135 314 3 PB PDF
135 314 3 PB PDF
Rahmi Berlianti
Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri padang
e-mail: rh14_85@yahoo.co.id
Abstrak—Motor induksi fasa tiga dapat dapat dioperasikan sebagai generator induksi fase tiga.
Kecenderungan menggunakan generator induksi (rotor sangkar) sebagai pengganti generator sinkron juga
semakin meningkat khususnya untuk PLTMh kecil dengan beban penerangan (resistif). Hal ini dikarenakan
alasan perawatannya rumit, susah didapat dipasaran, dan harganya mahal. Generator induksi penguatan
sendiri, memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan generator sinkron. Akan tetapi generator
induksi menawarkan regulasi tegangan yang lemah dan nilainya bergantung pada kecepatan penggerak,
kapasitor, dan beban. Pada penelitian ini digunakan motor induksi fasa tiga rotor sangkar 0,9 KW, 2,7
A, pf 0,84, 50 Hz sebagai generator induksi, dengan variasi hubungan kapasitor dimana nilai kapasitansi
untuk hubungan Bintang 25µF, Delta 8µF, dan C-2C 8µF dan 16µF untuk beban R-RL yang variatif. Dan
dari ketiga hubungan kapasitor tersebut yang lebih baik adalah hubungan bintang dengan kapasitansi 25
µF.
Kata kunci : motor induksi, generator induksi, kapasitor, bintang, delta, C-2C, fasa tiga, penguatan sendiri
Keywords: induction motor, induction generators, capacitors, star, delta, C-2C, phase-three, self exitation
motor induksi yang dioperasikan sebagai Bila Nr = Ns, tegangan tidak akan
generator dengan penambahan kapasitor terinduksi dan arus tidak mengalir pada
penguat atau kapasitor eksitasi pada terminal kumparan jangkar rotor, dengan demikiantidak
motor. Kapasitor yang digunakan pada dihasilkan kopel. Kopel motor akan timbul bila
generator umumnya adalah kapasitor tetap. Nr < Ns. Dilihat dari cara kerjanya, motor
Pada PLTMh berkapasitas1-3 KW sangat tidak induksi disebut juga sebagai motor tak
efisien jika menggunakan generator sinkron serempak atau asinkron.
sebagai pembangkitnya dengan alasan
perawatannya rumit, susah didapat dipasaran, 2.2 Slip
dan harganya mahal. Oleh sebab itu perlu dicari Apabila rotor dari motor induksi berputar
alternatif pengganti generator sinkron untuk dengan kecepatan Nr, dan medan magnet stator
mikrohidro skala 1-3 KW. berputar dengan kecepatan Ns, maka bila
ditinjau perbedaan kecepatan relatif antara
II. LANDASAN TEORI kecepatan medan magnet putar stator terhadap
kecepatan rotor, ini disebut kecepatan slip yang
2.1 Prinsip kerja Motor induksi besarnya sebagai berikut [2] :
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator kepada 𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑙𝑖𝑝 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 (4)
kumparan rotornya. Apabila sumber tegangan
tiga fasa dipasang pada kumparan stator, Persamaan 3 dapat juga ditulis :
timbulah medan putar dengan kecepatan
120 .𝑓
120𝑓
𝑁𝑟 = 𝑃
(1 − 𝑆) (5)
𝑁𝑠 = 𝑃
(1)
Dengan demikian persamaan 3 menjadi :
Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor, (𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 ) = 𝑆 . 𝑁𝑠 (6)
sehingga pada kumparan rotor akan timbul
tegangan induksi atau gaya gerak listrik (ggl ) 2.3 Prinsip Kerja Dan Proses
perfasa sebesar : Pembangkitan Generator Induksi.
𝐸𝑟 = 4,44𝑓𝑠 𝑁𝑟 𝑚 (2) Prinsip kerja generator induksi adalah
kebalikan daripada kerja motor induksi.
Karena kumparan rotor merupakan Dimana motor berfungsi sebagai motor,
rangkaian yang tetutup, ggl (E) akan kumparan stator diberi tegangan tiga fasa maka
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam akan timbul medan putar dengan kecepatan
medan magnet menimbulkan gaya (F) pada sinkron. Dan jika motor digunakan sebagai
rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh generator maka rotor diputar dengan kecepatan
gaya Lorenz (F) pada rotor cukup besar untuk yang lebih besar dari kecepatan sinkronnya.
memikul kopel beban, rotor akan berputar Dengan kecepatan rotor yang melebihi
searah dengan medan putar stator. Seperti yang kecepatan sinkron dapat dikatakan generator
sudah disebutkan sebelumnya bahwa tegangan induksi bekerja pada slip negatif.
induksi timbul karena terpotongnya batang Pada saat motor induksi digunakan sebagai
konduktor rotor oleh medan magnet putar generator induksi maka diperlukan daya reaktif
stator. Artinya agar adanya tegangan terinduksi atau daya magnetisasi untuk menghasilkan
maka diperlukan relatif antara kecepatan medan tegangan pada terminal keluarannya. Dan yang
magnet putar stator (Ns) dan kecepatan putar berfungsi sebagai penyedia daya reaktif adalah
rotor (Nr). Dan perbedaan antara Ns dan Nr ini kapasitor yang besarnya disesuaikan dengan
disebut dengan slip (S). yang dinyatakan kebutuhan daya reaktif.
dengan : Kebutuhan daya reaktif dapat dipenuhi
dengan memasang satu unit kapasitor pada
(𝑵𝒔 − 𝑵𝒓 ) terminal keluaran, dimana kapasitor menarik
𝑺= 𝑵𝒔
𝒙 𝟏𝟎𝟎% (3)
daya reaktif kapasitif atau dengan kata lain
kapasitor memberikan daya reaktif induktif
Daya keluaran mesin saat digunakan sebagai menggunakan hubungan segitiga daya maka
generator adalah : dapat diketahui daya reaktif total (Q), yaitu :
+
2.6 Kapasitor Terhubung C-2C M ~
Pada hubungan kapasitor C-2C maka
motor induksi rotor sangkar tiga fasa hubungan -
Generator Wattmeter
delta dioperasikan seakan akan sebagai Power Motor
DC
Induksi Beban tiga
suplai Hubungan fasa
generator fasa tunggal. Untuk suatu motor DC Shunt Y Kapasitor
Penguat
induksi tiga fasa dengan tegangan antar fasa VL- V
Hubungan Y
P S cos S. pf (2.26)
∆𝑄 = 𝑘2 . 𝑄𝑚
-
Generator Wattmeter
Power Motor Induksi Beban tiga
suplai DC Hubungan fasa
DC Shunt Y Kapasitor
Penguat
Hubungan = 1,49 .645,9
V
Voltmeter
= 962,4 𝑉𝐴𝑅
962,435
Tacho
Frekuensi
=
meter
meter f 3 .3802 .2 .3,14 .50
+ = 7,07 µ𝐹
M ~
Voltmeter = 3 𝑥 7,07
𝑄
𝑄𝑓𝑎𝑠𝑎 = bintang juga dan kemudian dibebani dengan
3
beban resistif yang bervariasi sampai dengan
1964,22
= = 321,407 𝑉𝐴𝑅 keadaan beban maksimum. Tabel 4.2 berikut
3
𝑄𝑓𝑎𝑠𝑎
memperlihatkan hasil dari pengujian kapasitor
𝐼𝑓𝑎𝑠𝑎 = terhubung bintang dengan nilai 25 µF.
𝑉𝑓𝑎𝑠𝑎
321,407
= = 0,8458 𝐴 Untuk tegangan konstan 220 V
380
Dan untuk menentukan besarnya nilai Tabel 4.2 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor
kapasitansi kapasitor untuk hubungan C-2C Bintang Dengan Beban Resistif Dan Tegangan
maka digunakanlah rumus 2.30 dan 2.31 seperti Konstan
dibawah ini : Tegangan Frekuensi Beban Putaran
𝐼𝑓𝑎𝑠𝑎 (VLN) (Hz) (Watt) (Rpm)
𝐶1 =
2𝜋𝑓𝑉𝑓𝑎𝑠𝑎 220 51 15 1571
0,8458 220 52 25 1582
=
2 .3,14 .50 .380 220 52 40 1623
= 7,0885 𝜇𝐹 220 53 100 1650
𝐶2 = 2𝐶1 220 53 115 1681
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor
Bintang Dengan Beban Resistif Induktif Dan Delta Dengan Beban Resistif Pada Frekuensi
Tegangan Konstan Konstan
Teganga Frekuens Putara Tegangan Frekuensi Beban Putaran
n i Beban R Beban L n (VLL) (Hz) (W) (Rpm)
(Rpm
(VLN) (Hz) (Watt) (H) )
373 50 15 1512
220 52 15 4,8 1615
371 50 25 1512
220 53 25 4,8 1626
363 50 40 1512
220 53 40 4,8 1645
324 50 100 1512
220 54 100 4,8 1671
278 50 115 1512
220 55 115 4,8 1690
4.5 Pengujian Untuk Kapasitor Hubungan
Untuk frekuensi konstan 50 Hz Delta Beban Resistif Induktif (RL)
Untuk pengujian beban resistif kapasitif ini
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor
generator induksi dibebani dengan beban
Bintang Dengan Beban Resistif Induktif Dan
resistif yang berbeda dan diparalelekan dengan
Frekuensi Konstan beban indukstif sebesar 4,8 H sehingga
Beban
Tegangan Frekuensi R Beban L Putaran diperoleh data penelitian berikut ini :
VLL (V) (Hz) (W) H (rpm)
374 50 15 4,8 1503 Untuk tegangan konstan 220 V
367 50 25 4,8 1503
353 50 40 4,8 1503 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor
350 50 100 4,8 1503 Delta Dengan Beban Resistif Induktif Pada
349 50 115 4,8 1503 Tegangan Konstan
Tegangan Frekuensi Beban Beban L Putaran
4.4 Pengujian Untuk Kapasitor (VLN) (Hz) (Watt) (H) (Rpm)
Hubungan Delta Beban Resistif (R) 220 45 15 4,8 1221
Pada pengujian ini generator terhubung 220 45 25 4,8 1287
bintang dan kapasitor terhubung delta pada 220 46 40 4,8 1352
kumparan stator generator dengan nilai 220 47 100 4,8 1377
kapasitansi kapasitor sebesar 8 µF, nilai ini 220 47 115 4,8 1413
merupakan nilai yang dibulatkan dari hasil
perhitungan sebesar 7,07 µF disini generator Untuk frekuensi konstan 50 Hz
dibebani dengan beban resisistif yang bervariasi
sehingga diperoleh hasil pengujian pada tabel Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor
dibawah ini : Delta Dengan Beban Resistif Induktif Pada
Frekuensi Konstan
Untuk tegangan konstan 220 V Tegangan Frekuensi Beban R Beban L Putaran
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hubungan Kapasitor VLL Hz W H Rpm
Delta Dengan Beban Resistif Pada Tegangan 373 50 15 4,8 1512
Konstan 366 50 25 4,8 1512
Tegangan Frekuensi Beban Putaran 357 50 40 4,8 1512
(VLN) (Hz) (Watt) (Rpm) 352 50 100 4,8 1512
220 45 15 1285 350 50 115 4,8 1512
220 45 25 1307
220 46 40 1317 4.6 Pengujian Untuk Kapasitor Hubungan
220 46 100 1358 C-2C Beban Resistif (R)
220 47 115 1403 Pada pengujian ini kumparan stator dari
generator terhubung delta yang dihubungkan
Untuk frekuensi konstan 50 Hz dengan kapasitor hubungan C-2C. dan
generator ini dibebani dengan beban resistif
yang bervariasi dan kapasitansi kapasitor
DAFTAR PUSTAKA
[9]. L.Robinson., D.G Holmes., A Single Elektro di Institut Sains dan Teknologi Nasional
Phase Self-Exited Induction Generator (ISTN) Jakarta pada tahun 2010 dan sekarang
With Voltage And Frequency Regulation mengajar di Program Studi Teknik Listrik
For Use In A Remote Area Power Supply. Politeknik Negeri Padang.
Biodata penulis