FILUM AMPHIBI
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keanekaragaman Hewan yang dibina
Oleh: Dr. Ibrohim, M.Si dan Bagus, S.Si., M.Si., M.Sc.
Oleh:
Gusti Bagus Wibawa Putra
170342615565
Kelas/Off G
2.3 Tujuan
1. Mendiskripsikan ciri umum dari hewan filum Amphibi.
2. Menjelaskan habitat dan penyebaran hewan filum Amphibi.
3. Menjelaskan klasifikasi hewan dengan penggunaan Dendogram pada filum Amphibi
yang diamati.
4. Menjelaskan struktur morfologi dari hewan filum Amphibi.
5. Menjelaskan struktur anatomi dan sistem tubuh hewan filum Amphibi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kerangka pada Amphibi diadaptasi dalam bentuk primitif berjalan. Kerangkanya relatif
tidak beraturan dengan kolom vertebral yang panjang. Kaki belakang memiliki ukuran yang
sama dengan humerus dan tulang paha yang diadakan secara horizontal ke tubuh. Hewan-
hewan memajukan kaki diagonal mereka setiap kali tubuh membungkuk. Sistem otot pada
amphibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem
otot pada ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill
apertura (operculum atau penutup lubang celah insang) (Miller, 1999).
Amfibi memiliki jantung tiga bilik yang memiliki dua atria dan satu ventrikel
daripada jantung dua bilik ikan. Dua atria menerima darah dari dua sirkuit yang berbeda
(paru-paru dan sistem). Ada beberapa pencampuran darah di ventrikel jantung, yang
mengurangi efisiensi oksigenasi. Keuntungan dari pengaturan ini adalah tekanan tinggi pada
pembuluh darah mendorong darah ke paru-paru dan tubuh. Pencampuran diredakan oleh
punggungan di dalam ventrikel yang mengalihkan darah kaya oksigen melalui sistem
sirkulasi sistemik dan darah terdeoksigenasi ke sirkuit pulmokutan dimana pertukaran gas
terjadi di paru-paru dan melalui kulit. Untuk alasan ini, amfibi sering digambarkan memiliki
sirkulasi ganda (Lumen, 2018).
Katak air butuh sedikit kelenjar oral, karena makanan mereka berada di air sehingga
tidak memerlukan banyak kelenjar mukus di mulut. Kelenjar-kelenjar ini banyak terdapat
pada katak (frog) dan kodok (toad) darat, khususnya pada lidahnya, yang digunakan untuk
menangkap mangsa. Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding
mulutnya. Ada beberapa amphibia yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar
bangsa amphibia mempunyai lidah yang dapat dijulurkan keluar (Protrusible tongue) serta
pada katak dan kodok lidah digulung ke belakang bila tidak digunakan. Esofagus pendek
dapat dibedakan dari lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia
menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil dan usus besar, pada
katak dan kodok terdapat usus yang relatif panjang, menggulung yang membuka ke kloaka
(Storer, 1983).
Amfibi bereproduksi secara seksual secara eksternal maupun internal. Mereka menarik
pasangan dengan berbagai cara. Misalnya, suara katak yang keras adalah panggilan kawin
mereka. Setiap spesies katak memiliki panggilan khas tersendiri yang anggota lain dari
spesies mengakui sebagai milik mereka. Kebanyakan salamander menggunakan indera
penciuman mereka untuk menemukan pasangan. Laki-laki menghasilkan bau kimia yang
menarik betina dari spesies (CK-12, 2018).
Pusat kegiatan otak berada pada bagian dorsal otak tengah. Telensefalon merupakan
bagian penciuman, sehingga memperluas hemisfer cerebral. Lineal body ditemukan pada
semua amfibi, tapi pada Anura memiliki parietal body atau ujung organel pineal. Cerebellum
pada amfibi sangat kecil yang menyebabkan amfibi bergerak lamban, kecuali pada Caecilia.
Amfibi hanya memiliki 10 saraf kranial. Akar dorsal dan ventral dari saraf spinal bergabung
melalui foramen invertebrate (Miller,1999).
DAFTAR PUSTAKA