Anda di halaman 1dari 2

NAMA: VERA ROSITA RESKI

NIM: I111 16 010


KELAS: B1 (13.00-14.40)

PERFORMANS ITIK PEDAGING (LOKAL X PEKING) FASE STARTER


PADA TINGKAT KEPADATAN KANDANG .YANG BERBEDA DI DESA
LABOIJAYA KABUPATEN KAMPAR

Perencanaan perkandangan itik pedaging harus dilakukan dengan baik dan


benar, sehingga keadaan lingkungan kandang yang sesuai akan mudah
didapatkan. Beberapa hal yang perIu diperhatikan dalam perencanaan pembuatan
kandang, antara lain: temperatur kandang, kontruksi kandang, letak kandang,
kepadatan kandang serta lingkungan sekitar kandang.

Kepadatan kandang berpengaruh terhadap kenyamanan temak. Hal ini


disebabkan karena kepadatan kandang mempengamhi suhu dan kelembaban udara
dalam kandang dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan itik.
Kepadatan kandang yang melebihi kebutuhan optimal dapat menurunkan
konsumsi ransum dan meningkatkan konversi ransum yang menyebabkan
terlambatnya pertumbuhan temak dan berkurangnya berat badan temak.

Perlakuan yang diberikan· adalah kepadatan kandang dengan tingkat yang


berbeda. Adapun tingkat kepadatan kandang yang digunakan adalah:
2
A = Kepadatan kandang 4 ekor/ 0,5 m
2
B = Kepadatan kandang 5 ekor/ 0,5 m
2
C =Kepadatan kandang 6 ekor/ 0,5 m
2
D = Kepadatan kandang 7 ekor/ 0,5 m

Hal yang diamati:

1. Konsumsi ransum, dihitun berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi


dikurangi dengan ransum yang tertinggal (gram/ekor/hari).

2. Pertambahan bobot badan, diukur dengan menimbang berat badan akhir


dikurangi dengan berat awal (gram/ekor /hari)

3. Konversi ransum, dihitung setiap minggu dengan membandingkan jumJah


ransum yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot badan

4. Konsumsi air minum, dihitung berdasarkan jumlah air minum yang diberikan
dikurangi dengan air minum yang tertinggal (mililiter/ekor/hari).
Untuk konsumsi ransum A (32,73), B (32,52) C(32,29 dan D(32,22), semakin
tinggi kepadatan kandang maka konsumsi ransum lebih rendah diakibatkan karena
suhu yang tinggi pada kandang sehingga itik lebih banyak mengkonsumsi air
minum untuk menetralkan suhu tubuhnya.

Pertambahan bobot badan pada A(11,67), B(12,00), C(11,50) dan D(11,33)


pada perlakuan A dan B tidak berbeda nyata karena faktor konsumsi ransum dan
tidak jauh bedanya kepadatan kandang ang dimiliki. Sedangkan pada kandang C
dan D memberikan hasil yang berbeda nyata akibat stress yang dialami oleh itik
karena keadaan kandang yang tidak memberikan rasa keamanan dan kenyamanan
pada itik. Stress dapat mengakibatkan dampak negatif pada pertambahan berat
badan.

Konversi ransum A(2,70), B(2,57), C (2,67) dan D (2,72) pada angka konversi
ransum untuk semua perlakuan berkisar antara 2,57-2,72. Angka ini masih dalam
kisaran yang sesuai untuk itik pedaging, untuk itik pada masa petumbuhan adlah
3,3 dan pada masa produksi 2,7. Fakto yang dapat mengakibatkan perbedaan
konversi ransum yaitu genetik, sanitasi, kualitas air, jenis ternak dan manajemen
pemliharaan pada ternak.

Konsumsi air untuk pelakuan A(250,12), B(251,31), C(251,96) dan


D(252,68). Dari hasil konsumsi air dapat diketahui bahwa perlakuakn D memiliki
konsumsi air minum tertinggi diikuti C, B dan A. Hal ini disebabkan karena
kepadatan kandang yang membuat suhu yang tinggi pada kandang sehingga
konsumsi air minum pada itik juga meningkat.

Pada jurnal menunjukkan bahwa untuk itik pedaging (lokal x peking) fase
starter tingkat kepadatan terbaik yaitu pada perlakuan B (5 ekor/ 0,5 m2) karena
memiliki pertambahan bobot ang tertinggi dan konversi ransum yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai