Anda di halaman 1dari 3

P2

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh % suspensi terhadap konversi hidrolisa pati


Pada praktikum ini, variabel yang digunakan pada praktikum ini adalah %
suspensi dan dicari hubungan dengan konversi hidrolisa pati menjadi glukosa,
data yang didapat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
0.9
0.8
0.7
0.6
Konversi (Xa)

0.5
0.4 6% suspensi
0.3
8% suspensi
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25 30
t (menit)
Gambar 4.1 Pengaruh % suspensi terhadap konversi hidrolisa pati
Pada gambar 4.1 dapat dilihat hubungan konversi hidrolisa pati terhadap
waktu semakin lama waktu semakin meningkat, pada menit 5, konversi pada
larutan 6% suspensi sebesar 0.192 dan pada larutan 8% suspensi sebesar 0.148,
seiring bertambahnya waktu konversi semakin meningkat sampai pada waktu 25
menit konversi 6% suspensi sebesar 0.804 dan larutan 8% suspensi sebesar 0.798.
dapat disimpulkan bahwa larutan 6% suspensi memiliki konversi yang lebih besar
daripada larutan 8% suspensi tiap menitnya.
Menurut Indra dan Retno (2010), bahwa kecepatan reaksi hidrolisa pati
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: waktu hidrolisa, suhu hidrolisa, konsentrasi
katalis, pengadukan, dan kadar suspensi partikel. Pada praktikum kali ini, variabel
yang diteliti adalah kadar suspensi partikel tepung beras. Suspensi merupakan
larutan yang mengandung partikel padat tidak terlarut yang terdispersi dalam fase
cair (Panggabean,2014). Dalam percobaan ini padatan yang tidak terlarut adalah
amilopektin yang terdispersi dalam air. Kadar suspensi partikel memiliki
pengaruh terhadap kesetimbangan arah reaksi, dimana semakin kecil kadar
suspensi membuat arah reaksi bergerak ke arah produk, yang pada akhirnya
mempengaruhi kecepatan reaksi pula. Hal ini disebabkan oleh semakin sedikit
kadar suspensi maka kadar air dalam larutan akan semakin banyak dan semakin
mudah menghidrolisa pati yang ada. Menurut reaksi :

11
P2

(𝐶6 𝐻12 𝑂6 )𝑛 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶6 𝐻12 𝑂6


𝐴𝑚𝑖𝑙𝑜𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎
(Indra & Retno, 2010)
Semakin banyak air yang ada maka pati yang dihidrolisa akan semakin banyak
dan cepat, hal ini yang mempengaruhi konversi pati semakin besar pada larutan
dengan kadar suspensi lebih kecil.
Hasil praktikum yang didapatkan sesuai dengan teori yang telah dijelaskan
diatas, bahwa semakin kecil % supensi semakin besar konversinya. Pada
praktikum ini larutan 6% suspensi memiliki konversi yang lebih besar di setiap
menitnya dibandingkan larutan 8% suspensi, hal ini disebabkan oleh larutan 6%
suspensi yang membuat arah reaksi hidrolisa semakin menuju produk sesuai
dengan teori diatas.
4.2 Pengaruh % suspensi terhadap konstanta laju reaksi
Pada praktikum ini, variabel yang digunakan pada praktikum ini adalah %
suspensi dan dicari hubungan dengan konstanta laju reaksi hidrolisa pati, data
yang didapat dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1.8
1.6
y = 0.0652x
1.4 R² = 0.9788
1.2
ln (1/1-Xa)

1
6% suspensi
0.8
0.6 8% suspensi
0.4 y = 0.0554x
0.2 R² = 0.9422

0
0 5 10 15 20 25 30
t ( menit )
Gambar 4.2 Pengaruh % suspensi dengan konstanta laju reaksi

Pada gambar 4.2 dapat dilihat hubungan ln(1/1-Xa) terhadap waktu, dari
grafik tersebut kita mendapatkan persamaan sehingga dapat dicari nilai konstanta
laju reaksi tiap reaksi dari slopenya. Larutan 6% suspensi memiliki nilai konstanta
laju reaksi 0.0652/menit dan larutan 8% suspensi memiliki nilai konstanta laju
reaksi 0.0554/menit. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan 6%
suspensi memiliki nilai konstanta laju reaksi yang lebih besar dibanding larutan
8% suspensi.
Menurut Mastuti (2010), perbandingan air dengan pati harus memiliki
perbandingan yang tepat agar hidrolisa berjalan dengan cepat dan baik, jika
jumlah pati berlebihan, tumbukan antar pati dan air akan berkurang sehingga

12
P2

mengurangi kecepatan reaksi, bila terlalu berlebihan, kebutuhan energi untuk


memekatkan hasil hidrolisa akan besar.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapatkan
sesuai dengan teori yang ada, dimana larutan 6% suspensi memiliki konstanta laju
reaksi lebih besar dibandingkan larutan 8% suspensi. Hal ini disebabkan oleh
semakin banyak jumlah air maka tumbukan antar partikel pati dengan air akan
semakin banyak sehingga reaksi yang berjalan lebih cepat. Hal yang memengaruhi
kecepatan reaksi juga adalah penambahan katalis. Menurut Indra dan Retno
(2010) bahwa katalis akan memperbesar kecepatan reaksi, namun penambahan
katalis pada percobaan ini sama besarnya sehingga pengaruh yang diteliti adalah
perbedaan % suspensi. Sesuai dengan perhitungan larutan 6% suspensi memiliki
jumlah pati 26.7125 gram dengan air 416.65 ml, sedangkan larutan 8% suspensi
memiliki jumlah pati 35.76 gram dengan air 409.41 ml. Sesuai dengan reaksi :
(𝐶6 𝐻12 𝑂6 )𝑛 + 𝐻2 𝑂 → 𝐶6 𝐻12 𝑂6
𝐴𝑚𝑖𝑙𝑜𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎
(Indra & Retno, 2010)
Dapat dilihat bahwa larutan 6% suspensi akan memiliki jumlah H2O yang lebih
banyak dan jumlah pati yang perlu dihidrolisa semakin sedikit, sehingga laju
reaksi yang berlangsung lebih cepat karena tumbukan yang terjadi pada larutan
6% suspensi lebih banyak dibandingkan larutan 8% suspensi sehingga laju reaksi
pada larutan 6% suspensi lebih tinggi. Larutan dengan % suspensi yang besar akan
membuat larutan lebih kental dan membuat proses hidrolisa tidak berjalan dengan
baik atau sempurna (Risnoyatiningsih, 2011).

13

Anda mungkin juga menyukai