Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN PEMBELAJARAN

FILUM AMPHIBI
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keanekaragaman Hewan yang dibina
Oleh: Dr. Ibrohim, M.Si dan Bagus, S.Si., M.Si., M.Sc.

Asisten: Ghalia Nowafi, Etis Prasila, Nur Qomariyah, M. Hisyam Baidlowi

Oleh:
Gusti Bagus Wibawa Putra
170342615565
Kelas/Off G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI, PROGRAM STUDI BIOLOGI
LABORATORIUM STRUKTUR PERKEMBANGAN DAN TAKSONOMI HEWAN
OKTOBER 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Amphibi merupakan kelompok terkecil di antara vertebrata lainnya dengan jumlah
sekitar 7.942 spesies. Amphibi juga merupakan hewan berdarah dingin sehingga dapat
dikatakan bahwa amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri yang sama seperti ikan
dan reptil, sehingga hewan pada filum ini memerlukan matahari untuk menghangatkan
badannya. Amphibi mengawali hidup diperairan dan melakukan pernapasan menggunakan
insang, seiring dengan pertumbuhan pernapasannya yaitu paru-paru dan kakinya berkembang
dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan. Amphibi memiliki tiga Ordo yaitu Anura
(katak), Caudata (salamander), dan Gymnophiona (caecilian),di mana 7.017 merupakan katak
dan kodok, 716 merupakan kadal baru dan salamander, dan 209 merupakan caecilian
(Ville,1999).

2.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ciri umum hewan filum Amphibi?
2. Bagaimana habitat dan penyebaran filum Amphibi?
3. Bagaimana klasifikasi hewan dengan penggunaan Dendogram pada filum Amphibi
yang diamati?
4. Bagaimana struktur morfologi hewan filum Amphibi?
5. Bagaimana struktur anatomi hewan filum Amphibi?

2.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan ciri umum dari hewan filum Amphibi.
2. Menjelaskan habitat dan penyebaran hewan filum Amphibi.
3. Menjelaskan klasifikasi hewan dengan penggunaan Dendogram pada filum Amphibi
yang diamati.
4. Menjelaskan struktur morfologi dari hewan filum Amphibi.
5. Menjelaskan struktur anatomi dan sistem tubuh hewan filum Amphibi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ciri Umum Kelas Amphibia


Amphibia sebagian besar hewan yang menghabiskan tahap awal siklus
kehidupannya di dalam air, dari bentuk larva berupa kecebong yang bernapas dengan insang
luar kemudian larva mengalami metamorfosis menjadi anak katak dengan alat pernapasan
berupa paru-paru. Ada beberapa yang tidak pernah meninggalkan air dan yang lainnya ada
yang tidak pernah masuk ke dalam air pada tahap tertentu dari siklus kehidupannya. Ada juga
yang tidak punya paru-paru sampai dewasa dan bernapas melalui kulit, karenanya kulit
tersebut selalu basah dan glandular (Stlzoo, 2018).

Gambar, Sachatamia albomaculata Yellow-flecked Glassfrog(AmphibiaWeb, 2018)

2.2 Klasifikasi Amphibia


Kelas AMPHIBIA
Subkelas Apsidospondyli
Superordo Labirinthodonta
Ordo Temnospondyli
Ordo Anthracosauria
Superordo Salientia
Ordo Proanura
Ordo Anura (katak dan kodok)
Familia Ada 17 familia: Pipidae, Discoglossidae,
Rhinophrynidae, Pelobatidae, Leptodactylidae,
Bufonidae, Rhinodermatidae, Dendrobatidae,
Atelopidae, Hylidae, Centrolenidae,
Heleophrynidae, Pseudidae, Ranidae,
Rhacophoridae, Microhylidae, Phrynomeridae.
Subkelas Lepospondyli
Ordo Aistopoda
Ordo Nectridia
Ordo Caudata atau Urodela
Familia Ada 8 familia: Hynobiidae, Cryptobranchidae,
Ambystomidae, Salamandridae, Amphiunidae,
Plethodontidae, Proteidae, Sirenidae.
Ordo Gymnophiona atau Apoda
Familia Caeciliidae
Tabel Klasifikasi Kelas Amphibia (Sukiya, 2001).

Kerangka pada Amphibi diadaptasi dalam bentuk primitif berjalan. Kerangkanya relatif
tidak beraturan dengan kolom vertebral yang panjang. Kaki belakang memiliki ukuran yang
sama dengan humerus dan tulang paha yang diadakan secara horizontal ke tubuh. Hewan-
hewan memajukan kaki diagonal mereka setiap kali tubuh membungkuk. Sistem otot pada
amphibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem
otot pada ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill
apertura (operculum atau penutup lubang celah insang) (Miller, 1999).

Amfibi memiliki jantung tiga bilik yang memiliki dua atria dan satu ventrikel
daripada jantung dua bilik ikan. Dua atria menerima darah dari dua sirkuit yang berbeda
(paru-paru dan sistem). Ada beberapa pencampuran darah di ventrikel jantung, yang
mengurangi efisiensi oksigenasi. Keuntungan dari pengaturan ini adalah tekanan tinggi pada
pembuluh darah mendorong darah ke paru-paru dan tubuh. Pencampuran diredakan oleh
punggungan di dalam ventrikel yang mengalihkan darah kaya oksigen melalui sistem
sirkulasi sistemik dan darah terdeoksigenasi ke sirkuit pulmokutan dimana pertukaran gas
terjadi di paru-paru dan melalui kulit. Untuk alasan ini, amfibi sering digambarkan memiliki
sirkulasi ganda (Lumen, 2018).
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka berada di air sehingga
tidak memerlukan banyak kelenjar mukus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini banyak terdapat
pada katak (frog) dan kodok (toad) darat, khususnya pada lidahnya, yang digunakan untuk
menangkap mangsa. Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding
mulutnya. Ada beberapa amphibia yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar
bangsa amphibia mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (Protrusible tongue) serta
pada katak dan kodok lidah digulung ke belakang bila tidak digunakan. Esofagus pendek
dapat dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia
menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada
katak dan kodok terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka
(Storer, 1983).
Amfibi bereproduksi secara seksual secara eksternal maupun internal. Mereka menarik
pasangan dengan berbagai cara. Misalnya, suara katak yang keras adalah panggilan kawin
mereka. Setiap spesies katak memiliki panggilan khas tersendiri yang anggota lain dari
spesies mengakui sebagai milik mereka. Kebanyakan salamander menggunakan indera
penciuman mereka untuk menemukan pasangan. Laki-laki menghasilkan bau kimia yang
menarik betina dari spesies (CK-12, 2018).
Pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak tengah. Telensefalon merupakan
bagian penciuman, sehingga memperluas hemisfer cerebral. Lineal body ditemukan pada
semua amfibi, tapi pada Anura memiliki parietal body atau ujung organel pineal. Cerebellum
pada amfibi sangat kecil yang menyebabkan amfibi bergerak lamban, kecuali pada Caecilia.
Amfibi hanya memiliki 10 saraf kranial. Akar dorsal dan ventral dari saraf spinal bergabung
melalui foramen invertebrate (Miller,1999).
DAFTAR PUSTAKA

AmphibiaWeb. 2018. Species By The Number. (Online),


https://amphibiaweb.org/amphibian/speciesnums.html . Diakses pada tanggal 3
November 2018.
AmphibiaWeb. 2018. Sachatamia albomaculata . (Online),
https://amphibiaweb.org/cgi/amphib_query?where-genus=Sachatamia&where-
species=albomaculata. Diakses pada tanggal 4 November 2018.
CK-12. 2018. Amphibian Reproduction. (Online),
https://www.ck12.org/book/CK-12-Biology-Concepts/section/12.11/. Diakses pada
tanggal 3 November 2018.
Lumen. 2018. Overview of the Circulatory System. (Online),
https://courses.lumenlearning.com/boundless-biology/chapter/overview-of-the-
circulatory-system/.
Miller, S.A. and J.B. Harley. 1999. Zoology. Fourth Edition. Boston: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Stlzoo. 2018. Amphibians . (Online),
https://www.stlzoo.org/animals/abouttheanimals/amphibians . diakses tanggal 3 Maret
2018
Storer, T. I., R.L. Usinger, R.C. Stebbins and J.W. Nybakken. 1983. General Zoologi. New
York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai