Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permukaan yang menghubungkan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan

tanah yang lebih rendah disebut lereng (Handayani, 2014). Lereng dapat terjadi secara

ilmiah atau buatan manusia. Jika tanah tidak horisontal, suatu komponen gravitasi akan

cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika kompoen gravitasi cukup besar,

kegagalan lereng akan terjadi, yakni massa tanah dapat meluncur jatuh atau terjadi

longsor. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya,

oleh sebab itu analisis stabilitas lereng sangat diperlukan (Pangemanan, 2014). Stabilitas

lereng erat kaitannya dengan longsor atau gerakan tanah yang merupakan proses

perpindahan massa tanah secara alami dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih

rendah (Handayani, 2014).

Perhitungan nilai faktor keamanan merupakan cara untuk menganalisis

kestabilan suatu lereng dengan menggunakan data sifat fisik tanah, mekanika tanah

(geoteknis tanah) dan bentuk geometri lereng (Handayani, 2014). Faktor keamanan

adalah perbandingan antara gaya penahan dan gaya penggerak yang bekerja pada suatu

bidang miring. Kestabilan lereng pada daerah jalan atau tebing yang berada dekat

dengan aktivitas manusia harus sangat diperhitungkan karena menyangkut pada

persoalan keselamatan manusia. Sehingga dapat dipahami bahwa analisis kestabilan

lereng merupakan suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya bencana yang

fatal. Analisis stabilitas lereng mempunyai peran yang sangat penting pada perencanaan

konstruksi-konstruksi (Pangemanan, 2014). Analisis kestabilan lereng harus berdasarkan

model yang akurat mengenai kondisi material bawah permukaan, kondisi air tanah dan

1
pembebanan yang mungkin bekerja pada lereng. Analisis kestabilan lereng diperlukan

untuk memperhitungkan nilai faktor keamanan lereng (FS) dan desain lereng stabil.

Oleh sebab itu penelitian terhadap kestabilan lereng dengan penggunaan metode-

metode-metode yang berkaitan sangatlah diperlukan. Hasil dari penelitian ini dapat

direkomendasikan sebagai solusi dalam penanganan mencegah kelongsoran pada

lereng.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian kali adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana tingkat kestabilan lereng di Desa Mamampang, Kecamatan

Tombolopao, Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana sifat kuat massa batuan dan penyanggaan yang disarankan di

daerah penelitian?

3. Bagaimana menganalisis jenis longsoran yang mungkin terjadi di Desa

Mamampang, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penenlitian yang bertempat di daerah Mamampang, Kabupaten

Gowa, Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat kestabilan lereng di Desa Mamampang, Kecamatan

Tombolopao, Kabupaten Gowa.

2. Menganalisis sifat dari kuat massa batuan dan penyanggaan yang

disarankan di daerah penelitian.

3. Menganalisis jenis longsoran yang terjadi di daerah penelitian.

2
1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi

tentang tingkat rawan kelongsoran di daerah tersebut sehingga masyarakat mengetahui

daerah atau titik yang rawan longsor.

1.5 Peta Tunjuk Lokasi

Gambar 1.1 Peta tunjuk lokasi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai