Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-Qur’an dan
Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran agama Islam yang harus kita pegang teguh. Tentunya,
kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah kita mengetahui kaidah-kaidah
bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam
mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah. Dan pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang
beberapa kaidah yang ada di dalam kaidah bahasa Arab yaitu Isim Dhamir (Kata Ganti).
Sebagai mahasiwa yang belajar bahasa Arab di Perguruan Tinggi Islam kita harus
mengetahui dan memahami bahasa Arab dengan baik. Namun sebagian besar mahasiswa yang
belajar bahasa Arab mengeluhkan beberapa materi mata kuliah bahasa Arab. Mereka
beranggapan bahwa mata kuliah bahasa arab itu sangat sulit karena mempunyai struktur kalimat
yang cukup sulit dipahami dan terkadang situasi dan kondisi ketika belajar bahasa Arab kurang
efektif karena kurangnya pendalaman mahasiswa terhadap bahasa Arab tidak seperti bahasa
Inggris yang sudah menjadi bahasa Internasional. Maka pada kesempatan ini kami akan
membahas materi Bahasa Arab diantaranya yaitu Isim Dhamir (Kata Ganti).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Isim Dhamir (Kata Ganti)?
2. Bagaimana Pembagian Isim Dhamir (Kata Ganti)?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Isim Dhamir (Kata Ganti).
2. Mengetahui Pembagian Isim Dhamir (Kata Ganti).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Dhamir


Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib (yang tidak
ada di tempat/orang ketiga).
Contoh:
Mutakallim : َ‫ ( أنننا‬Saya) dan ‫ ( ننححنن‬Kami).
Mukhotob ‫ ( أنحن ن‬Kamu ) dan ‫ ( أنحنتنحم‬Kalian ).
:‫ت‬
Ghaib : ‫( هننو‬Dia) dan ‫ ( هنحم‬Mereka ).

Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Contoh:
‫أنححنمند ينحرنحنم حالنحولنند‬ = Ahmad menyayangi anak-anak.
‫هننو ينحرنحنمهنحم‬ = Dia menyayangi mereka.

Pada contoh di atas, kata ‫ أنححنمند‬diganti dengan ‫ ( هننو‬dia), sedangkan ‫لد‬


‫( النحو ن‬anak-anak)
diganti dengan ‫ ( هنحم‬mereka). Kata ‫ هننو‬dan ‫ هنحم‬dinamakan Dhamir atau Kata Ganti. Menurut
fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1. Dhamir Rafa' ( ْ‫ضممحير نرحفع‬
‫ ) ن‬yang berfungsi sebagai Subjek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak
dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat. Dalam kalimat: ‫هننو‬
‫ ( ينحرنحنمهنحم‬Dia menyayangi mereka):
- Kata ‫( هننو‬dia) adalah Dhamir Rafa',
Contoh Untuk Bentuk Kata Benda Arti ‫ضمير‬
‫ هو استاذ‬1 laki-laki berakal
Dia 1 (lk) ‫هو‬
‫ هو كتاب‬1 laki-laki tidak berakal
‫ هما استاذان‬2 laki-laki berakal
Mereka 2 (lk) ‫هما‬
‫ هما كتابان‬2 laki-laki tidak berakal

2
‫هم اساتذة‬ 3+ laki-laki berakal Mereka 3+ (lk) ‫هم‬
‫هي استاذة‬ 1 perempuan berakal
‫هي مجلة‬ 1 perempuan tidak berakal Dia 1 (pr) ‫هي‬
‫هي كتب‬ 3+ perempuan tidak berakal
‫هما استاذتان‬ 2 perempuan berakal ‫هما‬
Mereka 2 (pr)
‫هما مجلتان‬ 2 perempuan tidak berakal
‫هن استاذات‬ 3+ perempuan berakal Mereka 3+ (pr) ‫هن‬
‫ انت استلذ‬1 laki-laki berakal Kamu 1 (lk) ‫انت‬
‫ انتما استاذان‬2 laki-laki berakal Kalian 2 (lk) ‫انتما‬
‫ انتم اساتذة‬3+laki-laki berakal Kalian 3+ (lk) ‫انتم‬
‫ انت استاذ‬1 perempuan berakal Kamu 1 (pr) ‫انت‬
‫ انتما استاذتان‬2 perempuan berakala Kalian 2 (pr) ‫انتما‬
‫انتن استاذات‬ 3+ perempuan berakal Kalian 3+ (pr) ‫انتن‬
‫انا استاذ‬ 1 laki-laki berakal ‫انا‬
saya
‫انا استاذة‬ 1 perempuan berakal
‫نحن استاذان‬ 2+ laki-laki berakal ‫نحن‬
kami
‫نحن استاذات‬ 2+ perempuan berakal

2. Dhamir Nashab (‫ب‬ ‫ضممحير نن ن‬


‫ص ح‬ ‫ ) ن‬yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat
dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
- Kata ‫( هنحم‬mereka) adalah Dhamir Nashab.
Contoh Untuk Bentuk kata benda Arti ‫ضمير‬
‫رآى طالب اياه‬ 1 laki-laki berakal ‫اياه‬
Kepadanya 1 (lk)
1 laki-laki tidak berakal
‫ رآى طالب اياهما‬2 laki-laki berakal Kepada mereka 2 (lk) ‫اياهما‬
2 laki-laki tidak berakal
‫ اياهم رآى طالب‬3+ laki-laki berakal Kepada mereka 3+ ‫اياهم‬
(lk)
1 perempuan berakal
‫ اياها رآى طالب‬1 perempuan tidak berakal Kepadanya 1 (pr) ‫اياها‬
3+ perempuan tidak berakal
‫ اياهما رآى طالب‬2 perempuan berakal Kepada mereka 2 (pr) ‫اياهما‬
2 perempuan tidak berakal
‫ اياهن رآى طالب‬3+ perempuan berakal Kepada mereka 3(pr) ‫اياهن‬
‫ اياك رآى طالب‬1 laki-laki berakal Kepadamu 1 (lk) ‫اياك‬
‫ اياكما رآى طالب‬2 laki-laki berakal Kepada kalian 2(lk) ‫اياكما‬

3
‫ اياكم رآى طالب‬3+ laki-laki berakal Kepada kalian 3+(lk) ‫اياكم‬
‫ اياك رآى طالب‬1 perempuan berakal Kepadamu 1 (pr) ‫اياك‬
‫ اياكما رآى طالب‬2 perempuan berakala Kepada kalian 2(pr) ‫اياكما‬
‫ اياكن رآى طالب‬3+ perempuan berakal Kepada kalian 3=(pr) ‫اياكن‬

‫ اياي رآى طالب‬1 laki-laki berakal Kepadaku ‫اياي‬


1 perempuan berakal
‫ ايانا رآى طالب‬2+ laki-laki berakal Kepada kami ‫ايانا‬
2+ perempuan berakal

B. Pembagian Isim Dhamir


Dhomir secara sederhana terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Al-Bariz,
Yaitu Dhomir yang mempunyai bentuk dan tampak dalam lafazh. Seperti huruf Taa’
‫ ( قنحم ن‬Aku telah berdiri ). Al-Bariz dari segi bersambung dan tidaknya terbagi
pada kata kerja ‫ت‬
menjadi dua yaitu :
2. Al-Muttashil,
Yaitu Dhomir yang bersambung dengan lafazh sebelumnya. Lebih jelas kita katakan
bahwa Dhomir jenis ini tidak mungkin digunakan untuk mengawali ucapan, contohnya:
‫( نأكَنرنم ن‬Ia memuliakanmu).
huruf Yaa’ pada kata ‫( امحبنمحي‬Anakku) dan huruf Kaaf pada kata ‫ك‬
Dhomir-dhomir seperti ini tidak mungkin ada di awal kalimat.
3. Al-Munfashil,
Yaitu Dhomir yang tidak bersambung dengan lafazh apapun sehingga bisa digunakan
untuk mengawali ucapan dan bisa diletakkan setelah harf.
Contoh: ‫( نأناَ ن‬Saya) yang bisa digunakan untuk mengawali ucapan seperti: ‫أننناَ نمحؤممنن‬
(Saya seorang mu’min) atau bisa juga diletakkan setelah harf, seperti: َ‫( نماَ نقاَنم إملل أنننا‬Tidak ada
yang berdiri kecuali saya).
4. Al-Mustatir,
Yaitu Dhomir yang tidak mungkin tampak dalam lafazh akan tetapi bisa diperkirakan
‫( أنحن ن‬Kamu) dalam kata ‫( قنحم‬Berdirilah!) yang meskipun
apa yang dimaksud. Seperti Dhomir ‫ت‬
tidak nampak dalam lafazh namun kita bisa perkirakan bahwa Dhomir yang dimaksud adalah
‫ أنحن ن‬karena kata perintah pasti ditujukan untuk orang kedua. Al-Mustatir terbagi menjadi dua:
‫ت‬
Al-Mustatir yang wajib, yaitu yang tidak mungkin digantikan oleh Isim Zhahir (Isim
biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir Munfashil, Al-Mustatir yang boleh, yaitu yang
4
bisa digantikan oleh Isim Zhahir (Isim biasa yang bukan Dhomir) ataupun Dhomir
Munfashil.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Definisi Dhomir adalah tiap Isim yang dibuat untuk mewakili Mutakallim
(pembicara/orang pertama), Mukhaotob (yang diajak berbicara/orang kedua), Ghaib
(yang tidak ada di tempat/orang ketiga).
2. Dhomir secara sederhana terbagi menjadi empat, yaitu:
a. Al-Mustatir,
b. Al-Munfashil,
c. Al-Muttashil,
d. Al-Bariz,

B. Saran-saran
Alhamdulillahirabbil’aalamiin, sebagai manusia yang hidup di dunia ini, hendaklah kita
selalu mempunyai angan untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan, dari ilmu kita bisa
melakukan hidup ini dengan sebaik- baiknya. Adapun dengan selesainya penulisan makalah ini,
semoga bisa bermanfaat untuk pembelajaran bahasa Arab nantinya. Aamiin.
Mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para
pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi menjadi lebih
baiknya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

6
Zakaria Aceng, 2004, “Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam”. Mukhtarot – Ringkasan
kaidah kaidah bahasa arab; Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron. Penerbit Al Furqon. Gersik.
Mulakhos Qowaidul Lughoh Al Arobiyyah (‫ – )ملخص قواعد اللغة العربية‬Fuad Ni’mah Bab Dhomir
hal 113 – 118.
Zakaria Ahmad. 2004. Ilmu Nahwu Praktis, al- kalimah, Ibnu Azka press. Tarogong, Garut.
Garut : ibn azka.

Sumber Internet :
http://fajarhafidz.blogspot.co.id/2013/12/makalah-ad-dhomir.html
Belajar bahasa Arab, Arab Indo.co.nr
http://qonitah.com/kata-kata-ganti- ‫ضنماَئمنر‬
‫ال ل‬/

Anda mungkin juga menyukai