmu pengetahuan, konflik itu tetap berlangsung sampai sekarang
walaupun kelompok pendukung teori ciptaan ini jumlahnya makin sedikit jika
dibandingkan dengan mereka yang mempercayai teori evolusi. Di bidang ilmu,
konflik antara teori yang satu dengan yang lain adalah wajar dan merupakan
rahmat. Konflik semacam inilah yang menimbulkan paradigma baru dalam
ilmu pengetahuan dan menghasilkan teori-teori baru. Akan tetapi, jika konflik
semacam ini diajarkan di sekolah tanpa diselesaikan, maka kebingungan lah
yang akan menjadi akibatnya. Di Amerika, konflik ini diselesaikan dengan
melarang diajarkannya teori ciptaan di seluruh sekolah negeri.

7
2.3 Hakikat Ilmu Dan Fungsi Pengetahuan Dalam Islam

Islam sebagai agama yang sangat menghormati ilmu pengetahuan, tidak


diragukan lagi. Banyak argumen yang dapat dirujuk, di samping ada ayat-ayat
al-Qur`an dan hadits Nabi saw. yang mengangkat derajat orang berilmu, juga
di dalam al-Qur`an mengandung banyak rasionalisasi, bahkan menempati
bagian terbesar. Hal ini diakui Meksim Rodorson (seorang penulis Marxis)
ketika menelaah Q.S. Ali Imrân/3: 190-191 dan Q.S. Al-Baqarah/2: 164.
Menurutnya, dalam al-Qur`an kata ‘aqala (mengandung pengertian
menghubungkan sebagian pikiran dengan sebagian yang lain dengan
mengajukan bukti-bukti yang nyata sebagai argumentasi yang harus dipahami
secara rasional) disebut berulang kali, tidak kurang dari lima puluh kali dan
sebanyak tiga belas kali berupa bentuk pertanyaan sebagai protes yang
mengarah pada kajian ilmiyah, seperti “Apakah kamu tidak berakal?".
Seandainya meneliti kata-kata lainnya: nazhara (menganalisa), tafakkara
(memikirkan), faqiha (memahami), ‘alima (mengerti, menyadari), burhan
(bukti, argumentasi), lubb (intelektual, cerdas, berakal) dan lain-lain, niscaya
akan menemukan banyak sekali nilai-nilai ilmiyah yang terdapat dalam al-
Qur`an.
Maka dapat dikatakan bahwa ilmu itu membutuhkan pembuktian (dalil,
hujjah atau argumen) sebagai hasil dari sebuah pencarian, dan al-Qur`an
mengisyaratkan mengenai hal ini. Karena itu, ada beberapa definisi al-‘ilmu
yang disodorkan para ulama sebagaimana dikemukakan Syarief ‘Ali bin
Muhammad al-Jarjani, yaitu: “keyakinan yang pasti sesuai dengan kenyataan”,
“sampainya gambaran sesuatu terhadap akal”, “hilangnya keraguan setelah
diketahui”, “hilangnya kebodohan”, “merasa cukup setelah tahu”. Dikatakan
pula “sebagai sifat yang mendalam yang dapat mengetahui perkara yang
universal dan farsial” atau “sampainya jiwa kepada sesuatu makna yang
diketahui”. Adapula yang memberikan definisi dengan “ilmu adalah istilah
untuk menyebutkan terjadinya kesinambungan yang khusus antara subjek
yang berpikir dan objek yang dipikirkan”. Juga (pengertian yang lebih
ringkas) “mengetahui sifat persifat”. Disebut Ilmu al-Yaqin, adalah

8
pengetahuan yang berdasarkan dalil dengan gambaran berupa perkara yang
meyakinkan.

2.4 Kandungan Ayat – Ayat Al – Qur’ an mengenai IPTEK

Sebagian orang yang rendah pengetahuan keislamannya beranggapan


bahwa al-Qur’an adalah sekedar kumpulan cerita kuno yang tidak mempunyai
manfaat bagi kehidupan modern, apalagi jika dihubungkan dengan kemajuan
IPTEK saat ini. Al-Qur’an menurut mereka cukuplah dibaca untuk sekedar
mendapatkan pahala bacaannya, tidak untuk digali kandungan ilmu
didalamnya.

Anggapan diatas merupakan indikasi bahwa orang tersebut tidak mau


berusaha untuk membuka al-Qur’an dan menganalisis kandungan ilmu
didalamnya. Anggapan tersebut amatlah keliru. Bukti-bukti di bawah ini
menunjukkan yang sebaliknya :

1. ) ‫علرببمم بذبباِحلقملمذم‬ ‫( احقمرحأ مومربَب م‬2) ‫ق‬


‫( الرذذيِ م‬1) ‫ك احلمحكمرنم‬ ‫ق ا ح ذلحنمساِمن ذمحن معلم ق‬ ‫احقمرحأ ذباِحسذم مربب م‬
‫ك الرذذيِ مخلم م‬
‫( مخلم م‬3) ‫ق‬
‫( معلرمم ا ح ذلحنمساِمن مماِ لمحم يمحعلمحم‬4

Wahyu yang pertama sekali diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad saw adalah perintah untuk membaca/belajar (QS 96 : 1-5) dan
menggunakan akal, bukan perintah untuk shalat, puasa, atau dzikrullah.
Hal ini menunjukkan perhatian Islam yang besar terhadap ilmu
pengetahuan.

‫ضهنحم معملىَ احلمملَئذمكذة فممقاِمل أمحنبذنئوُذنيِ بذأ محسببمماِذء همببنؤلُذء إذحن نكحنتنببحم م‬
2. ‫( قمبباِنلوُا‬31) ‫صبباِذدذقيِمن‬ ‫مومعلرمم آمدمم الحسمماِمء نكلرمهاِ ثنرم معمر م‬
) ‫( مقاِمل مياِ آمدنم أمحنبذحئهنحم بذأ محسمماِئذذهحم فملمرماِ أمحنبمأ مهنحم بذأ محسمماِئذذهحم‬32) ‫ت احلمعذليِنم احلمحذكيِنم‬
‫ك أمحن م‬
‫ك لُ ذعحلمم لممناِ ذإلُ مماِ معلرحمتممناِ إذنر م‬
‫نسحبمحاِنم م‬
‫ض موأمحعلمنم مماِ تنحبندومن مومماِ نكحنتنحم تمحكتننموُمن‬
‫ت موالحر ذ‬ ‫(مقاِمل أملمحم أمقنحل لمنكحم إذبنيِ أمحعلمنم مغحيِ م‬33
‫ب الرسمماِموا ذ‬

Allah SWT mengangkat manusia sebagai khalifah-Nya di muka bumi,


bukan para malaikat-Nya, karena manusia memiliki ilmu pengetahuan (QS
2 : 31-33). Dengan kelebihan ilmu pengetahuan itu juga, Allah SWT
memuliakan Adam as sehingga malaikat bersujud padanya.

9
‫ازشش للزكششنم ْلوُإقلذا ققيِششلل انن ز‬
3. ‫شششززوُا‬ ‫ح ا‬
‫سشش ق‬ ‫س لفاَنف ل‬
‫سششزحوُا يلنف ل‬ ‫لياَ ألييلهاَ الاقذيلن آلمزنوُا إقلذا ققيِلل للزكنم تلفل ا‬
‫سزحوُا فقششيِ انللملجششاَلق ق‬
‫از الاقذيلن آلمزنوُا قمننزكنم لوُالاقذيلن زأوُزتوُا انلقعنللم لدلرلجاَ ت‬
‫ت ٍلوُ ا‬
‫از بقلماَ تلنعلمزلوُلن لخقبيِرر‬ ‫شززوُا يلنرفلقع ا‬
‫لفاَنن ز‬

Manusia yang memiliki derajat yang paling tinggi disisi Allah SWT adalah
manusia yang memiliki iman dan ilmu (QS 58 : 11). Iman membawa
manusia pada ketinggian di akhirat, dan ilmu membawa manusia pada
ketinggian di dunia.

‫ق ذباِحلنمحل ذ‬
4. ‫ك ذمحنهن‬ َ‫ك معلمحيِمناِ مونمححنن أممح ب‬
‫ت مملذككاِ مقاِنلوُا أمرنىَ يمنكوُنن لمهن احلنمحل ن‬
‫طاِنلوُ م‬
‫ث لمنكحم م‬ ‫مومقاِمل لمهنحم نمبذبَيِهنحم إذرن ر‬
‫ام قمحد بممع م‬
‫انبب ينببحؤذتيِ نمحلمكببهن‬
‫طةك ذفيِ احلذعحلذم مواحلذجحسببذم مو ر‬
‫طمفاِهن معلمحيِنكحم مومزامدهن بمحس م‬
‫ص م‬ ‫ت مسمعةك ذممن احلمماِذل مقاِمل إذرن ر‬
‫ام ا ح‬ ‫مولمحم ينحؤ م‬
‫ممحن يممشاِنء مو ر‬
‫ان مواذسمع معذليِمم‬
Syarat untuk menjadi pemimpin dalam Islam ada 2 hal, yaitu ilmu yang
tinggi dan fisik yang sehat (QS 2 : 247). Ini menunjukkan betapa tingginya
penghargaan Islam kepada nilai-nilai ilmu dan kesehatan.

‫صلر لوُانلفزلؤالد زكيل زأوُ لللئقلك لكاَلن لعننهز لم ن‬


5. ‫سزئوُلل‬ ‫سنملع لوُانلبل ل‬
‫س لللك بققه قعنلرم ٍإقان ال ا‬
‫ف لماَ للنيِ ل‬
‫لوُلل تلنق ز‬

Allah SWT melarang manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa


memiliki ilmunya (QS 17 : 36). Islam sangat menghargai spesialisasi
dalam berbagai bidang ilmu dan menganjurkan umatnya untuk menjadi
seseorang yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.

6. Sejarah menunjukkan bahwa pada masa kaum muslimin mempelajari dan


melaksanakan ajaran agamanya dengan benar, maka mereka memimpin
dunia dengan pakar-pakar yang menguasai ilmunya masing-masing,
sehingga Barat pu belajar dari mereka. Dan, disaat kaum muslimin
meninggalkan ajaran agamanya, mulai tergiur dengan kenikmatan
duniawi, lalu berpaling ke Barat, Allah SWT merendahkan dan menghina
mereka. Sesungguhnya Rasulullah telah memperingatkan hal ini. Dalam
hadisnya disebutkan: “Kelak akan datang suatu masa dimana kalian akan
menjadi makanan diatas piring yang dihadapi oleh orang-orang yang
kelaparan. Para sahabat bertanya : Apakah karena jumlah kita sedikit ya
Rasulullah? Jawab Nabi Muhammad saw : Bahkan jumlah kalian sangat
banyak. Tetapi kalian terkena penyakit “wahn”! Tanya para sahabat : Apa

10
itu “wahn” ya Rasulullah? Jawab Nabi Muhammad saw : Kalian cinta
dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

2.5 Perkembangan IPTEK dalam Islam

Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan


peradaban modern. IPTEK terdiri dari dua hal yaitu Ilmu
Pengetahuan dan Tekonologi, dua hal yang memiliki arti dan peranan
masing-masing dalam kehidupan manusia. Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi telah muncul sejak manusia lahir, hal ini
dikarenakan manusia diberi akal dan kemampuan berfikir dari Allah SWT.
Ilmu Pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang
diketahui manusia dengan pancaindra dan intuisi serta sudah
diproses sedemikian ruga sehingga objektif dan kebenarannya dapat
diuji secara ilmiah. Teknologi, di lain pihak merupakan salah satu produk d a r i
ilmu pengetahuan yang berwujud maupun berupa bentuk .
Konsep umum dari munculnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi awal
mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia dan untuk
menjelaskan fenonema alam yang tadinya t i d a k d a p a t d i j e l a s k a n
sehingga manusia memiliki tingkat pemahaman yang lebih
maju sekaligus komplek mengenai alam semesta.
Te r l e p a s d a r i t u j u a n d a n k o n s e p a w a l , implementasi dari
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berada di tangan manusia dan
mampu memiliki dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan
bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta.Sebagai faktor pembentuk budaya
masyarakat, IPTEK memiliki andil atas fenomena y a n g k i t a j u m p a i s a a t
ini.
Dalam Islam pun diajarkan untuk menuntuk ilmu yang
m e n g i n d i k a s i k a n b a h w a selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umatnya
(dalam konteks positif) maka diwajibkan bagi u m a t n y a untuk

11
mempelajarinya, hal ini juga sebagai wujud syukur
a k a n A l l a h a t a s kemampuan akal dan kemampuan berfikir yang
diberikan. Selain itu, Agama Islam juga mewajibkan bagi umatnya untuk
mengamalkan ilmu yang mereka peroleh untuk kebaikan didunia, yang di
realisasikan dalam bentuk teknologi serta pengajaran akan ilmu tersebut.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Oleh
karena itu ilmu dalam pemikiran islam terbagi menjadi ilmu bersifat abadi dan
ilmu bersifat perolehan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu
pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang disebut
Dinul Islam yang memiliki 3 unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak.
Dalam Q.S. Ibrahim (14) : 24-25 “ (24) Maka kamu perhatikan bagaimana
ALLAH telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang
baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, (25) Pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musin dengan seizing tuhannya. Allah
membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ini gambaran bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan
yang utuh . iman di identikkan dengan dengan akar pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan
dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon
yang di identikkan dengan teknologidan seni. Iptek yang dikembangakan di
atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih, bukan
kerusakan alam.

2.6 Penerapan Islam dalam IPTEK

Teknologi hanyalah suatu keterampilan, hasil dari ilmu pengetahuan


berkenaan dengan teknik, serba mesin itu. Teknologi tidak berarti bila manusia
dibelakang teknologi itu tidak berfungsi, tidak berperan dan mati. Sebelum
teknologi dihidupkan, wajib lebih dahulu menghidupkan dhamir manusia yang
akan mempergunakan perangkat teknologi, agar hasil yang diperoleh
bermanfaat untuk kehidupan manusia. Jangan sebaliknya merusak kehidupan
itu sendiri.

12
Pemilik ilmu pengetahuan dan pengguna teknologi mestinya mampu
mencipta dan menampilkan produk teknologi ditengah kehidupan dunia
menyeluruh (global) tanpa merusak harkat manusia melalui produk hasil
ciptaan teknologi tersebut.

Di sini sebenarnya arti penerapan Iptek dari sudut pandang agama Islam.
Iptek menjadi musuh kemanusian bila hasilnya menghancurkan harkat
(derajat) manusia. Iptek juga sangat penting teramat berguna dalam
meningkatkan taraf hidup manusia. Karena itu perlu ada saringan pengguna
iptek itu. Saringannya adalah agama, akal budi, dan di Minangkabau adalah
adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah.

2.7 Peran Pendidikan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi


Pendidikan Islam berperan terhadap perkembangan teknologi, yaitu
sebagai berikut :
1. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah
Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma
Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Namun di sini perlu
dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,
bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits,
tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi benar salahnya dengan
tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan
keduanya.
2. Syariah Islam Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah
Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-
hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan,
adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

13
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga
hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Tetapi banyak orang barat yang mengaplikasikan iptek secara tidak
bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama.
Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak
berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya
meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia, mengekploitasi
alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan
seterusnya. Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana
yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki
berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah
SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah Islam

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan lapodiatas dapat disimpulkan bahwa
Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa
adanya campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah
rangkaian keterangan teratur dari Allah (Q.S. Ar-Rahman : 1-13).

Orang Barat menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang terlahir


atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi tercipta karena
adanya kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi tiap individu.
Sebelum Islam datang, Dr Muhammad Luthfi, ketua Kajian Timur Tengah
Universitas Indonesia, mengatakan bahwa Eropa berada dalam abad kegelapan.
Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahyul. Para ilmuwan
Barat terinspirasi oleh kemajuan IPTEK yang dibangun kaum muslimin.

Rahasia kemajuan peradaban Islam adalah karena Islam tidak mengenal


pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu
dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam,
sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.
Secara implisit, bangsa Indonesia menghendaki agar agama dapat berperan
sebagai jiwa, penggerak, dan pengendali ataupun sebagai landasan spiritual,
moral, dan etik bagi pembangunan nasional, termasuk pembangunan bidang iptek
tentunya. Dalam kaitannya dengan pengembangan iptek nasional, agama
diharapkan dapat menjiwai, menggerakkan, dan mengendalikan pengembangan
iptek nasional tersebut.

Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf
tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan
beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek sedang
pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan kehidupan

15
beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan
kebijaksanaan.

Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek
membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya memecahkan
persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi. Dalam
mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau
lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau negaranya saja.
Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau
mencari ilmu. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara berfikir, yang
dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsanya.
Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai
yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial,
ekonomi, budaya, maupun politik.

Kondisi Indonesia sekarang sudah mengikuti pada gaya Barat. Kenyataan


menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa
Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian
politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain
kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa
Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya
sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan
kenikmatan hawa nafsu).

Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan


Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).

16
Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa
dipisahkan. Disana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci
pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala
sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah. Pengetahuan tentang
alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia
kepada Allah.

3.2 Saran
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah
dan tak akan menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebaliknya,
pengembangan IPTEK yang didasari etika Islam akan memberikan orientasi dan
arah yang jelas, serta mampu mengoptimalkan manfaat IPTEK dan meminimalisir
dampak negatif IPTEK bagi manusia dan alam. Orang yang melandaskan ilmunya
dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK tidaklah ditujukan
sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga merupakan refleksi dari ibadah kepada
Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah.
Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin menyeimbangkan antara iptek dan
agama.

DAFTAR PUSTAKA

17
Daryanto. 2013. Teknik Merawat Auto Mobil Lengkap. Bandung: Yrama Widya.

http://andiweb3.wordpress.com/2012/03/15/gangguan-pada-sistem-kemudi/

http://www.oto.co.id/infootomotif/Tips_detail.asp?
ContentID=2005071109093409030063

http://www.slideshare.net/deripermana104/melakukan-perbaikan-system-kemudi

http://espass1600.blogspot.com/2012/03/tips-tips-perawatan-mobil.html

http://66tech.wordpress.com/2011/04/21/perbaikan-sistem-kemudi/

18

Anda mungkin juga menyukai