Bab I Proyek MRT
Bab I Proyek MRT
PROYEK MRT
Pembangunan MRT di Jakarta sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun saat itu
proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden
Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional.
Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta kemudian mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana
pinjaman disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan dana pinjaman.
Proyek MRT Jakarta akan dimulai dengan pembangunan jalur MRT tahap I
sepanjang ±16km kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia
yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan
fisik tahap I, selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga
memastikan telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Pengoperasian Tahap I akan dimulai pada tahun 2018.
1
Pembangunan Jalur MRT Tahap I ini akan menjadi awal sejarah pengembangan
jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi
massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya adalah
meneruskan jalur Sudirman menuju Kampung Bandan yang akan disebut jalur Utara-
Selatan serta pengembangan jalur Timur-Barat.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemerintah DKI Jakarta bahwa
proyek konstruksi yang diusulkannya layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun
aspek lingkungannya. Hasil studi kelayakan merupakan informasi yang amat berguna bagi
pemilik proyek, juga merupakan pegangan bagi lembaga keuangan, pemberi modal dalam
rangka pemberian kredit pinjaman untuk mendanai proyek tersebut. Lingkup dan tujuan
proyek
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan, baik
manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun manfaat tidak langsung (manfaat
sosial).
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun finansial.
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek tersebut
dilaksanakan.
2
1.2.3 Penjelasan (Briefing)
Kegitan ini dimulai pada tahun 2008-2009. Tujuan dari tahap perancangan adalah
untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metode
konstruksi, dan taksiran biaya sesuai dengan kontrak, mempersiapkan informasi
pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta untuk
melengkapi semua dokumen tender.
3
taksiran biaya akhir
program pelaksanaan pendahuluan, termasuk jadwal waktu.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara tender pada tahun 2009-2010, untuk menunjuk
kontraktor sebagai pelaksana konstruksi dan menunjuk penyedia jasa elektrikal dan
mekanikal
Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan MRT (Mass Rapid Transit)
pada tahap 1 yang menghubungkan lebak bulus sampai bundaran HI sepanjang 15.7 km
dengan 13 stasiun yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan
waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang
dilakukan adalah: merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan semua operasional di
lapangan.
4
b. Mengkoordinasikan kontraktor dan penyedia jasa.
Tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah selesai sesuai dengan
dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu, pada tahap
ini juga dibuat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih
staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
BAB II
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
5
2.1 Tugas dan Tanggung Jawab pada Tahapan Proyek
6
Memberikan estimasi biaya atas semua usulan alternatif yang diajukan secara
kasar.
1. Membuat usulan rencana proyek yang telah didukung oleh study lapangan
serta memperhatikan semua persyaratan proyek yang diinginkan.
2. Bekerjasama dengan penasehat biaya dalam menentukan alternatif usulan
perencanaan.
7
3. Menyiapkan ijin yang diperlukan guna mendapatkan imb (ijin mendirikan
bangunan).
4. Bekerjasama dengan penasehat biaya untuk mendapatkan perencanaan yang
murah.
Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena perlu
pelaksanaan khusus) adalah:
8
1. membuat perkiraan akhir dari biaya proyek .
Tugas dan kewajiban kontraktor (bila dilakukan penunjukan langsung karena perlu
pelaksanaan khusus) adalah:
Jika ada perubahan lokasi, besar proyek, bentuk maupun biaya sesudah tahap di atas
berarti gagal, karena apa yang sudah dihasilkan sampai tahap ini bila ada perubahan,
perencanaan tersebut tidak dapat digunakan.
Pemilik
Konsultan perencana (A/E)
Penasehat biaya
Konsultan pengawas
Kontraktor
9
4. Mengevaluasikan penawaran kontraktor serta mengajukan usulan calon pemenang
lelang kepada pemilik proyek.
Pemilik proyek
Konsultan pengawas
Penasehat biaya
Kontraktor
Tugas dan Kewajiban Pemilik proyek adalah:
10
1. Mempelajari dokumen kontrak, termasuk spesifikasi dan gambar kerja.
2. Memberi persetujuan atas semua program rencana pelaksanaan proyek yang
diajukan konsultan.
3. Mengevaluasi dan menyetujui dipakainya sub-sub kontraktor yang diajukan oleh
kontraktor utama.
4. Mengorganisasi hubungan antara semua pihak.
Pemilik proyek
Konsultan pengawas
Konsultan perencana
Penasehat biaya
Kontraktor
Sub kontraktor
Pemasok
11
1. Memegang teguh surat perjanjian (kontrak) serta memperhatikan semua hak dan
tanggung jawabnya sesuai dengan yang tercantum di dalam kontrak.
2. Menyetujui atau menolak sebagian atau semua bentuk perubahan bilamana
dipandang perlu.
12
Tugas Sub kontraktor adalah membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang
diberikan kontraktor utama (biasanya pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus).
Pemilik proyek
Konsultan pengawas
Penasehat biaya
Kontraktor
1. Memeriksa semua jenis pekerjaan apakah sudah sesuai dengan kontrak (kualitas
dan kuantitas).
2. Membuat daftar pekerjaan yang belum diselesaikan (kurang), serta perbaikan bila
dipandang perlu.
3. Membuat berita acara untuk pemilik dan kontraktor bahwa pekerjaan telah
dilaksanakan sesuai kontrak dan siap unutk dibayar.
Tugas dan kewajiban Penasehat biaya adalah:
13
2. Menyelesaikan semua pekerjaan yang dianggap kurang, serta perbaikan-perbaikan
bilamana perlu.
3. Mengajukan semua tuntutan yang dianggap bertentangan dengan kontrak tetapi
telah dilaksanakan di lapangan.
4. Menyelesaikan perhitungan akhir dengan sub kontraktor dan pemasok.
5. Mengadakan serah terima pekerjaan kepada pemilik .
Pemberi tugas atau pemilik (perseorangan atau badan ukum) adalah pihak yang
menginginkan atau memerlukan suatu fasilitas/proyek. Disini adalah pemerintah DKI
Jakarta
Pada umumnya, seorang pemberi tugas tidak memiliki keahlian dalam bidang
pembangunan dan mengenal segala sesuatu yang berhubungan dengan hal itu. Dengan
demikian untuk merealisasikan rencana pembangunannya, pemberi tugas harus mendapat
bantuan dari para ahli. Jumlah dan jenis yang diperlukan tergantung dari ukuran besar
kecilnya serta sulit tidaknya proyek yang dikerjakan.
a. tujuan proyek,
b. persyaratan proyek yang bersifat teknik dan administrasi,
c. tata ruang,
d. biaya,
e. persil yang disediakan.
2. Menentukan pilihan dan mengambil keputusan atas rencana dan konstruksi-konstruksi
yang diusulkan oleh para konsultan.
3. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh seorang konsultan sehubungan
perencanaan proyek tersebut.
14
4. Menyediakan/membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk terwujudnya suatu
pekerjaan bangunan.
5. Menerima dan menyetujui pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh kontraktor.
2.2.2 Konsultan/Arsitek
Konsultan/Arsitek adalah perorangan atau badan usaha yang dengan
mempergunakan keahliannya, dalam PT MRT Jakarta hal ini adalah berdasarkan suatu
pemberian tugas mengerjakan perancangan dan pengawasan pembangunan, memberikan
nasehat atau jasa lain yang berhubungna dengan perencanaan dan pengawasan
pembangunan. Di dalam melakukan tugasnya atau memberikan jasa yang diharapkan
darinya, seorang arsitek mendapat kepercayaan dari pihak pemberi tugas dan bertindak
sebagai penasehat dan/atau wakil pemberi tugas di dalam usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang tercantum di dalam pernyataan pemberi tugas dengan mengingat ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan.
Pemberi tugas dapat memerintah konsultan atau mengikat dalam bentuk perjanjian
(kontrak) secara langsung, yaitu pemberi tugas tidak perlu memiliki pengetahuan khusus
tentang bangunan, namun dapat terjadi pemberi tugas menandatangani perjanjian
(kontrak), dibantu oleh seorang ahli. Untuk perjanjian ini sudah terdapat bentuk standar
(form) yaitu formulir perjanjian penggunaan arsitek. Dalam standar tersebut, terdapat nama
pemberi tugas (sebagai pihak pertama) dan konsultan (sebagai pihak kedua). Pihak pertama
menunjuk pihak kedua dan pihak kedua menerima penunjukkan itu, untuk merencanakan
sebuah proyek pembangunan sesuai dengan keinginan pemberi tugas. Pemberi tugas akan
membayar jasa konsultan ini, biasanya dalam bentuk lumpsum atau prosentase dari nilai
perancangan proyek.
Tahap pekerjaan sketsa gagasan dan pra rancangan dapat juga dibayar dalam bentuk
jam kerja. Setelah perjanjian ini dilaksanakan, maka sampai dengan pembangunan berakhir
Konsultan akan berperan dalam pengelolaan proyek dengan tugas utamanya, sebagai
berikut:
15
tetapi memenuhi semua persyaratan (kualitas) yang ditentukan serta jangka waktu yang
optimal.
2. Konsultan harus selalu bekerja sama dengan pemberi tugas, terutama dalam hal
pemberi tugas harus memberi keputusan atas perkembangan proyek serta jika terdapat
perubahan terhadap rencana semula.
3. Konsultan harus selalu bekerja secara tim, khususnya bersama tim ahli yang ditunjuk
oleh pemberi tugas untuk dapat menghasilkan suatu perencanaan seperti yang
diinginkan.
4. Di saat pelaksanaan pembangunan proyek selesai, maka arsitek bersama-sama dengan
pengawas harus mengadakan serah terima bangunan yang dilaksanakan lengkap
dengan As-build Drawing (tergantung kontrak), manual, dokumen proyek kepada
pemberi tugas (pemilik).
Tugas dan kewajiban konsultan sebagai pengawas adalah mewakili pemberi tugas
dalam segala hal yang menyangkut pelaksanaan, yaitu:
16
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterlibatan penasehat biaya dalam
suatu proyek, yaitu :
a. Sebagai penasehat biaya yang independent baik untuk pemilik maupun kontraktor
serta arsitek.
b. Sebagai penanggung jawab perkiraan/estimasi biaya, pengendalian biaya, dan
penyelesaian perhitungan biaya akhir.
Oleh sebab itu, pekerjaan penasehat biaya adalah merupakan suatu pekerjaan yang
menuntut kualifikasi yang tinggi yang harus memberikan keyakinan kepada pemberi tugas
bahwa biaya proyek secara keseluruhan dalam pengendalian yang baik selama pelaksanaan
proyek berlangsung.
17
Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa penasehat biaya adalah partner penunjang
yang sangat berguna dalam proses perencanaan, karena penasehat biaya memberi nasehat
dalam segi biaya terhadap rancangan dan semua alternatif rancangan. Secara tradisi maka
tugas penasehat biaya yang utama adalah mempersiapkan besarnya biaya yang digunakan.
Hal ini dikerjakan setelah semua gambar-gambar dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) siap
dipakai untuk tender/lelang.
2.2.4 Kontraktor
18
7. Bertanggung jawab atas semua hasil pekerjaan sub kontraktor (apabila selaku
kontraktor utama) dan pemasok.
8. Melakukan pembayaran pajak, asuransi, izin bangunan sesuai dengan kontrak.
9. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan atau dapat
pula diserahkan perbagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.2.6 Pemasok
Pemasok (supplier) adalah seseorang atau organisasi yang menyediakan atau
memasok sebagaian peralatan atau bahan untuk kebutuhan suatu proyek atas pesanan
kontraktor serta pemberi tugas. Kontraktor dan pemasok, biasanya, membuat perjanjian
(kontrak), yang meliputi:
19
Pihak yang berwenang adalah lembaga yang berkuasa atau berwenang di dalam
masyarakat yang member izin perencanaan maupun pelaksanaan dari suatu proyek. Pihak
yang berwenang meliputi Pemerintah Pusat, Kotamadya setempat, dan Ketua adat.
Organisasi-organisasi tersebut berdiri sendiri sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
BAB III
20
ORGANISASI
PT Mass Rapid Transit Jakarta (PT MRT Jakarta) berbentuk badan hukum
Perseroan Terbatas, yang secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. Berdiri pada tanggal 17 Juni 2008, PT MRT Jakarta memiliki ruang lingkup
kegiatan untuk pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT;
pengoperasian dan perawatan operation and maintenance (O&M) prasarana dan sarana
MRT serta pengembangan dan pengelolaan properti/ bisnis di stasiun dan kawasan
sekitarnya, serta Depo dan kawasan sekitarnya.
Organisasi ini berbentuk garis karena semua wewenang atau perintah dari atas ke
bawah.
21
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab
President Director :
Corporate Secretary :
Comunication Specialist :
22
Mengelola dan menegosiasikan beberapa lembaga dan vendor untuk mendukung
kegiatan pemasaran
Mendukung kegiatan pemasaran perusahaan dan tugas-tugas yang berkaitan
dengan perusahaan
Berkolaborasi dengan pihak internal dan eksternal perusahaan untuk memastikan
situs web perusahaan selalu menarik
Legal Spesialist :
Risk Management :
Procurement :
23
sebagainya. Pemilihan supplier-supplier kunci harus sejalan dengan strategi
supply chain.
Memilih dan mengimplentasikan teknologi yang cocok.
Kegiatan pengadaan selalu membutuhkan bantuan teknologi. Teknologi yang
lebih tradisional dan lumrah digunakan adalah telepon dan fax. Saat ini banyak
perusahaan yang menggunakan electronic procurement (e-procurement) yakni
aplikasi internet untuk
kegiatan pengadaan.
Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier.
Bagian pengadaan harus memiliki data lengkap tentang item-item yang
dibutuhkan maupun data tentang supplier-supplier mereka. Beberapa data
supplier yang penting untuk dimiliki adalah nama dan alamat masing-masing
supplier, item apa yang mereka pasok, harga per unit, lead time pengiriman,
kinerja masa lalu, serta kualifikasi supplier termasuk juga kualifikasi seperti ISO.
Melakukan proses pembelian.
Proses pembelian bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya pembelian rutin
dan pembelian dengan melalui tender atau lelang, (auction). Pembelian rutin dan
pembelian dengan tender melewati prosesproses yang berbeda.
Mengevaluasi kinerja supplier.
Hasil penilaian ini digunakan sebagai masukan bagi supplier untuk meningkatkan
kinerja mereka. Kriteria yang digunakan untuk menilai supplier seharusnya
mencerminkan strategi supply chain dan jenis barang yang dibeli.
24
Manajer Operasional harus Menghadiri pertemuan dengan konsultan sub-
kontraktor dan kontraktor utama klien
Mengeksekusi pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disetujui
Koordinasi yang baik antara pemasok dan sub-kontraktor untuk pasokan tepat
waktu bahan dan eksekusi bekerja sesuai jadwal eksekusi
Manajer Operasional memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk berhasil
menyelesaikan dan menyerahkan proyek pada waktu yang tepat
Memastikan pelaksanaan kualitas dengan pengujian pemeriksaan yang tepat
Memastikan pelaksanaan keselamatan dengan mengembangkan rencana
keselamatan yang tepat
Memastikan biaya proyek dalam anggaran
Menyetujui biaya dan anggaran untuk keseluruhan serta aspek-aspek tertentu dari
proyek
25
BAB IV
KONTRAK
26
pembangunan MRT Jakarta juga ditempatkan pada BAPPEDA DKI Jakarta
sebagai belanja langsung dengan nama program, Perencanaan Pembangunan
Sarana dan Prasarana Kota, dengan nama kegiatan, Management Consulting
Services for MRT Jakarta.
27
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami,
mewakili PT MRT Jakarta dengan masing-masing Mr. Kumito Sakai dan Bintang
Prabowo mewakili konsorsium Tokyu-WIKA. Sedangkan konsorsium Obayashi–
Shimizu–Jaya Konstruksi diwakili oleh Mr. Osamu Fujiwara (Obayashi), Tetsuo
Oishi (Shimizu), dan Ida Bagus Rajendra (Jaya Konstruksi). Nilai kontrak untuk
pekerjaan CP 101, CP 102, dan CP 103 yang ditandatangani adalah masing –
masing sekitar 14,7 Miliyar Yen untuk CP 101 dan 2,2 Miliyar Yen untuk CP 102
serta 1,8 Miliyar Yen untuk CP 103. Masing – masing kontrak memiliki durasi
selama 243 minggu. Kontrak yang digunakan adalah kontrak harga satuan.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jakartamrt.com/ (diakses pada 4 Januari 2015).
29
30
31
32